Kabut merah pekat berputar di sekitar tubuh Rendy Wang, membentuk pusaran energi yang seakan memiliki nyawa sendiri. Pedang Kabut Darah dalam genggamannya berdenyut, pancaran aura merahnya menari liar, menciptakan ilusi duri-duri tajam yang mengelilinginya. Hawa panas menyebar dari bilah pedangnya, menghanguskan rerumputan yang ia pijak, meninggalkan jejak hangus di tanah yang retak.Darah segar masih menetes dari sudut bibirnya, mengalir perlahan melewati dagunya, tetapi ia tidak peduli. Sorot matanya membara, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan. Lawannya, Alan Smith, berdiri tegap di kejauhan, tubuhnya dibalut sinar emas dari Excalibur yang ia genggam dengan kepercayaan mutlak. Cahaya pedang legendaris itu begitu terang hingga menghapus bayang-bayang di sekitarnya, seperti manifestasi kehendak ilahi yang menolak keberadaan kegelapan.Alan menyipitkan matanya, suaranya rendah tetapi penuh tekanan. “Rendy Wang,” ujarnya, nada bicaranya seolah memancarkan kewibawaan seorang dewa pe
Last Updated : 2025-01-18 Read more