All Chapters of Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti: Chapter 331 - Chapter 340

355 Chapters

Bab 331

Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa pertemuan yang awalnya bertujuan sekedar silaturrahmi dan aku hanya ingin mengucapkan rasa terima kasih secara sepantasnya pada keluarga Indah karena sudah merawat suamiku, ternyata seperti itu adanya.Berlangsung dengan ketegangan dan malah berakhir dengan sesuatu yang kurang berkenan.Habis bagaimana lagi? Belum-belum Indah dan mamanya itu sudah dengan terang-terangan menyinggung bahwa Indah seolah-olah menjadi istri kedua suamiku. Istri mana coba yang tidak panas dan emosi?“Maaf ya, Sayang. Aku benar-benar kalap tadi.” Kini aku baru menyadari sikapku yang kalau kuingat-ingat lagi membuatku malu sendiri.“Kok minta maaf?” Ed heran denganku.“Tadi aku sudah sebar-bar itu sama Indah dan mamanya. Apa kau marah?”Ed menarik pinggangku hingga tubuh kami saling menempel dan tersenyum menatapku.“Kenapa aku harus marah? Kau hebat loh tadi. Aku saja sampai spechles dengan ketegasanmu.” Ed malah memujiku dan tertawa kecil mengingat pertemua
Read more

Bab 332

“Sekali lagi kecolongan kaya begini, aku akan membuat perhitungan pada kalian!” Ed marah-marah. Kedua satpam itu menunduk bersalah dan terlihat takut.Ed memang mengerikan kalau marah-marah begitu. Satpam yang berbadan gede gempal saja setakut itu.Ed pernah nutup pintu dengan keras saja jantungku sudah hampir copot, perasaanku sudah kacau tak karuan, aku tidak mau membayangkan bagaimana kalau Ed marah seperti itu padaku? Dan seketika aku terkejut karena Ed sudah membuka pintu. Dia masuk lewat pintu dapur dengan tergesa jadi tidak menyadari keberadaanku. Aku yang tadi hampir menyapanya mengurungkan niat.Tidak apa. Aku juga tidak mau menganggunya dulu.Sepertinya, dia langsung masuk ke ruang kerja. Aku jadi kasihan, bahkan sudah pulang pun dia masih juga ke ruang kerjanya. Bukannya ke kamar kami dan langsung beristirahat.Andai aku bisa membantunya sedikit hal saja yang bisa meringankan pekerjaannya, sayangnya pria itu selalu pelit kalau kumintai tahu tentang masalahnya.Aku kemb
Read more

Bab 333 : Paket

“Maaf, Sam. Tadi aku berniat merijek ponsel tuan karena dia baru saja tidur. Tapi aku tidak sengaja membaca pesanmu.” Aku langsung menghubungi Sam dengan ponselku sendiri dan kusampaikan tentang pesannya yang tak sengaja kubaca.Agar dia tahu bukan Ed yang membacanya dan dia tidak harus menunggu balasan. Aku juga merasa tidak enak kalau nanti pas Ed terbangun dia mendapati pesan dari Sam sudah terbaca namun aku malah tidak membangunkannya.“Oh, begitukah, Nyonya?” Sam menyahuti.“Benar, Sam. Ed baru datang menjelang subuh tadi dan sekarang baru beristirahat. Apa menurutmu masalah ini sangat urgent dan aku harus membangunkannya?” kumintai Sam pendapat.Aku tidak ingin memutuskan sendiri karena saat ini aku masih sangat membenci Erik dan takutnya malah lebih condong membiarkannya.Sebenarnya sudah ada rasa bersalah juga karena bagaimanapun Erik adalah adik suamiku. Satu-satunya saudara kandungnya. Karenanya, kuminta Sam saja yang memutuskan.“Baik, Nyonya. Akan saya coba atasi dulu seme
Read more

Bab 334 : Paket(2)

