All Chapters of Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti: Chapter 341 - Chapter 350

355 Chapters

Bab 341 : Mengejar Danio

“Tidak, Tolong!” teriakku gemetar melihat darah sudah muncrat memenuhi bajuku.Tubuh itu tergolek di lantai tepat di depanku dengan kesadaran yang semakin menurun. Di tubuhnya bersarang beberapa peluru yang tadi sengaja dihalaunya agar tidak mengenaiku dan Ed.“Erik!” Ed langsung memapah tubuh saudaranya itu di pangkuannya. Sementara yang lain sudah langsung meringkus Danio. Pria itu harus ditembak di bagian kakinya karena terus memberontak dan melakukan perlawanan. Beberapa anggota polisi pun terkena peluru nyasar dan ada satu yang mengalami luka parah seperti Erik.Meski sudah terkena tembakan di kakinya pun, Danio masih berhasil melompat keluar melalui jendela kaca yang sudah di pecahkannya sambil melompat keluar.“Sam, cepat panggil ambulance dan evakuasi Erik!” panggilnya pada Sam.“Baik, Tuan!” Sam yang tadinya hendak membantu polisi mengejar Danio kini harus beralih mengurus Erik. “Ari, amankan, Mila!” ujarnya pada Ari juga. Dalam keadaan genting begini aku hanya menurut saj
Read more

Bab 342 : Kritis

“Papa belum pulang, Ma?” tanya Meida saat aku menemaninya tidur.Anak perempuanku mulai rewel lagi karena dua hari ini belum bertemu papanya.“Papa masih ada urusan, Meida,” ujarku yang berbaring di sampingnya sembari mengelus punggungnya agar bisa tertidur.“Papa kenapa selalu sibuk, Ma? Ketemu hanya sebentar terus pergi lagi. Katanya mau ajak kita jalan-jalan ke luar negri kalau mama sudah sembuh.” Walau matanya sudah mulai mengantuk, tapi Meida masih juga bergumam dengan kesal.“Iya, nanti,” ujarku dengan sabar menyahutinya.“Tapi, kapan?” Meida masih mendesak.“Sekolah kita belum libur, kan, Meida? Papa bilang kalau liburan, kan?” Gala menyahuti saudarinya.Kutoleh ke ranjang samping, anak itu sekarang malah duduk. Padahal tadi sudah kudengar dengkur halusnya.“Kok bangun? Ayo tidur lagi,” tuturku pada Gala.“Aku tidur di kamar mama saja, ya? sebal kalau terus dengarin Meida mengoceh. Udah enak-enakan mimpi eh kebangun.”“Yee, aku enggak ngoceh, kok. Enggak teriak-teriak juga.
Read more

Bab 343 : Kritis(2)

“Jangan bercanda. Tadi dokter menyampaikan semuanya sudah baik-baik saja.” Ed terlihat gelisah dan nampak bingung harus melakukan apa.“Oke, aku akan segera ke sana!” tukasnya lalu melemparkan ponselnya di sofa dan bergegas ke kamar mandi.Aku bisa menduga pasti ada hal darurat di rumah sakit.“Kau akan ke rumah sakit?” tanyaku membantunya mengambil pakaian untuknya berganti. Ed hanya memakai piyama saat tidur, tidak mungkin juga ke rumah sakit tanpa berganti baju.“Iya, Sayang. Tanda-tanda vital Erik semakin menurun. Sam menelpon tadi,” tukasnya gugup.“Aku temani ya, Ed?” ujarku. Aku juga ingin melihat kondisi saudara iparku itu.Meski tidak langsung menjawab, tapi akhirnya Ed mengangguk.“Baiklah, ganti bajumu, aku tunggu di depan.”Segera saja dengan cepat kuganti pakaianku, membangunkan Nur untuk menitipkan anak-anak, lalu langsung menghampiri Ed yang sudah bersiap di mobil.Dengan segera kami sudah meluncur di jalan. Ed memang cakap dalam menyetir. Dia bisa mengemudikan dengan
Read more

Bab 344 : Kritis(3)

