All Chapters of Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden : Chapter 41 - Chapter 50

137 Chapters

Petaka Gaun Tosca

Kenan menatap kepergian mobil Gerald. Ia tersenyum lebar. “Aku merasa seperti ada hal tak beres di antara mereka,” lirihnya. Setelah beberapa saat ia menjadi saksi bagaimana Melinda diolok-olok, tatapan sang suami seperti ingin menerkamnya. Kenan yakin hubungan keduanya tak seindah yang ditampilkan. “Semua baik-baik saja? Apa tidak apa-apa kalau kita membiarkan mereka dipermalukan seperti tadi?” Baskoro mendekat. “Biarkan saja. Bukankah mereka terlihat menikmati acaranya? Kita juga hanya bercanda,” ucap Kenan. Keinginannya untuk merebut Melinda sepertinya akan semakin membara. Ia ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi dalam rumah tangga mereka. Satu atap dengan dua istri adalah hal mustahil. “Aku akan mencari cara untuk mengetahui kehidupan mereka.” Kenan bicara dalam hati. Kabar tentang alasan pernikahan Gerald dan Melinda serta penyebabnya sudah ia ketahui.
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Minta Dimasakkan

Melinda tengah menyapu saat Naura mengawasi dari lantai atas. Wanita itu memegang pisau berukuran kecil. Melinda yang melihatnya turun dari tangga ingin sekali bertanya mengenai warna tosca yang sangat dibenci suaminya. Namun, dia merasa ada yang janggal. “Kakak mau ke mana?” tanyanya, melihat tangan Naura memegang pisau dengan erat. “Ke taman samping,” jawab Naura. “Boleh aku ikut? Kebetulan aku sudah selesai menyapu.” Tiba-tiba saja Melinda merasa tertarik ingin mengetahui apa saja yang ada di taman samping. Selama ini ia hanya bisa melihatnya dari atas balkon. Menurutnya, Naura adalah pecinta tanaman. Berbagai jenis tanaman hias memenuhi pekarangan rumah yang lumayan luas itu. “Tidak bisa. Dari awal kau masuk ke rumah ini, bukankah aku sudah melarangmu ke sana?” Naura tersenyum paksa. Senyum yang tampak seperti penghinaan. Tak ada re
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Lily of The Valley (Bunga Beracun)

Gerald pulang membawa oleh-oleh. Kali ini hanya untuk Melinda. Dia ingin meminta maaf karena telah berlaku kasar. Lagi pula, Melinda tak tahu kalau dirinya tak suka warna tosca. “Kau masih marah? Sudah, lupakan saja. Ini, aku belikan gaun baru untuk menggantikan gaun yang aku bakar.” Gerald menyodorkan paper bag, tapi Melinda bergeming. “Apa kau melakukan ini setiap Kak Naura marah? Kau akan bersikap manis, memberi hadiah, lalu berharap dapat membujuk? Sayangnya, aku bukan dia.” Diletakkannya ponsel, lantas ia bangkit. Kata-kata Melinda yang menyinggung membuat Gerald menarik napas panjang. “Heh! Beraninya dia membandingkan aku dengan dirinya yang kampungan itu! Awas saja. Tunggu sampai aku membuatmu kehabisan napas untuk berkata-kata sembarangan!” Naura yang mendengar semua dengan jelas karena mengawasi lewat CCTV, mulai meninggalkan ruangan pribadinya tanpa melanjutkan apa yang dapat dilihat di laptop.
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Pura-Pura Merendahkan Diri

Melinda tengah berbincang dengan Haedar lewat telepon. Mereka masih membahas mengenai bunga beracun tadi. “Aku jadi curiga. Bagaimana kalau ternyata Kak Naura sengaja melakukannya? Walau bagaimanapun, kau madunya,” ujar Haedar. “Aku sudah curiga sejak gaun tosca itu. Dia yang bilang aku pantas dengan warna lain, jadi aku pilih warna tosca. Nyatanya, Mas Gerald tak suka sampai marah-marah.” Melinda menceritakan saat ia memilih gaun di mall. Cara Naura memintanya untuk memilih warna lain harusnya ia curigai sejak awal. Tidak mungkin sang istri tak tahu apa saja yang tak disukai suaminya. Terdengar Haedar mengeluh. Ia yakin Naura diam-diam merencanakan sesuatu. Menurut Saroon yang hampir dimadu, ia merasa sangat kesal, apalagi seperti Naura yang sampai membiarkan istri kedua tinggal seatap. “Kau wajib waspada, Kak. Kita mungkin bisa menyelami laut paling dalam, tapi tak bisa mengetahui apa yang ada dalam ha
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Mengadu

“Katakan padaku, bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa kau bisa membiarkan suamimu menikah lagi? Kau juga! Di mana otakmu sampai kau berani menduakan Anakku!” Mamanya Naura melampiaskan amarah. Mondar-mandir di depan Gerald, Naura, juga Melinda yang tertunduk. Kedatangan tiba-tiba itu langsung membuat suasana mencekam. “Dan kau!” Wanita berambut pendek itu menunjuk pada Melinda yang tak sengaja mendongak. Kembali ia menundukkan kepalanya. “Apa yang kau lakukan sampai menantuku beralih hati? Kau pasti menyerahkan tubuhmu pada pria hidung belang, lalu menjadikan Gerald kambing hitam agar menikahimu, kan?” Wanita itu benar-benar tak terima. Anak kesayangannya harus tinggal seatap dan berbagi segalanya dengan wanita asing yang jelas tak selevel. “Cukup, Ma. Dengarkan penjelasan Gerald dulu. Ini tak seperti yang Mama pikirkan.” Pria itu bangkit hendak menenangkan sang mertua yang ma
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Demam Membuatnya Mengutamakan Melinda

