Home / Urban / Kebangkitan Pewaris Tertindas / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kebangkitan Pewaris Tertindas : Chapter 61 - Chapter 70

170 Chapters

Bab 61

Di tengah-tengah reuni kelas yang riuh, tiba-tiba semua percakapan terhenti ketika Vincen dengan santainya mengeluarkan sebuah Black Card dari dompetnya untuk membayar tagihan.Mata semua orang langsung tertuju padanya, suasana berubah menjadi hening sejenak sebelum bisikan mulai memecah keheningan."Tidak mungkin? Bukankah dia hanya kurir? Bagaimana mungkin dia bisa memiliki Black Card?" gumam seorang laki-laki dari sudut ruangan, matanya terbelalak tidak percaya."Aku setuju, Lidia meninggalkannya karena dia miskin. Jika dia kaya, pasti Lidia tidak akan menceraikannya," timpal wanita di sebelahnya, mengangkat alisnya dengan rasa ingin tahu yang mendalam.Para teman sekelas Vincen, yang sebelumnya hanya menyapa singkat atau bahkan mengabaikannya, kini memandangnya dengan rasa bingung. Karena Vincen terkenal dengan sebutan Suami tak berguna.Saat semua teman-temannya sedang membicarakan darimana Vincen bisa memiliki Black card. Tiba-tiba Bili beranjak dari duduknya sambil tepuk tangan
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

Bab 62

Suasana berubahmenjadi tegang. Bili, yang berdiri dengan postur bingung dan cemas, menyaksikan Veronica yang tampak tenang dan berwibawa. Matanya tak lepas dari Vincen yang dengan santainya berbicara di telepon.“Nona Veronica Shancez, ada apa ini sebenarnya?” suara Bili terdengar lemah, mencoba memahami situasi yang terjadi di depannya. Dia melirik Vincen yang kini sedang menghubungi seseorang penting.Tanpa menunggu jawaban dari Veronica, Bili mendengar Vincen berbicara dengan lantang ditelepon. “Paman Sebastian, hubungi direksi perusahaan, putus kontrak kerja kita dengan Hayden Grup, aku ingin masalah ini segera diatasi sesegera mungkin!” Ucapan itu seperti guntur yang menyambar di siang bolong, membuat Bili semakin bingung."Vincen, kau pikir bisa menakuti aku dengan omong kosongmu?!" raung Bili yang masih tidak percaya dengan Vincen.Namun, Vincen dengan santainya mematikan panggilan dan menaruh kembali ponselnya di saku sambil menatap Bili d
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab 63

Setelah gelaran reuni yang riuh usai, ruangan kini terasa sepi dengan beberapa kursi yang terguling dan piring kotor bertumpuk di sudut ruangan. Vincen mengambil napas dalam-dalam, mencoba meredakan kelelahan yang menyerang. Ia mengeluarkan Black card-nya untuk membayar tagihan.Ditempat tersebut hanya tersisa Vincen dan Veronica, stelah selesai membayar mereka berdua keluar dari Restoran tersebut.Di luar, angin malam berhembus sejuk, membawa mereka berdua melangkah meninggalkan kebisingan yang telah usai. Veronica, dengan langkah gontai, seolah-olah masih terbebani oleh keramaian tadi berjalan dismaping Vincen. Rambutnya yang terurai menari-nari tertiup angin, matanya menatap Vincen dengan kekhawatiran."Kamu yakin tidak apa-apa, identitasmu diketahui banyak orang, seperti sekarang?" suaranya rendah, nyaris terbawa angin malam.Vincen, yang berjalan di sampingnya, menoleh dengan senyum menawan. "Kamu tidak pru khawatir, lagipula cepat atau lambat semuanya juga akan tahu identitasku
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab 64

