Home / Pernikahan / Bukan Suami Sempurna / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bukan Suami Sempurna : Chapter 11 - Chapter 20

143 Chapters

11. Apa Kamu Masih Menyimpan Luka itu?

*** Pagi ini, Raka tidak bisa bekerja dengan maksimal. Lagi-lagi yang menyebabkan mood-nya jelek adalah diamnya Kanaya. Selepas Subuh, istrinya tidak bisa di hubungi. Chat darinya pun tidak terkirim. Raka sangat yakin, jika Kanaya marah padanya, istrinya selalu mendiamkannya tanpa sebab tanpa menjelaskan apa salahnya.Raka melewatkan sarapan pagi karena tidak ingin berdebat panjang dengan Maharani. Apalagi saat tahu bahwa saat ini Manda satu divisi dengannya, Maharani pasti akan bertanya dengan antusias.Raka berjalan tak semangat menuju kantin kantor, ia terus melihat ponselnya, berharap chat darinya terkirim. Sungguh, istrinya tak pernah mendiamkannya seperti itu. Ia bingung, kesalahan apa yang membuat Kanaya mengabaikannya?“Pak Raka!” sapa Manda sambil tersenyum.Raka membalas sapaan perempuan itu dengan menganggukan kepala dan tersenyum. Raka tidak ingin terlalu akrab dengan Manda, ia tidak ingin ada yang tahu juga kalau Manda adalah mantan kekasihnya, jika orang-orang di kan
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

12. Menjaga Perasaannya

*** Raka benar-benar stress, Kanaya tak menggubris panggilan darinya dari kemarin. Raka tidak mau masalah ini berlarut-larut, ia yakin kalau Kanaya memang marah padanya. Kanaya tak pernah mengabaikannya seperti ini, walaupun istrinya marah, itu hanya sebentar. Tapi, kali ini, Kanaya benar-benar tak membalas semua pesan darinya. Pekerjaannya yang hampir selesai, ia tunda sejenak. Hari ini ia harus ke Bandung, menanyakan langsung pada istrinya kenapa beberapa hari ini ia diabaikan.“Mas, mau ke Bandung nanti sore?” tanya Rieke.“Iya, sekalian ada rapat di sana, jadi bisa sekalian jemput Kanaya dan anak-anak,” jawab Raka.“Balik Jakarta berarti hari Minggu, ya?”“Insya Allah,” balas Raka. “Ibu mana?” tanyanya.“Ibu sudah pergi ke rumah Bude Ajeng pagi-pagi sekali,” jawab Rieke.“Tumben, biasanya ibu pergi selalu nunggu Mas berangkat,” ucap Raka heran.“Ibu kan lagi ngambek sama kamu, Mas,” timpal Rieke.“Ngambek sama Mas?” tanya Raka, ia menunjuk dirinya sendiri.“Iyalah sama Mas Raka,
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

13. Sempurna Bersamanya

*** “Kenapa belum nikah?” tanya Regi.“Kamu mau nyariin calon buatku?” balas Bara.“Berat! Kalau nyari calon istri buat kamu, harus yang sempurna mirip denganmu. Aku apalah, manusia yang lingkup pertemanannya saja biasa-biasa saja,” kata Regi sambil terkekeh.“Manusia sama saja, sama-sama makan nasi juga,” timpal Bara.“Eh... aku jadi ingat. Nanti malam ada acara syukuran aqiqah anak ketigaku. Kalau kamu ada waktu, kamu mau datang?” tanya Regi penuh harap.“Sudah anak ketiga lagi? Kamu produktif sekali,” balas Bara.“Alhamdulillah sudah rezekinya. Kanaya juga sudah punya dua, kamu masih ingat sama mantanmu itu, kan?”Bara mengangguk. “Aku ingat.”“Nah, nanti Kanaya juga datang. Siapa tahu kamu penasaran dia sekarang seperti apa,” kata Regi.“Mungkin dia jauh lebih cantik,” ucap Bara sambil tertawa pelan.Regi tertawa. “Tapi, tidak selangsing dulu, tapi cantiknya enggak luntur.”“Nanti malam aku akan datang ke syukuran aqiqah anakmu,” janji Bara. Lalu ia mengeluarkan kartu namanya. “N
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

