Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 390. Kultivator Ranah Spirit Ascension

Share

390. Kultivator Ranah Spirit Ascension

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-17 04:35:47

Aura hitam pekat menyelimuti Rendy saat ia berdiri tegak di tengah medan pertempuran. Energi Nascent Soul-nya menyatu dengan kekuatan dari Pedang Kabut Darah, menciptakan tekanan yang membuat udara di sekitarnya terasa berat. Di sekelilingnya, kultivator-kultivator lawan yang berada di ranah Spirit Ascension dan bahkan Heavenly Core menatapnya dengan kewaspadaan.

Rendy di saat terakhir memutuskan tidak menggunakan pertolongan dari Shin Kang karena merasakan aura jahat dalam diri roh kultivator ini. Ia mengandalkan kemampuannya yang telah menerobos ranah Nascent Soul untuk menghadapi kelompok kultivator ini.

Pria berjanggut putih, Jian Cheng, maju dengan tatapan dingin. “Nascent Soul? Kau memang berbakat, Rendy Wang. Tapi itu tidak cukup. Dunia kultivasi tidak hanya tentang kekuatan, tapi tentang pengalaman dan strategi.”

Rendy mengayunkan pedangnya perlahan, memancarkan aura tajam yang membuat tanah di sekitarnya retak. “Kalau begitu, mari kita lihat apakah pengalamanmu cukup untuk me
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   391. Rendy vs Jian Cheng

    Rendy melompat ke belakang untuk menciptakan jarak, napasnya memburu. Jian Cheng, dengan senyum tipis di wajahnya, menatapnya seperti pemburu yang baru saja menemukan mangsa terbaik. Di sekeliling mereka, tanah yang dulunya subur kini berubah menjadi medan perang penuh retakan dan kawah akibat benturan energi Qi yang dahsyat."Tampaknya kau masih punya tenaga," Jian Cheng mengejek. "Tapi aku belum menunjukkan kekuatanku yang sebenarnya."Jian Cheng mengangkat tangannya ke udara. Energi biru mulai berkumpul, menciptakan pusaran angin yang mengelilinginya. Suara angin berdesing, bercampur dengan suara gemuruh petir yang tiba-tiba muncul di langit."Heavenly Storm Domain!" serunya.Di sekeliling Jian Cheng, medan energi berbentuk kubah mulai terbentuk. Di dalamnya, bilah-bilah energi berbentuk petir melayang-layang, siap menghujam siapa saja yang berani mendekat. Medan ini tidak hanya melindungi Jian Cheng, tetapi juga memperkuat kekuatannya, membuat udara di sekitar terasa seperti dihan

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kebangkitan Naga Perang   392. Munculnya Pria Misterius

    Rendy berdiri di tengah medan yang hancur, napasnya masih berat. Darah mengalir dari luka di bahunya, tetapi sorot matanya tetap tajam. Jian Cheng mungkin telah mundur, tetapi ancaman ini jauh dari selesai. Hembusan angin malam membawa aroma tanah yang hangus dan energi Qi yang tersisa di udara. Pedang Kabut Darah di tangannya bergetar pelan, seolah mengingatkan Rendy akan bahayanya."Pertarungan tadi hanyalah permulaan," gumamnya, menggenggam pedang itu lebih erat. Ia memandang jauh ke depan, ke arah hutan gelap tempat Jian Cheng menghilang. Dalam hatinya, ia tahu musuhnya tidak akan menyerah begitu saja.Saat Rendy mencoba mengatur napas, sebuah aura dingin tiba-tiba menyelimuti sekitarnya. Udara berubah menjadi lebih berat, seolah-olah waktu itu sendiri melambat. Dari bayang-bayang pepohonan, seorang pria muncul, mengenakan jubah hitam panjang dengan pola naga perak yang bersinar samar di bawah cahaya bulan."Hebat sekali," pria itu berkata dengan suara rendah dan penuh ironi. "Kau

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kebangkitan Naga Perang   393. Kultivator Dari Barat

    Rendy melangkah keluar dari ruang kerja Katrin dengan pikiran yang berkecamuk. Informasi yang baru saja ia terima mengguncang dirinya. Ancaman yang ia pikir datang dari lingkup kecil, kini meluas ke level yang lebih berbahaya. Bukan hanya Sekte Pedang Dewa atau musuh lokal yang mengincar Jade Dragon, tetapi juga seorang figur legendaris dari belahan dunia barat: Alan Smith, keluarga kultivator tertinggi yang sudah lama menjadi mitos bagi sebagian besar kultivator di timur.Rendy berhenti sejenak di tempat parkir, menatap skuter tuanya yang terlihat lusuh di tengah-tengah kerumitan dunia kultivasi yang kini ia hadapi. Sebuah aura berat menghantui langkahnya. Bagaimana bisa seorang seperti Alan Smith, yang dikabarkan telah mencapai ranah Half Immortal, tertarik pada Jade Dragon? Apa yang sebenarnya tersembunyi dalam patung giok itu selain Nisan Pedang Spiritual, hingga sang pemilik Excalibur, pedang legendaris Raja Arthur, ikut turun tangan?Saat ia memasang helmnya, suara langkah cepat

