Azka, dengan mata polosnya, menatap Dinara penuh tanya. "Mama, kapan kita pulang ke rumah Papa?" Dinara menghela napas. Sudah berulang kali Azka bertanya hal yang sama. Hatinya pedih melihat putranya merindukan sang papa. "Sayang, kita tinggal di sini dulu, ya?" jawabnya lembut. "Kenapa? Aku kangen Papa," rengek Azka. Dinara mendekap erat Azka dalam pelukannya. "Mama juga kangen Papa, Sayang. Tapi, Papa lagi sibuk, jadi kita tinggal di sini dulu, bareng Tante Nada." "Sibuk apa, Ma?" tanya Azka, matanya masih berkaca-kaca. Dinara terdiam. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada Azka tentang perselingkuhan dan pernikahan Reno? Bagaimana dia bisa mengatakan bahwa pria yang selama ini Azka panggil Papa, kini telah menikah dengan wanita lain? "Papa lagi kerja keras, Sayang. Biar kita bisa bahagia," jawab Dinara, suaranya bergetar. "Tapi, aku pengen ketemu Papa," Azka kembali merengek. "Nanti, ya, Sayang. Nanti kita ketemu Papa. Sekarang, kamu main dulu sama mainan kamu, ya?" Dinara be
Read more