All Chapters of Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden : Chapter 21 - Chapter 30

137 Chapters

Shopping Bersama

Naura memerhatikan wajah Melinda kala semua orang sarapan. Ini adalah hari Sabtu yang berarti Gerald libur kerja. Hal ini dimanfaatkan oleh Naura untuk melanjutkan rencananya. Sejak beberapa hari lalu, Naura berharap Melinda akan tampak kesal atau bahkan cemburu melihatnya bermesraan di balkon malam itu. Namun sayang, Melinda seolah tak peduli akan semua itu. “Mas, hari ini kita tidak ada kerjaan. Bagaimana kalau kita shopping ke mall? Sudah lama aku tidak refreshing. Kita bisa pergi bersama, kan?” “Terserah aku saja,” jawab sang suami, menyeka bibir dengan tisu. “Ayo, Mel, kau juga ikut. Aku perhatikan, baju yang aku beli tak pernah kau pakai. Kau pasti tak suka, ya?” tanya Naura, memancing. “Ah, bukan seperti itu. Aku ... tidak terbiasa memakai pakaian mahal. Seperti inilah aku,” kata Melinda, mengamati tubuhnya. Celana panjang beserta baju lengan panjang selalu melekat di tubuh kurusnya.
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Diserbu Wartawan

Irma membawa kedua anak kembarnya ke rumah Gerald. Wanita itu menganga lebar menatap rumah mewah di depannya. “Waahhh! Enak sekali hidup Melinda sekarang,” lirihnya. Terlihat dari samping rumah, Rina membawa sapu lidi. Ia mendekati karena merasa ada tamu. “Cari siapa?” tanyanya. “Keponakanku, Linda,” Jawab Irma. “Oh, Nona Muda sekarang ke mall bersama Tuan dan Nyonya, belum pulang.” Rina berusaha tampil sopan. Diperhatikan seluruh tubuh Irma. Dandanannya yang mencolok membuatnya bergidik. “Oh, begitu. Aku akan menunggu di dalam saja.” Dengan lancang Irma melangkah hendak memasuki rumah, tapi Suzy muncul dan menghadang. “Eh, Pelayan! Kenapa kau berdiri di depanku? Minggir! Kau tak tahu siapa aku?” tanya Irma dengan nada lumayan tinggi. Bersikap sok keras pada Suzy yang malah menaikkan sudut bibirnya. “Aku tak tahu dan tak mau tahu!” sahut Suzy, melipat kedua tangannya ke dada, bersandar pada da
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Ada yang Bertemu Bima Sebelum Kejadian

"Mas, aku izin keluar. Aku tidak sendiri, kok. Haedar yang ... memintaku untuk menemuinya.” Dengan hati-hati dan waspada, Melinda mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Haedar. “Haedar?” Gerald mengernyit. Suasana rumah sepi sebab Naura sudah berangkat syuting pagi-pagi sekali karena ada part tambahan. “Iya. Apa boleh? Sebentar saja,” ucap Melinda. Hari ini ia mengenakan pakaian yang Naura belikan saat ke mall. Blouse putih yang dikenakan menambah pesonanya. “Dengan pakaian seperti ini?” tanya Gerald, berdiri memerhatikan seluruh tubuh istrinya. “Memang kenapa? Apa yang salah dengan pakaiannya? Apa roknya terlalu pendek?” Melinda memerhatikan diri sendiri. Rasanya masih normal saja, tapi tatapan Gerald terlalu tajam. “Memang apa yang akan kau lakukan dengan menemui Haedar? Dia pasti sibuk.” Gerald memakai arloji. Jam sudah menunjukkan pukul 09.07. Sengaja ia datang agak siang sebab malas bertemu orang-
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Tidur Bersama

