Share

369. Slap Face

Author: Zhu Phi
last update Huling Na-update: 2025-01-12 19:45:44

Hari itu, Rendy sedang duduk di ruang tamu rumah keluarga Huang, mencoba mengatur pikirannya setelah pertemuannya dengan Vera. Ia tahu bahwa untuk saat ini, ia harus fokus menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan Cindy. Tapi kedamaian itu tidak berlangsung lama. Suara mesin mobil sport yang meraung di depan rumah segera menarik perhatian semua orang.

Dari dalam mobil mewah itu keluar seorang pria yang tampak elegan dengan setelan mahal, rambutnya disisir rapi. Itu adalah James Chung, teman sekolah mereka dulu, yang kini menjadi pengusaha sukses. Namun, kehadirannya membawa nuansa canggung, terutama bagi Rendy dan Cindy.

Rendy mengetahuinya karena kilasan masa lalu Rendy di masa ini melintas di pikirannya. “Jadi di masa ini aku tidak telantar, bahkan satu sekolah dengan Cindy dan James yang sombong itu? Aneh sekali ...”

“Cindy!” seru James sambil berjalan mendekat dengan senyum penuh percaya diri. “Aku dengar kabar kalau suamimu meninggalkanmu begitu saja. Aku datang untuk menjemput
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kebangkitan Naga Perang   370. Sindikat Bandit Khatulistiwa

    Rendy Wang mengendarai skuternya menyusuri jalan sepi menuju pasar Paradise Hill. Udara pagi terasa segar, tapi firasat aneh menggelayut di benaknya saat ia melihat beberapa motor besar melintang di tengah jalan, menghalangi jalur.Beberapa pria bertampang garang berdiri di sekitar motor itu. Mereka mengenakan jaket kulit dengan simbol tengkorak dan mata elang. Di depan mereka, seorang pria bertubuh besar dengan kepala botak berkilat berdiri tegak, memegang pemukul bisbol. Dialah Thanos, pemimpin Sindikat Bandit Khatulistiwa.“Rendy Wang,” sapa Thanos dengan senyum licik. “Akhirnya kita bertemu. Kau tahu, ada seseorang yang sangat ingin kami memberimu pelajaran.”Rendy menghentikan skuternya beberapa meter dari mereka. Ia menatap Thanos dengan pandangan tenang. “Siapa yang menyuruh kalian?”Thanos tertawa keras, suaranya menggema di jalanan. “Seorang teman lamamu, James Chung. Katanya, kau sudah tidak pantas berada di samping Cindy. Dan aku setuju. Lihat dirimu—mengendarai skuter tua

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • Kebangkitan Naga Perang   371. Thanos dan Katrin

    Di sebuah ruangan megah dengan jendela besar yang menghadap ke panorama kota, Katrin Chow, CEO Dragon Sky, duduk di kursi kulit mewah di belakang meja besar. Ekspresinya dingin, penuh wibawa. Di depannya berdiri Thanos, pemimpin Sindikat Bandit Khatulistiwa, dengan tubuh besar dan sikap penuh hormat.Sikap Thanos terhadap Katrin ini sangat jauh dibandingkan sikap sombongnya saat berhadapan dengan Rendy, menunjukkan betapa berkuasanya seorang Katrin Chow."Ada apa, Bos? Apa ada pekerjaan besar yang harus aku lakukan?" tanya Thanos sambil membungkuk.Katrin menatap Thanos dengan tajam, matanya menyelidik. “Kau tahu kenapa aku memanggilmu, Thanos?”Thanos mengangkat kepalanya sedikit, mencoba membaca suasana. “Maafkan saya, Bos, tapi saya tidak yakin. Apakah ini tentang pekerjaan sampingan saya?”Katrin mengangkat alis. “Jadi, kau sadar bahwa pekerjaan sampinganmu bisa membawa masalah untukku?”Thanos menelan ludah, gugup. “Saya hanya menerima pekerjaan kecil, Bos. Tidak ada yang menganc

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • Kebangkitan Naga Perang   372. Bertemu Jessy

    Rendy yang dalam perjalanan menuju pasar untuk membeli beberapa kebutuhan tiba-tiba memutuskan untuk mampir ke Z-Mart, toko pakaian yang diperuntukkan bagi golongan menengah ke atas. Rendy mampir karena pakainnya sangat lusuh dan menyerupai gelandangan."Apa aku masih memiliki satu kuadriliun seperti di masa sebelumnya?" batin Rendy. Setelah cek ke ATM ternyata saldo tabungannya hanya ada beberapa juta saja. "Cukup untuk membeli beberapa potong pakaian," pikirnya tanpa mengetahui kalau harga pakaian di Z-Mart semuanya berkisar di atas satu juta.Rendy memarkir skuternya di tempat yang tampak mencolok di depan Z-Mart. Dengan jaket lusuh dan celana panjang yang warnanya mulai pudar, ia melangkah masuk ke toko pakaian yang dikenal dengan koleksi kelas atasnya. Ia tak menyangka bahwa penampilannya akan langsung menarik perhatian—bukan dalam arti yang positif.Seorang petugas keamanan di pintu masuk segera mendekat, wajahnya menampilkan cemoohan. “Pak, ini tempat untuk belanja, bukan untuk

