บททั้งหมดของ Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku: บทที่ 51 - บทที่ 60

142

Syok

Cekrek! Cekrek! Liqa langsung mengambil gambar Melia, seketika ia terperanjat melihat tubuh Melia polos tanpa pakaian. Farhan dengan sigap melempar pakaian yang berserakan di lantai.Keenan yang melihat kejadian ini langsung memalingkan wajahnya. Ia menjadi malu sendiri karena sempat melihat tubuh polosnya Melia."Pakai!" teriak Farhan."Hei apa-apaan ini! Kalian melanggar privasi kami," teriak Ibra sambil mendekati Farhan, tapi sudah dihadang oleh Keenan."Melia ini anakku, kamu apakah dia?" sahut Farhan."Kamu ayahnya? Makanya jadi ayah itu pandai-pandai memenuhi kebutuhan anaknya. Bukan aku yang mencari Melia, tapi Melia yang mencariku. Tanya saja sama dia, aku sudah membayarnya, jadi aku berhak melakukan apapun padanya." Ibra berkata dengan angkuhnya Farhan dan Liqa tampak shock mendengar kata-kata Ibra. Ibra segera memakai pakaiannya dan kemudian berjalan mendekati pintu dan ia berhenti sejenak di dekat Farhan."Anakmu sangat hebat di ranjang, tidak rugi aku membayar lebih padan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-02
อ่านเพิ่มเติม

Karma?

"Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengannya." Keenan berkata dengan mata tetap fokus menatap jalan. "Kenapa? Bukannya Clara itu cantik?" tanya Liqa sambil menatap Keenan."Cantik fisik saja tidak cukup kalau tidak diimbangi cantik hati."Liqa terdiam, memang benar kata-kata Keenan tadi. Clara itu memang cantik fisik, tapi hatinya berbanding terbalik dengan fisiknya.Keenan memang sudah putus dengan Clara beberapa hari yang lalu. Selama ini kalau mereka ribut, Clara selalu mengancam minta putus. Hubungan Keenan dan Clara memang putus nyambung. Tapi ketika mereka bertengkar yang terakhir dan Clara minta putus, akhirnya Keenan benar-benar mengabulkan permintaan Clara. Ia sudah lelah dengan sikap Clara.Sekarang Keenan sudah terbebas dari Clara, karena itu ia mencoba memberanikan diri untuk mendekati Liqa. Ketika Farhan tadi memintanya untuk menjaga Liqa, semangat Keenan langsung naik. Ia tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan Farhan.Mobil pun berhenti di depan kost Liqa. Sebenarnya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-02
อ่านเพิ่มเติม

Hanya Memanfaatkan

“Mas, penyesalan itu memang selalu datang terakhir. Menyesal pun tidak akan merubah keadaan, tapi membuat kita semakin berhati-hati dalam bertindak. Mu gin Mas Farhan bukanlah suami yang baik untuk Sari. Tapi Mas Farhan bisa belajar menjadi ayah yang baik untuk Liqa dan Aksa. Belum terlambat untuk dekat dengan mereka. Karena merekalah yang selalu menyebut nama Mas Farhan di dalam doanya. Bukan Mbak Rosita dan Melia. Maaf, Mas, bukannya aku sok menasehati. Tapi hanya mengingatkan saja.” Citra berkata panjang lebar. “Terima kasih sudah mengingatkanku. Maaf kalau dulu aku tidak pernah mendengarkan masukan darimu.”“Namanya juga sedang kasmaran, mana mempan diberi nasehat.” Citra tertawa."Lho, Pakde Farhan, apa kabar?" sapa Steven yang baru saja masuk bersama adiknya yang bernama Stella. Steven dan Stella adalah adiknya Clara. Steven masih SMA sedangkan Stella masih SMP."Alhamdulillah kabar baik. Dari mana?" sahut Farhan sambil menerima uluran tangan Steven. "Nganterin Stella jalan, P
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-03
อ่านเพิ่มเติม

