Home / Romansa / Suami Bayaranku Ternyata Big Boss / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Suami Bayaranku Ternyata Big Boss: Chapter 211 - Chapter 220

251 Chapters

211. Harusnya Aku Tidak Meninggalkanmu

Kaelus mengangkat telepon, tapi dia tak mendengar suara dari seberang. Dia curiga kalau nomor yang menghubungi adalah orang yang menculik Cloe.Namun, detik berikutnya malah terdengar suara berat lelaki yang berkata, “kau harus membayar perbuatanmu!”Kaelus mengernyit, tapi belum sampai menimpali, panggilan itu sudah terputus.“Kakak, apa yang terjadi?” Velos pun menyidik karena Kaelus memampangkan wajah kesal.Tak langsung menjawab, Kaelus justru mengirimkan nomor asing tadi pada adiknya.“Lacak nomor itu untukku!” titah Kaelus kemudian.Velos merogoh ponselnya dan menerima nomor tadi. Dia tahu Kaelus-lah yang paling ahli dalam melacak sesuatu. Tapi karena keadaan darurat, Velos pun bersedia membantu.“Tentang Sekretaris Annelies, aku mendapat rekaman CCTV wajah pria yang menculiknya. Ternyata dia kakaknya sendiri. Tapi dari data yang aku dapat, wanita itu sudah memutuskan hubungan keluarga dengannya,” ujar Velos menjelaskan.Tangan Kaelus mengepal geram. Padahal dia sudah menghajar
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

212. Mata Dibalas Mata, Gigi Dibalas Gigi!

“Kita bertemu lagi, bajingan! Kenapa? Kau terkejut?” ujar pria tinggi besar yang baru melepas masker hitamnya.Bukan terkejut, tapi Kaelus sangat kesal. Pria dengan rambut gondrong itu menggertakkan giginya, mengingat lawan bincangnya adalah rekan anggota Pavel yang dia lenyapkan di Laphileon Hall.“Brengsek! Aku baru tahu ternyata para Pavel semuanya pecundang. Kau tidak berani menantangku sendiri, jadi kau membawa pasukan sebanyak ini?!” Kaelus berkata dengan tatapan sinis.Alih-alih tersinggung, pria tinggi besar tadi malah tertawa. Dia kian terbahak-bahak saat mengamati sorot tajam Kaelus.“Hah! Kau takut?!” sambarnya mengejek. “Aku dengar Caligo organisasi paling besar di Sociolla, tapi ternyata hanya berisi tikus-tikus pengecut!”Kaelus menarik seringai miring. Diam-diam tangannya meraih senjata api dari selipan pinggangnya dan langsung mengacungkannya pada pria tadi.‘Enyahlah, sialan!’ batinnya memicing berang.Namun, sialnya anggota geng Pavel lainnya malah melucutkan peluru
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

213. Kau Berani Menceramahiku?!

“Ayo pergi, biarkan bajingan ini merasakan kematian paling menyakitkan sendirian!” dengus pria anggota geng Pavel yang memegang pentungan besi. Dia dan para anggota pun menjauhi mobil Kaelus. Mereka sengaja meninggalkan Kaelus karena tahu pria itu pasti terbakar hangus dengan api sebesar ini. Jika pun orang lain menemukannya, mungkin dia akan mengira ini kecelakaan.‘Sialan! Aku harus cepat keluar!’ batin Kaelus yang berada di tengah kobaran api.Dirinya berusaha keras melepas ikatan, tapi sialnya simpul tali itu berada di tengah punggung. Agaknya para anggota Pavel sengaja melakukannya agar Kaelus tak mudah kabur.“Brengsek!” Kaelus kembali mengumpat saat upayanya sia-sia. Ya, mungkin api akan melahap tubuhnya lebih dulu sebelum tali itu terlepas. “Aish, sial. Ini percuma saja. Aku harus keluar sebelum mobil ini meledak!’ batin Kaelus memutar otak. Dia mengubah taktik. Kakinya yang juga terikat tali, berusaha mendorong pintu mobil. Saat itulah dia mendengar dering telepon. Itu
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