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • Kebangkitan Naga Perang   373. Pembuatan Pil Nascent Soul

    Setelah meninggalkan Z-Mart, Rendy memutuskan bahwa dirinya perlu meningkatkan kultivasi agar lebih siap menghadapi Zhang Wei. Pedang Kabut Darah memang memberikan kekuatan besar, namun tanpa kendali yang cukup, kekuatan itu bisa menjadi bumerang. Rendy memahami bahwa hanya dengan mencapai ranah Nascent Soul, ia bisa memaksimalkan kemampuannya tanpa kehilangan kendali.Untuk itu, ia memutuskan menggunakan Tungku Alkemis Kuno, sebuah artefak kuno yang mampu menciptakan Pil Kultivasi tingkat tinggi. Masalahnya, bahan-bahan yang diperlukan sangat sulit didapatkan, terutama di tempat seperti Paradise Hill, Buitenzorg.Rendy mendapatkan Tungku Alkemis Kuno dalam sebuah lelang bergengsi di Cakrawala . Saat itu, ia tidak tahu seberapa berharganya pusaka itu, hanya tertarik karena auranya yang berbeda dari barang lain di pelelangan. Kini, ia menyadari betapa pentingnya tungku ini untuk mempercepat peningkatan kultivasinya.Ketika memutuskan untuk membuat Pil Nascent Soul, Rendy langsung memik

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • Kebangkitan Naga Perang   374. Bantuan Shin Kang

    Rendy kembali ke kamarnya di Resort Red Lotus setelah memastikan semuanya siap. Ia duduk di atas matras meditasi, menatap tiga butir Pil Nascent Soul yang tergeletak di atas piring perunggu kecil. Cahaya keemasan dari pil-pil itu terasa seperti memanggilnya, menawarkan kekuatan yang ia butuhkan untuk menghadapi Zhang Wei. Namun, di balik itu semua, Rendy tahu, risiko dari mengonsumsi pil ini bukanlah hal yang bisa diremehkan.“Kalau tubuhku tidak cukup kuat untuk menahan energi ini...” pikir Rendy, membayangkan tubuhnya hancur dari dalam akibat ledakan energi spiritual yang tidak terkendali.Jacinda yang masih berada di luar ruangan mengetuk pintu dengan lembut. “Rendy, aku akan pergi sebentar untuk membeli makanan. Kalau kau butuh sesuatu, hubungi aku, ya.”“Terima kasih, Jacinda. Aku baik-baik saja,” balas Rendy sambil memaksakan senyum.Setelah kepergian Jacinda, suasana kamar menjadi sunyi. Rendy menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil salah satu Pil Nascent Soul. Ia memegangnya

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • Kebangkitan Naga Perang   375. Ancaman Sekte Pedang Dewa

    Rendy baru saja melangkah keluar menuju halaman parkir Resort Red Lotus ketika angin mendadak berubah dingin, membawa serta aura pembunuhan yang tajam. Puluhan jarum perak melesat ke arahnya dengan kecepatan luar biasa, menyasar titik-titik vital di tubuhnya.“Hebat... tapi terlalu lambat,” gumam Rendy.Dengan kecepatan yang hampir tak terlihat, ia menggerakkan Pedang Kabut Darah, menciptakan pusaran angin yang menyapu semua jarum perak itu ke tanah. Namun, sebelum ia sempat menarik napas lega, tiga pria bersenjata pedang melesat keluar dari bayangan, menyerangnya dari tiga arah berbeda.Rendy melompat mundur, menghindari serangan pertama, lalu memutar tubuh untuk menangkis dua serangan lainnya. Percikan energi spiritual memancar ketika pedangnya bertabrakan dengan milik mereka.“Siapa kalian? Apa ini?” teriak Rendy dengan nada frustrasi.Salah satu dari mereka, seorang pria paruh baya dengan janggut putih tetapi wajah yang tampak muda, melangkah maju. Ia mengenakan jubah hitam berbor

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • Kebangkitan Naga Perang   376. Menelepon Katrin