Sengaja Menghindar

"Melia, kenapa kamu nggak jujur dengan ibumu? Biar ibumu percaya. Lebih baik ia mendengar dari mulutmu sendiri, daripada mendengar di orang lain. Akan lebih menyakitkan," bujuk Citra. Melia hanya diam saja."Citra, kamu nggak usah ikut-ikutan! Mas, jangan paksa Melia mengakui hal yang tidak ia lakukan. Urus anakmu Liqa, yang kurang ajar itu. Ia akan melakukan berbagai macam cara untuk memfitnah Melia. Ia iri dengan Melia." Rosita masih saja membela Melia.Melia tersenyum dalam hati, ia tahu kalau ibunya akan membelanya mati-matian."Tentu saja Liqa iri dengan Melia. Karena segala kebutuhan Melia aku penuhi! Kost di tempat yang mahal, dibelikan mobil, uang bulanan juga besar. Siapa yang nggak iri kalau seperti itu?" sindir Farhan."Mas, sudahlah. Jangan ikut-ikutan memfitnah Melia. Ia sudah berusaha menjadi anak baik, walaupun agak manja. Nanti biar aku yang menasehati Melia," bujuk Rosita. Rosita pun mendekati Melia."Ibu tahu, kamu bukanlah orang yang seperti itu. Ibu percaya sama k
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-03
อ่านเพิ่มเติม

Ribut Besar

"Ayo jujur Melia? Apa yang kamu tunggu? Kalau kamu tetap tidak mau jujur, oke, Begitu Ayah keluar dari rumah ini berarti bubar sudah pernikahan Ayah dan ibumu," kata Farhan sedikit mengancam Melia.Semua mata tertuju pada Melia. Melia hanya menunduk."Karena kalian tidak bisa memenuhi semua kebutuhanku," kata Melia dengan pelan."Apa maksudmu?" tanya Farhan."Selama ini uang yang Ayah kirim tidak cukup untuk kehidupanku satu bulan. Kebutuhanku banyak, tapi Ayah dan Ibu tidak mau memahaminya. Karena itu aku menerima tawaran kemewahan dari laki-laki mapan.""Tidak cukup katamu? Memangnya kamu anak orang kaya? Kamu berteman dengan anak orang kaya jadi kamu berlagak seperti anak orang kaya. Kalau memang tidak cukup, kenapa kamu tidak minta sama ayah kandungmu? Bukan mencari dengan cara yang tidak halal. Memalukan sekali!" teriak Farhan.Melia hanya bisa menangis."Kamu tahu, sudah berapa banyak uang yang Ayah keluarkan untukmu. Dengan harapan kamu bisa membanggakan kami. Ternyata kamu mal
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-04
อ่านเพิ่มเติม

Diluar Dugaan

"A-anak pungut!" kata Clara dengan terbata-bata."Mbak!" teriak Citra."Ma, benarkah kalau aku itu anak pungut?" tanya Clara.Citra hanya terdiam, Melia tampak kaget dengan ucapan ibunya, dan ia pun tersenyum penuh kemenangan."Jawab, Ma?" Clara memohon pada Citra untuk menjelaskan. Aira matanya tampak mengalir di pipi."Nggak usah didengarkan kata-kata Bude Rosita!" kata Citra menenangkan Clara."Mbak, puas sekarang! Sudah membuat keluargaku jadi seperti ini? Mulut Mbak Rosita itu memang nggak bisa dijaga ya?" Kemarahan Citra sudah sampai di ubun-ubun."Oh, jadi Clara itu anak pungut ya? Gayanya sok anak orang kaya, cuih!" ejek Melia."Masih mending anak pungut, tapi aku masih perawan. Daripada kamu, menjajakan tubuhmu demi kemewahan. Sudah berapa kali kamu menggugurkan kandunganmu? Membunuh bayi tak berdosa? Kamu harus periksa ke dokter, jangan-jangan punya penyakit kelamin." Clara berusaha berkata dengan tenang, padahal ia sangat emosi sekali. Ia sebenarnya tidak tahu apakah Melia
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-04
อ่านเพิ่มเติม

Memprovokasi

Liqa baru saja keluar dari ruang dosen untuk mengumpulkan tugas. Dari kejauhan ia melihat sosok Keenan sedang berjalan. Liqa buru-buru berbelok arah, tujuannya adalah perpustakaan. Keberuntungan belum berpihak pada Liqa."Liqa!" panggil seseorang, mau tidak mau ia pun menoleh. Ternyata ada Mira dan Andin berjalan mendekatinya. Keenan juga berjalan menuju ke arah Liqa, kemudian ia melengos ketika melewati Liqa. Hati Liqa terasa sakit, tapi Liqa sudah bertekad tidak akan memikirkan Keenan lagi."Halo Mas Keenan," sapa Andin."Halo juga." Keenan pun berlalu dari hadapan mereka."Ada apa?" tanya Liqa dengan suara bergetar."Kamu dari mana?" tanya Mira."Dari ruangan Pak Hilman, ngumpulin tugas.""Kamu sudah selesai ya tugasnya?" lanjut Mira."Iya, sudah.""Padahal kami baru mau ngerjain di rumah Salsa. Ayo ikut ke rumah Salsa, nanti kamu ajarin kami ngerjain tugas," kata Andin menimpali."Maaf, aku nggak bisa ikut. Lagi pula yang punya rumah tidak mengajakku." Selesai berbicara, Liqa meli
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-05
อ่านเพิ่มเติม

