“Kami kenapa pisah kamar Ma?” tanya Alif penasaran. Karena adik perempuannya kini sudah punya kamar sendiri.“Hmmmm, kalian sudah besar, Nak. Jadi biarlah cewek sama cewek!” jelas Mahra.“Jadi Alifa sekarang tidur sama Alesya? Lalu Abang sama siapa?” Alif gesturnya menunjukkan kesedihan.“Nih, bentar lagi lahir teman tidur Abang!” Mahra menunjukkan perutnya. Dia baru saja melakukan USG. Gender anak ke empatnya laki-laki.“Yah masih orok! Kapan mainnya? Alif tertawa lebar.“Nggak apa-apa yang penting bakal ada kan yang temenin Abang!” Mahra membelai kepala sang putra.“Tapi, nggak seru, Abang tidur sendirian sekarang!” keluhnya lagi.“Lho bukannya Abang selama ini mengeluh, Alifa dan Alesya asyik main boneka-an, kamar penuh dengan atribut pink. Nah sekarang abang punya kamar sendiri . Nggak ada lagi tuh boneka kan! Abang bisa tarok miniature apa saja kesukaan Abang!” Angga tiba di sana.“Ha, Abang mau beli gambar Khabib Nurmagomedov! Mau pajang di kamar!” seru Alif.“Siapa itu Bang?”
Read more