Semua Bab Mengharap Cinta Sepupuku : Bab 41 - Bab 50

145 Bab

41

Siang harinya, Nathan yang baru saja terbangun dari tidurnya berusaha untuk meraba-raba sisi ranjangnya mencari keberadaan istrinya. Namun karena sejak tadi ia tidak menemukan Gladisa, Sejenak ia menghentikan gerakan tangannya lalu mengangkat kepalanya untuk mengecek keadaan tempat tidurnya. "Glad, kau di mana?" Panggil Nathan, lalu ia bangkit untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Pria itu menelisik seisi kamarnya mencari keberadaan Gladisa yang tak terlihat batang hidungnya. "Kemana dia?" Nathan yang sejak tadi tidak mendapati keberadaan Gladisa, sontak langsung merayap turun dari ranjangnya berharap istrinya itu ada di luar. Saat menuruni anak tangga, Nathan kembali berteriak memanggil nama istrinya namun yang keluar adalah Kepala pelayan yang berlari tergopoh-gopoh untuk menuju ke arahnya. Melihat itu Nathan langsung menghentikan langkah kakinya seraya bertanya ke pada wanita paruh baya itu. "Di mana istriku?" "Selamat siang Tuan" sapa kepala pelayan itu sera
Baca selengkapnya

42

Gladisa buru-buru menutup ponselnya dan meletakkannya di atas meja.Gerakannya yang begitu cepat sedikit membuat Tiara kebingungan. Tetapi sebagai seorang bawahan, Tiara tidak ingin mencampuri urusan pribadi atasannya.Karena merasa kurang nyaman dengan tatapan Asisten pribadinya, pada akhirnya Gladisa memutuskan untuk bertanya. "Kenapa? Apa masih ada yang lain?"Tiara menggigit bibir bawahnya seraya memberanikan diri untuk bertanya. "Nona, apa ada yang mengganggu pikiran anda? Emm maksudku apakah anda baik-baik saja?""Aku baik-baik saja. Terimakasih sudah selalu memperhatikan ku!" Ucap Gladis seraya tersenyum tulus ke arah Tiara yang juga tersenyum lembut ke arahnya. "Nona, jika anda butuh teman bercerita aku akan selalu ada untuk anda! Tempo hari, klien yang kita batalkan kerja samanya sebenarnya tidak terima gaun pengantin rancangan anda di berikan kepada orang lain." Ucap Tiara."Benarkah? Lalu mereka mau apa?" Tanya Gladis seraya menatap tajam ke arah Tiara. "Sebenarnya merek
Baca selengkapnya

43

Siang itu akhirnya Gladis menerima ajakan makan siang Valdo, namun mereka tidak hanya berdua saat itu. Gladis sengaja mengajak Tiara untuk makan siang bersama mereka, meskipun awalnya Valdo ingin menolak, namun rasa-rasanya ia tidak tega jika membuat Gladisa kecewa. "Bolehkan aku mengajak sekretaris ku kak?" Tanya Gladis dengan penuh harap. "Oke terserah kau saja." Ucap Valdo pada akhirnya. Lalu ia mengusap Rambut Gladisa seperti seorang kakak yang begitu menyayangi adiknya.Sejenak Gladis menikmati belaian tangan Valdo di kepalanya. Sebuah belaian yang tidak pernah di berikan Nathan padanya, meskipun saat mereka melakukan sedang melakukan hubungan suami istri. Nathan yang notabene kakak sepupunya itu, bahkan selalu memperlakukannya dengan buruk sejak mengetahui mereka di jodohkan. Sesampainya di Sebuah hotel berbintang. Ketiganya turun dari dalam mobil mewah itu dengan Valdo yang membukakan pintu mobilnya sendiri untuk Gladisa.EHEM Dehem Tiara seraya menahan senyumnya. Gladis
Baca selengkapnya

