Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / Bab 371 - Bab 380

Semua Bab Kebangkitan Naga Perang: Bab 371 - Bab 380

455 Bab

371. Thanos dan Katrin

Di sebuah ruangan megah dengan jendela besar yang menghadap ke panorama kota, Katrin Chow, CEO Dragon Sky, duduk di kursi kulit mewah di belakang meja besar. Ekspresinya dingin, penuh wibawa. Di depannya berdiri Thanos, pemimpin Sindikat Bandit Khatulistiwa, dengan tubuh besar dan sikap penuh hormat.Sikap Thanos terhadap Katrin ini sangat jauh dibandingkan sikap sombongnya saat berhadapan dengan Rendy, menunjukkan betapa berkuasanya seorang Katrin Chow."Ada apa, Bos? Apa ada pekerjaan besar yang harus aku lakukan?" tanya Thanos sambil membungkuk.Katrin menatap Thanos dengan tajam, matanya menyelidik. “Kau tahu kenapa aku memanggilmu, Thanos?”Thanos mengangkat kepalanya sedikit, mencoba membaca suasana. “Maafkan saya, Bos, tapi saya tidak yakin. Apakah ini tentang pekerjaan sampingan saya?”Katrin mengangkat alis. “Jadi, kau sadar bahwa pekerjaan sampinganmu bisa membawa masalah untukku?”Thanos menelan ludah, gugup. “Saya hanya menerima pekerjaan kecil, Bos. Tidak ada yang menganc
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

372. Bertemu Jessy

Rendy yang dalam perjalanan menuju pasar untuk membeli beberapa kebutuhan tiba-tiba memutuskan untuk mampir ke Z-Mart, toko pakaian yang diperuntukkan bagi golongan menengah ke atas. Rendy mampir karena pakainnya sangat lusuh dan menyerupai gelandangan."Apa aku masih memiliki satu kuadriliun seperti di masa sebelumnya?" batin Rendy. Setelah cek ke ATM ternyata saldo tabungannya hanya ada beberapa juta saja. "Cukup untuk membeli beberapa potong pakaian," pikirnya tanpa mengetahui kalau harga pakaian di Z-Mart semuanya berkisar di atas satu juta.Rendy memarkir skuternya di tempat yang tampak mencolok di depan Z-Mart. Dengan jaket lusuh dan celana panjang yang warnanya mulai pudar, ia melangkah masuk ke toko pakaian yang dikenal dengan koleksi kelas atasnya. Ia tak menyangka bahwa penampilannya akan langsung menarik perhatian—bukan dalam arti yang positif.Seorang petugas keamanan di pintu masuk segera mendekat, wajahnya menampilkan cemoohan. “Pak, ini tempat untuk belanja, bukan untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

373. Pembuatan Pil Nascent Soul

Setelah meninggalkan Z-Mart, Rendy memutuskan bahwa dirinya perlu meningkatkan kultivasi agar lebih siap menghadapi Zhang Wei. Pedang Kabut Darah memang memberikan kekuatan besar, namun tanpa kendali yang cukup, kekuatan itu bisa menjadi bumerang. Rendy memahami bahwa hanya dengan mencapai ranah Nascent Soul, ia bisa memaksimalkan kemampuannya tanpa kehilangan kendali.Untuk itu, ia memutuskan menggunakan Tungku Alkemis Kuno, sebuah artefak kuno yang mampu menciptakan Pil Kultivasi tingkat tinggi. Masalahnya, bahan-bahan yang diperlukan sangat sulit didapatkan, terutama di tempat seperti Paradise Hill, Buitenzorg.Rendy mendapatkan Tungku Alkemis Kuno dalam sebuah lelang bergengsi di Cakrawala . Saat itu, ia tidak tahu seberapa berharganya pusaka itu, hanya tertarik karena auranya yang berbeda dari barang lain di pelelangan. Kini, ia menyadari betapa pentingnya tungku ini untuk mempercepat peningkatan kultivasinya.Ketika memutuskan untuk membuat Pil Nascent Soul, Rendy langsung memik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

