Home / Pernikahan / Mengharap Cinta Sepupuku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Mengharap Cinta Sepupuku : Chapter 61 - Chapter 70

145 Chapters

61

Setelah Menerima kemarahan Daddy-nya, Nathan memutuskan untuk pergi langsung ke Bangkok untuk mencari istrinya. ia berharap jika Gladisa tidak benar-benar pergi meninggalkan dirinya, Mungkin inilah alasan kepada pada saat itu ia tidak rela melepaskan Gladis untuk pergi. "Tuan, Mereka belum menemukan keberadaan Nyonya." "Dasar bodoh, Sebenarnya apa kerja mereka? masak iya menjaga satu orang wanita saja mereka tidak bisa?" Nathan yang begitu kesal pada akhirnya menjambak rambutnya sendiri karena frustasi, hingga detik ini mereka belum bisa menemukan istrinya padahal sudah hampir 6 jam Gladis menghilang. Istrinya itu bak hilang di telan bumi karena jejaknya sama sekali tak bisa terlacak meskipun semua CCTV sudah anak buahnya periksa. "Tuan, Apa anda tidak merasa aneh dengan kasus hilangnya Nyonya muda? maksudku hilangnya Nyonya ini seperti ada konspirasi, bagaimana bisa nona hilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun padahal jika di telisik lebih dalam, tentunya nyonya tidak aka
Read more

62

Clara yang baru saja selesai melakukan Fashion show, kini berada di ruang ganti untuk membenahi penampilannya. "Hais, kenapa baju ini sempit sekali sih? masak iya berat badanku bertambah?" Oceh Clara, Lalu saat ia ingin kembali memakai Lipstiknya tiba-tiba lipstik itu tak sengaja terjatuh saat ingin ia buka. "Ck. kenapa pakai jatuh segala sih?" Geram Clara, Namun mau tidak mau ia tetap harus mengambilnya sendiri, karena saat itu asisten pribadinya sedang menyiapkan Baju kedua yang harus di pakainya. Namun saat Clara ingin mengambil Lipstik itu, Ia di kagetkan dengan adanya sepasang sepatu yang saat ini tengah berdiri di hadapannya. Meskipun sedikit Takut, Clara berusaha memberanikan diri untuk mengangkat Kepalanya untuk melihat siapa yang saat ini berdiri di hadapannya. Deg Clara dapat bernafas dengan Lega saat melihat ternyata Nathan lah yang berdiri di hadapannya. Wanita itu mengelus dadanya yang tadi sempat berdetak tak karuan karena mengira sepasang kaki itu milik
Read more

63

"Memangnya apa yang aku lakukan?" Clara mencoba melawan dengan mendorong dada bidang Nathan cukup kasar. "Kau...." Nathan mengepalkan kedua tangannya "Kenapa, kau ingin memukulku? Atau ingin marah padaku? Sepertinya kau sudah lupa siapa yang selalu ada untukmu di saat-saat tersulit dulu? Cecar Clara dengan expresi wajah tak kalah Arogannya. Agaknya wanita itu sudah segan-segan lagi menunjukkan sifat aslinya. Pikir Yuda "Jangan keterlaluan, Clara!" Nathan Hampir saja melayangkan tangannya, namun tiba-tiba saja otaknya tersadar hingga memilih melangkah mundur untuk menyetabilkan emosinya. "Aku yang keterlaluan, atau kau??" Clara menghela nafas lalu menatap Nathan dengan tajam. "Kenapa kau begitu marah mendengar Gladis melarikan diri? bukannya kau membencinya? jadi seharusnya kau bahagia jika seseorang yang kau benci telah lenyap dari hidupmu." "Aku memang membencinya, tapi Gladis tidak boleh pergi sebelum aku mengusirnya!" "Ck. kakak itu aneh!" Cibir Clara, Lalu ia berjalan
Read more