Naura mondar-mandir di depan meja rias sebuah hotel. Setelah suaminya pergi, wanita itu urung memasuki rumah temannya. Naura malah menghentikan taksi dan pergi ke hotel terdekat. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 22.09. Digigitnya kuku telunjuk, masih tak bisa tenang. Sejak dari lokasi syuting ia merencanakan sesuatu. Meminta Suzy untuk meneror Melinda dan membuatnya terlihat menyedihkan di depan Gerald. “Sayang.” Suara seseorang yang membuka pintu membuat Naura melonjat kaget. Diusapnya dada, merasa ngeri sesaat lamanya. “Kenapa kau lama sekali?” tanyanya pada seorang pria yang tak lain adalah Antonio. Pria itu hanya menaikkan pundak, mendekatinya. Tanpa segan, dipeluknya erat-erat Naura dari belakang. Menikmati aroma tubuh yang selalu berhasil membuat tubuhnya bergejolak dipenuhi nafsu. “Aku kan harus memberi alasan yang masuk akal pada istriku. Kalau kau sendiri bagaimana, hm?” Dikecupnya leher Naura p
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Tunanganmu Dibunuh, Bukan Bunuh Diri

Hari belum benar-benar pagi saat Antonio mengantar Naura pulang. Wanita itu diturunkan di depan gerbang, lantas ditinggalkan. Satpam yang berjaga langsung membukakan pintu gerbang untuk majikannya tanpa curiga sebab sudah biasa. “Lembur, Nya?” tanya satpam bernama Lihin, menguap beberapa kali. “Iya, Pak. Maklum, filmnya hampir tamat,” jawab Naura, bergegas memasuki rumah setelah membuka pintu dengan kunci cadangan. Wanita itu menaiki tangga dengan setengah berlari. Berharap Gerald belum bangun saat ia sampai. Begitu pintu kamar dibuka, Naura mengernyitkan dahi. “Ke mana Mas Gerald? Tadi saat aku memeriksa ponsel, Suzy bilang Mas Gerald ada di kamar Melinda saat dia beraksi. Apakah .... “ Pikiran negatif mulai bersarang di benaknya. Sembari melemparkan tas ke ranjang, ia memeriksa kamar mandi. Kering. Tak ada tanda-tanda habis digunakan. “Menurut Suzy, selama ini Mas Gerald memilih tidur d
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Mengatasi Masalah

"Siapa yang bertugas malam hari saat Bima jatuh?” tanya Haedar, mengumpulkan beberapa karyawan untuk ditanyai perihal insiden itu setelah Melinda mengatakan mendapat surat misterius tentang Bima. “Saya, Tuan. Saya yang berjaga malam bersama empat orang lainnya.” Pria dengan perawakan kurus dan tinggi mengangkat tangan. “Di mana kalian saat kejadian itu? Bagaimana bisa ada orang masuk ke perusahaan ini tanpa ada yang menaruh kecurigaan?” tanya Haedar lagi. “Maaf, Tuan. Saat itu, kami sedang makan malam. Memang, dua di antara kami berkeliling. Sayangnya, kami mendengar dentuman keras. Saat diperiksa oleh satpam depan, seorang pria sudah jatuh,” tutur pria itu. “Bagaimana dengan CCTV? Pihak IT pasti memeriksanya, kan? Apa tidak ada yang terekam? Orang asing, misal?” Haedar merasa cukup aneh. Sejauh ini, ia tak menemukan informasi tentang musuh Bima atau karyawan lain yang tak me
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Nafkah

Melinda menganga kala memerhatikan sang suami yang makan dengan lahap. “Kau kerasukan atau bagaimana?” tanyanya. “Diamlah!” Gerald malas bicara. Entah mengapa ia sangat berselera dengan masakan Melinda hari ini, padahal hanya sop ayam dan perkedel kentang. “Mau nambah nasi?” Melinda menawarkan. Sang suami hanya mengangguk, menyerahkan piring yang isinya tinggal sesuap. Sang istri pun menambahkan nasi beserta lauk. “Kenapa kau tidak ikut makan? Kau menaruh racun dalam makanan, ya?” Gerald menyeka mulut dengan tisu setelah meminum air putih. “Mana mungkin aku akan menunggumu sampai selesai makan, kalau aku meracunimu.” Melinda menarik napas dalam-dalam. “Lalu?” Gerald kembali meminum sisa air putih yang tinggal sedikit. “Aku ingin lebih kurus, jadi lebih baik jarang makan,” jawabnya, membawa piring kotor dan segera mencucinya. “Kau mau kurus bagaimana lagi? Kulihat tubuhmu t
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Aku Tahu Rahasia Besarmu!