14. Kamu Hanya Pernah Singgah

*** Kanaya tak menjawab pertanyaan Bara, ia hanya tersenyum. “Aku mau pamit dulu sama Regi dan Wulan,” ucapnya sambil beranjak dari duduknya.“Kamu pulang sendiri, kan?” tanya Bara.Kanaya menggeleng. “Aku sudah ada yang jemput,” balasnya berbohong. Kanaya tahu jika ia bilang pulang naik ojeg online, pasti Bara akan memaksanya untuk diantar pulang.Kanaya pamit pada keluarga besar Regi dan Wulan, meski mereka memaksanya agar diantar oleh Regi, tapi Kanaya tetap dengan pendiriannya. Ia tidak mau merepotkan siapapun.“Kamu itu dari dulu kepala batu, Nay,” keluh Regi.“Itulah sahabatmu, Kanaya Humaira,” balasnya sambil terkekeh.“Saya juga mau pamit pulang, terima kasih jamuan dan sambutan dari semuanya. Saya terharu disambut dengan hangat,” ucap Bara menimpali.“Kita yang tidak enak, takut sambutannya kurang. Kita enggak nyangka, kamu mau datang ke tempat kumuh seperti ini. Terima kasih, Bara,” kata Regi terharu.“Kita itu teman dan juga aku senang berkunjung ke rumahmu, terima kasih m
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

15. Melupakan Bayang-bayangmu

*** ‘Bara... jangan menceritakan kisah yang lalu. Kamu adalah masa laluku. Memang benar, hatiku pernah patah dan jatuh karena kepergianmu. Tapi, waktu dan juga kedatangan Mas Raka menyembuhkan segalanya. Bagiku, hidup dan bahagiaku saat ini adalah puncak dari segala bahagia yang pernah aku rasakan dan fokus utamaku adalah keluargaku. Aku harap, kamu mengerti dan jangan menabur kisah yang lalu, sebab kisah itu tidak akan pernah tumbuh sama sekali dihatiku.’Bara tidak bisa tidur dari semalam, ucapan Kanaya semalam terus mengiang di telinga dan juga pikirannya. Memang benar apa yang dikatakan oleh perempuan itu, seharusnya ia tidak terbawa suasana saat sedang bersamanya, Bara juga tak mengerti kenapa saat sedang bersama Kanaya ia bisa lepas kendali dan lupa diri. Pengendalian diri dan akal sehatnya hilang begitu saja.Bara benar-benar tidak bisa melupakan Kanaya. Ia sudah berusaha untuk menghapus bayang-bayang kisah indahnya bersama Kanaya saat mereka masih duduk di bangku SMA, tapi se
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

16. Hanya Takut Kehilanganmu

*** Wajah Kanaya berubah muram, ia jadi kesal saat Raka tidak juga peka sebab kemarahannya. Ia langsung menjauh dari suaminya, saat hendak mengajak kedua anaknya keluar kamar, tangannya ditarik dan Raka langsung mengenggam jemari Kanaya erat.“Kamu marah karena Manda, kan?” tanya Raka lembut.Kanaya membuang muka, ia tidak mau menatap suaminya itu, bibirnya ia tekuk.Raka menghela napas pendek. “Sayang... Mas enggak bilang karena takut kamu kepikiran dan liburanmu di rumah mama- papa jadi terganggu, Mas enggak mau merusaknya.”“Alasan!” ketus Kanaya.“Memang alasannya itu. Mas enggak mau kamu kepikiran. Mas tahu kalau kamu mudah cemburu, apalagi kalau menyangkut Manda. Mas enggak mau karena dia membuat mood kamu jadi jelek,” timpal Raka.“Bohong!” kesal Kanaya. “Kalau bilang dari awal, mungkin aku enggak akan kepikiran, apalagi ada acara penyambutan dan kalian saat di photo sangat berdekatan.”“Photo? Kamu lihat di mana?” tanya Raka.“Mataku banyak, Mas. Meski kamu mau bersembunyi, a
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

17. Ingin Bersamamu Sampai Akhir

*** Kanaya belum juga bangun, dari semalam ia kewalahan meladeni hasrat dari Raka. Maklum sudah dua minggu suaminya belum menerima haknya. Meski usia pernikahan mereka sudah menginjak ke-tujuh tahun, kemesraan mereka tidak pernah luntur. Perasaan satu sama lainnya semakin erat dari waktu ke waktu.Kanaya membuka matanya dan melihat Raka tersenyum padanya.“Masih capek, Sayang?” tanya Raka, ia mengecup kening Kanaya lembut.“Tadi habis Subuh aku ketiduran, Mas. Dibikin capek sama Mas,” balas Kanaya.Raka tertawa pelan. “Mas kalau sudah kangen sama kamu, bawaannya pingin buat kamu capek, Sayang.”“Tapi, aku malu mau ke luar, Mas. Aku bangun siang, pasti nanti mama sama papa curiga kalau semalaman Mas dan aku lembur,” keluh Kanaya.“Mama sama papa pasti mengerti lah, Sayang. Apalagi kita sudah dua minggu enggak ketemu, mereka pasti paham. Kamu juga ngapain malu ke orang tua sendiri,” ucap Raka.“Malu, Mas. Kita kayak pengantin baru saja, enggak keluar kamar dari semalam,” cicit Kanaya.
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

