Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 391. Rendy vs Jian Cheng

Share

391. Rendy vs Jian Cheng

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 21:45:06

Rendy melompat ke belakang untuk menciptakan jarak, napasnya memburu. Jian Cheng, dengan senyum tipis di wajahnya, menatapnya seperti pemburu yang baru saja menemukan mangsa terbaik. Di sekeliling mereka, tanah yang dulunya subur kini berubah menjadi medan perang penuh retakan dan kawah akibat benturan energi Qi yang dahsyat.

"Tampaknya kau masih punya tenaga," Jian Cheng mengejek. "Tapi aku belum menunjukkan kekuatanku yang sebenarnya."

Jian Cheng mengangkat tangannya ke udara. Energi biru mulai berkumpul, menciptakan pusaran angin yang mengelilinginya. Suara angin berdesing, bercampur dengan suara gemuruh petir yang tiba-tiba muncul di langit.

"Heavenly Storm Domain!" serunya.

Di sekeliling Jian Cheng, medan energi berbentuk kubah mulai terbentuk. Di dalamnya, bilah-bilah energi berbentuk petir melayang-layang, siap menghujam siapa saja yang berani mendekat. Medan ini tidak hanya melindungi Jian Cheng, tetapi juga memperkuat kekuatannya, membuat udara di sekitar terasa seperti dihan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   392. Munculnya Pria Misterius

    Rendy berdiri di tengah medan yang hancur, napasnya masih berat. Darah mengalir dari luka di bahunya, tetapi sorot matanya tetap tajam. Jian Cheng mungkin telah mundur, tetapi ancaman ini jauh dari selesai. Hembusan angin malam membawa aroma tanah yang hangus dan energi Qi yang tersisa di udara. Pedang Kabut Darah di tangannya bergetar pelan, seolah mengingatkan Rendy akan bahayanya."Pertarungan tadi hanyalah permulaan," gumamnya, menggenggam pedang itu lebih erat. Ia memandang jauh ke depan, ke arah hutan gelap tempat Jian Cheng menghilang. Dalam hatinya, ia tahu musuhnya tidak akan menyerah begitu saja.Saat Rendy mencoba mengatur napas, sebuah aura dingin tiba-tiba menyelimuti sekitarnya. Udara berubah menjadi lebih berat, seolah-olah waktu itu sendiri melambat. Dari bayang-bayang pepohonan, seorang pria muncul, mengenakan jubah hitam panjang dengan pola naga perak yang bersinar samar di bawah cahaya bulan."Hebat sekali," pria itu berkata dengan suara rendah dan penuh ironi. "Kau

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kebangkitan Naga Perang   393. Kultivator Dari Barat

    Rendy melangkah keluar dari ruang kerja Katrin dengan pikiran yang berkecamuk. Informasi yang baru saja ia terima mengguncang dirinya. Ancaman yang ia pikir datang dari lingkup kecil, kini meluas ke level yang lebih berbahaya. Bukan hanya Sekte Pedang Dewa atau musuh lokal yang mengincar Jade Dragon, tetapi juga seorang figur legendaris dari belahan dunia barat: Alan Smith, keluarga kultivator tertinggi yang sudah lama menjadi mitos bagi sebagian besar kultivator di timur.Rendy berhenti sejenak di tempat parkir, menatap skuter tuanya yang terlihat lusuh di tengah-tengah kerumitan dunia kultivasi yang kini ia hadapi. Sebuah aura berat menghantui langkahnya. Bagaimana bisa seorang seperti Alan Smith, yang dikabarkan telah mencapai ranah Half Immortal, tertarik pada Jade Dragon? Apa yang sebenarnya tersembunyi dalam patung giok itu selain Nisan Pedang Spiritual, hingga sang pemilik Excalibur, pedang legendaris Raja Arthur, ikut turun tangan?Saat ia memasang helmnya, suara langkah cepat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   394. Kehebatan Alan Smith

