Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / Bab 361 - Bab 370

Semua Bab Kebangkitan Naga Perang: Bab 361 - Bab 370

455 Bab

361. Godaan Shin Kang dan Pedang Kabut Darah

Getaran hebat dari Pedang Kabut Darah semakin intens, membuat tanah di sekitarnya retak. Energi merah gelap menyebar seperti kabut yang menyeramkan, memenuhi lembah dengan aura yang membawa ketakutan mendalam. Keenam Roh Kultivator berdiri dalam formasi, masing-masing mengerahkan energi spiritual mereka untuk meredam kekuatan dari Nisan Pedang Spiritual.Aiden mengangkat kedua tangannya, cahaya biru yang dingin memancar dari tubuhnya, menciptakan lingkaran perlindungan di sekitar nisan. “Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi! Shin Kang harus tetap tersegel!”Guang Yu berdiri di sampingnya, tombak emas di tangannya bergetar, memancarkan aura yang berat. “Rendy, tetap di tempatmu! Jangan biarkan suara itu mempengaruhimu!”Namun, Rendy tidak bisa mengabaikan suara di dalam hatinya. Suara Shin Kang semakin jelas, seperti bisikan yang terus-menerus menarik perhatiannya. Aura merah gelap yang berasal dari Pedang Kabut Darah terasa begitu akrab, seolah memanggil jiwa terdalam Rendy.“Bocah!
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

362. Menyegel Pedang

Rendy berdiri terpaku, tubuhnya dikelilingi aura emas yang berdenyut dengan gelombang energi naga. Di depannya, Pedang Kabut Darah bergetar hebat, memancarkan cahaya merah darah yang mengancam, seolah-olah sedang berusaha melepaskan diri dari belenggu yang terakhir. Suara Shin Kang terus menggema di dalam pikirannya, menggoda, memaksa, merayu dengan janji-janji kekuatan yang tidak terbatas.“Lihatlah mereka, bocah,” suara Shin Kang terdengar tajam. “Para Roh Kultivator itu? Mereka lemah. Bahkan talisman segel mereka tidak bisa menahan kekuatanku. Kau tahu apa artinya ini? Aku adalah pilihan terbaikmu. Dengan kekuatanku dan Pedang Kabut Darah ini, tak satu pun dari musuhmu akan bertahan. Bahkan Zhang Wei akan jatuh tanpa perlawanan.”Di sisi lain, Abigail, dengan napas tersengal-sengal, berusaha bangkit dari tanah. Wajahnya yang biasanya tenang sekarang penuh kepanikan. “Rendy!” serunya, suaranya dipenuhi kepedihan. “Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kau harus membantu kami! Jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

363. Melawan Takdir Langit

Tanpa ragu, Rendy maju dan mendekati Pedang Kabut Darah yang masih bergetar hebat.Dengan satu tarikan yang penuh determinasi, Rendy mencabut Pedang Kabut Darah dari Nisan Spiritual. Cahaya merah darah menyembur dari bilahnya, memenuhi langit dengan aura gelap yang mencekam. Pedang itu terasa hidup di tangannya, denyut kekuatan yang seolah menyatu dengan napasnya sendiri. Tubuhnya diliputi energi yang luar biasa—kekuatan yang bahkan belum pernah ia rasakan sebelumnya.“Aku akan mengembalikannya setelah menghadapi Zhang Wei,” ucap Rendy dengan suara yang tegas, tapi ada nada kepedihan di balik kata-katanya. “Ambisi Zhang Wei lebih mengerikan daripada Shin Kang. Dunia membutuhkan kekuatan ini untuk menghentikannya.”Keenam Roh Kultivator menatapnya dengan ekspresi terkejut dan kekecewaan mendalam. Aiden Lee melangkah maju dengan tatapan penuh ketegasan. “Rendy, kau tak mengerti apa yang kau lakukan! Pedang itu bukan sekadar senjata, tapi entitas yang hidup dengan haus akan darah. Ia akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

