All Chapters of Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti: Chapter 381 - Chapter 390

443 Chapters

Bab 381 : Di vila

Dengan mudah dua bocah itu menuruti perintah papanya. Sementara aku tampak pasrah namun memilih menahan kantukku agar nanti setelah anak-anak tertidur pulas aku bisa meminta pengertian Ed untuk pindah.“Sudah tidur saja, aku juga tidak akan macam-macam. Ada anak-anak di sini,” gumamnya yang tahu aku belum tidur.Ed mematikan lampu kamar dan hanya cahaya lampu tidur yang tertangkap netraku.“Tidak perlu dimatikan lampunya!” pintaku agar pria ini menyalakan lagi lampu kamar.“Jangan berebihan, Mila. Mana bisa kau tidur kalau terang benderang. Takut amat aku kelonin!” Ed kembali bergumam.Aku menghela napas. Dia benar, aku memang tidak bisa tidur kalau lampunya seterang cahaya matahari.Udara dingin dan suara hujan yang masih bisa terdengar membuat rasa kantukku tak tertahankan. Jadi aku akhirnya melepas alam sadarku untuk bisa berlayar di pulau mimpi. Lagi pula, tubuhku sudah lelah begitu ingin beristirahat dan terlelap...Ketika perlahan kembali ke alam kesadaran, lamat-lamat kudengar
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 382 : Sudah Bangkrut?

Selesai berkuda dan menikmati jagung bakar di warung dekat vila, anak-anak mengajak untuk pulang saja.Kami tidak menolak karena cuaca di vila juga kurang bersahabat untuk menikmati liburan keluar.Seringnya sekarang hujan deras disertai angin. Otomatis liburan kami akan lebih banyak di dalam vila saja dan tidak bisa keluar jalan-jalan.Saat di perjalanan, kutanyakan pada mereka apa mau mampir ke plaza atau ke tempat bermain anak-anak dulu. Mumpung kami sedang melewati kota. Tapi keduanya menolak.Kulirik mereka yang sejak tadi lebih sering bisik-bisik saja tanpa aku mengerti apa yang sedang mereka bisikan.Baru aku tahu ketika Mbak Lilis memberitahukannya saat kami sudah di rumah.“Ada apa sampai anak-anakmu berdrama tadi di kamarnya.”“Berdrama?” tanyaku heran.“Gala bilang harta papanya habis karena penculik waktu itu meminta uang tebusan yang banyak. Jadi papa mereka sekarang tidak punya perusahaan dan menganggur.”“Astaga...” Aku hampir menyemburkan air mineral yang kuteguk mende
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 383

Ed harus ke hotel untuk melihat persiapan acara besok sore. Kudengar Erik dan Sam juga sudah datang tapi mereka bilang akan ke rumah sore harinya setelah semua persiapan hampir 100%.Aku yang akan mengantar anak-anak seperti biasa. Kunikmati saja karena Ed sudah mengatakan setelah ini dia yang akan mengantar anak-anaknya ke sekolah. Jadi setelah ini dia pasti tidak akan membiarkanku melakukan bagiannya. Tapi lihat saja, sanggup bertahan berapa lama dengan kesibukan yang aku yakin akan membuatnya bosan ini.“Ma, aku lupa kemarin minta minum temanku, sekarang akau boleh beliin dulu di tokonya Tante Rosita?” Gala menghampiriku dan baru menyampaikan hal itu. “Minuman apa? Beli disekolahmu kan ada?” ujarku.“Tidak ada, Ma.  Di sekolah tidak boleh ada minuman teh yang dijual. Kemarin temanku bawa teh kotak. Pas main bola aku haus dan minta minumnya sampai habis. Aku sudah janji mau ganti.” Gala memberi
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 384

