Semua Bab Mendadak Dinikahi CEO Arogan: Bab 81 - Bab 90

102 Bab

79.

Jika tebakan Zea benar, Zea bersumpah akan menyunat Natan sekali lagi, tidak ada tangis seperti wanita tersakiti seperti di suara hati istri. Hanya akan ada Zea yang bar-bar untuk balas dendam.Tentu saja Natan tidak akan tinggal diam mendengar tuduhan sang istri, pengusaha muda itu langsung menggeleng cepat. Bisa terancam ketentraman si rudal jika Zea sampai tantrum karena kesalahpahaman.“Tidak ... tidak begitu juga, Sayang. Aku mana berani selingkuh dari kamu.” Nathan menjawab cepat. “Apalagi menurut aku tidak ada wanita yang lebih menarik daripada kamu di dunia ini.”Bukannya melembut tatapan Zea malah semakin menajam. “Jadi nanti setelah aku udah gak menarik lagi kamu bakal pergi ninggalin aku, iya?” Zea langsung berdiri dengan kedua tangan ia letakkan di pinggang.Glek!Nathan menelan ludahnya dengan brutal. ‘Oh God! Kenapa dia tiba-tiba menyeramkan seperti ini?’ “Jawab aku, Mas Natan! Apa nanti setelah aku udah nggak
Baca selengkapnya

80. Umpatan

“Jangan tatap gue kayak gitu, Dio. Mau lo mata lo itu congkel?” Alea sangat ngeri ditatap tak berkedip seperti itu oleh manusia macam Dio.“Mata juga mata gue, kenapa lo yang sewot?” Dio si tengik itu tidak akan kehilangan akal itu menyahut yang akan membuat lawan bicaranya kesal.“Pergi ke bangku lo sana, pengawas ujian udah masuk tuh.” Saat Alea ingin mengusir Dio, pas sekali pengawas ujian sudah memasuki ruangan ujian.Mau tak mau si Dio harus bergerak ke bangku karena ujian akan segera dimulai.“Kenapa nggak di terima aja sih si Dio? Dia nggak jelek-jelek amat padahal.” Zea menyenggol lengan Alea yang tampak merenung setelah Dio pergi.Zea menebak sepupunya itu sedang memikirkan Dio yang akan menyatakan cinta padanya.“Sekali gue bilang nggak ya, enggak. Gue nggak sudi punya pacar bekas orang sinting kayak dia, paham ‘kan?” semprot Alea membuat Zea tertawa seketika.“Sensi amat, Beb. Inget, jangan terlalu benci. Gue udah berkali-kali peringatin kalau benci sama cinta itu beda tipi
Baca selengkapnya

81. Salah

Sebelum tangan Elena mencapai rambutnya, Zea lebih dulu menangkap tangan wanita licik itu.“Jangan harap bisa nyentuh saya, Tante.” Zea menunjukkan wajah tak kalah licik daripada Elena. “Saya bukan lawan sepadan untuk Anda.”Setelah mengucapkan kalimat-kalimat yang tentunya bisa membuat Elena kena mental, Zea langsung menutup pintu begitu saja.Akhirnya Zea benar-benar sudah berada di dalam ruangan kebesaran suaminya.Sedangkan berada di luar ruangan, Elena tak hentinya mengumpat karena lagi dan lagi dia merasa direndahkan oleh gadis berseragam SMA macam Zea.“Lihat saja nanti, aku akan balas gadis itu. Aku masih heran, kenapa bisa Natan malah jatuh cinta pada gadis setengah jadi itu.”Setengah jadi yang Elena maksud mungkin karena selama ini Zea menunjukkan sikap bar-bar nya. Lantas Elena merasa Zea itu tidak bisa anggun.“Sudah aku katakan jangan berurusan dengan tunggangannya Natan, kamu tidak akan pernah bisa mengalahkannya dari segi apapun.” Darren tiba-tiba saja sudah berada tep
Baca selengkapnya