374. Bantuan Shin Kang

Rendy kembali ke kamarnya di Resort Red Lotus setelah memastikan semuanya siap. Ia duduk di atas matras meditasi, menatap tiga butir Pil Nascent Soul yang tergeletak di atas piring perunggu kecil. Cahaya keemasan dari pil-pil itu terasa seperti memanggilnya, menawarkan kekuatan yang ia butuhkan untuk menghadapi Zhang Wei. Namun, di balik itu semua, Rendy tahu, risiko dari mengonsumsi pil ini bukanlah hal yang bisa diremehkan.“Kalau tubuhku tidak cukup kuat untuk menahan energi ini...” pikir Rendy, membayangkan tubuhnya hancur dari dalam akibat ledakan energi spiritual yang tidak terkendali.Jacinda yang masih berada di luar ruangan mengetuk pintu dengan lembut. “Rendy, aku akan pergi sebentar untuk membeli makanan. Kalau kau butuh sesuatu, hubungi aku, ya.”“Terima kasih, Jacinda. Aku baik-baik saja,” balas Rendy sambil memaksakan senyum.Setelah kepergian Jacinda, suasana kamar menjadi sunyi. Rendy menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil salah satu Pil Nascent Soul. Ia memegangnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

375. Ancaman Sekte Pedang Dewa

Rendy baru saja melangkah keluar menuju halaman parkir Resort Red Lotus ketika angin mendadak berubah dingin, membawa serta aura pembunuhan yang tajam. Puluhan jarum perak melesat ke arahnya dengan kecepatan luar biasa, menyasar titik-titik vital di tubuhnya.“Hebat... tapi terlalu lambat,” gumam Rendy.Dengan kecepatan yang hampir tak terlihat, ia menggerakkan Pedang Kabut Darah, menciptakan pusaran angin yang menyapu semua jarum perak itu ke tanah. Namun, sebelum ia sempat menarik napas lega, tiga pria bersenjata pedang melesat keluar dari bayangan, menyerangnya dari tiga arah berbeda.Rendy melompat mundur, menghindari serangan pertama, lalu memutar tubuh untuk menangkis dua serangan lainnya. Percikan energi spiritual memancar ketika pedangnya bertabrakan dengan milik mereka.“Siapa kalian? Apa ini?” teriak Rendy dengan nada frustrasi.Salah satu dari mereka, seorang pria paruh baya dengan janggut putih tetapi wajah yang tampak muda, melangkah maju. Ia mengenakan jubah hitam berbor
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

376. Menelepon Katrin

Malam di Buitenzorg terasa lengang, namun Rendy tetap tak bisa menghilangkan rasa was-was. Rendy memutuskan untuk pulang ke Paradise Hill karena Resort Red Lotus sudah tidak aman lagi.Jacinda juga memutuskan untuk pulang ke Kota Chindo karena khawatir kehadirannya hanya akan menyulitkan Rendy di tengah banyaknya ancaman terhadap Naga Perang ini. Jacinda juga bermaksud untuk minta bantuan keluarga besarnya melindungi Rendy Wang.Setelah memastikan tak ada orang yang mengawasinya dari bayangan atau sudut jalan, ia meraih ponsel dari saku jaket lusuhnya. Jemarinya sedikit gemetar saat menekan nama Katrin Chow di daftar kontak. Deretan nada sambung terasa begitu lama hingga akhirnya suara Katrin yang khas—tenang tapi dingin—terdengar dari seberang.“Ada apa, Rendy?” tanyanya tanpa basa-basi.Rendy menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berpacu usai pertemuan dengan orang-orang misterius tadi. “Katrin, aku butuh penjelasan,” katanya dengan nada yang leb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

377. Ancaman Sekte Pedang Dewa - II

Rendy memasukkan ponselnya kembali ke saku sambil terus memikirkan kata-kata Katrin. Udara malam yang dingin tiba-tiba terasa menyesakkan, seolah membawa firasat buruk. Suara gemerisik dedaunan di sekitar membuatnya langsung waspada. Ia tahu, sejak pertarungan terakhir dengan kultivator Sekte Pedang Dewa, tidak ada lagi yang benar-benar aman.Langkahnya menuju skuter tua yang diparkir di pinggir jalan terhenti. Sepasang mata terasa mengawasinya dari kegelapan. Rendy berpura-pura tenang, tapi tubuhnya siaga. Jemarinya sedikit bergerak ke samping, meraba gagang Pedang Kabut Darah yang tersembunyi di balik jaketnya.Tiba-tiba, sebuah suara tajam menghantam udara. Suara pedang memotong angin. Rendy refleks melompat ke samping, tubuhnya berputar di udara sebelum mendarat dengan mantap. Sebuah bilah perak menghantam tanah di tempat ia berdiri sebelumnya, menciptakan kawah kecil yang mengeluarkan asap panas.“Rendy Wang,” suara dingin seorang pria menggema dari balik bayangan. Perlahan, soso
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