64

"Dia bilang apa tadi? Bisa-bisanya dia mengatai-ku aneh, setelah selama ini aku lebih mengutamakan dirinya di banding istriku sendiri! Bahkan aku dengan sadar sudah sering kali menyakiti hati Gladisa untuk menuruti semua kemauannya, Lalu apa ini? apa Clara sedang menertawakan aku?" Nathan tak habis pikir dengan sikap Clara yang menurutnya sangat bertolak belakang dengan sikapnya selama ini. Nathan sejenak termenung dan duduk dengan Tangan yang menutupi wajahnya. Lalu perlahan ia usap wajahnya dan tanpa sengaja ia melihat Tas dan koper yang di tinggalkan Anak buahnya di atas sofa. Deg "Bukannya itu Koper dan Tas Gladis?" Tak mau berlama-lama Nathan memutuskan untuk membukanya, Kini ia melihat ada beberapa berkas dan dua buah amplop yang bertulisan dua nama rumah sakit dan salah satunya Rumah sakit milik kedua orang tuannya. Perlahan ia membawa Amplop itu ke atas sofa, lalu membukanya. Dengan teliti ia membaca kata demi kata yang ada di dalam sana, hingga beberapa saat
Read more

65

Di tempat yang berbeda, tepatnya di sebuah mansion mewah, luas dan megah. tepatnya di ruangan tertutup dengan atmosfer yang terasa mencekam, karena keempat orang yang ada di dalamnya sejak tadi hanya diam tidak bersuara. keempat orang itu seakan sibuk dengan apa yang ada di dalam pikiran mereka masing-masing. "Sampai kapan kalian diam?" Devan memulai pembicaraan. karena tidak ada satupun dari dua orang yang duduk di hadapannya mau buka suara. Gladis yang sejak tadi diam, kini melirik sosok yang tiba-tiba datang memeluknya dan entah tau dari mana tentang rencananya kabur. tapi dia bersyukur jika dari keluarganya ada yang mendukung keputusannya. Tak berbeda jauh dengan Nathania, dia juga sejak tadi diam-diam curi-curi pandang ke pada adik sepupu sekaligus adik iparnya itu. namun sepertinya Nathania lebih dilematis karena saat ini wajahnya menjadi sembab akibat sejak tadi terus menangis. "Baiklah jika tidak ada yang mau mengatakan apa yang terjadi maka aku akan menghubungi Natha
Read more

66

"Apa, kenapa kalian menatapku begitu?" Tanya Edgar dengan tidak merasa berdosa sama sekali, sudah menyebut nama seseorang yang begitu di hindari Gladisa saat ini. Valdo menghela nafasnya panjang, memang sulit sekali menurutnya mengendalikan Kakak sepupunya yang memang sedikit ceroboh itu. "Ya Kudanil itu" "Nathaniel, Do, Nathaniel" Ralat Edgar. "Ya itulah, bodo amat namanya siapa yang jelas Dia orangnya!" Valdo begitu malas menyebut nama Mantan sahabatnya itu setelah merebut cinta pertamanya, Apalagi di tambah fakta jika ternyata Nathan malah menyia-nyiakan Wanita itu setelah berhasil menikahinya. hingga membuat Valdo saat ini memiliki niat buruk untuk merebut kembali apa yang seharusnya sejak awal menjadi miliknya. Edgar menghela nafasnya dengan kasar, sepupunya itu memang begitu Arogan hingga dengan gampangnya ia melupakan nama orang lain yang dulu pernah menjadi sahabatnya. "Aku pergi karena ingin berpisah darinya. karena pernikahan tanpa cinta itu ternyata melelah
Read more

67

Setelah hampir satu Minggu penuh Nathan ikut melakukan pencarian sang istri. Nyatanya ia tak mendapati apapun kabar tentang keberadaan Gladis di sana. hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Surabaya pagi itu, dengan tujuan untuk menemui keluarganya. Sesampainya di Surabaya, Nathan bukan pulang ke rumahnya, Ia malah langsung pergi ke rumah sakit milik keluarganya untuk menemui seseorang yang ia rasa terlibat dalam upaya istrinya menyembunyikan kehamilannya. Saat sudah masuk ke dalam Rumah sakit, kedatangan putra pertama keluarga Collins di sambut begitu sopan oleh para dokter dan perawat yang bekerja di sana. Paras tampan Nathan langsung menarik Semua mata tertuju padanya, meski saat ini tak nampak ada gurat keramahan di sana. yang ada adalah gurat kemarahan yang begitu ketara hingga membuat seluruh orang yang mengenalnya kebingungan. "Ada apa ya? kok wajah Pak Nathan tidak seperti biasanya?" "Iya, seperti ada masalah!" "Hus, gak usah banyak bergosip! kerja, nant
Read more

