All Chapters of Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden : Chapter 61 - Chapter 70

137 Chapters

Melinda Mengungkap Rahasia

Melinda tengah berjalan bersama Sasa. Malam belum larut saat ia memilih menenangkan pikiran dengan menelusuri jalanan bersama sang sahabat. “Kau baik-baik saja?” tanya Sasa. “Hm.” Melinda memeluk tubuh. Merasakan hawa dingin yang mulai menjalari tulang. “Maaf aku sudah menyusahkanmu. Aku tak punya siapa pun untuk dijadikan teman berbagi selain kau,” kata Melinda. “Jangan begitu, Mel. Kita sudah lama bersahabat. Aku malah senang kau tinggal bersamaku. Aku jadi tak kesepian lagi.” Sasa menggamit lengan Melinda. Mensejajari langkah sang sahabat yang sangat pelan. “Sudah empat hari aku tak pulang. Sungguh, aku tak menyangka wanita yang aku pikir baik hati, ternyata adalah bunga mawar berduri. Menampakkan keindahan, tapi bersiap untuk menyakiti.” Melinda menghela napas. Menatap angkasa lepas, di mana bintang-bintang bertaburan ditemani bulan sabit. “Aku sudah curiga dari awal. Sudah
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Paket Misterius?

Naura sedang berdiri di balkon, menatap angkasa bersama Zaskia yang baru pulang. “Mama akan lama di sini?” tanyanya. “Rencananya sih, begitu. Kau kan tahu sendiri, Mama punya bisnis salon kecantikan di London. Kalau Mama tetap di sini, yang ada nanti para karyawan jadi seenaknya. Kalau mereka korupsi, bagaimana?” Zaskia mengibaskan rambutnya yang dipotong sebahu. Membiarkan angin malam menerpa. Kalau saja bisa, tentu ia akan lebih memilih menetap di Indonesia bersama sang anak agar bisa mengawasi gerak-gerik Melinda. “Aku takut, Ma. Bagaimana kalau Mas Gerald beralih hati? Aku belum juga memberinya anak. Aku takut Melinda berhasil menggodanya dan mereka memiliki anak.” Naura meremas jemari tangannya. Kuku-kukunya yang panjang tampak sangat bersih karena ia rajin merawat diri. “Tapi kenapa kau bodoh sekali? Kau malah meminta s
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Kalian Selingkuh?

Braakkkk! Gerald membuka pintu ruangan Haedar, tapi tak menemukan siapa pun. Hanya Radit yang kebetulan lewat, membuat Gerald menghentikannya. “Mana Haedar?” tanyanya dengan emosi. Tangannya memegang sesuatu. “Pergi, Tuan. Katanya mau bertemu klien. Memangnya ada apa?” Radit menundukkan wajahnya. “Bukan urusanmu!” Gerald berlalu diikuti Jiddan. Napasnya memburu, masih dengan perasaan ingin membunuh. Dilihatnya benda di tangan yang tak lain adalah foto. Paket tadi ternyata berisi foto-foto Haedar bersama Melinda. Hati Gerald memanas. Dia semakin yakin sepupunya menyimpan perasaan pada sang istri. Radit yang cemas, buru-buru menghubungi Haedar. Namun sayang, ponselnya dalam keadaan tak diaktifkan saat ditelepon. “Aku akan mencarinya sendiri. Kau urus saja masalah hotel. Laporkan padaku saat kau pulang.” Gerald memasuki mobil. Jiddan hanya mengangguk, menatap kepergian mobil itu t
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Menemukan Melinda

Gerald pulang dengan tangan kosong. Melinda tetap menolak pulang dengannya dan malah lebih memilih pergi bersama Haedar. Hati Gerald panas. Ia tak mengira Melinda akan bersikap seperti itu padanya. “Mas, kau tak menemukan Melinda?” Naura keluar dari kamar. Dibantu Zaskia yang mendorong kursi roda mendekati sang suami. “Belum, Sayang.” Gerald membungkukkan badan, mengelus pipi istrinya lembut. “Kau lihat? Anakku masih berbaik hati ingin Melinda kembali, tapi wanita itu bersikap kurang ajar.” Zaskia kembali mengompori. Biar saja Gerald semakin benci pada istri mudanya. “Aku ke kamar dulu ya, Sayang.” Gerald mengecup kening Naura, lalu beranjak meninggalkannya. Naura berdecak kesal. Kalau saja bukan karena Melinda sudah tahu tentang kejahatannya, tentu Naura akan senang seumpama madunya tak pernah kembali ke rumah itu. “Kau jangan terasa hati. Akan lebih baik kalau suamimu menenangkan diri d
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Kembali Demi Menemukan Bukti

Haedar menaiki tangga dengan lemas. Apa yang dilihatnya tadi masih terbayang dalam ingatan. Memang tak salah dan Gerald berhak melakukan apa pun pada istrinya. Sialnya, ia tak tahu apa sebenarnya yang membuat hatinya sangat perih. Mungkinkah karena ada rasa pada Melinda? Atau apa pun itu, yang pasti bukan ini yang ingin Haedar lihat. “Mana Melinda? Kau tak membawanya ke sini? Kau bertemu dengannya, kan?” tanya Saroon, memerhatikan dari bawah. “Entah,” jawab Haedar, menoleh. “Loh, kok aneh? Dia tidak mau ikut, ya?” Saroon masih penasaran. Raut wajah anaknya muram sejak memasuki rumah. “Aku lelah. Aku ke kamar dulu.” Haedar meneruskan langkah menuju ke kamar. Bergegas menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat. “Ada apa dengannya?” Saroon merasa heran, tapi tak berani untuk bertanya. Dalam keadaan seperti ini, tentu Haedar tak akan mau membahas apa yang terjadi.
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Mulai Suka?

