Home / Pernikahan / Bukan Suami Sempurna / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bukan Suami Sempurna : Chapter 21 - Chapter 30

143 Chapters

21. Jangan Salah Paham Lagi, Sayang

*** “Kamu tahu kenapa saya meminta Andien untuk memanggilmu ke ruangan saya?” tanya Raka, ia menatap tajam ke kedua gadis yang saat ini sedang menunduk.“Saya tahu, Pak. Maafkan saya dan teman saya,” balasnya pelan sambil terus menunduk.“Siapa namamu?” tanya Raka dengan dingin.“De__dela, Pak,” jawabnya pelan.“Dan kamu?” tanya Raka lagi.“Ssa__saya Fitri, Pak,” jawabnya gugup.“Kenapa kalian memotret saya dan Bu Manda diam-diam di kantor?’ tanya Raka dengan tatapan yang membuat kedua gadis itu merinding.“Saya hanya iseng dan tidak sengaja, Pak. Saat itu hanya untuk seru-seruan, tidak ada niat apa-apa,” jawab Della masih dengan suara yang ketakutan.“Iseng? Seru-seruan?” tanya Raka dengan sedikit emosi. Lalu ia mengembuskan napasnya dengan kasar. “Keisengan kalian bisa menimbulkan fitnah! Dan membuat luka bagi orang lain. Apa kalian mau tanggung jawab? Apa saya perlu menegur atasan kalian karena ulah iseng kalian?” bentak Raka.Keduanya menunduk, mereka tidak berani menatap mata Ra
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

22. Jika Menyakitiku, Aku Pergi

*** Hampir dua jam Regi dan Bara menjenguk Kanaya di rumahnya, sampai jam menujukan pukul sepuluh malam, Kanaya tiba-tiba merasa kepalanya pusing.“Kamu kenapa, Nay?” tanya Bara menatap Kanaya dengan khawatir.“Aku mau istirahat, kepalaku pusing,” sahut Kanaya pelan.“Kamu tidur saja, jangan larut dan jangan lupa minum obatnya yang tadi dokter berikan,” ucap Bara.Kanaya mengangguk pelan. “Regi, aku tidur duluan, ya. Terima kasih sudah jenguk, salam buat Wulan.”“Oke, Nay. Cepet sembuh,” balas Regi.Kanaya mengangguk dan ia langsung pergi.“Kalau begitu, saya dan Regi pamit pulang, Ma. Sudah malam, maaf menganggu waktu istirahatnya,” pamit Bara.“Enggak ganggu kok. Kapan-kapan kalau ada waktu senggang mampir yah ke rumah Mama, meski Kanaya sudah pulang ke Jakarta, kalau Nak Bara mau mampir, jangan sungkan,” tawar Santi.“Iya, Ma. Insya Allah, nanti mampir ke sini,” jawab Bara dengan sopan.“Mama ke Bara nawarin, tapi ke aku enggak,” keluh Regi, ia berpura-pura memasang ekpresi sedih.
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

23. Jangan Egois

*** Setelah anak-anaknya tidur, Kanaya merasa lapar, ia menuju ruang makan dan tak sengaja melihat ayahnya sedang termenung sendirian di depan televisi. Kanaya merasa ayahnya sedang memikirkan sesuatu hal. Kanaya mengurungkan niatnya untuk makan, ia langsung menghampiri ayahnya.“Papa, kenapa belum tidur?” tanya Kanaya, ia langsung duduk disebelah Asep.“Papa belum ngantuk, Nay. Maryam sama Adam sudah tidur?”Kanaya mengangguk. “Mama besok pulangnya pagi atau siang, Pa?”“Paling sorean, Nay. Kasihan bibimu sedang repot,” jawab Asep.“Papa enggak bisa tidur karena sendirian di kamar yah?’ goda Kanaya sambil tersenyum.“Itu salah satunya. Kamu juga tahu, Papa dan mamamu enggak pernah pisah lama, Nay,” jawab Asep sambil terkekeh. “Kamu kapan pulang ke Jakarta? Kasihan suamimu di sana sendirian,” tambah Asep.“Sabtu aja, Pa. Anak-anak habiskan liburan dulu di sini. Mas Raka juga di sana enggak sendirian ada ibu juga,” sahut Kanaya.“Ya bedalah, Nay. Meski di rumah orangtua sendiri, dia l
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