Kulihat Ed keluar dari ruang ICU itu dengan raut pasrah. Aku segera menghampirinya dan mencoba menanyakan keadaan Erik.“Bagaimana, Sayang?” tanyaku sembari merangkul lengannya. Berharap Ed akan bisa tetap tenang menghadapi situasi ini.Setelah menghela napas panjang, Ed baru bersuara, “Sedang ditangani.”Aku pun ikut menghela, kata-kata Ed setidaknya bisa menunjukan bahwa Erik masih hidup dan dalam proses penanganan.Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dan kembali memanggil Ed. Aku ikutan datang untuk tahu ada apa? Begitu juga Sam.“Untungnya jantung pasien bisa kembali berdetak. Kami masih mengusahakan yang terbaik. Termasuk saat ini sedang mencari stok darah yang sesuai dengan golongan darah Tuan Erik. Kalau tidak ada stok golongan darah yang sesuai, saya mohon ijin agar tuan bersedia diperiksa golongan darahnya sebagai jaga-jaga kalau stok darah habis.”“Kami kembar identik, golongan darah kita sudah tentu sama,” tukas Ed yang tentu akan siap kalau harus mendonorkan d
Read more

Bab 345

“Sebaiknya kau pulang dan beristirahat di rumah saja,” tukas Ed padaku.Kami sebentar keluar ruangan karena sesuai pesan dokter, di ruang ICU tidak boleh ada lebih dari seorang penunggu.“Pulang, Sayang?” ujarku seolah keberatan. Inginnya aku menemaninya ikut menunggui Erik yang belum keluar dari masa kritisnya ini.“Ari sudah menjemputmu.” Ed menunjuk ke arah Ari yang sudah berjaan mendekat.Aku tidak tahu apakah Ed kesal melihat tanganku yang digenggam Erik tadi? Tapi saat ini aku akan mematuhinya saja.“Baiklah, Sayang. Aku akan pulang. Tapi, apakah kau jadi mendonorkan darah untuk Erik?” tanyaku memastikan.“Iya, tapi dokter bilang nanti setelah semua stabil. Mungkin nanti pagi.” Ed menjelaskan.Aku mengangguk dan kulepas baju khusus pembesuk ruang ICU itu, lalu kehampiri Ed kembali.“Aku pulang dulu, ya? Kalau ada apa-apa kabari aku,” ujarku sembari berjinjit untuk menciumnya. Ed hanya bereaksi mengangguk padaku lalu memanggil Ari agar mengantarku pulang.Apa suamiku marah? Piki
Read more

Bab 346

“Penasaran kenapa, Mbak? Mereka kembar, jadi kalau mau tahu seperti apa, ya sama kaya Ed lah,” ujarku sembari menerima jus buah yang baru dibuatkan Mbak Lilis.“Lagipula, Erik sekarang masih di ICU. Kalau kita ke sana pun enggak bisa lihat. Nanti saja kalau sudah pindah di ruang perawatan.”Mbak Lilis duduk di sebelahku dengan menopang dagunya. Tidak berhenti bertanya. Kali ini sedikit berbisik sambil celingak-celinguk, “Memangnya ada kejadian apa kemarin sampai bajumu penuh cipratan darah?”Kuhela napas kemudian baru menjawab pertanyaan Mbak Lilis. Kalau padanya, aku tidak perlu terlalu cemas. Mbak Lilis tidak pernah heboh dengan apapun. Bahkan suaminya punya istri lagi saja dia tetap setenang dasar laut.“Sebenarnya sejak dulu ada orang yang ingin merusak keluarga Ed, Mbak. Dia yang selama ini mencoba membuat Ed dan saudaranya itu selalu bermusuhan. Saat ini keduanya baru menyadari dan merasa harus melawan pria itu. Jadinya ada sedikit baku hantam yang tidak bisa dielakan.” Kusampai
Read more

Bab 347 : Danio Meninggal

“Innalillahi...” ucapku mendengar berita duka itu.Walau pria itu sudah kejam dan memiliki niat jahat pada kami, sebagai sesama manusia aku juga ikut prihatin.“Paman di rumah sakit, Tante?” tanyaku.“Iya, dia tentu juga harus mengurus semua perkara ini, Mila. Tadinya suamimu memintanya segera mengusut tentang pembunuhan papanya, tak dinyana, Danio sudah menghembuskan napas terakhir sebelum menerima hukumannya di pengadilan negara.”Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Danio saat pengejaran. Karena sebelumnya Danio tidak kenapa-kenapa. Dia melompat dari jendela dan berhasil melarikan diri. Lalu setelahnya aku tidak mengikuti beritanya lagi.Sorenya aku mengirim pesan pada Ed dengan alasan anak-anaknya merindukannya dan ingin melakukan video call.Ed tidak menolak dan langsung menghubungi balik anak-anak untuk melakukan vidio call.Kubiarkan saja dua bocah itu berkomunikasi dengan papanya. Aku hanya memperhatikan keduanya dari jauh saja. Sesekali melirik Ed di layar ponsel. Walau wajah
Read more