Kenan dan Baskoro mendatangi Athena Holding. Keduanya ingin membicarakan proposal penelitian komputer terbaru yang Haedar sempat singgung saat pesta. Diperiksanya berkas yang Haedar berikan. Kenan dan Baskoro kompak saling mengangguk. Menurutnya, rencana jangka panjang yang disediakan Athena Holding benar-benar menarik. “Aku cukup tertarik dengan proposal ini. Kalau kita tidak terkendala, ada baiknya segera menyiapkan kontrak kerja sama,” kata Baskoro. “Aku pun demikian. Saat ini era modern. Hampir semua kalangan menggunakan barang elektronik canggih yang sekiranya mudah dibawa. Contohnya saja ponsel.” Kenan mengangkat ponsel di depannya. Ia menegaskan bahwa ide dari Athena Holding yang ingin mengembangkan ponsel agar jauh lebih canggih tapi mudah dimiliki banyak orang pun sangat menarik. Hampir banyak perusahaan yang bersaing dengan produk yang hampir menyuguhkan kwalitas yang sama. Sayangnya, tak semua
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

Bima Dibunuh Nyonya Naura????

“Bagaimana keadaannya, Dokter?” tanya Gerald. Ia sempat panik saat di perjalanan Melinda malah meracau tak karuan akibat demam yang terlalu tinggi. “Nona sudah membaik. Untung cepat dibawa. Tubuhnya lemah, terkena serangan panik, serta kurang vitamin.” Dokter membuka stetoskop. “Dua atau tiga hari pasti membaik. Saya tinggal dulu. Permisi.” Dokter berkacamata itu pun keluar dari ruangan. Gerald menghela napas lega. Dilihatnya Melinda sudah terlelap. Bibirnya kering dan wajahnya memucat. Di saat seperti ini, Gerald merasa sangat kasihan. Bisa dibilang, bukan sekadar kasihan biasa. Seperti ada rasa lain yang malah membuatnya menggenggam tangan agak kasar itu. “Tangannya kasar. Dia pasti melakukan pekerjaan berat di rumah. Dicegah pun pasti tak mau,” lirihnya. Perasaan aneh bagai menelusup ke dalam tubuhnya. Kehangatan sikap dan cara Melinda menghadapinya membuat pria itu seperti menemukan h
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Beri Uang, Rahasia Aman!

Melinda memasuki rumah bersama sang suami. Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, ia diizinkan pulang karena keadaannya sudah membaik. Sambutan dari Naura dan Zaskia yang tersenyum lebar malah membuatnya bergidik. “Kau istirahat saja, Mel. Kondisimu belum sepenuhnya pulih,” kata Naura, menggamit lengannya. “Iya, aku ... ke kamar dulu.” Melinda tersenyum tipis, melepaskan tangan Naura yang terasa seperti menekannya. “Biar aku antar,” ujar Gerald, menyerahkan paper bag berisi pakaian kotornya pada Naura yang langsung mengernyit. “Jangan katakan tidak usah.” Gerald mendahului sang istri yang hendak bicara. Jadilah Melinda mendengus, membiarkan suaminya menggandeng tangannya menuju ke kamar. Melihat apa yang terjadi terasa menyakitkan, Naura melempar paper bag ke lantai dengan emosi. “Sekarang Mas Gerald memperlakukan aku seperti pelayan!” keluhnya. “Mama
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

Konsep Anti Mainstream

Gerald yang punya waktu luang, menyempatkan diri mengajak Naura jalan-jalan. Sudah lama keduanya tak menghabiskan waktu bersama. “Kau tidak mengajak Melinda, Mas?” tanyanya, merangkul lengan sang suami yang tengah mengemudikan mobil. “Lain kali. Malam ini aku ingin bersamamu saja.” Gerald mengelus rambut istrinya, membuat Naura berbunga-bunga. Ia merasa lebih diutamakan sebab sang suami lebih memilih bersamanya. “Kau mau makan apa? Atau kau punya tempat spesial yang makanannya enak-enak?” Gerald mengurangi kecepatan mobilnya saat berada di tikungan. Walaupun malam, jalanan kota tetap ramai. “Kita ke Banana Restaurant saja, Mas. Di sana makanannya enak-enak. Aku suka sekali brownies pisangnya.” Naura tampak kegirangan. “Oh, ya? Baiklah, Ratu. Kita ke sana.” Gerald menoleh, membuat Naura semakin melayang karena dipanggil ratu dengan nada yang sangat le
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Perbedaan Sikap Kedua Istri

Antonio memasang resleting celana. Membelakangi Naura yang masih menutup tubuhnya dengan selimut hotel. "Aku minta uang.” Tanpa menoleh, Antonio bicara. Rambutnya yang sudah berubah warna menjadi hitam tampak masih rapi. “Uang? Untuk apa?” tanya Naura, bersandar. Ia masih enggan untuk membersihkan sisa-sisa perselingkuhannya dengan Antonio yang menggairahkan. “Aku kan sudah melayanimu. Sudah sepantasnya kau memberiku bayaran.” Antonio memakai kaosnya. Ia merapikan rambut sembari berkaca. “Apa katamu? Apa sekarang kau menjadi gig*lo?” Naura sedikit menunjukkan ekspresi kaget. Biasanya Antonio meminta uang hanya untuk menutupi rahasia Naura. “Memang kenapa? Apa bedanya aku dengan pela*ur? Sama-sama memberikan kepuasan. Sudah, beri saja. Kau tidak mau aku membeberkan rahasiamu, kan?” Lagi-lagi hal itu yang dijadikan alasan untuk mendapatkan uang. Bukan Antonio namanya, kalau tidak bisa memanfaatkan seorang
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status