Gerald menatap layar laptop, tapi pikirannya entah ada di mana. Ia tak bisa fokus pada pekerjaan. Bahkan saat Jiddan menunggu berkas yang akan ditandatangani, Gerald tak memerhatikan. “Tuan?” lirihnya, masih berdiri. “Ya?” Gerald yang menyentuh dagu dengan jari telunjuk dan jempol, menoleh. “Berkasnya sudah ditandatangani?” tanyanya. “Berkas ... apa?” Gerald balas bertanya. Tampak Jiddan hanya menghela napas berat. “Berkas untuk rapat besok,” jawabnya. “Oh, itu. Aku belum membacanya.” Gerald mencari berkas yang dimaksud, padahal tak tahu yang mana. “Apa ada masalah, Tuan?” Jiddan memberanikan diri bertanya. Sejak di perjalanan menuju ke kantor, Gerald hanya termangu. Mendadak sekarang malah seperti orang linglung. Gerald berdecak, menutup laptop. Diusapnya wajah seraya menarik napas dalam-dalam. “Sepertinya, ada yang salah dengan diriku.” Gerald mendorong kursi agar sedikit menjauh
Last Updated : 2024-08-10 Read more