Malam harinya, Gladis sedang menatap dirinya di dalam cermin. Tatapan matanya begitu tajam seolah-olah ia sedang menatap ke arah seseorang yang sangat ia benci. "Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu? Hei ingat, aku adalah bagian dari dirimu yang selama ini kau banggakan!! Jika kau ingin menyalahkan seseorang, maka salahkan Bagian di mana kelemahanmu yang selalu di manfaatkan oleh adikmu yang kurang ajar itu untuk menindas mu. Bukan aku yang bodoh di sini, tapi kau sendiri." Ucap sisi gelap yang ada di dalam diri Gladis saat ini. "Kenapa aku yang kau salahkan? Sudah jelas aku melakukan tugasku dengan benar, Sebuah keburukan tidak harus di balas dengan keburukan juga kan? Aku yakin jika suamiku akan berubah dan memberikan kesempatan padaku!" Di saat sisi gelap dan sisi Terang Gladis saling beradu argumen. Tiba-tiba pintu kamar itu pun terbuka, hingga munculah Nathan dari sana dengan wajah begitu murka. Ia berjalan mendekat ke arah sang istri, hingga sesampainya di samping tubuh s
Karena tak bisa menahan amarahnya, Nathan Nathan takut akan menyakiti Istrinya hingga memilih untuk berlalu meninggalkan Gladis pergi ke kamar mandi. Gladis menghela nafasnya dalam-dalam. Ia menggigit bibir bawahnya mana kala mengingat bagaimana Nathan untuk pertama kalinya ingin melayangkan tamparan padanya untuk membela Clara. "Lagi-lagi kau lebih membelanya, Sebenarnya apa kelebihannya ketimbang aku?" Gumam Gladis, dengan senyum yang di paksakan. Seharian penuh mereka berdua tak saling bicara, meskipun mereka tidur di atas ranjang yang sama. Bahkan Nathan tidur dengan membelakangi dirinya seakan-akan merasa begitu jijik padanya. Gladis yang awalnya menatap ke arah punggung suaminya, kini memilih membalikkan tubuhnya ke sisi yang lainnya. Hingga terlihat jelas jika hubungan mereka selalu dingin setiap harinya. "Kenapa Clara kembali? Apa sebenarnya tujuannya? Apa dia benar-benar ingin melanjutkan hubungan mereka sebelumnya??" Memikirkan fakta itu membuat Tenggorokan G
"Dia benar Tiara. Kau harus bersikap jual mahal sedikit bilang ingin membuat pria penasaran dan mau memperjuangkan mu!! Sepeti dia." Valdo mengatakan itu dengan tatapan teduh ke arah Gladisa, hingga wanita itu merasa kurang nyaman karenanya. Dari kejauhan, ternyata Nathan juga datang, namun yang membuat semua orang bertanya-tanya karena di sampingnya berdiri seorang wanita yang mereka tau bukanlah istrinya."Eh lihat itu!! Bukannya itu Putra pertama Keluarga Collins?" "Ya, itu memang dia. Tapi siapa perempuan di sampingnya? Sepertinya itu bukan istrinya, aku pernah bertemu dengan istrinya yang katanya seorang designer terkenal, namun ia jarang sekali mau tampil di televisi hingga membuat banyak orang yang belum tau benar seperti apa wajahnya? Mereka hanya tau namanya saja." "Setauku wanita yang berjalan di samping Tuan Nathan adalah seorang model, namun model khusu majalah dewasa. Apa hubungan mereka? Masak iya tuan Nathan terlibat skandal dengan seorang model majalah dewasa??" "Y
Teriak Tiara dari luar dengan terus menggebrak pintu Mobil mewah itu. Mendengar teriakan itu, sejenak Valdo memejamkan matanya seraya menarik nafasnya dalam-dalam. Dan pada akhirnya ia mengendurkan cekalan tangannya dari lengan Gladisa hingga membuka kunci mobilnya. Klik Setelah pintu tak terkunci lagi, Gladis buru-buru kuat dari Mobil itu tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada Valdo. Sementara Tiara nampak begitu khawatir dengan memindai tubuh Atasannya itu dari ujung kaki hingga ujung kepala setelah keluar dari mobil Pria tampan yang membawanya tadi. "Nona anda baik-baik saja kan? Pria tampan itu tidak berbuat jahat pada anda kan?" "Hei, kau pikir aku ini penjahat hingga menyakitinya?" protes Valdo, lalu ia berjalan mendekat ke arah Gladis yang sejak tadi menatapnya. "Glad maafkan aku!" Ucap pria itu, lalu menarik tangan Gladis untuk ia genggam. "EHEM, bukan muhrim!" Ketua Tiara, lalu wanita itu menepis tangan Valdo yang sudah berani menggenggam tangan Atasannya i