    Malam di Buitenzorg terasa lengang, namun Rendy tetap tak bisa menghilangkan rasa was-was. Rendy memutuskan untuk pulang ke Paradise Hill karena Resort Red Lotus sudah tidak aman lagi.Jacinda juga memutuskan untuk pulang ke Kota Chindo karena khawatir kehadirannya hanya akan menyulitkan Rendy di tengah banyaknya ancaman terhadap Naga Perang ini. Jacinda juga bermaksud untuk minta bantuan keluarga besarnya melindungi Rendy Wang.Setelah memastikan tak ada orang yang mengawasinya dari bayangan atau sudut jalan, ia meraih ponsel dari saku jaket lusuhnya. Jemarinya sedikit gemetar saat menekan nama Katrin Chow di daftar kontak. Deretan nada sambung terasa begitu lama hingga akhirnya suara Katrin yang khas—tenang tapi dingin—terdengar dari seberang.“Ada apa, Rendy?” tanyanya tanpa basa-basi.Rendy menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berpacu usai pertemuan dengan orang-orang misterius tadi. “Katrin, aku butuh penjelasan,” katanya dengan nada yang leb

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • Kebangkitan Naga Perang   377. Ancaman Sekte Pedang Dewa - II

    Rendy memasukkan ponselnya kembali ke saku sambil terus memikirkan kata-kata Katrin. Udara malam yang dingin tiba-tiba terasa menyesakkan, seolah membawa firasat buruk. Suara gemerisik dedaunan di sekitar membuatnya langsung waspada. Ia tahu, sejak pertarungan terakhir dengan kultivator Sekte Pedang Dewa, tidak ada lagi yang benar-benar aman.Langkahnya menuju skuter tua yang diparkir di pinggir jalan terhenti. Sepasang mata terasa mengawasinya dari kegelapan. Rendy berpura-pura tenang, tapi tubuhnya siaga. Jemarinya sedikit bergerak ke samping, meraba gagang Pedang Kabut Darah yang tersembunyi di balik jaketnya.Tiba-tiba, sebuah suara tajam menghantam udara. Suara pedang memotong angin. Rendy refleks melompat ke samping, tubuhnya berputar di udara sebelum mendarat dengan mantap. Sebuah bilah perak menghantam tanah di tempat ia berdiri sebelumnya, menciptakan kawah kecil yang mengeluarkan asap panas.“Rendy Wang,” suara dingin seorang pria menggema dari balik bayangan. Perlahan, soso

    Huling Na-update : 2025-01-14

Pinakabagong kabanata

  • Kebangkitan Naga Perang   484. Menghubungi Elemental Naga

    Rendy masih terpaku di tempatnya, matanya tak lepas dari sosok Clara yang perlahan menghilang di balik kabut malam. Langkah gadis itu terdengar samar, seolah setiap jejaknya membawa pergi sesuatu yang berharga dari hati Rendy. Napasnya tertahan, dadanya terasa sesak. Ia mengepalkan tangan, berusaha meredam emosi yang bergolak dalam dirinya.Setelah beberapa detik yang terasa begitu panjang, ia menghela napas dan merogoh saku jasnya. Ponselnya dingin di genggaman, tetapi pikirannya lebih dingin lagi. Tanpa ragu, ia menekan sebuah nomor yang sudah lama tersimpan, menunggu panggilan tersambung.“Halo, apa ini masih nomor Kristin?” suaranya terdengar tegas, meskipun ada sedikit ketegangan di baliknya.Di seberang sana, terdengar suara wanita yang sudah lama tak ia dengar.[Jendral Wang, ada keperluan apa meneleponku? Apa ada misi baru lagi untuk Elemental Naga?]Rendy menatap lurus ke depan, sorot matanya tajam. “Bisa kita ketemu besok di Red Lotus? Ada yang ingin aku tanyakan padamu.”Se

  • Kebangkitan Naga Perang   483. Konflik Berlanjut

    Clara menatap tajam ke arah Rendy, matanya menyala dengan amarah yang tak tertahankan. "Jangan kau kira tindakanmu ini akan mengubah kebencianku padamu!" suaranya dingin, nyaris menggigit, tanpa sedikit pun nada terima kasih.Rendy menghela napas panjang, mencoba memahami kekerasan hati Clara. Wajahnya dipenuhi kebingungan, tetapi suaranya tetap tenang. "Aku terus mencarimu, Clara! Buat apa aku membunuhmu? Apa untungnya bagiku?" katanya, menatapnya lekat-lekat, mencari celah di balik tatapan penuh kebencian itu.Clara menyilangkan tangan di dadanya, dagunya sedikit terangkat, menegaskan keangkuhannya. "Aku tidak percaya padamu! Aku datang untuk memperingatimu. Berhenti mencari Kekuatan Tertinggi, atau kami akan menghancurkanmu!" suaranya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena tekad yang membaja.Rendy mengernyit. "Kekuatan Tertinggi? Apakah organisasi itu yang membuatmu membenci aku?" tanyanya, mencoba menelisik lebih dalam.Clara tak menjawab. Dengan santai, ia melangkah ke b

  • Kebangkitan Naga Perang   482. Sahabat Atau Musuh Lama?

    Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i

  • Kebangkitan Naga Perang   481. Masalah di Klub Red Lotus

    Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad

  • Kebangkitan Naga Perang   480. Romansa Rendy dan Jessy

    Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status