82. Dosa

Natan bersedia mengaku salah agar Zea tidak dalam mode senggol bacok terlalu lama.Cukup lama Zea mengomel dan Natan terus meladeni setiap celotehan sang istri, hingga sekarang Zea kelelahan sendiri dan berakhir terlelap dalam pangkuan Natan.Natan terkekeh kecil mendengar nafas Zea sudah teratur. “Dia kelelahan karena terus ngomong, kasian istriku.” Natan mengecup gemas ubun-ubun sang istri.Karena kasian Zea tidur tidak nyaman di pangkuannya, Natan memindahkan Zea ke dalam kamar kecil yang ada di dalam ruangannya. Kamar itu biasan Natan gunakan untuk beristirahat setiap kali lembur.“Tunggu sebentar lagi, Baby. Aku selesaikan semua pekerjaan ku dulu, setelah itu kita pulang.” Natan berbicara pada Zea yang tertidur, jelas dia tidak akan mendapatkan jawaban.Natan kembali mengerjakan semua pekerjaannya yang tersisa hari ini, hingga waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, barulah Natan benar-benar menyelesaikan semua pekerjaannya hari ini
Baca selengkapnya

82. Pertanyaan Natan

Natan benar-benar menepati janjinya, pria itu benar-benar mengajak Zea jalan. Kali ini Natan tidak dengan mobil seperti biasanya, melainkan dengan motor sport sesuai dengan permintaan Zea.Tadi siang Zea sempat meminta ingin jalan-jalan keliling kota dengan motor sport. Tentu saja Natan langsung mengiyakan permintaan Zea daripada terjadi perdebatan lagi di antara mereka.“Ada yang salah dengan penampilan aku?” Natan menatap dirinya sendiri dari atas sampai bawah.Pria itu salah tingkah diperhatikan tanpa berkedip seperti sekarang oleh Zea.“Ini beneran kamu?” Zea masih saja terbengong sambil mengelilingi tubuh Natan.“Iya lah aku, emang kamu pikir aku ini siapa?” Natan semakin bingung melihat Zea yang terus saja memperhatikan dirinya dengan begitu intens.“KOK BISA BEDA?” Zea berteriak mengeluarkan suara oktafnya membuat Natan spontan menutup telinga. “Ini kayak bukan kamu tau nggak sih, Mas.” Zea berhenti tempat di hadapan Natan.“Aku terlihat aneh ya berbadan seperti ini.” Natan mem
Baca selengkapnya

84.

Zea mematung mendengar pertanyaan sang suami yang mampu membuat jantungnya berdetak karuan. ‘Gue harus jawab apa? Kenapa mesti nanyain hal ini sekarang?’ batin Zea menjerit.Sungguh Zea bingung harus menjawab apa.“Apa hati kamu masih dikuasai pria itu?” Natan kembali bertanya karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Zea setelah menunggu sekian menit lamanya.“Pria itu mana lagi, Mas?” tanya Zea bak orang bodoh.“Ya mantan kamu itulah, Baby. Siapa lagi memangnya?” Natan greget sendiri berbicara dengan Zea yang dalam mode polos bak Anes begini.“Kayaknya enggak deh, aku udah nggak pernah memikirkan dia lagi sekarang," jawab Zea tanpa pikir panjang.Dari jawaban Zea Natan seperti mendapatkan secercah harapan untuk masuk ke dalam hati istrinya sendiri.“Lalu bagaimana dengan aku?” Natan tak mengalihkan pandangan dari wajah ayu Zea yang sudah menjadi candunya selama ini.“Sebelum aku jawab pertanyaan kamu, boleh aku nanya sesuatu dulu?” Zea menatap mata tajam Natan tanpa rasa taku
Baca selengkapnya

86. jurus jitu

Zea keluar dari dalam toilet dengan nafas yang memburu bak habis dikejar anjing gila, penemuannya di toilet kantin sekolah barusan sangat membuat Zea merasa shock.“Lo kenapa, Zea? Hantu orang yang bundir itu bener-bener datengin lo.” Isi otak Anes tidak lain dan tidak bukan adalah hantu penasaran orang yang bunuh diri di sekolah ini.Zea menggeleng dengan wajah pucat pasi.“Terus lo kenapa? Jangan bikin gue panik deh.” Alea sedikit membentak karena Zea yang tak kunjung bersuara.“I-ini gue nemuin ini.” Tangan Zea bergetar memperlihatkan sesuatu yang ia temukan di dalam toilet tadi.Dahi Anes dan Alea berkerut selama beberapa saat, sampai beberapa saat setelahnya, Alea dan Anes ikutan menegang melihat benda yang Zea tenteng.“Lo hamil, Zea?” Anes yang polos tentu saja mengira benda tipis tersebut milik Zea karena di sekolah ini hanya Zea satu-satunya siswi yang sudah punya suami.“Bukan, bego. Ini bukan punya gue, gue cuma nemu ini di toilet.” Zea langsung membantah keras karena benda
Baca selengkapnya

