Home / Pernikahan / Mengharap Cinta Sepupuku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Mengharap Cinta Sepupuku : Chapter 51 - Chapter 60

145 Chapters

51

Setelah meletakan tubuh Gladis di atas ranjang. Nathan mengambil ponselnya dari kantung jasnya, ia mencoba menghubungi asisten pribadinya untuk mengamankan mobil milik Gladisa agar di perbaiki. Setelah itu, ia menaruh kembali ponselnya di atas nakas sembari duduk di samping tubuh sang istri yang tengah terlelap dalam alam mimpi. Nathan menatap lekat wajah cantik istrinya itu guna menyelami perasaannya sendiri. Perasaan yang tiba-tiba muncul hingga membuatnya kebingungan, harus bagaimana untuk mengambil sikap karena surat cerai mereka sudah jadi dan tinggal di bubuhi tanda tangan mereka saja. Namun, entah kenapa Nathan urung memberikannya ke pada Gladisa dan memilih untuk menyelami perasaannya sendiri. Mau di bawa kemana hubungan mereka nantinya?? Tok Tok Tok Tak berselang lama, pintu kamar pun di ketuk dari luar. "Masuk!" Ucap Nathan memerintahkan seorang yang ada di luar untuk masuk ke dalam. lalu tak berselang lama, Melisa dan dua pelayan masuk membawa Tas dan se
Read more

52

"Selalu saja kakak lebih membelanya dari pad aku." ucap Gladys yang kini sudah membuang muka ke arah lain, untuk menghindari tatapan mata Nathan yang sejak tadi terlihat menahan kekesalan. "lalu aku harus apa? Membelamu begitu? Kau sendiri tidak ada bedanya denganku, kau berjalan bersama pria lain tanpa seijin suamimu, lalu apa menurutmu orang tidak akan salah paham dengan sikapmu itu?" "Kak, Perlu kau garis bawahi jika aku sama tidak hanya berdua dengan kak Valdo! Kami jalan berempat bersama Tiara juga." "Lalu apa bedanya?" Deg Gladis tertegun mendengar pertanyaan itu dari suaminya. "Kenapa diam? Kenapa aku merasa jika kau seakan berlagak lupa jika Valdo memiliki perasaan padamu? Gladis terpaksa mengangguk, karena tidak ada yang ingin ia sangkal saat ini. Lagi pula tidak ada hubungan apapun di antara dirinya dan Valdo. Mereka murni berteman itu saja. Melihat anggukan dari istrinya, Sontak membuat Nathan mengerutkan keningnya dan berusaha menjangkau wajah sang istri.
Read more

53

CEKLEK Saat pintu kamar mandi terbuka, Gladis sudah selesai merapikan tas Nathan dan mengembalikannya di atas meja. Namun ia belum sempat pergi dari sana hingga membuatnya putar otak saat Nathan kembali mencecarnya. "Kau sudah bangun?kenapa berdiri di sana?" Tanya pria itu, lalu ia berjalan mendekat ke arah Gladis yang kini berdiri membelakangi dirinya. Nathan menepuk punggung Gladis hingga wanita itu kini terbelalak kaget, hingga memutuskan untuk langsung memutar tubuhnya menghadapi sang suami yang saat ini tengah mengerutkan keningnya curiga. "Kau baik-baik saja?" Tanya Nathan. "Ya," jawab nya seraya memaksakan senyumannya. Meskipun hatinya telah hancur, namun Gladis sudah memantapkan dirinya untuk menandatangani surat itu sebelum Nathan memberikannya padanya. Dia kira pria itu ingin memperbaiki hubungan mereka dengan kembali menyentuhnya, namun faktanya apa yang ia pikirkan tidak menjadi kenyataan. Karena tanpa ia tau, Nathan sudah satu langkah lebih maju ketimba
Read more