“Kenapa juga Gala tidak cerita kalau bertemu pria itu?” tanyaku lagi pada Gala dengan serius.Anak ini semakin berani saja. Terkadang karena rasa penasarannya atas banyak hal, sehingga sering menyelinap pergi tanpa diketahui pengasuhnya. Nur memang pernah melaporkan hal ini padaku, namun Gala menyampaikan bahwa dia tidak akan lama-lama kalau sedang pergi sendirian.“Enggak suka loh mama kalau Gala sekarang main rahasia-rahasiaan?”“Siapa yang main rahasia, Ma?” Gala mengelak.“Itu, Gala enggak cerita kalau ketemu kembaran papa?”“Kan mama dan papa sibuk terus? Gimana Gala mau cerita. Kalau pas pulang pun Gala udah tidur, atau enggak sudah lupa deh!” Gala malah menyindirku.“Kalian juga pas mama di rumah sibuk mlulu, kan? Ngajak nenek ke playground ke sini ke situ...” Seperti anak kecil aku tidak mau begitu saja kalah atas sindiran Gala.“Oke, tidak perlu di bahas lagi hal itu. Lagian apa salahnya sih Gala bertemu dengan Om Gala sendiri. Dia kan kembaran papa, masa aku tidak boleh ke
Read more

Bab 335 : Paket(3)

“Sudah dibuang, Nyonya sama Tuan Edward,” tukas satpam itu saat kutanya tentang paket yang semalam kuberikan padanya.“Dibuang? Kenapa, Pak?” aku pura-pura tidak tahu tentang Ed yang marah-marah.“Saya kurang paham, Nyonya.”“Padahal itu hanya mainan anak-anak saja, kok, Pak.” Aku tidak mendapati pria itu meyahut. Jadi aku tidak lagi bertanya.Sekilas kulihat bak sampah dan ada bungkus plastik hitam menyembul dari sana.Apa Ed membuangnya di sampah itu?Apa kira-kira isi paketnya dan mengapa Ed sampai semarah itu?Apa dia tahu siapa pengirimnya?“Ya udah deh, Pak. Bapak sudah mau ganti shift, ya?” tukasku karena melihatnya membereskan beberapa barangnya.“Benar, Nyonya. Rekan saya juga sudah datang. Kalau tidak ada yang dibutuhkan lagi saya ke dalam, Nyonya.”“Iya, Pak. Silahkan. Terima kasih!” ujarku tak menahannya dan satu temannya. Lagi yang bersamanya. Kasihan mereka pasti sudah lelah dan mengantuk. Ingin lekas beritirahat di dalam.Aku tidak membuang waktu dan menghampiri bak s
Read more

Bab 336 : Mengikuti Ed

“Ed, maaf, tadi aku menonaktifkan nada dering ponselmu. Kau baru tidur jadi aku tidak mau kau terganggu,” ujarku berhati-hati sembari memperhatikan raut wajahnya. Ed tampak resah.“Apa Sam sudah menghubungimu balik?” tanyaku lagi.“Iya, sudah,” ujarnya sembari menghela napas panjang.Untunglah, jadinya aku tidak perlu berbasa-basi tentang pesan itu. Sam pasti sudah menyampaikannya.“Bagaimana?” tanyaku yang juga sebenarnya sejak tadi ikut memikirkan nasib pria itu.Ed menoleh ke arahku dan menerka-nerka apa yang kumaksudkan. Dan dengan cepat dia paham. Karena sebelumnya aku sudah membaca pesannya.“Sam sedang mengurusnya,” ujarnya namun riak keresahan makin menyeruk di wajahnya. Pasti ada sesuatu yang sangat membebaninya.“Kenapa seresah itu, Sayang?” tanyaku lagi.Mungkin Ed dilema dan bingung harus bagaimana. Di antara pilihan sebuah tanggung jawab dan menjaga perasaanku.Aku yang memahami itu menggeser dudukku mendekatinya. Ku peluk bahunya dan kusandarkan kepalaku di pundaknya.
Read more

Bab 337 : Mengikuti Ed(2)

“Ari, kemana kita?” tanyaku yang merasa tidak asing dengan jalan ini.Bukankah ini jalan menuju rumah keluarga?“Tuan Edward tadi ke rumah keluarga, Nyonya,” ujar pria itu.Tapi aku merasa dia membohongiku. Mungkin ini hanyalah tak-tinya agar aku tidak mengikuti Ed.Saat Ari turun dari mobilnya untuk membukakan pintu untukku, segera kukunci pintu agar Ari tidak bisa membukanya. Biarpun aku tidak bisa menyetir, namun sekedar mengunci pintu mobil, aku tahu.“Nyonya, apa yang Anda lakukan?” Ari mengetuk-ketuk kaca jendela.Kuambil ponselnya yang masih ditinggalnya di mobil dan mengheceknya.Ada pola garis untuk membukanya. Tidak tahu bagaimana di pola pertama aku langsung bisa membukanya. Kutarik garis membuat huruf L dan ternyata memang itulah pola ponsel Ari.Lihatlah, bahkan semesta mempermudahku kali ini.Yang pertama kulihat adalah aplikasi pesan. Langsung kucari nama Sam. Lalu dengan cepat membaca deretan pesan dari atas sampai bawah untuk mencari-cari sebuah petunjuk.Mataku membu
Read more