364. Rendy vs Enam Roh Kultivator

Aura pertempuran memenuhi udara saat keenam Roh Kultivator mengelilingi Rendy, masing-masing memancarkan kekuatan spiritual mereka yang luar biasa. Rendy berdiri di tengah lingkaran itu dengan Pedang Kabut Darah di tangannya, aura merah gelap menyelubungi tubuhnya seperti kabut mematikan.“Jangan salahkan aku kalau kalian terluka! Aku tidak ingin melukai kalian!” seru Rendy, nada suaranya menunjukkan campuran keputusasaan dan ketegasan.Namun, Aiden Lee menjawab dengan tatapan dingin. “Kalau begitu, lepaskan pedang itu, Rendy. Sebelum semuanya terlambat!”Lao Jin maju lebih dulu, energi emas yang berbentuk naga mengelilinginya. “Kau keras kepala, Rendy. Tapi aku tidak akan membiarkan Shin Kang kembali, meskipun itu berarti melawan muridku sendiri!”Dengan gerakan cepat, Lao Jin menyerang, tinjunya mengarah ke dada Rendy, membawa kekuatan spiritual yang cukup untuk menghancurkan gunung kecil. Rendy mengangkat Pedang Kabut Darah, menangkis serangan itu dengan mudah.BOOOM!Tabrakan ener
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

365. Mengeluarkan Shin Kang

Rendy menggenggam Pedang Kabut Darah dengan erat, merasakan kekuatan dahsyat yang mengalir ke tubuhnya. Aura merah pekat menyelimuti dirinya, dan perlahan, aura pembunuh mulai tampak semakin nyata. Matanya sedikit berubah, dengan semburat merah yang memancarkan energi gelap.“Bagaimana rasanya memegang pedang spiritual paling kuat di dunia?” suara Shin Kang terdengar dari dalam pedang, suaranya dingin namun penuh daya pikat.Rendy menghela napas berat, tetapi rasa ingin tahunya tak dapat ia tahan. “Luar biasa… seperti tubuhku dipenuhi kekuatan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.”Shin Kang tertawa kecil, tawa yang penuh dengan kesombongan. “Tentu saja, bocah. Pedang ini adalah mahakarya, senjata yang bisa mengubah nasib seorang kultivator. Tapi itu hanya permulaan. Kekuatan sebenarnya baru bisa kau rasakan jika aku… dibebaskan.”Rendy menatap pedang itu dengan ragu. “Bagaimana cara mengeluarkanmu?” tanyanya. Dalam benaknya, ia sadar bahwa ia membutuhkan Shin Kang untuk sepenuhn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

366. Tawaran Aiden Lee

Aiden Lee berdiri dengan tubuh yang masih dipenuhi luka, tetapi tangannya terangkat untuk menunjukkan sebuah Talisman Rune yang bersinar lembut dengan cahaya keemasan. Rune itu terlihat rumit, seakan ditulis dengan tangan seorang ahli. Aura yang terpancar darinya terasa kuat dan memancarkan energi spiritual murni.“Rendy,” panggil Aiden dengan suara tegas namun tidak memaksa. “Jika kau benar-benar tidak mau meninggalkan Pedang Kabut Darah dan bersikeras menggunakan kekuatan Shin Kang, maka aku punya satu solusi yang akan menguntungkan kedua belah pihak!"Rendy menatap talisman itu dengan penuh tanya. “Apa itu, Guru?”“Talisman ini,” jelas Aiden sambil memperlihatkan rune yang melayang di antara tangannya, “bisa mengekang kekuatan Shin Kang. Jika kau membebaskannya dari Nisan Pedang Spiritual, kekuatannya akan terbatasi hingga hanya setengahnya. Dengan begitu, ia tidak akan menjadi ancaman bagi dunia, sekaligus memastikan kau tetap bisa mengendalikan Pedang Kabut Darah tanpa terpengaru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

367. Keputusan Rendy

Rendy membuka matanya perlahan, tatapannya tajam namun penuh dengan ketenangan yang baru ditemukan. Ia menatap Pedang Kabut Darah di tangannya, kemudian bergantian memandang para gurunya yang terluka namun tetap berdiri teguh, siap menghadapi apapun demi melindungi dunia dari ancaman kegelapan.Suara Shin Kang bergema lagi, kali ini lebih mendesak. “Jangan dengarkan mereka, bocah! Mereka hanyalah pengecut yang takut pada kekuatan sejati! Kau tahu, hanya aku yang bisa memberimu keunggulan melawan Zhang Wei. Dunia ini tidak layak untuk dilindungi—kau harus menguasainya! Akua kan membuatmu menjadi Penguasa Dunia!"Namun, suara itu tidak lagi mengusik pikiran Rendy seperti sebelumnya. Ia mengambil napas dalam-dalam, menguatkan hatinya. Pandangannya kembali pada Aiden Lee, yang masih memegang Talisman Rune di tangannya.“Guru,” kata Rendy, suaranya mantap. “Aku menerima talisman rune itu. Aku akan membebaskan Shin Kang dengan batasan yang aman. Aku percaya, kekuatan sejati tidak hanya data
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

