Home / Romansa / Suami Bayaranku Ternyata Big Boss / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Suami Bayaranku Ternyata Big Boss: Chapter 221 - Chapter 230

251 Chapters

221. Belajarlah Menjaga Batas Dari Wanita yang Sudah Menikah!

 ‘Aish, sial! Bajingan itu sedang apa?!’ batin Dan Theo kebak amarah. Tangannya mengepal geram seolah siap mematahkan tangan Frans, yang berlagak mencemaskan bahu istrinya. Terlebih lagi, kini jari Presdir Cosmo Group itu menyentuh rambut Annelies. Dan Theo benar-benar tak bisa diam terus. Dengan langkah berapi-api, pria itu pun menghampiri mereka. “Singkirkan tanganmu darinya!” tukas Dan Theo dingin. Frans menoleh. Dia baru sadar bahwa pria yang datang ternyata suami Annelies. “Oh? Tuan Dan Theo? Bukankah Anda sedang sibuk dengan pekerjaan? Annelies bilang Anda tidak bisa hadir ke acara saya,” katanya. “Apa yang kau lakukan pada istriku?” Dan Theo menyahut tanpa ekspresi. “Maaf?” Frans menyahut dengan alis bertaut. Dan Theo kian menjamkan sorot
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

222. Kenapa Aku Harus Melukai Suamiku?

 Dan Theo tercengang dengan tatapan tegang saat mendengar ucapan istrinya. Perubahan raut wajah itu, membuat manik Annelies gemetar. Artinya sang suami memang menyimpan rahasia! “Kenapa diam saja? Kau tidak akan menjelaskan tentang wanita itu?!” Annelies mendorongnya bicara. “Katakan, Dan Theo. Jelaskan padaku siapa dia? Kenapa dia bisa merindukanmu? Apa hubungan kalian? Dan kenapa kau tidak pernah bilang padaku, kalau ada wanita lain dalam hidupmu?!” Nada wanita itu semakin meninggi di akhir kalimatnya. Dadanya sampai kembang-kempis karena balon duri yang dia tahan selama beberapa waktu, akhirnya meledak juga. Namun, sial. Dan Theo tetap bungkam. Dalam diamnya, dia malah penasaran. ‘Bagaimana Annelies bisa tahu tentang wanita itu? Tidak mungkin Kaelus atau Velos yang memberitahunya,’ batin pria tersebut bertanya-tanya. Dengan tata
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

223. Jangan Harap Bisa Kabur Dariku!

“Saat ini kau dalam bahaya, Annelies,” bisik Dan Theo mengamati istrinya lebih lekat.Sang istri mempersempit jarak alisnya, bingung dengan apa yang suaminya maksud. Awalnya dia berpikir Dan Theo membicarakan tentang orang yang menyerangnya di Cosmo Hotel. Tapi dugaannya seketika buyar, saat sebelah tangan sang pria merayap di paha dan berusaha menyingkap dress hitamnya.“Dan Theo?” Annelies memanggil namanya sambil mengerjap.“Kau memutuskan tidak mau kehilangan diriku. Jadi jangan harap bisa kabur dariku!” sahut Dan Theo yang hendak menjajah lehernya.Saat itulah Annelies segera menahan dada Dan Theo. Ekspresi kakunya terpampang jelas, tapi Dan Theo malah mencekal tangan yang menghalanginya tersebut dan mengangkatnya ke udara.“Tidak. Jangan lakukan di sini!” tukas Annelies bergemuruh tegang.Kedua alisnya naik ke atas. Tatapannya menyimpan ketakutan, kalau-kalau Dan Theo menyerangnya dengan brutal di kursi sempit ini.“Ayo kita ke ranjang,” sambung wanita itu menawar.Seringai tipi
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