18. Kalian adalah Obat Lelahku

***“Sayang, Mas pagi-pagi harus rapat di Balai kota. Bagaimana kalau kita pulang ke Jakarta Minggu pagi?” tanya Raka.“Kenapa enggak sore saja, Mas? “Malamnya Mas mau lembur juga, Sayang. Atasan Mas maunya Mas yang nge-handle semuanya,” balas Raka.“Tapi, liburan Maryam masih satu Minggu lagi, Mas. Kasihan kalau di Jakarta juga, di sini Maryam sama Adam senang banget bisa bebas main sepuasnya tanpa ada yang melarang. Kalau di Jakarta, setiap aku bawa anak-anak pergi pasti ibu akan berceramah panjang kali lebar. Ibu bilang, mending di rumah saja agar uangmu enggak habis. Kalau aku enggak masalah sih, tapi anak-anak masa di rumah aja! Kasihan enggak ada hiburan,” keluh Kanaya.“Maafkan Ibu, Sayang. Ibu enggak ada maksud melarangmu dan anak-anak untuk keluar, ibu hanya kahwatir, tapi caranya saja salah,” ucap Bara.“Selalu saja dibela! Khawatir takut uangnya Mas habis sama aku dan anak-anak,” kesal Kanaya.“Sayang... please! Jangan membahas hal yang buat kita ribut ya.. Mas hanya ingin
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

19. Dia yang Tak Pernah Hilang dari Ingatan

*** Media cetak maupun elektronik heboh dengan berita kencan pewaris utama Tjandra Group, Bara Tjandra dengan anak Gubernur Jakarta yang juga seorang model Asia, Cherry Sakura. Headline news memajang photo mereka berdua yang sedang berkencan di salah satu restoran elit di Bandung.Bara merasa kurang sreg dengan kabar yang beredar di media itu, ia merasa pemberitaannya terlalu berlebihan. “Gila! Kenapa media lebih suka dengan gosip sampah seperti ini!” geram Bara.“Karena menghasilkan keuntungan bagi mereka, apalagi berita ini tentang kamu, lelaki yang jarang mengakui perempuan di depan publik, media hanya tahu kamu itu Playboy,” sahut Betrand.“Memangnya generasi kita atau adek-adek kita harus membaca berita sampah dan enggak penting sama sekali untuk kemajuan bangsa kita? Terlalu banyak drama, gimmick dan sensasi yang ditunjukan agar bisa terkenal dengan instan! Orang-orang yang benar-benar berprestasi dan mengharumkan bangsa akan tersingkir dengan orang-orang yang haus popularitas!
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

20. Cemburumu itu

*** Saat Regi akan mengeluarkan motor dari parkiran, tak sengaja bertemu dengan Bara. Bara yang melihat Regi dan juga Kanaya langsung menghampiri mereka. “Kalian mau ke mana?” tanya Bara.“Mau antar Kanaya pulang, Bar. Dia lagi tidak enak badan, jadi enggak akan ikut acara alumni,” jawab Regi.“Kamu kan panitia acaranya, Gi. Lebih baik Kanaya aku antar saja,” tawar Bara.Regi langsung menatap kearah Kanaya dengan ragu-ragu. “Iya, Gi. Aku diantar pulang sama Bara saja. Kamu ketua panitianya dan acara juga mau dimulai. Kamu tidak usah khawatir,” timpal Kanaya sambil tersenyum samar.“Benaran, Nay?”“Iya.”“Kalau begitu, aku titip Kanaya sama kamu, Bar. Maaf merepotkan,” pinta Regi.“Kita semua teman, jadi enggak merepotkan,” balas Bara.Setelah Regi pergi, Bara langsung melihat Kanaya yang sedang melamun. Kanaya terlihat muram, ia tak sanggup melihat Kanaaya bersedih. “Nay, kamu kenapa?” tanya Bara, ia khawatir melihat Kanaya menangis.“Aku lagi kurang fit saja,” jawab Kanaya sambil
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status