Memancing Emosi

"Memanfaatkan? Maksudnya?" tanya Liqa pura-pura tidak tahu."Kamu sering memintanya mengantar kemana-mana, terus sering minta ditraktir, iya kan? Kalau aku sih sudah nggak heran dengan modus seperti ini. Pura-pura tulus padahal modus," ejek Clara.Citra sudah mulai tidak suka dengan perkataan Clara, ia paham kalau Clara berusaha mengajak ribut Liqa. "Alhamdulillah, aku nggak seperti itu orangnya. Aku sering kemana-mana sama Salsa karena dia yang memaksaku untuk menemaninya. Salsa itu walaupun anak orang kaya, sebenarnya baik, tulus berteman denganku. Tapi semenjak ada provokator yang mempengaruhinya, ia mulai goyah. Kalau aku sih nggak masalah, mau berteman dengan siapa saja juga nggak masalah. Yang penting sama-sama tulus dalam persahabatan." Liqa berusaha berkata dengan tenang, malah Clara yang mulai merasa tersindir."Kamu menuduhku provokator?" seru Clara."Maaf, Mbak, nggak ada yang menuduh Mbak Clara provokator," kata Liqa sambil tersenyum."Sudah selesai makannya, Liqa?" tanya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-05
อ่านเพิ่มเติม

Selalu Mengalah

"Kenapa sih Mbak? Kok marah-marah, PMS ya? Selow dong!" ledek Stefan menggoda kakaknya itu. Ledekan Stefan malah membuat Clara semakin emosi."Kamu itu jadi adik kok malah kurang ajar sama yang lebih tua. Jangan sok menasehati ku seperti itu. Kamu tuh tahu apa? Aku tuh nggak bucin sama Keenan, ia yang bucin sama aku," sahut Clara dengan angkuhnya."Kalau ia bucin, kenapa Mbak yang khawatir? Sudahlah Mbak, jangan mengingkari Kenyataan. Sebenarnya Mas Keenan mulai menjauh dari Mbak Clara, karena sudah tidak tahan dengan sikap Mbak yang suka seenaknya saja. Akhirnya Mbak menjadikan Mbak Liqa sebagai kambing hitam. Kalau aku jadi Mas Keenan, sudah putus lama." Stefan pun beranjak dari duduknya dan melangkah pergi."Stefan! Jangan kurang ajar sama aku ya?" teriak Clara."Clara, kamu kenapa sih kok marah-marah seperti itu? Nggak malu kalau ada Liqa disini?" kata Citra berusaha meredam emosi Clara."Kenapa mesti malu dengan Liqa. Aku tetap tidak menyukai Liqa, yang berusaha menggoda Keenan.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-06
อ่านเพิ่มเติม

Mengingat Kesalahan

Drtt…drtt, Farhan mengabaikan panggilan itu."Kenapa nggak diangkat? Pasti dari perempuan ular itu," celetuk Bu Tari. Pak Umar menatap tajam pada istrinya."Biarkan saja, Bu." Farhan menjawab apa adanya."Kamu mengunjungi Liqa sama siapa?" tanya Pak Umar."Sendirian, Pak.""Oh, istrimu itu nggak ikut? Kok kamu diperbolehkan pergi tanpa dia? Disana kan ada anak kesayanganmu juga." Bu Tari masih saja sewot dengan Rosita."Bu, nggak boleh ngomong gitu." Pak Umar mengingatkan istrinya."Aku kesal Pak, ada yang cerita sama Ibu, kalau Melia dibelikan mobil. Mobil baru lagi. Enak sekali, masih kuliah sudah dibelikan mobil. Ibu juga yakin, pasti tempat kost Melia juga mewah, ya kan? Belum lagi uang bulanannya, pasti besar." Bu Tari mengeluarkan uneg-unegnya. Farhan hanya terdiam mendengar ibunya ngomel-ngomel."Sertifikat rumahmu sudah diamankan belum? Takutnya nanti ia gelap mata, menggadaikan rumah itu. Ingat, rumahmu itu haknya Liqa dan Aksa." Bu Tari mengingatkan Farhan."Iya, Bu. Sudah a
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-07-06
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
45678
...
15
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status