44

"Auu, sakit kak" protes gadis itu, lalu mengusap keningnya yang terasa sakit. "Aku harus segera pergi!" Nathan berusaha untuk pergi, namun tiba-tiba saja tangannya di cekal oleh Clara yang saat ini tengah menatapnya dengan sedih. "Kau tega meninggalkan aku sendiri kak? Aku sedang sakit." Ucap Clara, lalu ia mengeluarkan secarik kertas dari sakunya yang sudah ia persiapkan tadi. Kertas yang tempo hari ia minta kepada dokter yang menanganinya, kertas di mana ia memalsukan hasil pemeriksaannya yang mengatakan jika Ia terkenal tumor otak hingga peluang hidupnya begitu tipis. Padahal ia sehat dan tidak mengidap penyakit apapun saat ini. Nathan langsung mengambil Alih kertas itu, kertas yang berasal dari rumah sakitnya. Di sana tertulis rekam medis Clara hingga membuat kedua bola mata Nathan membulat dengan sempurna. "A--apa ini Ra?" Sontak kaki Nathan bergetar hebat. Otot-otot nya seakan melemah hingga kini tubuhnya terjatuh ke atas sofa dengan sorot mata Berkaca-kaca. Sement
Baca selengkapnya

45

mendengar itu Valdo yang terkejut pun langsung menoleh ke arah Gladisa dengan tatapan yang sulit di artikan. Sementara Nathan hatinya nampak bergemuruh, karena ia sendiri baru sadar jika selama ini, ia tidak pernah memberikan nafkah sepeserpun kepada Gladis. Selain karena ia sibuk memperhatikan Clara, Gladisa pun tak pernah menuntut apapun darinya. Hingga tanpa sadar ia malah mengabaikan tugasnya sendiri sebagai seorang suami dan seorang kepala rumah tangga. Melihat adanya ketenangan di sana. Pada akhirnya Valdo langsung menyela dan mempersilahkan kedua orang itu untuk bergabung dengan mereka di sana. Namun Nathan menolak, Ia justru memilih untuk menarik tangan Gladisa untuk membawanya pergi dari sana. Namun Valdo tak terima, Gladis yang belum sempat makan apapun membuatnya begitu mengkhawatirkan keadaanmu wanita itu. "Glad, berhenti!" Pinta Valdo Pada akhirnya dengan sengaja Valdo mencekal tangan Gladisa untuk tetap berada di sana, Hingga terjadilah adegan saling tarik
Baca selengkapnya

46

Malam harinya, Gladis sedang menatap dirinya di dalam cermin. Tatapan matanya begitu tajam seolah-olah ia sedang menatap ke arah seseorang yang sangat ia benci. "Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu? Hei ingat, aku adalah bagian dari dirimu yang selama ini kau banggakan!! Jika kau ingin menyalahkan seseorang, maka salahkan Bagian di mana kelemahanmu yang selalu di manfaatkan oleh adikmu yang kurang ajar itu untuk menindas mu. Bukan aku yang bodoh di sini, tapi kau sendiri." Ucap sisi gelap yang ada di dalam diri Gladis saat ini. "Kenapa aku yang kau salahkan? Sudah jelas aku melakukan tugasku dengan benar, Sebuah keburukan tidak harus di balas dengan keburukan juga kan? Aku yakin jika suamiku akan berubah dan memberikan kesempatan padaku!" Di saat sisi gelap dan sisi Terang Gladis saling beradu argumen. Tiba-tiba pintu kamar itu pun terbuka, hingga munculah Nathan dari sana dengan wajah begitu murka. Ia berjalan mendekat ke arah sang istri, hingga sesampainya di samping tubuh s
Baca selengkapnya

47

Karena tak bisa menahan amarahnya, Nathan Nathan takut akan menyakiti Istrinya hingga memilih untuk berlalu meninggalkan Gladis pergi ke kamar mandi. Gladis menghela nafasnya dalam-dalam. Ia menggigit bibir bawahnya mana kala mengingat bagaimana Nathan untuk pertama kalinya ingin melayangkan tamparan padanya untuk membela Clara. "Lagi-lagi kau lebih membelanya, Sebenarnya apa kelebihannya ketimbang aku?" Gumam Gladis, dengan senyum yang di paksakan. Seharian penuh mereka berdua tak saling bicara, meskipun mereka tidur di atas ranjang yang sama. Bahkan Nathan tidur dengan membelakangi dirinya seakan-akan merasa begitu jijik padanya. Gladis yang awalnya menatap ke arah punggung suaminya, kini memilih membalikkan tubuhnya ke sisi yang lainnya. Hingga terlihat jelas jika hubungan mereka selalu dingin setiap harinya. "Kenapa Clara kembali? Apa sebenarnya tujuannya? Apa dia benar-benar ingin melanjutkan hubungan mereka sebelumnya??" Memikirkan fakta itu membuat Tenggorokan G
Baca selengkapnya