54

Pagi ini Gladis berangkat ke kantor di antar oleh sang suami. Entah kenapa perasaan Nathan selalu tidak enak setelah mendengar kabar jika Gladis akan pergi ke Bangkok siang ini. Nathan memberanikan diri untuk menyentuh lengan sang istri, namun nyatanya respon Gladis malah seperti terkejut hingga reflek menarik lengannya. Kedua alis Nathan mengerut melihat respon Gladis sedemikian rupa. Tidak salah lagi, istrinya itu sudah sangat berubah dan cenderung menghindari dirinya. "Ada apa? Kenapa kau kaget seperti itu?" Gladis menggigit bibir bawahnya, entah kenapa sejak merencanakan pelarian itu Gladis seperti merasa ketakutan setiap Nathan mengajaknya bicara. Dan siapa sangka Nathan menyadari perubahan sikap Gladisa hingga membuatnya kembali menarik tangan istrinya itu untuk ia genggam. "Bisakah kau batalkan saja keinginanmu ke Bangkok hari ini? Atau bisakah hanya Tiara dan timmu yang lainnya saja yang berangkat ke sana?" Pinta Nathan penuh harap. Sejenak Gladis termenung mend
Read more

55

Sial, kenapa kau baru bicara sekarang hah?" Nathan mencengkeram kuat Bahu Yuda dengan tatapan membunuh, Yuda tak melawan namun ia menahan sakit akibat cengkeraman Nathan yang semakin kuat. "Karena saya sendiri juga baru tau tuan. Tadi saat saya memeriksa data semua penumpang ternyata di sana ada nama Nona Clara Hadiatmaja di sana. Saya pikir anda sudah mengetahuinya lebih dulu, bukannya nona Clara selalu mengatakan semuanya pada anda? Atau jangan-jangan dia sering kali membohongi anda seperti ini---" "Diam ,Yuda!" Bentak Nathan , lalu pria itu berusaha untuk mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celana. Hingga ia memutuskan untuk melakukan panggilan Vidio pada adik sepupunya itu, namun. Sepertinya Clara enggan untuk mengangkatnya. Tak berselang lama, sebuah pesan pun masuk dan Clara lah pengirimnya. "Maafkan aku kak, aku sedang sibuk dan mungkin beberapa hari ini tidak akan bisa kau hubungi!" Saat membaca pesan itu, Nathan mengerutkan keningnya Hingga membuat Yuda
Read more

56

Dari kejauhan, Dua pria tadi juga melihat kedatangan Clara yang kini tengah berjalan ke arah Gladisa. Namun buru-buru keduanya menutupi wajah mereka menggunakan masker, dan yang satunya berlagak seakan sibuk menghubungi seseorang. Dua pria itu lantas memotret kedatangan Wanita cantik itu untuk dokumentasi saat memberikan laporan nanti. Wajah Gladis nampak dingin tanpa expresi saat melihat adiknya itu tanpa tau malu berani muncul di hadapannya. Hingga pada saat gadis itu menarik lengannya, barulah Gladis Menepis tangan Adik nakalnya itu, yang entah kebetulan atau tidak juga ada di Bangkok bersamaan dengan dirinya. "Hai kak, apa kabar?" Sapa Clara, namun tatapan wajahnya tidak menemukan kedamaian. Malah justru menunjukan Aura permusuhan yang amat ketara. "Tidak usah basa-basi! Sedang apa kau di sini?" Mendengar itu, sontak Clara tersenyum licik seakan tengah mencemooh pertanyaan Gladis padanya. "Aku adalah model terkenal kak. Wajar saja aku ada di sini untuk bekerja!" Ja
Read more

57

"Di mana Kak Nathan?" Tanya Clara, lalu perlahan gadis itu menarik secara kuat lengan Gladisa agar lebih mudah merapatkan tubuhnya dengan sang kakak. "Kau jangan macam-macam Glad! Mana mungkin kak Nathan perhatian itu padamu? Pasti kau sedang merencanakan sesuatu untuk menipuku kan?" Clara berkacak pinggang, hingga matanya terus menahan ke arah Gladis dan juga Tiara. Tiara yang sejak tadi diam, pada akhirnya memutuskan untuk bicara. "Maaf Nona, Tapi apa yang di katakan Nona Gladisa memang benar! Dua orang pria itu sejak tadi memang mengikuti Kami atas perintah Tuan Nathaniel sendiri. Jadi, jika anda tidak percaya, silahkan hubungi tuan Nathaniel sendiri!" "Kau" Clara mengangkat tangannya tinggi-tinggi seakan ingin menampar Tiara. Grep Tiba-tiba Tangan Clara di cekal oleh seorang pria yang tadi sempat ia lihat tengah sibuk berbicara dari sambungan telpon, meskipun ponselnya terbalik. Dan di sana tidak hanya pria itu saja, namun ada pria yang satunya lagi tengah berd
Read more

