"Nanti setelah pulang dari mall, kita langsung ke hotel, ya?" ucap Gerald, suaranya terdengar santai, namun penuh makna tersembunyi. Dinara tersentak, jantungnya berdebar kencang. "Maaf, Pak, saya tidak bisa," jawabnya, suaranya bergetar menahan amarah dan ketakutan. "Kenapa? Kamu takut orang lain tahu?" Gerald menyeringai, matanya menyorot sinis ke arah Dinara. "Tenang saja, kita akan ke hotel yang aman dan rahasia." "Bukan itu, Pak. Saya benar-benar tidak bisa," tegas Dinara, berusaha menjaga ketenangannya. "Tidak bisa? Kamu pikir kamu bisa menolakku? Kita terikat kontrak, ingat?" Gerald menaikkan nada bicaranya, tangannya menggenggam erat setir, seolah mengancam. "Kalau kamu tidak mau, aku tidak akan mengantarmu pulang." Dinara terdiam, pikirannya berputar mencari jalan keluar. "Pak, saya ... saya ingin menjenguk seseorang di rumah sakit dulu," ucap Dinara, suaranya terdengar lirih. "Setelah itu, baru saya bisa menemani Anda ke hotel." Gerald mengerutkan kening, "Rum
Baca selengkapnya