224. Saya Memang Tidak Tahu Diri

‘Brengsek! Apa bajingan itu meletakkan racun di jarumnya?!’ Dan Theo menerka dalam hati.Jika melihat dari efek di kakinya yang bengkak dan terus berdarah, sepertinya itu benar. Di jaman modern ini, memang sudah tidak banyak orang yang memakai jarum beracun untuk melukai lawan. Namun, Dan Theo pernah mendengar kasus serupa ini di Sociolla. Seorang anggota organisasi sekutu tewas, setelah mendapat serangan pisau beracun dari pembunuh bayaran. Dan Theo baru menemukan teknik yang mirip di San Carlo ini.‘Mungkinkah lelaki tadi malam anggota dari kelompok pembunuh bayaran itu? Orang-orang San Carlo tidak banyak yang mengetahui bahwa aku Big Boss Caligo. Jadi tidak mustahil lelaki itu berasal dari luar negeri. Aku harus menyelidikinya!’ batin Dan Theo mengedutkan alis. ‘Untuk luka ini, aku harus kembali ke Ratz dan menemui Dokter di sana.’Benar, Dokter yang dia bawa dari Sociolla pasti lebih tahu tentang racun itu.Saat itulah Annelies kembali menghampirinya sambil memakai pakaiannya lagi
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

225. Siapa yang Aku Cintai?

“Sepertinya aku harus menjahit mulutmu agar tidak bicara sembarangan,” tutur Kaelus dengan wajah pucatnya.“Ehei! Memang apa yang aku katakan?” sahut Velos yang lantas menarik kursi untuk duduk.Lelaki itu tersenyum tipis, tapi lesung pipinya langsung terkuar.Dengan tangan terlipat ke depan dada, Velos pun melanjutkan. “Aku kan bicara fakta. Kakak memang cemas padanya. Dan dia orang yang berarti dalam hidup Kakak.”“Apa yang kau tahu, berandal? Uruslah hidupmu sendiri!” sambar Kaelus tak mau mengakui.“Cih! Semua orang tahu Kakak peduli pada wanita itu. Buktinya Kakak rela tertembak demi melindunginya. Kalaupun dia tidak berarti apapun dalam hidup Kakak, atau Kakak tidak punya perasaan padanya, untuk apa Kakak datang ke Giulio dan hampir terbakar di mobil itu?” Velos menohoknya dengan kenyataan.Kaelus pun bungkam. Dia berdehem lemas, lalu membuang pandangan ke samping.“Kau tidak pernah punya hubungan serius dengan wanita. Jadi kau tidak paham masalah ini,” katanya pelan.“Kakak mer
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

226. Anda Ingin Kabur Lagi?

Anda Ingin Kabur Lagi?“Pergilah, aku sedang malas berdebat sekarang!” Kaelus berkata dengan sinisnya.Dia memiringkan tubuh memunggunggi Cloe, lalu menarik selimut menutup seluruh kepalanya.Cloe yang melihat itu, langsung mengernyit heran.‘Kenapa dia tiba-tiba begini? Memang dia anak kecil?’ batinnya menggeleng.Namun, wanita tersebut tak tahu saja, bahwa di bawah selimut itu Kaelus sedang merutuki diri sendiri.‘Sial! Kenapa dia harus ingat? Aku pikir saat itu dia sudah pingsan. Atau paling tidak, dia akan melupakannya karena baru sadar setelah tenggelam. Tapi apa ini? Bagaimana dia bisa tahu kalau aku bilang mencintai … aish, sialan! Kenapa aku harus mengatakannya? Benar-benar bodoh!’ Kaelus membatin penuh umpatan.Ya, tepat setelah pria itu tertembak dua kali dan ambruk menindih Cloe, dia memang mendengar Cloe terisak sambil bilang mencintainya. Kaelus yang saat itu takut kehilangan Cloe, tanpa dasar mengungkapkan isi hati, bahwa perasaanya juga sama.Namun sayang, kesadarannya
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

227. Kita Tidak Bisa Menunggu Lama Lagi

Kita Tidak Bisa Menunggu Lama LagiDan Theo kembali terbatuk dan kali ini darahnya keluar lebih banyak. Sensasi terbakar menyiksa dadanya, bahkan jantungnya pun berpacu cepat hingga membuatnya gemetaran.“Dan Theo, kau bisa mendengarku?!” Velos berkata buncah.Dia beralih pada Dokter yang berada di sebelah Dan Theo seraya berkata tegas. “Lakukan sesuatu! Kau tidak lihat dia muntah darah?!”Belum sampai menjawab, Rekan dokter lainnya mendatangi mereka. Dia tersentak melihat kondisi Dan Theo.“Big Boss!” tukasnya dengan manik membelalak tegang. “Apa yang terjadi pada Big Boss? Apa racunnya sudah menyebar?!”Dokter yang sejak tadi mendampingi Dan Theo, melirik dokumen yang dibawa rekannya.“Apa itu hasil lab darah Big Boss?” tanyanya menebak.“Benar, Dokter,” sahut rekannya tadi.Mendengar itu, Velos langsung menyabitnya. Setelah melihat hasil yang tertulis, rongga dada Velos seolah terbuka lebar. Dia tak bisa menyangkal lagi, karena Dan Theo memang positif terpapar racunpimina.“Ini sa
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