58

"Nyonya, anda mau kemana?" teriak salah satu pengawal yang melihat Gladisa berlari pergi. ia hendak mengejar wanita itu, namun langkahnya terhalang sebuah troli yang tiba-tiba muncul di hadapannya hingga membuatnya terjatuh. BRAK "Ayo cepat berdiri, kejar Nyonya Muda!" Ajak pengawal yang sudah mematikan ponselnya setelah sempat melaporkan kejadian ini kepada Asisten Yuda. "Tadi Tuan marah, karena kita membiarkan Nona Clara mendekati Nyonya!" jelasnya sambil membantu temannya untuk berdiri. "What? goblok, kenapa malah ngomong begitu?" sarkas pria satunya. "Ya mana aku tau? kan biasanya tuan tidak terlalu perduli pada istrinya!" Skakmat, Faktanya apa yang di ucapkan salah satu pengawal itu benar adanya. maka dari itu tidak salah jika mereka berfikir kalau Gladis tak akan melakukan perbuatan sejauh ini. Sementara itu, tanpa keduanya sadari. ada seseorang pria dengan memakai pakaian lengkap khas seorang petugas nampak tersenyum Smirk ke arah keduanya yang sudah berlari pergi.
Read more

59

Gladis yang Menunduk ketakutan, terus berdoa di dalam hati agar dua pria yang berdiri di hadapannya itu tidak akan menyeretnya untuk kembali ke Jakarta. "Berdiri Gladisa Hadiatmaja!" Deg. Jantung Gladis berdebar dengan sangat kencang, saat mendengar Suara yang begitu familiar di telinganya itu. Suara seseorang yang akhir-akhir ini terus membantunya, seseorang yang selalu bersikap seenaknya, namun menjadi garda terdepan saat dirinya mengalami masalah. Dengan cepat Gladis mendongakkan kepalanya, menatap ke pada dua pria tampan bertubuh tinggi dan kekar tersebut. Namun anehnya salah satu dari mereka malah menggunakan seragam ala petugas bandara. "Kak Valdo, Kak Edgar " Lirih Gladisa dengan wajah yang terkejut sekaligus bahagia. saat melihat kedua pria yang memang selalu ada untuknya itu berada di hadapannya. Bahkan wanita itu terus memanggil nama keduanya untuk memastikan jika yang ia lihat saat ini adalah nyata. "Bangun Glad!" Valdo mengulurkan sebelah tangannya untuk m
Read more

60

"Dasar bodoh. kenapa menjaga satu orang saja mereka tidak becus hah?" Teriak Nathan sambil melempar ponselnya ke lantai. Lemparan yang sangat kuat hingga membuat Benda itu sampai hancur tak berbentuk. Yuda yang menyaksikan itu semua sampai menghela nafasnya gusar, Tidak ada raut kasihan sama sekali di wajahnya karena menurutnya ini adalah karma yang harus di tanggung oleh Nathan yang sudah sering kali menyakiti Istrinya. "Ku harap setelah ini anda akan sadar dan tidak akan berbuat semaunya lagi Tuan!" Gumam Yuda, lalu ia berusaha untuk menenangkan Tuannya agar tidak kembali menghancurkan barang-barang yang ada di Ruangannya. "Tuan, saya mohon tenanglah!" Ucap Yuda, sembari berusaha mendekat ke arah Nathan yang tengah mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, seakan ingin menghajar seseorang yang berada di hadapannya. dan apesnya lagi orang itu adalah dirinya. "Nathaniel, Berhenti merusak properti kantor ini!" Teriak Tuan Aiden yang tiba-tiba saja masuk ke ruang kerja putranya.
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status