    Malam merayap perlahan di Kota Buitenzorg, membalut jalanan sepi dengan kabut tipis yang menggantung di udara. Rendy Wang mengendarai skuternya melewati gang-gang yang gelap, matanya terus awas, menelisik setiap sudut kota yang terasa terlalu sunyi. Angin malam menyelinap di balik kerah jaketnya, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan samar-samar bau logam. Langit yang muram seperti menahan hujan, memberi firasat buruk yang semakin mencengkeram batinnya.Pikirannya penuh dengan suara Katrin yang terus terngiang.“Alan Smith… Half Immortal… Excalibur…”Tiga kata itu terpatri dalam benaknya seperti mantra. Sejak pertemuan terakhirnya dengan Katrin, Rendy tahu bahwa ia sedang menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar perburuan Jade Dragon.Saat skuter berhenti di tikungan yang remang-remang, hawa dingin tiba-tiba merayap di kulitnya—bukan sekadar dingin malam biasa, melainkan tekanan yang mengerikan, menekan dadanya hingga napasnya terasa berat. Jantungnya berdetak c

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   395. Duel Pedang Legendaris

    Kabut merah pekat berputar di sekitar tubuh Rendy Wang, membentuk pusaran energi yang seakan memiliki nyawa sendiri. Pedang Kabut Darah dalam genggamannya berdenyut, pancaran aura merahnya menari liar, menciptakan ilusi duri-duri tajam yang mengelilinginya. Hawa panas menyebar dari bilah pedangnya, menghanguskan rerumputan yang ia pijak, meninggalkan jejak hangus di tanah yang retak.Darah segar masih menetes dari sudut bibirnya, mengalir perlahan melewati dagunya, tetapi ia tidak peduli. Sorot matanya membara, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan. Lawannya, Alan Smith, berdiri tegap di kejauhan, tubuhnya dibalut sinar emas dari Excalibur yang ia genggam dengan kepercayaan mutlak. Cahaya pedang legendaris itu begitu terang hingga menghapus bayang-bayang di sekitarnya, seperti manifestasi kehendak ilahi yang menolak keberadaan kegelapan.Alan menyipitkan matanya, suaranya rendah tetapi penuh tekanan. “Rendy Wang,” ujarnya, nada bicaranya seolah memancarkan kewibawaan seorang dewa pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   396. Nisan Pedang Spiritual Kesembilan

    Langit di atas arena pertempuran bergetar hebat. Riak energi menyebar seperti gelombang pasang, memancarkan cahaya keemasan yang membakar udara di sekitarnya. Suatu kejadian yang tak biasa telah terjadi—kekuatan Qi Alan Smith yang sangat tinggi meresap ke dalam tanah yang telah menyaksikan ratusan duel dahsyat. Namun, kali ini, sesuatu yang lebih besar bangkit dari kedalaman pertempuran.Tiba-tiba, medan energi berdenyut keras. Jade Dragon, patung giok naga milik Rendy, mulai bergetar hebat seolah-olah merespons kekuatan yang tak kasat mata.Di Lembah Roh Kultivator yang terdapat di dalam Jade Dragon juga bergetar hebat. Beberapa batu mistik tampak melayang dengan warna-warni yang indah. Satu per satu, batu-batu mistik yang mengelilingi Nisan Pedang Spiritual ikut terguncang, hingga akhirnya—BOOM!Ledakan besar mengguncang tanah. Salah satu Nisan Pedang Spiritual, yang kesembilan, bergemuruh hebat sebelum meledak berkeping-keping. Pecahan-pecahan batu beterbangan, berkilauan di bawah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   397. Pertarungan Dua Kultivator

    Alan Smith mengayunkan Excalibur dengan kekuatan dahsyat. Bilah legendaris itu bersinar dengan cahaya biru menyilaukan, membelah udara dengan kecepatan mengerikan. Angin yang terbawa sabetan pedangnya merobek tanah, menciptakan celah-celah menganga yang berdenyut dengan kilatan petir.Namun, Rendy Wang sudah siap. Pedang Naga Dewa bergetar di tangannya, memancarkan aura keemasan yang berkilau seperti api naga yang baru terbangun dari tidurnya. Saat Excalibur menerjang dengan kekuatan membelah gunung, Rendy mengangkat senjatanya, bilahnya bersinar seperti matahari yang menusuk kabut kelam.CLANG!Benturan dua senjata suci itu menciptakan ledakan sonik yang mengguncang tanah dan langit. Ombak energi berwarna biru dan emas bertabrakan, menghempaskan bebatuan dan menghancurkan pepohonan di sekitar mereka. Getaran dahsyat merambat ke tanah, meretakkan arena seperti retakan halus di kaca yang siap pecah kapan saja. Cahaya dari titik pertemuan bilah mereka berkobar, menusuk langit yang kelam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Kebangkitan Naga Perang   398. Pemilik Pedang Naga Dewa Sejati