48

"Dia benar Tiara. Kau harus bersikap jual mahal sedikit bilang ingin membuat pria penasaran dan mau memperjuangkan mu!! Sepeti dia." Valdo mengatakan itu dengan tatapan teduh ke arah Gladisa, hingga wanita itu merasa kurang nyaman karenanya. Dari kejauhan, ternyata Nathan juga datang, namun yang membuat semua orang bertanya-tanya karena di sampingnya berdiri seorang wanita yang mereka tau bukanlah istrinya."Eh lihat itu!! Bukannya itu Putra pertama Keluarga Collins?" "Ya, itu memang dia. Tapi siapa perempuan di sampingnya? Sepertinya itu bukan istrinya, aku pernah bertemu dengan istrinya yang katanya seorang designer terkenal, namun ia jarang sekali mau tampil di televisi hingga membuat banyak orang yang belum tau benar seperti apa wajahnya? Mereka hanya tau namanya saja." "Setauku wanita yang berjalan di samping Tuan Nathan adalah seorang model, namun model khusu majalah dewasa. Apa hubungan mereka? Masak iya tuan Nathan terlibat skandal dengan seorang model majalah dewasa??" "Y
Baca selengkapnya

49

Teriak Tiara dari luar dengan terus menggebrak pintu Mobil mewah itu. Mendengar teriakan itu, sejenak Valdo memejamkan matanya seraya menarik nafasnya dalam-dalam. Dan pada akhirnya ia mengendurkan cekalan tangannya dari lengan Gladisa hingga membuka kunci mobilnya. Klik Setelah pintu tak terkunci lagi, Gladis buru-buru kuat dari Mobil itu tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada Valdo. Sementara Tiara nampak begitu khawatir dengan memindai tubuh Atasannya itu dari ujung kaki hingga ujung kepala setelah keluar dari mobil Pria tampan yang membawanya tadi. "Nona anda baik-baik saja kan? Pria tampan itu tidak berbuat jahat pada anda kan?" "Hei, kau pikir aku ini penjahat hingga menyakitinya?" protes Valdo, lalu ia berjalan mendekat ke arah Gladis yang sejak tadi menatapnya. "Glad maafkan aku!" Ucap pria itu, lalu menarik tangan Gladis untuk ia genggam. "EHEM, bukan muhrim!" Ketua Tiara, lalu wanita itu menepis tangan Valdo yang sudah berani menggenggam tangan Atasannya i
Baca selengkapnya

50

Sepanjang perjalanan Pulang menuju ke rumahnya, Gladis terlihat tak fokus dalam mengemudikan mobilnya, hingga beberapa kali ia hampir saja menabrak, bahkan di tabrak oleh pengemudi mobil yang lainnya. Bayangan bagaimana Nathan meratukan Clara dengan membelikan gaun rancangannya, membuatnya sampai hilang akal. Gaun yang awalnya memang ia buat untuk sesuai permintaan adiknya itu tanpa ia ketahui, yang pada akhirnya ia batalkan karena tau Clara telah memanfaatkan kebodohannya, pada akhirnya benar-benar jatuh pada Wanita itu. Cittttt Tiba-tiba mobil Gladis di paksa Mengerem mendadak karena menghindari Mobil yang tiba-tiba berhenti di lampu merah. BRAK Mobilnya pun tak sengaja menabrak Body mobil yang ada di depannya hingga ringsek. Gladis yang masih Shock, masih berusaha untuk menguasai kesadarannya. Perlahan ia mencoba menarik nafasnya dalam-dalam agar bisa berfikir logis, bahkan dahinya sedikit terluka karena benturan pun tak ia rasakan saat ini. Tok Tok Tok "Nona, apa a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status