Bab 348 : Kepergok

“Berani dia pulang ke Indonesia saat status hukumnya masih sebagai narapidana?” tanyaku pada Ed yang sudah rebahan di tempat tidur.Dia sudah datang beberapa waktu yang lalu, namun karena Meida merengek memintanya menemani mereka di kamar sebelum tidur, jadinya Ed melenyapkan rasa lelahnya sementara sampai dua bocah kecil itu bersedia tidur. “Kenapa?” tanya Ed yang bisa kukatakan kurang fokus saja dengan pembicaraan tentang Jessica. Mungkin dia lelah. Karenanya, aku menunda acara pijit-pijit yang sudah kami rencanakan tadi.“Apa kasus Jessica sudah tuntas?” tanyaku.“Informasi yang aku dengar Danio meminta pengacara untuk bernegosiasi dengan pihak keluarga anak-anak yang diculik. Mereka memilih menyelesaikan dengan cara kekeluargaan.”“Hah?! Serius, Ed?” Aku jadi merasa tidak terima wanita itu bisa lolos begitu saja dari jerat hukum. Pasti Danio tidak hanya menawarkan tentang kekeluargaannya itu. Bisa jadi pria itu juga mengancam.“Ya sudahlah, bukan urusan kita juga ‘kan?”“Walau
Read more

Bab 349 : Kepergok(2)

“Enggak jadi minta dipijitin dulu?” Aku masih mengingatkannya saat leherku sudah penuh gigitan lembutnya.“Tanggung, Beb. Aku saja yang sekarang pijitin kamu,” ujarnya sembari melorotkan tali lingeri yang kugenakan untuk bisa menangkupkan kedua tangan besarnya itu pada dua bagian yang katanya semakin mantap itu. Sejak dulu aku memang rajin merawat diri, apalagi untuk suamiku yang ganteng dan selalu menjadi incaran para wanita diluar sana.Ed duduk bertumpu pada kedua lututnya dan kedua kakiku melingkar di pinggangnya, sedangkan tangan besar itu sudah ayik mengadon dua benda yang membusung itu dengan remasan lembut dan nyaman. Tanpa kuperintah, bibirku sudah meloloskan suara desah manjalita yang membuat pria itu lebih tergoda. Napasku sudah naik turun menggilai kenyamanan yang diberikannya. Otot-otoku mengejang perlahan di bawah pada kenikmatan nirwana. Tahu aku sudah dimabuk kepayang, Ed berlanjut melumat dua puncak itu bergantian, sedangkan satu tangannya malah diturunkan menelu
Read more

Bab 350 : Kepergok(3)

“Ahaha, Papa kalau tidur memang suka begitu, Meida. Sama kan kayak Gala. Suka jatuh dari tempat tidur,” aku menyahuti pertanyaan bocah itu. Padahal Ed sudah melirikku seolah mengatakan tidak perlu menjawabnya agar tidak terlihat bohongnya.“Tapi kok baju mama dan papa di lepas. Meida lihat kok baju mama dan papa di lantai?”Tuh kan? Bocah itu akan terus bertanya karena merasa tidak puas dengan jawabanku sebelumnya.Kali ini Ed bukannya membantuku, tapi malah memakai headseatnya dan bangkit pura-pura menerima panggilan.Entahlah, apa itu beneran ada panggilan atau hanya kamuflasenya saja agar terhindar dari pertanyaan Meida?Kulihat Nur dengan sopan tidak bereaksi apapun mendegar celoteh bocah asuannya itu. Dia langsung memakaikan Meida bathrobe kecil lalu mengendongnya duduk di sebelahku dan ganti mengurus gala yang belum mau mentas dari kolam renang.Kuambil kesempatan itu untuk mengajak putriku masuk ke dalam kamar dengan alasan memandikannya dan mengganti bajunya. Setelah itu ak
Read more
PREV
1
...
313233343536
DMCA.com Protection Status