24. Cemburu dengan Wanita Pilihannya

*** Para staff merasa heran dengan sikap Raka yang mood-nya hari ini begitu berbeda, Raka selalu menebar senyum dan menanggapi candaan para karyawan seperti biasa. Padahal seminggu terakhir, Raka mudah marah dan juga tak ramah sama sekali.“Nanti makan siang jangan pada pulang ya! Saya sudah pesan makan siang untuk kalian.” Raka berkata pada semua staff-nya.“Wah... dalam rangka apa nih, Pak? Anniversary?’ tanya Andien.“Ulang tahun pernikahan saya sudah lewat, Ndien. Saya hanya sedang bahagia saja,” sahut Raka.“Duh... pasti sumber bahagia Pak Raka, kalau bukan Bu Kanaya yah kedua anak Bapak yang lucu-lucu itu, saya jadi kangen sama Maryam dan Adam,” timpal Andien.“Mereka masih liburan, Sabtu depan baru balik Jakarta, kalau kamu mau, nanti kapan-kapan saya ajak anak-anak ke kantor saat jam istirahat atau kamu main saja ke rumah.”“Kalau masalah itu gampang, Pak. Nanti saya bisa chat Bu Kanaya,” balas Andien.Suara ruangan staff diketuk dan senyuman mengemang dari wajah Adit.“Pak A
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

25. Ingin Memberi Kejutan

*** Kanaya memutuskan pergi ke Jakarta sehari lebih awal, ia sengaja tidak memberitahukan Raka untuk memberi suaminya kejutan. Setelah mendapatkan nasehat dari ayahnya, hati Kanaya tersentuh, benar kata papanya, bahwa rumah tangga adalah proses belajar dan juga tidak meninggikan ego, selama berumah tangga hampir tujuh tahun, dirinyalah yang egois dan suka marah-marah tanpa jelas, sedangkan Raka selalu mengalah meski dirinya bersalah.Senyum terbit di kedua sudut bibir Kanaya, baginya percaya pada lelaki itu adalah hal pertama yang akan ia lakukan. Kehadiran cinta pertama Raka di kehidupan rumah tangganya takkan lagi menjadi penyulut api cemburunya. Raka adalah suaminya dan ia patut percaya padanya.“Enggak dijemput sama suamimu, Nay?’ tanya Santi.“Hari ini masih hari kerja, Ma. Nay juga enggak ngasih tahu Mas Raka kalau mau balik ke Jakarta sama anak-anak, biar jadi kejutan untuknya,” balas Kanaya dengan raut wajah bahagia.“Pasti suamimu bahagia. Papamu sehari tanpa Mama saja sudah
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

26. Kecewanya Hati

*** Kanaya tak menyangka bahwa tadinya ia yang akan memberi kejutan pada suaminya, malah dirinya yang dapat kejutan dari lelaki itu. Baru saja ia membayangkan perayaan rindu yang manis, semuanya harus hancur karena melihat senyum manis suaminya yang sedang berbicara dengan perempuan itu, Manda. Bahkan, ibu mertuanya sendirinya pun mengelus rambut Manda dengan tatapan sayang, hal yang mustahil dilakukan padanya.Hati Kanaya patah lagi, ia merasa menyesal pulang lebih awal.“Ayah...” teriak Maryam dengan girang, gadis kecil itu berlarian kecil diikuti oleh Adam.Semua yang sedang asyik berbicara di teras terkejut dengan suara lengkingan khas anak kecil. Raka tertegun sejenak, ia masih berharap yang memanggilnya ayah itu adalah nyata. Raka langsung tersentak saat Maryam memeluknya dengan manja.“Ayah kok diam saja kita pulang? Ayah enggak senang atau enggak kangen kita yah?” cicit Maryam.Raka langsung tersadar dan memeluk Maryam dengan hangat. “Ayah kaget barusan, Ayah kira Kakak pula
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

27. Luka itu Basah Lagi

*** Semalam Kanaya langsung tidur di kamar anak-anaknya, Raka tahu kalau istrinya itu sedang cemburu. Raka hanya bisa menunggu kecemburuan Kanaya mereda dan saat Kanaya sudah mulai bisa berpikir jernih, maka ia akan menjelaskan semuanya.Raka langsung masuk ke kamar anak-anaknya dan ia terkejut saat melihat kamar anak-anaknya kosong. Apa mungkin mereka sedang melihat ikan di teras belakang, pikir Raka.“Raka,” sapa Manda sambil mengulas senyum dan Raka membalasnya dengan senyum tipis.“Ka, mau ke mana?” tanya Maharani.“Mau ke teras belakang.”“Mau cari anak-anak?”“Iya, Bu. Anak-anak ada di teras belakang?“Kanaya sama anak-anak sudah izin sama Ibu untuk keluar, katanya mau joging,” balas Maharani.“Joging? Kenapa Raka enggak tahu?” Raka langsung masuk ke kamarnya dengan raut wajah tak suka.“Duh, ini anak! Ibu belum bilang alasannya, padahal istri dan anak-anaknya juga pergi sama Alisya,” timpal Maharani sambil menggelengkan kepalanya. “Manda, kita sarapan duluan saja, Ibu sudah b
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