228. Wanita Ini Sangat Berani!

Wanita Ini Sangat Berani!“Dan Theo ….” Annelies hampir ambruk saat tak sengaja memikirkan sang suami diserang seseorang.Tangannya bertumpu pada lengan kursi, tapi saat melihat darah yang ada di lantai cukup banyak, malah semakin melemaskan kakinya.“Ti-tidak mungkin. Tidak mungkin sesuatu yang buruk terjadi padanya. Dan Theo baik-baik saja. Dan Theo tidak mungkin celaka,” tuturnya seiring napas yang semakin tercekat.Annelies pun menyugar belahan rambutnya karena frustasi. Meski sengaja mengatakan hal-hal positif, tapi isi kepalanya sangat berisik.‘Boboh! Harusnya aku tidak meninggalkan Dan Theo. Aku harusnya tetap menemaninya meski dia memaksaku untuk pergi!’ Annelies bergeming dalam batin.Dia tak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri. Sebab terakhir kali Dan Theo sakit, pria itu sangat membutuhkannya. Tapi kenapa hari ini dirinya malah menuruti permintaan Dan Theo dan pergi bekerja hanya karena meeting evaluasi bulanan?Saat ituah tatapan Annelies tersita pada benda hitam keci
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

229. Tidak Salah Jika Aku Menikmati Tubuhnya

Tidak Salah Jika Aku Menikmati Tubuhnya‘Bukankah tidak masalah jika aku bermain dengannya dulu? Lagi pula dia juga akan mati, jadi tidak salah jika aku menikmati tubuhnya juga ‘kan?’ batin seorang lelaki bermasker hitam yang bertiarap di bawah kolong ranjang Annelies.Dirinya berniat keluar saat mengamati kaki jenjang Annelies dari sudut tersebut. Memang, dari kakinya saja sangat mulus. Pikiran kotor pria itu jadi penasaran bagian tubuh lainnya juga.Namun, saat dia hendak keluar, Annelies sudah lebih dulu berjalan ke kamar mandi. Si lelaki bisa melihat pantat montoknya sebelum Annelies menutup pintu kamar mandi.‘Sial! Wanita itu benar-benar membuatku gila!’ geming lelaki brengsek itu saat merasakan celananya sesak.Dia pun keluar dari kolong. Tangannya meraih bra dan celana dalam warna merah terang itu. Dari barang-barang pribadi tersebut, lelaki itu bisa mencium aroma tubuh Annelies yang masih menempel.‘Baguslah saat itu aku gagal membunuhnya di Cosmo Hotel. Kini aku bisa menjal
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

230. Kau yang Menguji Kesabaranku

Kau yang Menguji KesabarankuPria misterius itu menuruni anakan tangga sambil mengacungkan pistol. Di tengah kegelapan, dirinya menyeringai puas melihat Annelies yang kalut.“Bagus! Menurutlah padaku, mungkin aku akan mengampuni nyawamu!” tukasnya berkuasa.Namun, Annelies tak akan mundah tunduk. Dia mencengkeram kuat alat sengat listrik dari, seraya berkata, “siapa yang mengirimmu?!”Mendengar pertanyaan itu, sontak meledakkan tawa lelaki bermasker tadi. Dia ingat betul bahwa Dan Theo juga menanyakan hal yang sama saat di Cosmo Hotel. Bisa-bisanya sekarang Annelies menggunakan kalimat yang sama. Entah kebetulan yang lucu, atau memang mereka ditakdirkan untuk sama. Namun, hal ini sungguh membuat pria misterius itu marah!“Dengarkan aku, jalang cantik. Tidurlah bersamaku satu malam saja. Aku janji tidak akan bermain kasar. Jika kau patuh, aku akan melepaskanmu esok harinya,” katanya berlagak membujuk. “Aku janji. Sepanjang pekerjaanku, aku tidak pernah berjanji seperti ini. Tapi karen
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status