Gerald menatap layar laptop, tapi pikirannya entah ada di mana. Ia tak bisa fokus pada pekerjaan. Bahkan saat Jiddan menunggu berkas yang akan ditandatangani, Gerald tak memerhatikan. “Tuan?” lirihnya, masih berdiri. “Ya?” Gerald yang menyentuh dagu dengan jari telunjuk dan jempol, menoleh. “Berkasnya sudah ditandatangani?” tanyanya. “Berkas ... apa?” Gerald balas bertanya. Tampak Jiddan hanya menghela napas berat. “Berkas untuk rapat besok,” jawabnya. “Oh, itu. Aku belum membacanya.” Gerald mencari berkas yang dimaksud, padahal tak tahu yang mana. “Apa ada masalah, Tuan?” Jiddan memberanikan diri bertanya. Sejak di perjalanan menuju ke kantor, Gerald hanya termangu. Mendadak sekarang malah seperti orang linglung. Gerald berdecak, menutup laptop. Diusapnya wajah seraya menarik napas dalam-dalam. “Sepertinya, ada yang salah dengan diriku.” Gerald mendorong kursi agar sedikit menjauh
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Menggoda Melinda Karena Gaunnya

Melinda, Gerald, Naura, serta Jiddan sampai di kediaman Kenan yang sudah ramai. Beberapa tamu undangan yang rata-rata dari kalangan menengah ke atas pun turut hadir. Melinda terus saja memegangi gaun pemberian Naura yang terasa sangat tak nyaman. Walaupun tahu Naura sudah merencanakan sesuatu, ia tak bisa mengelak. Dengan menggamit lengan kedua istrinya, Gerald memasuki rumah disambut hangat oleh Kenan dan keluarganya. “Selamat datang,” sapa Kenan, memeluk Gerald dengan senyum lebar. “Selamat menua,” kata Gerald, terkekeh. Yang lain pun ikut tertawa mendengarnya. Kenan hanya berdecak, mengangkat tangan pada Melinda yang tampak sangat cantik di matanya. Gaun merah itu sangat cocok di tubuh ramping Melinda yang lebih tinggi dari Naura. “Istrimu sudah sembuh?” Baskoro mendekat. Gerald hanya menaikkan pundak, tersenyum tipis. “Selamat ulang
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Kau Merencanakan Sesuatu?

“Kau aktris itu, kan?” Seorang wanita mengenali Naura. Tentu saja dia langsung mengangguk, menampilkan senyuman. “Wah! Kenalkan, namaku Thalia. Aku istri Komisaris itu.” Wanita dengan gaun berwarna putih mengulurkan tangannya setelah menunjuk seorang pria dengan jas hitam di dekat Kenan. “Naura.” Naura menyambut uluran tangan itu. Ia juga menyalami beberapa tamu wanita yang tentunya tak satu pun dikenal. “Aku sudah banyak mendengar tentang kehidupan pribadimu. Kau bisa hidup seatap dengan madu? Apa tidak ada masalah? Katanya, kau sempat lumpuh karena dia, ya?” Thalia mengerling ke arah Melinda yang juga menatap ke arahnya. Kehidupan pribadi seorang aktris memang akan menjadi pusat perhatian. Bukan hanya sisi baiknya, bahkan sisi terburuknya pun akan dikorek sampai tak ada yang tertinggal. Naura hanya menghela napas, memainkan gelas tanpa ada niatan meminumnya. Melihat antusiasme beberapa
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Kenan Masuk Kamar

Melinda menyambut kedatangan sang suami tanpa kata. Ia hanya bersalaman, lalu membukakan jas. Gara-gara kemarin Gerald mengejarnya, ia jadi gagal mencari tahu tentang pemilik lingerie hijau. “Kenapa wajahmu ditekuk?” Gerald memerhatikan istrinya yang duduk di sofa. “Wajahku tidak seelastis itu sampai bisa ditekuk,” jawabnya. Gerald melonggarkan dasi, duduk di depannya. Diperhatikan sang istri yang malah menopang dagu, seperti tengah memikirkan masalah berat. “Siapa yang kau pikir?” tanyanya. “Yang jelas bukan kau.” Melinda menoleh sekilas, lalu kembali pada pikirannya yang serabut. “Kau pasti memikirkan Haedar.” Gerald menduga bahwa Melinda memang memiliki hubungan dengan pria lain, dan pria itu tentunya adalah Haedar. “Tebakanmu benar. Apa kau sekarang menjadi dukun?” Iseng Melinda bertanya, membuat Gerald kesal. Ia masih marah dengan jas Haedar yang belum istrinya kembalikan.
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Mulai Mencari Kebenaran

Gerald menemui Haedar untuk membicarakan mengenai bisnis. Walaupun masih kesal pada sepupunya itu, Gerald terpaksa bersikap baik, sama halnya seperti Haedar. “Kemarin aku mendapat laporan bahwa Kenan dan Baskoro menemui investor. Keduanya juga ingin membangun hotel mirip dengan konsep yang kita punya.” Haedar memberi tahu sambil menyerahkan bukti foto pada Gerald. Pria itu pun segera memeriksa foto, di mana tampak Kenan dan Baskoro tengah berbincang dengan investor yang kini mundur dari proyek kerja sama. “Kurang ajar! Pria kemarin sore ini mulai semakin berani. Pantas saja aku mendapat laporan dari Jiddan kalau dua investor asing menarik diri dan membatalkan rencana kerja sama.” Gerald menahan geram. Ia pikir akan mendapatkan rekan bisnis yang bisa saling menguntungkan. Seorang pria yang menawarkan diri untuk menjadi teman, nyatanya adalah serigala berbulu domba. Diletakkannya foto dengan kasar. Kalau s
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status