214. Kalian yang Membunuhku!

“Dia mati?” Jacob bertanya saat melihat ekspresi tegang sang putra.Aegon masih bungkam. Rongga dadanya serasa hampa saat merasakan nadi adiknya amat lemah. Bahkan wajah Cloe semakin pucat seperti mayat hidup.“Apa saja yang Ayah lakukan padanya? Kenapa dia tidak bernapas?!” sahut Aegon memicing pada Ayahnya.Alis Jacob berkedut. Dia mematikan rokoknya ke asbak dengan kasar, lalu bangkit menghampiri putranya.“Dasar bodoh, kau pasti tidak mengeceknya dengan benar!” sentaknya menarik bahu Aegon agar menjauh.Jacob menekuk kakinya. Sebelah tangan menjulur memeriksa napas dari hidung Cloe.‘Sial!’ batinnya dalam hati.Dia beralih memeriksa nadi di pergelangan tangan dan leher putrinya. Denyutnya sangat lemah, bahkan nyaris tidak terasa.“Hah! Dia memang ringkih seperti ibunya!” Jacob mencecar kesal.Lelaki paruh baya itu melirik Aegon cukup tajam seraya melanjutkan. “Tenang saja, dia tidak mati. Sebentar lagi juga bangun. Bersihkan saja tubuhnya sebelum orang-orang itu menjemputnya.”“Ay
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

215. Kau Harus Segera Sadar Dan Menghukumku

“Brengsek! Dia pasti sudah tidak waras!” Aegon memaki kasar.Dia bergegas lari ke arah balkon. Tangannya berpegangan pagar pembatas dan menilik ke bawah.“Ayah, bagaimana ini?!” Aegon sangat cemas jika Cloe jatuh dan kepalanya menghantam beton atau benda keras lainnya. Apalagi wanita itu melompat dari lantai sembilan. Cederanya pasti cukup parah. Bahkan jika kepala belakangnya menatap beton, bisa-bisa hidupnya berakhir saat itu juga.Namun, saat melihat ke bawah, rupanya Cloe tercebur ke kolam renang.“Aish! Cloe benar-benar membuatku gila. Bagaimana dia bisa melompat begitu saja?!” cecar Aegon memukul pagar dengan tangan kirinya.Jacob pun menyusul Aegon dengan kaki terseret. Lelaki paruh baya itu melirik ke bawah juga dengan raut wajah dinginnya.“Dia tidak akan mati,” tuturnya kemudian.“Ayah yakin?” Aegon menyahut dengan alis bertaut.Jacob pun berpaling ke sebelah seraya berkata, “cepat turun dan periksalah. Bisa gawat jika orang lain menemukannya lebih dulu.”Aegon mengangguk.
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

216. Kenapa Kau Harus Terluka?

“Ahh!”Orang-orang memekik buncah. Mereka menutup telinga dan mencari tempat perlindungan, saat deru tembakan meluncur keluar area kolam renang.“Hah! Pria itu tertembak!” pekik salah satu petugas keamanan di sana.Perhatian rekannya tertuju pada bahu kiri Kaelus yang kini bercucuran darah segar.Pria gondrong tersebut seketika ambruk saat timah panas tenggelam ke tubuhnya. Tapi tangannya berusaha keras menopang tubuh, agar dirinya tak sampai menindih Cloe yang baru sadar. Sensasi menyakitkan di lengannya saja belum lenyap, tapi kini bahu kirinya terkoyak peluru juga. “Aish ….” Kaelus mendesis sambil menggertakkan giginya.Jelas sekali pria itu menahan lara. Tetapi Kaelus mati-matian menyangga tubuhnya, bahkan berupaya bangkit untuk melindungi Cloe. Sialnya peluru lain kembali terlesat ke punggungnya hingga Kaelus benar-benar ambruk di sebelah Cloe.“Hah!” Wanita yang masih lemas itu sontak membelalak.“Tu-tuan Kaelus? Tuan? Hah … hah, tidak! Tuan Kaelus?!” Cloe memanggilnya berulan
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

217. Ternyata Kau Masih Saja Bodoh!

“Enyahlah, sialan!” Aegon langsung mendorong Velos menjauh.Adik Kaelus itu terjungkal ke belakang karena desakan yang tiba-tiba. Saat itulah peluang Aegon untuk kabur. Lelaki itu buru-buru bangkit, lantas lari dari area tersebut. Saat bersamaan, seorang lelaki membuka pintu lobi depan agar Aegon bisa kabur dengan cepat. Velos yang samar-samar melihatnya, langsung merengkuh pistol dan melesatkan tembakan. ‘Good shot!’ batinnya menyeringai puas.Ya, meski di suasana yang remang-remang, kemampuan menembak pria berlesung pipi itu sangat bisa diandalkan. Dia mengincar kaki Aegon dan timah panasnya tepat mengenai betis lelaki tersebut. Namun, saat hendak menyusulnya, Velos pun mengernyit karena kedua lelaki itu sama-sama berjalan pincang. Benar, lelaki lain yang membuka pintu lobi memanglah Jacob. Dia juga orang yang sengaja mematikan arus listrik di motel itu agar putranya bisa lepas dari Velos. “Brengsek! Aku tidak akan membiarkan mereka kabur!” tukas Velos penuh tekad.Di sana Aego
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

