Home / Urban / Kebangkitan Pewaris Tertindas / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Kebangkitan Pewaris Tertindas : Chapter 71 - Chapter 80

170 Chapters

Bab 71

Vincen bersiap menerjang ke arah kelompok pria hitam, tatapan tajamnya mencerminkan kesediaan untuk melawan. Namun, sebelum langkahnya sempurna, Solomon dengan sigap menarik lengan Vincen, menariknya kembali ke posisi semula."Tuan muda, berhati-hatilah. Orang-orang ini bukan lawan sembarangan, " ucap Solomon dengan suara rendah namun tegas. "Master, tapi baimana dengan nasib temanku?!" balas Vincen, suaranya mengandung ketakutan yang nyata. "Tenang, tuan muda. Kita perlu strategi yang lebih matang untuk membebaskan teman Anda," jawab Solomon, matanya tidak beranjak dari kelompok pria itu, seolah sedang memetakan langkah berikutnya. Mendengar itu, Vincen menghela napas, berusaha meredam gejolak dalam dadanya. Dia mengangguk pelan, memercayai kebijaksanaan Solomon. Dengan napas yang teratur, dia mulai mengamati setiap gerak pria hitam itu, mencari setiap celah yang mungkin ada untuk dimanfaatkan.Solomon, dengan pengalaman bertahun-tahun di medan pertempuran, berdiri tegap di sampin
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 72

Solomon, yang biasanya tenang dan terkendali, terlihat pucat pasi. Tubuhnya yang tadinya tegap kini terguncang hebat, berusaha keras untuk tetap berdiri meskipun lututnya gemetar. Darah segar meleleh dari sudut bibirnya, mencerminkan kekerasan pukulan yang baru saja dia terima."Hahaha... kalian para pengguna teknik Pernapasan Alam hanya bisa sekedar menempa sampai batas tertentu, berbeda dengan kami yang memiliki teknik turun temurun, bisa membuatnya lebih kuat lagi!" Geld, dengan suara lantang, berteriak sambil tertawa mengejek.Tubuh Geld yang hitam legam mulai berubah warna menjadi kemerahan, sebuah tanda bahwa kekuatan teknik Tubuh Baja yang dia miliki sedang meningkat ke tahap yang lebih tinggi.Mata Solomon menyala dengan semangat yang tak kunjung padam, meski tubuhnya berada di ambang kekalahan. Dengan nafas yang tersengal, dia mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya, menyiapkan diri untuk serangan balasan. Solomon tidak pernah menduga kalau t
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 73

SwuzzPral!Suara tajam mengiris udara terdengar. Saat sebuah kekuatan tak terduga memotong tangan Geld yang menjambak rambut Vincen."Argh!" Teriak Geld kesakitan, darah menyembur dari lengan yang terputus, memercik ke tanah dan mengalir deras. Tiga bawahan Geld yang menyaksikan kejadian itu dengan mata terbelalak, tak percaya bahwa tubuh baja sang bos bisa dipotong begitu mudah."Bos, Anda tidak apa-apa?" tanya salah satu dari mereka, suaranya gemetar. Mereka tahu, jika bos mereka yang selama ini tak terkalahkan bisa terluka, maka ada sesuatu yang sangat salah.Geld, dengan wajah pucat pasi, memegangi sisa lengan yang masih berdarah. Dia mencari keberadaan Vincen yang tidak ada ditempatnya dengan mata yang terbakar amarah.Mata Geld terpaku pada seorang pria berpakaian serba putih, tampak terkejut, ketika sosok itu mendekatkan diri dan merebahkan Vincen yang tak sadarkan diri di samping Solomon. Solomon, yang terkapar dengan darah mengalir di tubuhnya, meraih tubuh Vincen dengan ta
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 74