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   394. Kehebatan Alan Smith

    Malam merayap perlahan di Kota Buitenzorg, membalut jalanan sepi dengan kabut tipis yang menggantung di udara. Rendy Wang mengendarai skuternya melewati gang-gang yang gelap, matanya terus awas, menelisik setiap sudut kota yang terasa terlalu sunyi. Angin malam menyelinap di balik kerah jaketnya, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan samar-samar bau logam. Langit yang muram seperti menahan hujan, memberi firasat buruk yang semakin mencengkeram batinnya.Pikirannya penuh dengan suara Katrin yang terus terngiang.“Alan Smith… Half Immortal… Excalibur…”Tiga kata itu terpatri dalam benaknya seperti mantra. Sejak pertemuan terakhirnya dengan Katrin, Rendy tahu bahwa ia sedang menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar perburuan Jade Dragon.Saat skuter berhenti di tikungan yang remang-remang, hawa dingin tiba-tiba merayap di kulitnya—bukan sekadar dingin malam biasa, melainkan tekanan yang mengerikan, menekan dadanya hingga napasnya terasa berat. Jantungnya berdetak c

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   395. Duel Pedang Legendaris

    Kabut merah pekat berputar di sekitar tubuh Rendy Wang, membentuk pusaran energi yang seakan memiliki nyawa sendiri. Pedang Kabut Darah dalam genggamannya berdenyut, pancaran aura merahnya menari liar, menciptakan ilusi duri-duri tajam yang mengelilinginya. Hawa panas menyebar dari bilah pedangnya, menghanguskan rerumputan yang ia pijak, meninggalkan jejak hangus di tanah yang retak.Darah segar masih menetes dari sudut bibirnya, mengalir perlahan melewati dagunya, tetapi ia tidak peduli. Sorot matanya membara, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan. Lawannya, Alan Smith, berdiri tegap di kejauhan, tubuhnya dibalut sinar emas dari Excalibur yang ia genggam dengan kepercayaan mutlak. Cahaya pedang legendaris itu begitu terang hingga menghapus bayang-bayang di sekitarnya, seperti manifestasi kehendak ilahi yang menolak keberadaan kegelapan.Alan menyipitkan matanya, suaranya rendah tetapi penuh tekanan. “Rendy Wang,” ujarnya, nada bicaranya seolah memancarkan kewibawaan seorang dewa pe

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   396. Nisan Pedang Spiritual Kesembilan

    Langit di atas arena pertempuran bergetar hebat. Riak energi menyebar seperti gelombang pasang, memancarkan cahaya keemasan yang membakar udara di sekitarnya. Suatu kejadian yang tak biasa telah terjadi—kekuatan Qi Alan Smith yang sangat tinggi meresap ke dalam tanah yang telah menyaksikan ratusan duel dahsyat. Namun, kali ini, sesuatu yang lebih besar bangkit dari kedalaman pertempuran.Tiba-tiba, medan energi berdenyut keras. Jade Dragon, patung giok naga milik Rendy, mulai bergetar hebat seolah-olah merespons kekuatan yang tak kasat mata.Di Lembah Roh Kultivator yang terdapat di dalam Jade Dragon juga bergetar hebat. Beberapa batu mistik tampak melayang dengan warna-warni yang indah. Satu per satu, batu-batu mistik yang mengelilingi Nisan Pedang Spiritual ikut terguncang, hingga akhirnya—BOOM!Ledakan besar mengguncang tanah. Salah satu Nisan Pedang Spiritual, yang kesembilan, bergemuruh hebat sebelum meledak berkeping-keping. Pecahan-pecahan batu beterbangan, berkilauan di bawah

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kebangkitan Naga Perang   397. Pertarungan Dua Kultivator

    Alan Smith mengayunkan Excalibur dengan kekuatan dahsyat. Bilah legendaris itu bersinar dengan cahaya biru menyilaukan, membelah udara dengan kecepatan mengerikan. Angin yang terbawa sabetan pedangnya merobek tanah, menciptakan celah-celah menganga yang berdenyut dengan kilatan petir.Namun, Rendy Wang sudah siap. Pedang Naga Dewa bergetar di tangannya, memancarkan aura keemasan yang berkilau seperti api naga yang baru terbangun dari tidurnya. Saat Excalibur menerjang dengan kekuatan membelah gunung, Rendy mengangkat senjatanya, bilahnya bersinar seperti matahari yang menusuk kabut kelam.CLANG!Benturan dua senjata suci itu menciptakan ledakan sonik yang mengguncang tanah dan langit. Ombak energi berwarna biru dan emas bertabrakan, menghempaskan bebatuan dan menghancurkan pepohonan di sekitar mereka. Getaran dahsyat merambat ke tanah, meretakkan arena seperti retakan halus di kaca yang siap pecah kapan saja. Cahaya dari titik pertemuan bilah mereka berkobar, menusuk langit yang kelam