Bab 338 : Mengikuti Ed(3)

“Pras? Ini aku.” Ari nampak mengenal pria itu dan dia bersikap santai menyapanya.Aku heran namun rasa cemas menguasaiku.“Ari? Kenapa kesini?” pria yang tadi bersuara lantang kini melunak. Aku tidak tahu pria itu siapanya Ari.“Dia, temanku. Kebetulan kami di sekitar sini dan dia butuh toilet.”Penjelasan Ari sudah memberitahuku bahwa dia mencoba berpura-pura. Saat dia melirikku, aku langsung paham.“Di mana toiletnya, Ari?” tanyaku padanya.“Masuklah ke dalam, aku akan menunggumu di sini. Ini saudaraku.” Ari merangkul pria itu dan memberi kode padaku.Aku tahu harus bergerak cepat sebelum pria ini curiga.“Baik, Ari. Terima kasih,” ujarku padanya dan berjalan masuk.Masih bisa kudengar pria itu mencandai Ari. “Pacarmu? Jangan tinggi-tinggi standarnya. Kita ini hanya babu, lho!” Aku melangkah mengikuti insting saja. Saat kulihat seorang pelayan membawakan beberapa botol minuman, aku bersembunyi di balik dinding. Memperhatikan kemana wanita itu melangkah.Tidak ada salahnya mengiku
Read more

Bab 339 : Hasutan

“Aw!” Tanpa sadar aku terkejut dan berteriak.Terlalu serius memperhatikan keadaan di dalam sana dengan perasaan campur aduk membuat tanganku mendorong pintu yang tidak tertutup itu sehingga terbuka.Sontak teriakanku itu mengundang mata-mata yang di sana menoleh ke arahku.Ed terlihat begitu terkejut dan menghela napas tidak berdaya. Mungkin memikirkan bagaimana aku sampai bisa ada di tempat ini?Tentu saja orang-orang Danio tidak tinggal diam. Bersamaan dengan Ed yang akan melangkah melindungiku, para algojo itu menahannya juga mengamankanku.“Danio, kita sudah sepakat tadi, kita akan bicarakan baik-baik. Kenapa kau menahanku seperti ini?” Ed memberontak mencoba melepaskan diri dari tangan-tangan kekar tukang pukul Danio. Melihatku yang ketakutan, Ed sepertinya tidak tega. “Kau bilang tidak datang dengan siapapun, kan? Ternyata ada orang lain yang kau suruh mengintai? Apa kau juga melapor polisi?” Danio bangkit dengan tatapan geram menghampiriku.Jantungku berdegup tak menentu.
Read more

Bab 340 : Tertembak

“Lepaskan aku! Biarkan aku menghajar pria keparat ini!” Ed merusal dan menarik tubuhnya dari kedua pria kekar itu.Ketika dia berhasil melepaskan diri dan dua pria kekar itu hendak menahannya lagi, Danio melarang mereka.“Biarkan! Rasanya menarik juga kalau kita menyaksikan pergulatan dua putra kembar keluarga Permana. Lepaskan juga Erik. Awasi saja mereka dari jauh.” Danio memberikan perintah ada para tukang pukulnya.“Ed kumohon, jangan...” pintaku masih memberanikan diri bersuara padanya.Sebenci apapun dia dengan saudaranya, tapi janganlah sampai ada pertumpahan darah. Sebelumnya Ed tidak pernah mempermasalahkan hal ini, bahkan pernah melarangku untuk menyinggung dan menjelaskan tentang Erik agar aku tidak sedih.Lalu, apa yang terjadi sekarang? Mengapa hasutan Danio yang begitu saja sudah membuatnya semarah itu? Sebegitu mudahnya dia merubah sikapnya selama ini.“Diam dan lihat saja! Kau tidak akan pernah dirugikan, Kamila. Siapapun nanti yang kalah, kau masih punya satu pi
Read more
PREV
1
...
313233343536
DMCA.com Protection Status