Kaca depan mobil yang pecah berserakan di sekitar mereka, bingkai mobil yang ringsek menunjukkan keparahan kecelakaan itu. Vincen, dengan napas tersengal-sengal, masih memeluk Veronica yang terlihat pucat pasi. Dia merasakan kehangatan darah yang bercampur dengan keringat dingin yang mengalir di antara mereka. "Kau tidak apa-apa, Veronica?" suaranya serak, matanya menelusuri setiap goresan yang terlihat di wajah dan tangan Veronica yang gemetar. Meski luka dan sakit, Vincen berusaha keras menggunakan kekuatan yang tersisa untuk memberikan rasa aman pada Veronica. Veronica, yang shock dengan kejadian itu, hanya bisa mengangguk lemah. Tubuhnya bergetar, tidak hanya karena benturan tapi juga ketakutan yang mendalam. Matanya yang sembab menatap Vincen, mencari kekuatan dari laki-laki yang selama ini selalu melindunginya. BRAK! Vincen menendang pintu mobil hingga terhempas menggunakan kekuatan pernapasan alamnya. "Ayo kita keluar sekarang," ajak Vincen yang segera mendorong Veroni
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Bab 65

Vincen menatap tajam sosok yang ada di hadapannya, merasakan kecurigaan dan keingintahuan yang bergolak dalam dada. Orang itu seakan memiliki kunci terhadap misteri yang selama ini menyelimuti asal-usul keluarganya."Katakan, siapa dirimu sebenarnya dan apa hubunganmu dengan Klan Ritsu?" desak Vincen, nadanya meninggi, tangan dan kakinya terus mengunci gerak lawannya. Sosok di depannya hanya menyeringai, senyuman yang mengerikan terukir di wajahnya yang buruk rupa, membuat bulu kuduk Vincen merinding. "Kalian, keturunan Klan Ritsu, harus hilang dari muka bumi ini," geramnya dengan suara serak, "agar tidak ada lagi konflik yang berkepanjangan lagi!" Vincen merasa jantungnya berdegup kencang, penuh amarah mendengar ancaman itu. "Apa maksudmu!" bentaknya.Tiba-tiba dalam sekejap, suara pedang yang beradu dengan udara terdengar. SwutPral! Dengan cepat, seseorang menghunjamkan pedangnya pada sosok tersebut dari belakang, sosok itu langsung memuntahkan darah, membasahi tanah di bawahny
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Bab 66

Mendengar pertanyaan Vincen yang tiba-tiba, Sebastian langsung menundukkan kepala, wajahnya penuh kesedihan. "Tuan muda, di otak sosok tersebut kami menemukan jimat pengendalian pikiran; seseorang mengendalikannya, dan tak disangka, dia dari Klan Ritsu," kata Sebastian, suaranya bergetar karena pilu atas realitas pahit itu. Vincen memegang dokumen di tangannya dengan erat. Dia selama ini tidak menyangka keluarga Ibunya mengalami perlakuan keji sedemikian rupa. Saat itu, pemahamannya tentang pertentangan di antara Ayah dan Kakeknya terhadap pernikahan orang tuanya menjadi sedikit lebih jelas—mungkin Kakeknya berusaha menjauhi keluarga tersembunyi itu agar tidak terlibat dengan pertikaian mereka."Tuan muda, ada satu lagi, dari Master Rondon," lanjut Sebastian, suaranya lebih tenang, mencoba menawarkan sedikit pengetahuan. "Beliau mulai mengungkap sesuatu tentang keluarga Ibu Anda, jika beliau berasal dari Jevas, tempat yang menjadi sanctuary bag
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Bab 67

Veronica perlahan membuka kelopak matanya, mencoba mengendapkan cahaya yang menerpa ruang serba putih itu. Plafon rumah sakit terlihat samar, membangkitkan rasa tak nyaman di hati."Kamu sudah bangun?" suara lembut Vincen memecah keheningan. Dia duduk di samping ranjangnya, matanya penuh perhatian dan tangan siap menopang bila diperlukan.Veronica berpaling pelan, menatap Vincen dengan mata sayu. "Apakah kamu menjagaku dari semalam?" suaranya parau terbata-bata.Vincen mengangguk perlahan, senyum tulus menghiasi wajahnya yang penat. Dengan lembut, ia meraih bahu Veronica, menuntunnya untuk duduk tegak. Kedua tangan mereka bertaut, mencari kekuatan dalam kesenyapan dan ketulusan.Veronica merasakan sakit ringan di seluruh tubuhnya saat ia mencoba untuk duduk tegak di ranjang rumah sakit.Ruangan itu dipenuhi dengan cahaya matahari pagi yang menyelinap masuk melalui jendela besar, menambah kehangatan di ruang steril tersebut."Ya, aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian," jawab Vincen
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Bab 68