28. Jangan Terluk karena Prasangka

*** “Sayang, Mas mau__”“Aku ngantuk, Mas. Besok Maryam juga mau masuk sekolah dan Adam juga perdana masuk Play Group, jadi jangan bahas apa-apa dulu saat ini,” balas Kanaya, ia memotong pembicaraan suaminya. Kanaya tahu bahwa Raka akan menjelaskan semua kesalahpahaman diantara mereka berdua.“Sebentar, Sayang... hanya beberapa menit tidak akan membuang waktu tidurmu terlalu banyak. Kita harus bicara, dari kemarin kamu mendiamkan Mas terus. Kamu selalu menghindar saat Mas mau menjelaskan semuanya. Kamu selalu begitu, Nay. Jangan menyiksa dirimu sendiri dengan semua sangkaan yang akan membuatmu terluka. Kamu harus bisa membuka hatimu untuk menerima penjelasan,” ucap Raka, ia tidak mau malam ini diantara mereka berdua masalah menjadi berlarut-larut.“Mas mau menjelaskan apa? Perempuan itu ibu yang mengajak? Dan Mas selalu berduaan dengannya dengan alasan kalian adalah rekan kerja? Atau Mas mau bilang kalau aku terlalu cemburuan dan juga gampang emosi?” balas Kanaya dengan suara terceka
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

29. Setiap Menatapmu, Selalu Jatuh Cinta

*** Kanaya bangun agak telat, semalam Raka membuatnya tak bisa tidur dengan nyenyak. Lelaki itu selalu bersemangat setiap meminta jatah padanya, senyum Kanaya mengembang ketika permainan manis semalam yang mereka habiskan tanpa jeda. Kanaya mengecup kening Raka pelan dan mata suaminya masih terpejam dengan lelap.Kanaya turun dari tempat tidur dengan hati-hati agar Raka tak terbangun, baru saja sebelah kakinya menyentuh lantai, lengannya ditarik dan tubuhnya di dekap oleh Raka.“Mau ke mana, Sayang,” suara Raka terdengar serak.“Mau bersih-bersih, Mas. Adzan juga sudah lewat.”“Mas masih pingin peluk kamu, Mas masih kangen,” manja Raka.Kanaya tersenyum, ia memijit hidung Raka dengan gemas. “Mas enggak cocok manja kayak gitu, aku geli dengarnya.”Raka tertawa pelan, lalu diraih tengkuk leher Kanaya dan ia kecup bibir istrinya dengan lembut, setelah mereka hanyut dalam ciuman manis itu, Raka melepaskan pagutannya. “Hanya sama kamu Mas bersikap layaknya anak kecil yang merengek, Mas su
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

30. Tidak Perlu jadi Suami yang Sempurna

***Di kamar, Kanaya terus saja duduk di pangkuan Raka yang sedang sibuk di depan laptopnya, sesekali ia mengecup kening Raka dan mencubit pipi suaminya dengan gemas. Raka hanya tersenyum nakal, ia langsung mengecup bibir Kanaya mesra."Pasti ada sesuatu yang ingin kamu pinta dari Mas," tebak Raka. "Kamu mau minta apa?"Kanaya tersenyum dengan manis. "Enggak mau minta apa-apa kok, Mas. Hanya saja__""Hanya saja, kamu mau minta izin sama Mas untuk pergi ke mana, kan?"Kanaya tersenyum dengan lebar. "Mas tahu deh apa yang mau aku katakan, Mas sangat peka!""Kalau lagi ngambek, suamimu itu dikatakan enggak peka dan menyebalkan ya?" goda Raka.Kanaya hanya tersenyum lebar. "Ya begitulah kurang lebih, Mas. Mas itu bisa jadi, sweet banget kalau minta jatah semalam suntuk, kalau lagi nyebelin itu pas sibuk dan enggak balas satu pesan dariku. Kalau ibu yang telepon respon banget, giliran aku malah di reject. Aku jadi sedih memikirkan hal itu."Raka melihat raut wajah Kanaya berubah muram, ia
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status