*** “Raka!” seru Manda, ia tersenyum kikuk saat Raka mengetahui apa yang dibicarakan oleh dirinya dan juga Maharani.Raka menyimpulkan senyum samar. “Bagiku, Kanaya adalah perempuan yang tepat untuk menemaniku. Hanya dia yang pantas menjadi ibu bagi anak-anakku,” tegasnya.“Maksud Ibu bukan seperti yang kamu kira Raka. Ibu hanya mengandai-andai saja, jangan salah paham,” timpal Maharani.“Tentu Raka tidak akan pernah salah paham, Bu. Tapi pembicaraan Ibu dan juga Manda bisa menyakiti hati Kanaya, jika andai saja tadi dia yang mendengarnya,” balas Raka.“Ya… tadi Ibu enggak sengaja bicara seperti itu, Ibu hanya terbawa perasaan saja,” tambah Maharani.Raka hanya menghela napas, ia tak tahu harus berkata berapa kali untuk menasihati Maharani untuk tidak membicarakan Manda dan terus memuji wanita itu, apalagi jika ada Kanaya, istrinya pasti akan terluka. “Raka mau jemput dulu Rieke dulu. Assalamu’alaikum…,” pamitnya. Raka pergi begitu saja tanpa melihat Manda sedikit pun.“Bu… Manda ja
Last Updated : 2024-06-30 Read more