87. Mau

Senyum di bibir Anes semakin melebar ketika melihat seseorang yang ia tunggu-tunggu sudah menampakkan wujudnya di antara keramaian parkiran sekolah malam ini.“Itu dia udah dateng.” Dengan begitu cerianya Anes menunjuk Darren yang baru saja keluar dari dalam mobil mewahnya.Secara spontan, Alea pun menengok ke sana.“Kelihatan banget muka nggak rela dia datang ke sini,” cibir Alea, tapi Anes hanya masa bodoh.Mau terpaksa kek, mau nggak kek, Anes mana peduli. Yang terpenting baginya hanya satu, A’a tampannya tetap menjadi pasangannya malam ini.“AKU DI SINI ‘A.” Anes melambaikan tangannya di antara keramaian.Melihat gadis pecicilan itu, Darren lantas mendengkus sambil mengayunkan kakinya menghampiri gadis polos yang berhasil mengancam dirinya sehingga mau tak mau dia harus datang ke acara seperti ini.“Gadis ini benar-benar—Arhhhg.” Darren hanya bisa mengerang marah seorang diri.Kalau marah di depan Anes, tentu saja Darren tidak akan pernah melakukan itu karena Darren tahu bahwa gad
Baca selengkapnya

88. Marah nggak jelas

“Tanggung jawab apa yang lo maksud?”“Jangan pura-pura lupa, Lea. Gue inget semua yang udah terjadi di antara kita.” laki-laki itu berbalik badan.Rasa bersalah terpancar jelas dari sorot matanya yang sayu, entah hanya perasaan Alea atau bagaimana, dia terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya.“Sorry gue nggak tau apa maksud lo, kalau lo ngajak gue ke sini cuma buat ngomongin hal yang gue nggak tau sama sekali mending gue balik lagi ke acara. Zea sana Anes pasti udah nungguin gue.” Alea memasang muka tak paham tapi tangannya justru terkepal kuat di balik rompi dress yang ia pakai.“Gue cewek itu bener-bener lo, Azalea Alexander.” Akas menekankan nama Alea.“Cewek itu yang mana, Kas. Gue nggak ngerti, gue ngerasa nggak ada ketemu sama lo setelah dari apartemen lo waktu itu.” Alea menepis ucapan Akas.‘Apa benar gue salah orang? Apa iya cewek itu bukan Alea? Tapi—’ Akas berperang dengan batinnya sendiri.Akas Sanga mengin
Baca selengkapnya

89. Suami kaya

Acara party malam ini berjalan begitu mulus dan sangat seru bagi orang-orang yang menikmatinya.Namun tidak dengan Dio, sang ketua kelas yang biasanya mengadakan konser di dalam kelas itu kini tampak lesu dan tidak bersemangat menari seperti teman-temannya yang lain.Sedangkan Alea yang menjadi penyebab galaunya Dio tidak merasa kasihan sama sekali.Sepertinya memang benar, tidak ada sedikitpun nama Dio terukir di hati mungil Alea. Malahan, Alea sedang berjoget heboh bersama kedua sahabatnya serta teman-teman satu kelasnya.“Ck, gue emang nggak ada artinya di mata dia.” Dio berdecak kesal.Rambutnya yang semula rapi, kini sudah berubah acak-acakan akibat tak henti-hentinya ia usap sajak tadi.“Jauhin dia!”“Asu!” Dio mengumpat sambil mengelus dada.“Gue pikir setan, ternyata malah kembarannya setan yang datengin gue,” gumam Dio tapi masih bisa didengar oleh seseorang yang menghampirinya.“Gue serius, ja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status