Haedar dan Gerald tengah mengurus beberapa proyek yang mangkrak. Beberapa investor yang mundur pun sudah mereka tangani. Lebih tepatnya, Gerald yang berperan penting dalam hal tersebut. Seperti saat ini, Gerald mencoba meyakinkan investor yang ingin mundur. “Kami akan melakukan yang terbaik. Bagi kami, kepuasan pelanggan adalah yang utama.” Gerald menjelaskan bahwa keuntungan bisa berlipat-lipat ganda, andai pada investor mampu menjadi rekan bisnis yang sama-sama mengutamakan kepentingan bersama, bukan perorangan. Menurutnya, apabila dibandingkan dengan investasi yang mungkin akan balik modal dalam beberapa tahun, isu-isu dan terpaan gosip belaka tak akan memengaruhi. Hal itu tidaklah menjadi masalah bagi perusahaan. “Kita bisa melihat ke depannya. Jika dirasa tak menguntungkan atau bahkan hanya menguntungkan sebelah pihak, kami bersedia menerima konsekuensinya,” sambungnya. “Kami juga sudah mulai proyek
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bertukar Jabatan?

Melinda mendatangi kantor polisi bersama Rusdi. Keduanya menunjukkan surat misterius yang mengatakan kalau jatuhnya Bima bukanlah kecelakaan kerja, melainkan karena dibunuh seseorang. Namun sayang, jawaban polisi malah membuat keduanya terpaksa kembali ke rumah dengan tangan kosong dan kecewa. “Maaf, Nona, kami tidak bisa memercayai sesuatu hanya berdasar bukti yang belum jelas. Bisa jadi ini hanya ulah seseorang untuk mengganggu kehidupan kalian.” Begitulah yang polisi ucapkan. Mereka menolak membuka kasusnya lagi karena alasan yang tak jelas. Melinda yakin ini ada sangkut-pautnya dengan Gerald. “Bagaimana hubunganmu dengan suamimu? Semua baik-baik saja? Paman melihat video saat kau diteriaki perebut suami orang di restoran,” kata Rusdi pelan, takut menyinggung. “Entahlah. Mau dibilang baik-baik saja, aku merasa bingung. Dibilang tak baik-baik saja, aku merasa aman di rumah ini.” Melinda
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Hadiah Untuknya

Melinda merasa tak enak hati setelah apa yang terjadi siang tadi. Ia memasuki kamar Suzy dan memberikan hadiah kecil. “Kau menyogok?” Suzy yang menerima hadiah itu, membukanya sembari memerhatikan wajah Melinda. “Kau ini bicara apa sih? Kan kau sendiri yang bilang kalau hari ini ulang tahun.” Melinda duduk di tepi ranjang, agak jauh dari Suzy. “Oooo!” Suzy sedikit mencibir. Dibukanya hadiah dari Melinda. Tak sabar ingin tahu apa yang diberikan istri kedua majikannya setelah tadi sempat ditranfer 10 juta oleh Naura sebagai hadiah. Matanya membulat melihat isi hadiah yang ternyata jaket kulit yang tentunya juga bernilai mahal dan sedang tren. “Ini kan ... ini kan jaket mahal. Kau ... mencurinya di mana?” tuduh Suzy. Kedua tangannya mengangkat jaket kulit berwarna cokelat muda itu. Dengan tambahan bulu-bulu halus berwarna putih abu-abu di bagian lehernya. Sorot matanya tajam dan sedikit menyipit.
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status