378. Kekuatan Pedang Kabut Darah

Rendy melangkah maju, mata tajamnya memindai setiap gerakan musuh. Tubuhnya dikelilingi aura merah pekat dari Pedang Kabut Darah yang tampak hidup, mengeluarkan suara mendengung pelan seolah ikut haus akan darah. Angin malam yang tadinya sejuk kini membawa hawa kematian.“Serang dia!” teriak pria berjubah hitam, melambaikan tangannya. Dalam sekejap, kelima anggota Sekte Pedang Dewa melesat ke arah Rendy dengan serangan gabungan. Pedang, cambuk, dan tombak spiritual mereka berkilauan, menciptakan kilatan cahaya yang membutakan.Rendy berdiri tegap, menunggu momen yang tepat. Ketika jarak musuh tinggal beberapa meter, ia menghentakkan kakinya ke tanah. Gelombang energi merah melesat, menciptakan retakan besar di jalan yang langsung menghentikan beberapa musuh di tempat. Namun, dua lainnya berhasil menerobos dan menyerangnya bersamaan.Dengan gerakan seperti bayangan, Rendy berputar menghindari pedang pertama dan langsung menangkis tombak kedua. Tubuhnya berbalik dengan lincah, memanfaat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

379. Xian Wu dan Moira

Rendy berdiri di tengah reruntuhan jalan yang berlumuran debu dan sisa ledakan energi. Nafasnya terengah-engah, sementara aura merah Pedang Kabut Darah mulai meredup, kembali ke wujudnya yang lebih tenang. Angin malam membawa aroma logam dan tanah hangus, mengingatkan pada pertempuran yang baru saja terjadi.Namun, sebelum ia sempat mengatur napas, suara langkah kaki terdengar. Sepasang bayangan muncul dari ujung jalan. Mereka bergerak mendekat dengan kecepatan santai, aura mereka memancarkan tekanan luar biasa.“Seperti yang kuduga, mereka gagal.” Suara dingin seorang pria paruh baya bergema. Rambut putihnya terikat rapi, dan sorot matanya tajam seperti pedang. Ia mengenakan jubah biru gelap dengan lambang pedang bersilang di dada—simbol Sekte Pedang Dewa. Di sampingnya berdiri seorang wanita berambut panjang keemasan, wajahnya memancarkan keanggunan, namun mata hijaunya penuh kebencian.Rendy langsung mengangkat Pedang Kabut Darah, mengarahkan ujungnya ke arah mereka. “Siapa kalian?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

380. Pedang Kabut Darah vs Pedang Surgawi

Langit gelap memancarkan aura mencekam saat Pedang Surgawi yang dibentuk Xian Wu menggantung di udara, gemuruh petir menggelegar seakan merobek angkasa. Aura biru dari pedang raksasa itu memancarkan tekanan luar biasa, membuat tanah di sekitar Rendy retak dan bergemuruh.Rendy berdiri tegap di tengah pusaran energi merah yang dihasilkan Pedang Kabut Darah, rambutnya berkibar liar. Matanya bersinar merah, seolah menantang kekuatan yang akan menghancurkannya.“Jadi ini kekuatan Sekte Pedang Dewa? Tidak terlalu mengesankan,” ujar Rendy dengan nada mengejek, meskipun ia merasakan tekanan luar biasa yang mengguncang tubuhnya.Xian Wu tertawa kecil, suara tawanya dingin dan penuh ejekan. “Sombong sekali untuk seseorang yang akan segera mati. Bersiaplah menerima kehancuran!” Ia melambaikan tangannya, dan Pedang Surgawi mulai melesat turun dengan kecepatan mengerikan, memotong udara seperti kilat.Rendy menjejakkan kaki ke tanah, tubuhnya bergerak secepat kilat ke samping, menghindari hantama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3637383940
...
46
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status