    Dalam kilatan cahaya yang memancar dari serangan terakhir, langit yang murung tampak seolah mengingatkan bahwa tak ada yang bisa menghindari nasib mereka. Rendy Wang dan Alan Smith berdiri tegak di medan pertempuran yang hancur, kedua sosok mereka bersinar dengan aura yang begitu mengerikan, seolah-olah kekuatan semesta sedang berperang melalui mereka. Mereka adalah manifestasi dari energi yang tak bisa dibendung, dua pejuang agung yang bertarung untuk membuktikan siapa yang pantas menguasai kekuatan legendaris.Rendy Wang, dengan Pedang Naga Dewa di tangannya, kini dikelilingi oleh lingkaran api keemasan yang berputar-putar di sekeliling tubuhnya. Aura naga yang berkobar itu seolah mengalir melalui setiap pori tubuhnya, menciptakan medan pelindung yang hampir tak terjamah. Dalam sekejap, ia menundukkan tubuhnya, merendahkan posisi pedangnya, dan mengalirkan seluruh energi kultivasinya ke dalam bilah yang bersinar."Jurus Naga Emas Menerjang Langit!" teriak Rendy kembali menggunakan j

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Kebangkitan Naga Perang   399. MISTERI PEDANG NAGA DEWA

    Kemenangan Rendy Wang atas Alan Smith tidak hanya menggemparkan arena, tetapi juga menggetarkan seluruh dunia kultivasi. Berita tentang pertarungan ini tersebar cepat, membawa kabar bahwa Pedang Naga Dewa kini telah kembali ke tangan yang tepat. Namun, meskipun Rendy berhasil mengalahkan musuhnya, di balik kemenangan tersebut tersimpan misteri yang jauh lebih dalam.Ketika debu pertempuran mulai mereda, dan roh-roh kultivator dari Nisan Pedang Spiritual perlahan menghilang, termasuk pria tua dari Nisan Pedang Spiritual Kesembilan yang tadinya akan mengajarinya Magis Pedang Dewa."Kemana semua roh kultivator ini pergi? Apakah mereka kembali ke Lembah Roh Kultivator karena kekuatan Pedang Naga Dewa?" batin Rendy dengan perasaan tak menentu.Rendy menatap Pedang Naga Dewa dengan penuh perasaan. Meski merasa bangga, hatinya masih dipenuhi dengan keraguan. Ia tahu, kekuatan yang dimilikinya saat ini belumlah sempurna. Pedang Naga Dewa adalah senjata legendaris yang hanya bisa dikendalikan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   455. Bos Terakhir

    Rendy menggertakkan giginya, rahangnya mengeras saat api di telapak tangannya berkobar semakin besar. Panasnya menusuk kulitnya sendiri, tetapi ia tidak peduli. Matanya terpaku pada dua zombie es yang semakin mendekat. Mata biru mereka bersinar tajam seperti kristal, menyiratkan kehampaan yang menakutkan.Tanpa menunggu lebih lama, Rendy melemparkan bola api itu dengan gerakan cepat dan penuh tenaga. Suara mendesis terdengar ketika api meluncur menembus udara yang dingin. Namun, harapannya hancur seketika. Salah satu zombie mengangkat pedangnya, membelah bola api itu menjadi dua. Api yang terpisah berkedip sejenak sebelum lenyap dalam pusaran hawa dingin yang membungkus mereka."Sial! Mereka menyerap panas!" Rendy mengumpat, rahangnya semakin mengencang.Tiba-tiba, keduanya bergerak serentak, menerjang dengan kecepatan yang tidak seharusnya dimiliki oleh makhluk mati. Rendy melompat ke belakang, nyaris tergelincir di atas es yang licin. Sebuah hembusan napas tajam lolos dari bibirnya