“Udah tinggalin sepedamu, ikut aku bentar!” ujar Ed menarik lenganku ketika sudah menyelesaikan masalah dengan wanita itu.“Kemana?” tanyaku tapi tidak bisa menahan Ed menyeretku hingga aku masuk ke dalam mobilnya.“Adalah, nanti juga tahu sendiri.”Ed tidak lupa memasangkan sabuk pengaman untukku karena aku suka abai dengan benda itu saat berkendara dengannya. Padahal pria ini kalau berkendara bisa ugal-ugalan.Ketika wajahnya terlalu dekat dengan wajahku, kuambil sabuk pengaman itu dan aku akan memasangnya sendiri.“Aku bisa sendiri,” ujarku padanya sembari mendorongnya agar menjauh.“Jaim banget sih,  kamu!” Ed kesal karena penolakanku.“Bukan jaim, tapi...”   Dan pria yang menyebalkan ini malah mencium pipiku.“Ed!” tukasku sebal.“Ya, Sayang?”“Kenapa kau mencium pipiku?”&
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 385

Kuperhatiakn wanita yang katanya dipilih Ed itu. Dia  berdiri sembari memeriksa beberapa hal dari dokumen yang dibawanya. Kesan cantik dan anggun terpancar darinya.Aku tahu bagaiman selera Ed karena melihat beberapa wanita yang pernah dekat dengannya.Tidak salah juga kalau dia memilih wanita ini sebagai sekretaris pribadi Erik. Mungkin dia menyamakan selera Erik dengan seleranya.Beberapa kali Erik selalu tertarik dengan wanita yang menjadi pasangan Ed.Aku tidak lupa bahwa Erik juga pernah tertarik  padaku waktu itu. Tapi, aku sudah tidak mau membahas hal itu lagi.Melihatku yang menatap wanita itu untuk menilainya, Erik menangkap wajahku yang tiba-tiba muram. Dia tertawa kecil.  “Cemburu, ya?”“Apaan, sih?”  ujarku tergagap.“Devinisi mencari sakit sendiri itu kamu, Mila. Masih sayang juga minta pisah.” Erik menyindirku.“Terserahlah,” gumamku lebih ke diri
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 386 : Peresmian Hotel

Acara peresmian hotel dilakukan sederhana saja. Cukup mengundang beberapa kolega yang terkait dan tamu-tamu dari unsur pemerintahan kota. Kusambut Pak Bupati yang kini sudah menggandeng seorang wanita cantik di sampingnya. Perutnya sudah terlihat membuncit. Aku jadi malu, karena ketika Pak Bupati menikah tidak bisa datang. Kalau dari bulan mereka menikah, itu ketika aku sedang kehilangan anak perempuanku dalam operasi cesar. “Sudah setahun lebih dan Bu Bupati sudah mau lahiran, saya belum mengucapkan selamat pada Anda secara semestinya,” ujarku sedikit malu pada mereka. “Tidak apa, Nyonya. Doakan terbaik saja untuk istri saya mendekati hari persalinan. Dia terlihat tegang dan tidak bisa tidur,” ujar Pak Bupati. “Oh, kenapa tegang?” tanyaku pada istri Pak Bupati. “Dokternya menyarakan untuk cesar, saya hanya takut. Jadi malah kebayang yang tidak-tidak.” Wanita itu mengutarakan kecemasannya.
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 387 : Menginap di Hotel

“Wah, biro jodoh kah ini?” Erik sedikit bercanda. “Yah, anggap saja begitu. Biar Gala dan Meida bisa cepat punya tante dan sepupu!” kucandai balik Erik. Dan kami hanya tertawa. Sengaja kutingalkan mereka agar tidak mengganggu, ibu sudah melambai memanggilku di sana. “Ibu jadi pulang ini? Enggak pengen nginap bareng anak-anak di hotel?” kutanya lagi ibu yang sudah mau masuk mobil bersama Mbak Lilis. “Enggak, ah. Ibu mau di rumah saja. Besok pagi mau ada senam lansia,” tolaknya. Mbak Lilis tidak kutanya karena sudah tentu jawabannya tidak. Dia tidak akan sanggup naik ke lantai atas sendiri karena mual. “Ya sudah deh, hati-hati di jalan.” tukasku melepas mereka. “Selamat bermalam saja buat kalian, siapa tahu jadi adik lagi buat Gala dan Meida,” tukas Mbak Lilis yang kulihat langsung disenggol ibu. Lagian, sembarangan saja kalau ngomong!
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 388 : Takut Dosa