368. Kembali Ke Awal

Rendy akhirnya tiba di rumah megah Seruni di Andalas dengan perasaan campur aduk. Aura Pedang Kabut Darah masih terasa menggema di sekelilingnya, meskipun talisman dari Aiden menjaga energi gelapnya terkendali. Seruni menyambutnya dengan senyum hangat, tapi ia dapat merasakan kegelisahan di balik sorot mata wanita itu.“Bagaimana?” tanya Seruni lembut, membawa secangkir teh hangat ke meja. “Apa yang terjadi di Lembah Roh Kultivator?”Rendy menghela napas panjang sambil duduk. “Aku membawa pulang Pedang Kabut Darah,” katanya sambil meletakkan pedang itu di samping kursinya. “Tapi dengan batasan. Guru-guruku memasang talisman untuk menjaga kekuatan pedang ini tetap terkendali. Sekarang, aku hanya perlu menemukan Zhang Wei.”Seruni memandang pedang itu sejenak, ragu untuk mendekat. “Pedang itu memancarkan aura yang sangat kuat, Rendy. Aku bisa merasakannya dari sini. Kau yakin tidak apa-apa membawanya?”Rendy menatap Seruni, senyumnya tipis tapi penuh keyakinan. “Aku tidak punya pilihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

369. Slap Face

Hari itu, Rendy sedang duduk di ruang tamu rumah keluarga Huang, mencoba mengatur pikirannya setelah pertemuannya dengan Vera. Ia tahu bahwa untuk saat ini, ia harus fokus menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan Cindy. Tapi kedamaian itu tidak berlangsung lama. Suara mesin mobil sport yang meraung di depan rumah segera menarik perhatian semua orang.Dari dalam mobil mewah itu keluar seorang pria yang tampak elegan dengan setelan mahal, rambutnya disisir rapi. Itu adalah James Chung, teman sekolah mereka dulu, yang kini menjadi pengusaha sukses. Namun, kehadirannya membawa nuansa canggung, terutama bagi Rendy dan Cindy.Rendy mengetahuinya karena kilasan masa lalu Rendy di masa ini melintas di pikirannya. “Jadi di masa ini aku tidak telantar, bahkan satu sekolah dengan Cindy dan James yang sombong itu? Aneh sekali ...”“Cindy!” seru James sambil berjalan mendekat dengan senyum penuh percaya diri. “Aku dengar kabar kalau suamimu meninggalkanmu begitu saja. Aku datang untuk menjemput
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

370. Sindikat Bandit Khatulistiwa

Rendy Wang mengendarai skuternya menyusuri jalan sepi menuju pasar Paradise Hill. Udara pagi terasa segar, tapi firasat aneh menggelayut di benaknya saat ia melihat beberapa motor besar melintang di tengah jalan, menghalangi jalur.Beberapa pria bertampang garang berdiri di sekitar motor itu. Mereka mengenakan jaket kulit dengan simbol tengkorak dan mata elang. Di depan mereka, seorang pria bertubuh besar dengan kepala botak berkilat berdiri tegak, memegang pemukul bisbol. Dialah Thanos, pemimpin Sindikat Bandit Khatulistiwa.“Rendy Wang,” sapa Thanos dengan senyum licik. “Akhirnya kita bertemu. Kau tahu, ada seseorang yang sangat ingin kami memberimu pelajaran.”Rendy menghentikan skuternya beberapa meter dari mereka. Ia menatap Thanos dengan pandangan tenang. “Siapa yang menyuruh kalian?”Thanos tertawa keras, suaranya menggema di jalanan. “Seorang teman lamamu, James Chung. Katanya, kau sudah tidak pantas berada di samping Cindy. Dan aku setuju. Lihat dirimu—mengendarai skuter tua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3536373839
...
46
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status