  • Kebangkitan Naga Perang   454. Formasi Kutub Es Yang Mematikan

    Rendy melangkah ke dalam Formasi Kutub Es Kelima, dan seketika hawa dingin yang brutal menerpa kulitnya seperti ribuan jarum tajam menembus daging. Napasnya berubah menjadi kabut tebal yang bergelayut di udara, membentuk awan putih setiap kali ia menghembuskan napas. Kakinya hampir terpeleset di atas lapisan es licin yang berkilauan redup di bawah cahaya remang.Kabut putih pekat menggantung di sekelilingnya, menggulung seperti tirai yang menyembunyikan ancaman tak kasat mata. Setiap langkah terasa berat, bukan hanya karena dingin yang menggigit, tetapi juga ketegangan yang mengendap di dadanya. Instingnya berteriak, menuntut kewaspadaan."Ini lebih buruk dari yang kuduga," gumamnya, merapatkan mantel bulunya lebih erat. Tubuhnya menggigil, tetapi ia memaksakan diri untuk tetap bergerak.Tiba-tiba, suara mendesing membelah kesunyian seperti pisau mengiris udara. Mata Rendy membelalak, tubuhnya bereaksi lebih cepat dari pikirannya. Ia melompat ke samping, berguling di atas permukaan es

  • Kebangkitan Naga Perang   453. Formasi Kutub Es Keempat

    Rendy melangkah mantap ke dalam wilayah beku Formasi Kutub Es Keempat. Saat ia melintasi ambang batas, udara pun berubah drastis. Dulu, dingin hanya terasa menusuk kulit; kini, suhu menggigit hingga menembus tulang, seolah setiap partikel udara menghantam sumsumnya. Setiap butir salju yang jatuh bukan lagi sekadar kelembutan yang menenangkan, melainkan pecahan es tajam yang berkilauan di bawah cahaya redup, menari liar seolah menantang keberaniannya.Langkah demi langkah, Rendy mendengar deru gemuruh yang semakin mendekat. Matanya menyapu cakrawala, dan di balik tirai kabut es, dinding-dinding beku mulai bergerak perlahan, seolah hidup dan ingin menuntut nyawanya. “Ini bukan lagi pertarungan biasa,” gumamnya dalam hati, “ini adalah medan perang yang bernyawa.”Tak lama kemudian, tanah di depannya bergejolak. Pilar-pilar es mencuat tiba-tiba, menyerang dengan kejam dan hampir meremukkan kakinya. "Bangsat!” teriak Rendy sambil melompat ke samping. Namun, tak hanya itu yang menunggunya—

  • Kebangkitan Naga Perang   452. Menaklukan Formasi Kutub Es Ketiga

    Angin berputar makin kencang, menciptakan pusaran es yang berputar liar di sekeliling mereka. Rendy tetap berdiri tegap, matanya tajam menatap sosok terakhir yang kini berdiri di hadapannya. Pria tanpa senjata itu mengangkat tangannya, dan dengan satu gerakan halus, formasi es di sekitarnya mulai bergerak, membentuk tombak-tombak runcing yang melayang di udara, siap menghujam ke arah Rendy kapan saja."Kau memang berbeda dari yang lain," ucapnya, nada suaranya masih setenang sebelumnya. "Tapi apakah bara kecil itu cukup untuk menghadapi kehampaan ini?"Rendy tidak menjawab. Ia hanya menarik napas dalam, merasakan aliran panas yang mengalir dalam tubuhnya. Tidak ada lagi nyala api yang membakar, tidak ada semburan liar yang menghanguskan. Yang ada hanyalah kehangatan yang menyatu dengan dirinya, mengalir dalam setiap gerakan dan nafasnya.Dalam sekejap, tombak-tombak es itu meluncur ke arahnya dengan kecepatan yang mengerikan. Rendy melompat ke samping, tubuhnya berputar di udara, meng

  • Kebangkitan Naga Perang   451. Pertarungan Strategi

    Alih-alih melepaskan semburan api besar seperti yang biasa ia lakukan, Rendy memejamkan mata. Napasnya tertarik dalam-dalam, dada naik dan turun seirama dengan denyut nadi yang semakin membara. Di dalam pikirannya, nyala api bukan lagi letusan liar yang menghanguskan segalanya, melainkan bara yang mengendap tenang, meresap ke dalam otot-ototnya, menjalar ke tulang dan mengisi setiap pori-pori kulitnya dengan panas yang tak tertahankan. Saat kelopak matanya terbuka kembali, pandangannya jernih dan tajam. Udara di sekelilingnya bergetar, tidak lagi karena kobaran api, tetapi karena gelombang panas yang keluar dari tubuhnya sendiri. Tanah di bawah kakinya menghangat, udara di sekitarnya beriak seperti fatamorgana di atas gurun pasir. Rendy merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kekuatan yang lebih terkendali, lebih dalam, dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Tanpa ragu, ia menerjang ke depan. Gerakannya nyaris tak terlihat, seperti bayangan yang melesat dalam sekejap. Kecepatan itu bukan