Sebastian memimpin rombongannya bergegas ke tempat pertarungan. Mereka terkejut saat menyaksikan para pengawal bayangan keluarga Clark semuanya tergeletak tak berdaya ditanah.Hati Sebastian mencelos saat matanya tertuju pada Vincen dan Solomon yang terkapar dengan luka memprihatinkan."Tuan muda! Master Solomon!" teriaknya, suara bergetar mencerminkan kekhawatiran mendalam. Saat matanya menyapu ke sekeliling, kekejaman tambahan terungkap. Tiga mayat tanpa kepala, dan seorang pria dengan dada yang berlubang menandakan adanya pertarungan sengit tambahan."Bawa semuanya yang terluka ke rumah sakit, segera!" perintah Sebastian, suara tegasnya memecah kebisuan. "Sebagian dari kalian, bersihkan sisa kekacauan ini!" Bawahan-bawahannya mengangguk serempak, tiap gerak cepat dan tegas sesuai instruksi, mencerminkan seriusnya situasi yang mengerikan ini.Sebastian sendiri merasa tanggung jawab berat terpikul di bahunya; hatinya masih ber
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 75

Selena yang sudah lama menunggu di luar ruang perawatan, akhirnya melihat Pak Tua Clark keluar. Dengan mata yang berkaca-kaca dan langkah yang gontai, ia mendekati sang kakek. Namun, sebelum ia sempat berbicara, Sebastian dan Noel cepat-cepat menghadangnya, menegakkan posisi mereka sebagai pengawal. "Tuan besar Clark, tolong biarkan saya bertemu dengan Vincen, saya mohon," ucap Selena dengan suara yang bergetar, mencoba menahan derai air mata yang hampir jatuh. Pak Tua Clark menoleh, raut wajahnya bingung dan mencoba mengingat, matanya menyapu wajah Selena yang penuh harap. Noel, yang berdiri di samping Pak Tua Clark, segera membungkuk dan berbisik, menjelaskan siapa Selena dan mengapa ia begitu mendesak ingin bertemu dengan Vincen. Ketika Pak Tua Clark mendengar penjelasan Noel, alisnya berkerut, matanya menjadi sempit serupa celah, memberi tatapan yang begitu tajam pada Selena. "Jadi, kau wanita yang menyebabkan keadaan Vincen seperti ini?" suaranya dingin, menusuk seolah ke t
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 76

Malam harinya, di rumah sakit tempat Vincen dirawat, keanehan mulai terjadi. Satu per satu, penjaga yang berjaga didepan pintu ruangan Vincen mulai terasa ngantuk yang tak tertahankan, hingga mereka terjatuh dalam tidur yang pulas tanpa bisa ditahan. Sementara itu, di dalam kamar Vincen, Veronica yang tengah asyik mengobrol, mulai menguap berulang kali tanpa henti."Istirahatlah jika kamu merasa lelah," bisik Vincen dengan suara yang sudah terdengar normal. Veronica menggeleng tegas, matanya terpejam sejenak namun cepat membuka lagi. "Tidak, aku akan tetap di sini. Aku ingin menemanimu sampai Paman Sebastian dan Noel tiba," katanya dengan suara yang berat, penuh tekad. Namun, tak lama setelah ucapannya mengudara, Veronica tiba-tiba terhuyung dan ambruk ke samping ranjang Vincen dengan tubuh yang lemas. Vincen, yang kesehatannya baru membaik, langsung terkejut dan bergegas menegur Veronica yang tergeletak lemah. "Ve, kamu kenapa?" tan
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 77

Saat merasakan ada hawa membunuh yang mendekat. Vincen mengerutkan keningnya, dia merasa ada perkembangan insting dalam dirinya yang begitu besar setelah mendapatkan pria sepuh misterius tersebut.Vincen melirik Veronica yang masih terlelap efek teknik pria sepuh yang menyembuhkannya, dia segera turun dari ranjang, mencabut semua peralatan rumah sakit yang menempel dalam tubuhnya, membaringkan Veronica di ranjang tersebut."Aku tinggal sebentar," ucap Vincen sembari menyelimuti Veronica, lalu keluar dari ruangan, dan menutup pintu dengan hati-hati.Terlihat para penjaga semuanya tertidur, ditambah hari sudah larut jadi tidak ada orang-orang yang berlalu lalang di koridor ruang VIP tersebut.Dia bergerak cepat menyusuri koridor rumah sakit yang hening dan hanya diterangi cahaya dari lampu. Saat melangkah, instingnya semakin kuat, mendeteksi bahaya yang semakin dekat.Vincen menajamkan pendengarannya, mencoba menangkap setiap suara yang mungkin bisa memberinya petunjuk.Detak jantungnya
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 78