“K-kalau kau tidur di kamar ini, biar aku tidur di tempat lain.” Aku langsung membalikan tubuh untuk menghindari Ed.Namun Ed segera mengejar dan meraih pinggangku.“Ed lepaskan!” Aku berontak.Aku memang terlepas dari pria ini, namun tatapannya yang dalam dan menjerat membuatku resah.Hingga ketika Ed kembali menghampiriku aku membeku. Tanpa sadar tubuh ini sudah kembali berada di pelukannya. Pria ini lagi-lagi menguasaiku dengan ciumannya.Sempat kunikmati ciuman itu namun aku ingat seharusnya menolaknya. Jadi kudorong dada pria ini sekuat tenagaku, sayangnya tubuhnya setegar batu karang.Ed malah menelusupkan satu tangannya ke tengkukku, menariknya semakin menenggelamkanku pada dirinya yang kini malah melumat bibirku.Sepagi tadi dia memang sudah curi-curi ciuman dariku. Tapi kali ini aku benar-benar takut. Ed tidak bisa mendengarkanku saat aku memintanya berhenti.“Hentikan, Ed!” ucapku sembari merusal dari pelukannya agar pria ini tidak semakin jauh.Saat berhasil terlepas aku
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 389 : Konsultasi

Aku tahu membiarkannya pergi dalam keadaan masih dikuasai hasrat bercampur kesal tidaklah baik. segera kukirim pesan pada Sam agar bisa membantuku.“Maafkan kau, Ed. Maafkan aku, Sayang!” ucapku yang kini malah merasa bersalah. Bahkan aku mulai membiarkan bibir ini kembali menyebutnya dengan panggilan ‘sayang’. Seperti dirinya yang masih tetap memanggilku sayang sampai detik ini.Mungkin, Aku akan menghubungi Dewanti. Kuharap wanita itu bisa memberikan pencerahan pada diriku yang masih labil ini.Lalu tidak menunggu lama aku sudah tersambung padanya.Sebelumnya sudah kutransfer nominal uang sebagai jasa konsultasi pada psikiater itu. Kudengar dia mulai buka konseling lagi di rumahnya saat ijinnya sudah dipulihkan setelah keluarga suaminya sendiri yang mencabut gugatan mereka pada Dewanti. “Secara umum apa yang kau rasakan itu wajar dan tidak bisa dibilang berlebihan. Kau berkali-kali mengalami sebuah tekanan dalam waktu yang berdekatan, Mila.” Dewanti mulai menjelaskan setelah t
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 390 : Konsultasi(2)

Dewanti mencoba membimbing alur perasaanku. Dia benar. Aku memang memutuskan berpisah untuk melindungi anak-anakku. Jadi kalau nanti aku malah membuat mereka merasa menjadi korban broken home, itu tidak akan adil.“Karenanya, aku kembali mengingatkanmu, kalau sudah siap dengan semua konsekuensi itu, maka pertahankan. Tapi kalau tidak, dan malah ragu, ambillah waktu sejenak untuk merenung.Setelah itu bicaralah dengan mantan suamimu apa yang kau resahkan dan apa yang kau inginkan. Jika dia memang sungguh-sungguh ingin kembali bersama, aku yakin dia pasti setuju dan akan menambal kekurangan-kekurangannya demi rumah tangga kalian yang lebih baik.”Aku mengangguk mendengar nasihat Dewanti. Sungguh melegakan mencurahkan semua rasa mengganjal ini pada orang yang tidak berpihak pada siapapun. Jadi aku bisa melihat sudut pandang masalah secara obyektif bukan karena cenderung pada satu pihak saja.“Terima kasih banyak, Dewanti. Aku bersyukur pernah bertemu denganmu dan aku jadi merasa puny
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
45
DMCA.com Protection Status