68

Nathan berjalan masuk ke dalam kamarnya Setelah menemui adik kembarnya. Nathan akhirnya mengetahui fakta yang sebenarnya tentang perasaan Gladis padanya. Nathania menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutup-tutupi, bahkan Asisten Yuda juga juga menunjukan semua bukti yang menguatkan cerita Nia tentang istrinya. Cerita jika selama ini Gladis begitu mencintainya, Semua yang di lakukan Clara adalah hasil merebut Dari Gladisa. Wanita itu selalu mengklaim hasil kerja keras Gladis memperhatikannya sejak 8 tahun yang lalu. Itu artinya di sini ia lah yang sudah tertipu oleh drama yang di buat Clara untuk memanipulasi hidupnya. "Ahhhhhh Brengsek kau Clara!" Umpat Devan, lalu pria itu mengamuk dengan membanting seluruh benda yang ada di kamarnya. Saat Ia tengah mengamuk, dengan sengaja ia membanting Tas kerjanya yang sudah lama ia abaikan teronggok di atas meja rias milik sang istri. Dan saat Tas itu di lempar, Ternyata Tas itu tidak dalam keadaan tertutup hingga segala isi yang ada
Read more

69

Setelah selesai menghubungi Tuan Aiden, Yuda nampak menatap pintu kamar Tuannya. perlahan ia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam, Karena saat ini sudah tidak lagi terdengar suara keributan dari dalam sana. "Ku harap tuan Nathan tidak kembali melempat benda sembarangan ke arah pintu!!" Gumam Yuda sembari membuka pintu kamar itu. CEKLEK "Tuan," Panggilan Yuda, namun tak ada jawaban sama sekali. Lalu pria itu memutuskan untuk masuk lebih dalam mencari Atasannya, Ia tidak mau Sesuatu yang buruk sampai menimpa Atasannya itu jika terlambat mengetahuinya. Masalahnya di sini Tuan mudanya itu bertindak selayaknya orang yang kurang waras setelah di tinggal kabur oleh istrinya. Saat Sampai di depan pintu balkon, Yuda melihat Nathan tengah terduduk bersandar di bibir pagar dengan kepala yang menunduk. Kondisinya begitu berantakan hingga membuatnya sedikit Iba. Perlahan namun pasti Yuda berjalan mendekat, lalu berusaha untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Nathan. Tanyanya ter
Read more

70

"Selidiki dia, Pantau apapun yang di lakukannya! bahkan Cari tau apa saja yang di lakukan pria itu sebelum kaburnya istriku? Aku tidak mau kita salah sasaran yang berujung membuat kita malu!" Perintah Nathan kepada seluruh anak buahnya. Lalu setelah mengatakan itu, Nathan berjalan menuju ke arah ranjang tidurnya untuk menginstirahatkan badannya. meskipun otak dan hatinya tak mungkin bisa tenang sebelum menemukan keberadaan sang istri. BUK Nathan menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas ranjang dengan bola mata terpejam. Sementara Yuda, kini pria itu memerintahkan dua anak buahnya itu keluar dari sana untuk mendapatkan perawatan. Kini Yuda menatap datar ke arah Nathan yang sudah tidak bergerak di atas Ranjangnya. sejenak pria tampan itu menghela nafasnya lega, saat tau jika Nona mudanya baik-baik saja dan berada di tangan yang aman. Namun di hatinya masih janggal karena belum benar-benar yakin jika praduga atasannya itu benar. "Benarkah Revaldo Mahendra pelakunya??" Gumam Yud
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status