Setelah mendengar perintah dari Vincen dan menerima berkas yang sudah ditandangani tuan mudanya, Noel pamit undur diri dari ruang perawatan dengan sopan.Noel, dengan langkah mantap dan tatapan yang terlihat sedikit berat, akhirnya mengucapkan selamat tinggal dan meninggalkan ruangan itu. Veronica, dengan pandangan yang mengikuti Noel hingga pintu tertutup, kembali memusatkan perhatiannya pada Vincen yang masih duduk di samping tempat tidurnya."Kamu mau pergi?" tanyanya dengan suara yang lemah, pandangan matanya mencari jawaban dalam raut wajah Vincen.Vincen, dengan senyum yang menenangkan, mengulurkan tangannya menggenggam tangan Veronica. "Kenapa? Apa aku harus menemani kamu terus di sini?" tanyanya dengan nada penuh perhatian yang membuat hati Veronica bergetar.Veronica merasakan kehangatan dari genggaman tangan Vincen dan dalam keraguan, dia mengangguk perlahan. Matanya tak bisa menyembunyikan keinginan agar Vincen tidak pergi dan
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Bab 69

Vincen berulang kali memanggil nama Selena lewat telepon, namun tak ada jawaban sama sekali. Alisnya mengerut, kebingungan membanjiri pikirannya.Tiba-tiba Veronica merasakan ada yang aneh, dengan keheranan tergambar jelas di wajahnya, dia bertanya. "Ada apa, Vin? Kamu terus-menerus memanggil Selena."Vincen hanya mampu menghela napas, "Entahlah..." katanya, namun sebelum ia bisa melanjutkan, suara lain terdengar dari ujung telepon."Bos, kita akan membawanya kemana untuk memancing dia?" suara itu terdengar, membuat Vincen semakin mengernyit.Kerisauan semakin mencekik dada Vincen. Keningnya berkerut, bibirnya terkatup ketika ia memandang Veronica dengan mata yang berharap ada jawaban di sana."Veronica, sepertinya ada yang tidak beres," suaranya bergetar, jelas mencerminkan ketakutan yang menggema dalam dirinya.Veronica membalas tatapan itu dengan anggukan pelan, isyarat bahwa dia memahami apa yang menghantui pikiran Vincen.Kembali ke telepon, Vincen berusaha meredam gelombang pani
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Bab 70

Keempat pria berkulit hitam itu dengan cepat merasakan ketegangan semakin memuncak seiring dengan kemunculan beberapa mobil yang mengikuti mereka dari belakang.Dahi mereka mengernyit, bertanya-tanya kenapa ada rombongan mobil yang mengikuti mereka."Cih, apa mereka polisi?" keluh pria dengan tindikan di telinganya, matanya terus mengawasi melalui spion mobil."Sepertinya bukan," jawab pria berkepala botak dengan nada rendah, matanya tetap fokus pada jalan di depannya, mencoba untuk tidak fokus menyetir."Apa mungkin pengawal wanita ini?" suara anggota mereka paling muda, dia duduk disebelah Selena yang masih tak sadarkan diri, terdengar ragu-ragu. Ia melirik sekilas ke arah Selena yang terbaring lemah, kemudian kembali menatap ke luar jendela, mencoba menganalisa situasi."Ruud, hentikan mobilnya!" perintah sang pemimpin mereka, suaranya tegas dan berwibawa.Ruud, yang merupakan pria berkepala botak, langsung menekan pedal rem d
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status