    Last Updated : 2025-01-19
  • Kebangkitan Naga Perang   398. Pemilik Pedang Naga Dewa Sejati

    Dalam kilatan cahaya yang memancar dari serangan terakhir, langit yang murung tampak seolah mengingatkan bahwa tak ada yang bisa menghindari nasib mereka. Rendy Wang dan Alan Smith berdiri tegak di medan pertempuran yang hancur, kedua sosok mereka bersinar dengan aura yang begitu mengerikan, seolah-olah kekuatan semesta sedang berperang melalui mereka. Mereka adalah manifestasi dari energi yang tak bisa dibendung, dua pejuang agung yang bertarung untuk membuktikan siapa yang pantas menguasai kekuatan legendaris.Rendy Wang, dengan Pedang Naga Dewa di tangannya, kini dikelilingi oleh lingkaran api keemasan yang berputar-putar di sekeliling tubuhnya. Aura naga yang berkobar itu seolah mengalir melalui setiap pori tubuhnya, menciptakan medan pelindung yang hampir tak terjamah. Dalam sekejap, ia menundukkan tubuhnya, merendahkan posisi pedangnya, dan mengalirkan seluruh energi kultivasinya ke dalam bilah yang bersinar."Jurus Naga Emas Menerjang Langit!" teriak Rendy kembali menggunakan j

    Last Updated : 2025-01-19

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   482. Sahabat Atau Musuh Lama?

    Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i

  • Kebangkitan Naga Perang   481. Masalah di Klub Red Lotus

    Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad

  • Kebangkitan Naga Perang   480. Romansa Rendy dan Jessy

    Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

  • Kebangkitan Naga Perang   475. Hinaan Vera

    HA-HA-HA ...!!!Tawa itu meledak di udara, menggetarkan ruangan dengan gaungnya yang menusuk telinga. Vera Huang menepuk-nepuk pahanya, seolah ucapan yang baru didengarnya adalah lelucon paling konyol yang pernah ada."Ha-ha-ha! Astaga, Rendy! Aku tahu kamu ini miskin dan tidak berguna, tapi aku sungguh tidak menyangka kamu juga pintar membual!" katanya dengan nada mengejek, matanya menyipit penuh penghinaan.Rendy mengepalkan tangan, kuku-kukunya hampir menembus kulit telapak tangannya sendiri. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan penuh amarah. "Aku tidak berbohong! Aku memang Naga Perang yang akan menarik seluruh investasi Wang Industries dari Huang Corporation! Aku sudah muak hidup seperti ini, tanpa kejelasan dan tanpa harga diri!" suaranya bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena tekad yang sudah tak bisa dibendung lagi"Mentang-mentang nama margamu sama dengan nama perusahaan Grade A, terus kamu klaim kalau itu perusahaanmu? Hah! Sungguh lucu dan tak masuk akal!" sind

  • Kebangkitan Naga Perang   474. Sepuluh Tahun Lalu

    Tanpa ragu, Rendy Wang melangkah maju, tubuhnya masih berlumuran debu pertempuran. Portal dimensi di hadapannya berputar liar, cahaya biru kehijauan berpendar seperti ombak liar. Setelah mengalahkan Zhang Wei dan menyelamatkan Negeri Langit dari kehancuran, ia tahu ini adalah satu-satunya jalan pulang. Dengan satu tarikan napas, ia melangkah masuk.Saat portal menutup di belakangnya, kegelapan langsung menyergap. Kesadarannya menghilang.Ketika membuka mata, aroma kayu tua dan udara dingin menyeruak ke hidungnya. Dia mengenali tempat ini—kamar sempit di rumah Keluarga Huang, Paradise Hill, Kota Buitenzorg. Dinding-dinding kayu masih sama, catnya mengelupas di beberapa tempat, dan kasur tipis di bawahnya berderit saat ia bangkit."Sepertinya kamar ini memang gerbang antar dimensi," gumamnya. "Setiap kali kembali ke Khatulistiwa, selalu melalui tempat ini."Sebelum sempat berpikir lebih jauh, suara nyaring menusuk telinganya."Untuk apa lagi pengangguran itu pulang ke rumah?" suara cemp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status