Vincen sudah kembali ke ruangannya bersama Sebastian, sementara dua orang yang menyerangnya sudah di rurus anak buah Sebastian."Tuan muda, apa Anda akin sudah tidak apa-apa?" tanya Sebastian khawatir yang melihat Vincen mengganti pakaian rumah sakit dengan pakaian biasa."Paman lihat sendiri aku sudah tidak apa-apa. Paman boleh pergi sekarang, caritahu siaoanyang mencoba menyerangku," perintah Vincen pelan namun tegas.Sebastian menghela napas. "Baiklah tuan muda, saya juga sudah menambah kemamanan di sekitar rumah sakit. Saya akan segera mengusut hal ini," jawab Sebastian sambil membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan.Vincen duduk disebelah Veronica, matanya menatap tajam ke luar jendela, memikirkan siapa yang berani mengancam keselamatannya.Wajah pria itu yang biasanya tenang, kini tegang penuh kekhawatiran. Dia menggenggam erat tangan Veronica menandakan betapa kuatnya emosi yang dia rasakan.Tiba-tiba ponselnya berdering. Tangannya segera meraihnya dan melihat nama yang
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 79

Tubuh Seva terpaku menatap sosok yang kini berdiri dihadapannya dalam ruang interogasi tersebut. "Kakek...." Bugh! Seva baru saja melontarkan satu kata, tongkat yang dipegang pria dihadapannya yang tidak lain pak Tua Clark menghantam wajahnya, membuat dia langsung terdiam dengan darah mengalir dari pelipisnya. "Selain Vincenzo, aku tidak akan mengijinkan siapa pun memanggilku dengan sebutan itu!" hardik Pak Tua Clark, sorot matanya penuh amarah. Seva menatap dengan mata yang terbelalak, wajahnya terasa panas dan nyeri dari pukulan yang baru saja dia terima. Napasnya tersengal, darah mengalir perlahan dari tepi pelipisnya, menodai lantai ruang interogasi yang dingin dan suram itu. Pak Tua Clark, dengan tubuhnya yang masih gagah meski telah lanjut usia, berdiri tegak menghadap Seva, matanya menyala dengan kemarahan yang tak terbendung. "Kalian benar-benar tidak tahu malu!" bentak Pak Tua Clark, suaranya menggema di dinding-dinding beton ruang itu, meninggalkan getaran di
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 80

Ketika fajar menyingsing, Sebastian sudah berada di ruang perawatan Vincen, duduk di depan pemuda itu yang tampak sudah bugar."Jadi, kalian sudah menuntaskan masalah dengan Seva dan Ayahnya?" tanya Vincen, ingin memastikan semuanya."Memang benar, Tuan Muda. Kami telah mengeksekusi mereka, sehingga untuk saat ini, mereka takkan menganggu lagi," sahut Sebastian dengan nada tegas. Namun, raut wajah Vincen tampak tak puas. "Untuk saat ini? Bukankah kalian seharusnya sudah menyelesaikan masalah ini sepenuhnya?" Dengan napas berat, Sebastian menjelaskan. "Tuan Muda, keluarga Clarkson lebih besar dari yang Anda bayangkan. Tuan Lehman dan Seva hanyalah salah satu dari mereka yang mengincar kekayaan Kakek Anda."Menyenderkan tubuhnya di sofa dengan ekspresi serius, Vincen memijat pangkal hidungnya seolah meresapi informasi yang baru saja didengarnya. Dia berpikir sejenak sebelum akhirnya membuka suara. "Jadi bukan hanya mereka berdua saja yang mengincar kekayaan Kakek?"Sebastian menatap T
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status