  • Kebangkitan Naga Perang   450. Formasi Kutub Es Ketiga

    Rendy melangkah mantap ke dalam pusaran badai es yang berputar liar di belakangnya. Setiap pijakan kakinya menghasilkan bunyi berderak, merambat ke seluruh permukaan es yang retak seperti suara tulang yang patah. Angin dingin menampar wajahnya dengan kasar, membekukan tiap tarikan napas yang keluar dari bibirnya. Butiran salju yang tajam seperti pecahan kaca menari di udara, menyayat kulitnya hingga perih. Namun, di balik semua itu, tekadnya tetap membara.Di hadapannya, Formasi Kutub Es Ketiga berdiri menjulang, dinding-dindingnya yang runcing seolah hendak menusuk langit kelam. Bayangannya yang megah dan menyeramkan menebarkan aura dingin yang membuat dada Rendy terasa sesak. Setiap langkah yang ia ambil semakin menegaskan keberadaannya di tempat terlarang ini. Suara samar bergema di udara, entah dari mana asalnya, seolah ada sesuatu yang mengamati setiap gerak-geriknya dengan mata tak terlihat.Saat ujung kakinya melewati batas wilayah beku itu, tanah di bawahnya mendadak memancark

  • Kebangkitan Naga Perang   449. Formasi Kutub Es Kedua

    Rendy menarik napas dalam-dalam, udara dingin menusuk paru-parunya, sementara matanya yang tajam menyapu badai salju yang mengamuk di sekelilingnya. Setiap butir salju yang beterbangan seakan menceritakan ancaman, namun tekadnya tak tergoyahkan. Setelah berhasil menaklukkan prajurit es pertama yang menyerang dengan keberanian setara badai itu, ia melangkah ke dalam kegelapan beku Formasi Kutub Es Tujuh Langkah. Angin mengaum lebih liar, menyembunyikan jebakan mematikan di balik tirai putih yang terus berputar.Saat langkah pertamanya menuju formasi kedua, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar hebat, mengirimkan getaran menakutkan ke seluruh tubuhnya. Tanah itu runtuh, menciptakan celah besar seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dengan refleks instan, Rendy melompat ke samping, namun matanya menangkap gerakan kilat ... dinding es raksasa melesat dari bawah dan atas, berusaha menjepitnya dalam pelukan maut."Sial!" teriak Rendy, suara yang tertiup angin seolah menyatu dengan rintihan bad

  • Kebangkitan Naga Perang   448. Prajurit Es

    Angin menderu tanpa ampun, menerjang wajah Rendy dengan suhu yang menusuk, seakan ribuan jarum es menyusup ke dalam kulitnya. Di sekelilingnya, salju menari liar, berputar-putar membentuk pusaran putih yang seakan ingin menelan segala sesuatu yang berada di lintasan badai. Di tengah kekacauan itu, dua sosok prajurit es meluncur bak bayangan, melangkah tanpa jejak di atas permukaan salju yang telah membeku kaku.Rendy, yang tengah berlari menyusuri medan yang terselimuti badai, tiba-tiba mengayunkan tubuhnya ke samping. Tepat di saat itulah, sebuah pedang es berkilauan meluncur mendekat, hampir saja menyapu bahunya dengan kecepatan yang mematikan. Udara di sekitar pedang itu bergetar, menampakkan efek membekukan yang menyeramkan pada setiap hal yang disentuhnya."Dekat sekali!" seru Rendy dengan nada terkejut, namun ia tak sempat mengeluh. Dalam satu gerakan refleks, ia memutar badannya dan melayangkan tendangan ke arah bayang-bayang prajurit itu. Namun, tendangannya hanya menyentuh ke

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status