218. Pria Itulah Alasannya Tetap Hidup

“Jika pasien tidak segera mendapat tranfusi darah, keselamatannya bisa terancam karena Dokter tidak bisa melanjutkan operasi,” tukas Suster itu merapatkan alisnya.Velos yang mendengarnya pun kian gelisah. Kaelus sudah sering menyelamatkannya, bahkan rela bertaruh nyawa untuknya. Namun, saat kakaknya itu butuh bantuan, kenapa dia tak bisa menolongnya? Velos benar-benar merasa buruk.‘Sial! Kenapa aku harus terluka saat seperti ini?!’ batinnya merutuki diri sendiri.“Suster, apa Anda sudah menghubungi rumah sakit lain untuk menanyakan persediaan darah AB-?” tanya Perawat tadi pada sang rekan di dekat Velos.“Saya akan menghubungi Rumah Sakit Medital sekarang,” sahut rekannya tersebut.Baru saja hendak pergi, tiba-tiba jalannya dihalangi oleh Cloe yang kini berdiri sambil membawa tiang infus.“Tidak perlu menghubungi rumah sakit lain, Suster. Saya akan mendonorkan darah saya untuk Pasien. Golongan darah saya O. Bukankah itu bisa menyelamatkannya?” tuturnya dengan bulu mata gemetar.Sang
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

219. Orang yang Mengawasiku?

“Apa yang kau lakukan, Frans?” bisik Annelies menautkan alisnya.Alih-alih langsung menjawab, Frans justru mendekati telinga Annelies. Tingkahnya itu malah semakin membuat Annelies terkejut, tapi dia tak bisa terang-terangan menolak pria itu mendekat.“Aku tidak ingat pernah mengundang orang aneh itu dan aku juga tidak tahu siapa dia. Tapi dia terus mengawasimu sejak kau datang,” tutur Frans yang seketika memicu Annelies melebarkan irisnya.Benar, sejak masih menyampaikan kata-kata sambutan di podium tadi, perhatian Frans memang terusik oleh pria berkacamata yang terus menatap Annelies dengan lekat. Frans tahu benar siapa saja yang datang ke acara ini. Jadi saat ada orang yang mencurigakan itu, dirinya langsung tahu.“Orang yang mengawasiku? Di mana?!” Annelies menyahut tegang.Dia melirik samping kiri, tapi Frans langsung berkata tegas. “Jangan menoleh, atau dia akan tau kalau kau sudah sadar diawasi!”“Aku tidak bisa diam saja. Aku harus tahu siapa orang itu!” sambar Annelies dengan
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

220. Wanita Itu Berselingkuh Darimu!

‘Argh!’ Annelies menutup telinga dan spontan menunduk di bawah meja, saat deru tembakan terlesat.Dia yang awalnya mengira peluru itu akan mengenai dirinya, kini malah terkejut saat anak timah itu menghancurkan lampu gantung di atas ballroom. Beruntungnya saat itu tidak ada pasangan yang berdansa. Namun, para tamu langsung memekik histeris karena di acara sekelas Cosmo Group malah terjadi teror!Beberapa orang saling melindungi rekan maupun keluarga mereka. Bahkan buru-buru menarik satu sama lain agar menjauh dari ballroom. “Cepat pergi dari sini!” pekik seorang dari tamu. Tamu lainnya merengkuh tangan sang istri seraya berkata panik, “Sayang, kemarilah. Kita harus cepat keluar!”Annelies yang tegang, perlahan mengintip ke atas meja. Namun, sepasang manik hazelnya seketika melebar, saat melihat sang suami tengah bergelut dengan lelaki berkacamata tadi. ‘Dan Theo?!’ batin wanita itu tercengang. ‘Bagaimana Dan Theo bisa datang? Dia … menyusulku?’ Ya, setelah pria itu seharian sibuk
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status