Sepanjang perjalanan Pulang menuju ke rumahnya, Gladis terlihat tak fokus dalam mengemudikan mobilnya, hingga beberapa kali ia hampir saja menabrak, bahkan di tabrak oleh pengemudi mobil yang lainnya. Bayangan bagaimana Nathan meratukan Clara dengan membelikan gaun rancangannya, membuatnya sampai hilang akal. Gaun yang awalnya memang ia buat untuk sesuai permintaan adiknya itu tanpa ia ketahui, yang pada akhirnya ia batalkan karena tau Clara telah memanfaatkan kebodohannya, pada akhirnya benar-benar jatuh pada Wanita itu. Cittttt Tiba-tiba mobil Gladis di paksa Mengerem mendadak karena menghindari Mobil yang tiba-tiba berhenti di lampu merah. BRAK Mobilnya pun tak sengaja menabrak Body mobil yang ada di depannya hingga ringsek. Gladis yang masih Shock, masih berusaha untuk menguasai kesadarannya. Perlahan ia mencoba menarik nafasnya dalam-dalam agar bisa berfikir logis, bahkan dahinya sedikit terluka karena benturan pun tak ia rasakan saat ini. Tok Tok Tok "Nona, apa a
Setelah meletakan tubuh Gladis di atas ranjang. Nathan mengambil ponselnya dari kantung jasnya, ia mencoba menghubungi asisten pribadinya untuk mengamankan mobil milik Gladisa agar di perbaiki. Setelah itu, ia menaruh kembali ponselnya di atas nakas sembari duduk di samping tubuh sang istri yang tengah terlelap dalam alam mimpi. Nathan menatap lekat wajah cantik istrinya itu guna menyelami perasaannya sendiri. Perasaan yang tiba-tiba muncul hingga membuatnya kebingungan, harus bagaimana untuk mengambil sikap karena surat cerai mereka sudah jadi dan tinggal di bubuhi tanda tangan mereka saja. Namun, entah kenapa Nathan urung memberikannya ke pada Gladisa dan memilih untuk menyelami perasaannya sendiri. Mau di bawa kemana hubungan mereka nantinya?? Tok Tok Tok Tak berselang lama, pintu kamar pun di ketuk dari luar. "Masuk!" Ucap Nathan memerintahkan seorang yang ada di luar untuk masuk ke dalam. lalu tak berselang lama, Melisa dan dua pelayan masuk membawa Tas dan se
"Selalu saja kakak lebih membelanya dari pad aku." ucap Gladys yang kini sudah membuang muka ke arah lain, untuk menghindari tatapan mata Nathan yang sejak tadi terlihat menahan kekesalan. "lalu aku harus apa? Membelamu begitu? Kau sendiri tidak ada bedanya denganku, kau berjalan bersama pria lain tanpa seijin suamimu, lalu apa menurutmu orang tidak akan salah paham dengan sikapmu itu?" "Kak, Perlu kau garis bawahi jika aku sama tidak hanya berdua dengan kak Valdo! Kami jalan berempat bersama Tiara juga." "Lalu apa bedanya?" Deg Gladis tertegun mendengar pertanyaan itu dari suaminya. "Kenapa diam? Kenapa aku merasa jika kau seakan berlagak lupa jika Valdo memiliki perasaan padamu? Gladis terpaksa mengangguk, karena tidak ada yang ingin ia sangkal saat ini. Lagi pula tidak ada hubungan apapun di antara dirinya dan Valdo. Mereka murni berteman itu saja. Melihat anggukan dari istrinya, Sontak membuat Nathan mengerutkan keningnya dan berusaha menjangkau wajah sang istri.
CEKLEK Saat pintu kamar mandi terbuka, Gladis sudah selesai merapikan tas Nathan dan mengembalikannya di atas meja. Namun ia belum sempat pergi dari sana hingga membuatnya putar otak saat Nathan kembali mencecarnya. "Kau sudah bangun?kenapa berdiri di sana?" Tanya pria itu, lalu ia berjalan mendekat ke arah Gladis yang kini berdiri membelakangi dirinya. Nathan menepuk punggung Gladis hingga wanita itu kini terbelalak kaget, hingga memutuskan untuk langsung memutar tubuhnya menghadapi sang suami yang saat ini tengah mengerutkan keningnya curiga. "Kau baik-baik saja?" Tanya Nathan. "Ya," jawab nya seraya memaksakan senyumannya. Meskipun hatinya telah hancur, namun Gladis sudah memantapkan dirinya untuk menandatangani surat itu sebelum Nathan memberikannya padanya. Dia kira pria itu ingin memperbaiki hubungan mereka dengan kembali menyentuhnya, namun faktanya apa yang ia pikirkan tidak menjadi kenyataan. Karena tanpa ia tau, Nathan sudah satu langkah lebih maju ketimba