All Chapters of Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku: Chapter 41 - Chapter 50

142 Chapters

Nggak Selevel

Keenan dan Liqa makan sambil bercerita, suasana yang sempat kaku menjadi cair. Mengalir cerita dari mulut Keenan dan Liqa, menceritakan tentang berbagai hal.Cukup lama Keenan bertandang ke kost Liqa. Sekitar jam setengah sepuluh, Keenan berpamitan pulang. Liqa membereskan sisa-sisa makanan yang ada di meja. Kemudian membawa piringnya ke belakang. "Liqa, kok kamu kenal dengan Kak Keenan?" tanya Ana, teman satu kosnya. Liqa sedang mencuci piring ketika Ana mendekatinya."Oh, dia itu sepupunya temanku.""Ngapain dia kesini?" "Hanya mampir saja kok. Kamu kenal dengan Mas Keenan ya?" tanya Liqa."Kenal sih enggak, tapi dia itu kakak tingkatku. Dia cukup terkenal di angkatanku. Orangnya kan ganteng, pintar lagi. Eh Kak Keenan sudah punya pacar belum ya? Tapi kayaknya nggak mungkin deh kalau belum punya pacar.""Katanya sih sudah punya pacar," jawab Liqa."Baru pacaran kan, belum menikah. Selama janur kuning belum melengkung, berarti masih milik bersama, haha." Ana tertawa.Liqa ikut tert
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Tulus Berteman

"Ehem!" Suara deheman tidak saja mengagetkan Clara dan Salsa, tapi juga Liqa. Clara dan Salsa menoleh ke belakang, ternyata ada Liqa yang sedang berdiri. Mereka berdua kaget melihat Liqa, Liqa juga kaget. "Kenapa kaget?" tanya Keenan yang berdiri di belakang Liqa. Liqa tidak menyadari kalau Keenan ternyata berdiri di belakangnya. Pasti Keenan tadi juga mendengar ucapan Clara."Kok kalian berdua bisa ada di belakang kami?" tanya Clara."Aku baru saja datang, sedangkan Liqa sudah dari tadi. Tapi kalian berdua tidak menyadarinya." Keenan menjelaskan."Maaf, Salsa. Aku mau pulang," kata Liqa sambil mengambil tas yang ada di meja. Suara Liqa terdengar bergetar, karena ia memang sedang berusaha menahan tangisnya. "O ya, Salsa, makanan sudah aku bayar. Perlu kamu ingat, aku tulus berteman denganmu. Bukan mau memanfaatkanmu." Liqa berkata sambil beranjak pergi, ia kemudian menghentikan langkah kakinya. Berputar ke belakang lagi."Mbak Clara, memang aku nggak selevel dengan Salsa. Tapi kamu
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Tamu Tak Diundang

"Melia ini selalu saja uang yang ada dipikirannya. Kenapa ia nggak kuliah sambil kerja, kayak Liqa. Jadi nggak terlalu merepotkan orang tua. Eh jangan lah, masa kerja di catering? Kasihan skin carenya mahal-mahal tapi malah kerja kayak gitu," kata Rosita."Pasti semua ini gara-gara Liqa. Seandainya Liqa nggak meminta uang pada Mas Farhan, pasti segala kebutuhan Melia terpenuhi. Dasar Liqa sok munafik! Katanya nggak perlu uang dari ayahnya, ternyata masih juga minta uang."Rosita memang dibutakan oleh harta, seharusnya ia sadar, kalau Liqa lebih berhak mendapatkan uang dari Farhan daripada Melia. Tapi Rosita tidak ikhlas jika Farhan memberi Liqa uang, Farhan paham akan hal itu. Makanya ia selalu diam-diam memberikan uang untuk anak-anaknya.Cukup lama Rosita membongkar-bongkar isi lemari, tapi apa yang ia cari tidak ketemu juga. "Kemana aku harus mencari uang? Dasar Farhan pelit, sama istri sendiri saja kok perhitungan sekali. Awas saja, nanti kalau ia pulang, akan aku ambil uang di d
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Tentang Uang

Riswan kesal kalau Yana mulai mengungkit-ungkit kebaikan mereka. Semenjak orang tua Sari meninggal, memang Sari tinggal bersama mereka. Ibunya Sari itu adalah adik kandung Riswan. Tapi tanpa Sari ketahui, aset-aset orang tua Sari sudah mereka jual. Ada beberapa aset yang masih tersisa, yang tahu hanya Riswan saja. Kalau sampai Yana tahu, pasti semua aset peninggalan orang tua Sari sudah dijual semua oleh Yana.Riswan memang sengaja menyembunyikan aset yang tersisa, karena suatu saat nanti, ia akan menyerahkan aset itu pada Sari. Ia merasa sangat berdosa pada keponakannya itu, merampas harta anak yatim-piatu."O ya, Rosita, kapan kamu mau menjenguk Melia? Ibu ingin ikut," kata Yana."Untuk apa, Bu?""Oh, kamu nggak mau ngajak Ibu ya? Apa kamu khawatir kalau aku akan selalu meminta uangmu di sana nanti? Jangan bersikap pelit pada orang tua, nanti rezekimu akan sempit." Yana jadi emosi sendiri mendengar ucapan Rosita."Bukan begitu, Bu. Palembang itu jauh, takutnya nanti Ibu akan kecapek
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Sebuah Kesalahan

"Pasti Rosita mencari barang-barang berharga. Untung saja sudah aku titipkan pada Yudhi dan Esti." Farhan berkata dalam hati, kemudian ia membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Berusaha memejamkan mata supaya sakit kepalanya sedikit reda. Rosita masuk ke kamar, ia kaget karena ia tadi lupa membereskan kamar, gara-gara orang tuanya datang. Rosita pun segera membereskan kamar, karena Farhan tampaknya sudah terlelap dalam tidurnya. Selesai membereskan, ia bingung, mau membangunkan Farhan atau tidak. Kalau tidak membangunkannya, dari mana ia punya uang karena ibunya memaksa minta uang. "Mas," panggil Rosita. Farhan tidak merespon panggilan Rosita."Mas," panggil Rosita lagi, Farhan hanya menggeliat saja."Mas," panggil Rosita sambil menggoyangkan badannya. Farhan perlahan membuka matanya."Ada apa?" tanya Farhan."Bapak dan Ibu mau pulang.""Ya sudah, pulang saja. Kenapa mesti bangunin aku?" decak Farhan dengan kesal. Sedang enak-enaknya tidur, malah dibangunkan."E-e…Ibu minta uang, u
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Makan Tuh Gengsi!

"Memangnya kenapa? Aku mengirim uang untuk bayar SPP Aksa tiga bulan sekaligus, mumpung ada uang. Apa itu salah? Kalau salah, salahnya dimana?" tanya Farhan dengan suara yang mengejek Rosita."Tentu saja salah. Kenapa mesti bayar tiga bulan, satu bulan saja kan bisa.""Terus sisa uangnya untuk bayar cicilan mobil Melia, begitu ya?" ejek Farhan."Bisa untuk yang lain Mas?" "Sama saja, bayar satu bulan atau tiga bulan. Toh memang harus dibayarkan SPP Aksa? Makanya, seharusnya kamu itu kalau cari mangsa jangan laki-laki beranak dua sepertiku? Ya tentu saja aku masih memikirkan biaya untuk anak-anakku.""Kenapa sekarang Mas berubah? Sikap Mas sama aku benar-benar jauh berbeda.""Aku justru bersyukur bisa berubah. Selama ini aku dibutakan oleh kata-katamu yang penuh dengan racun. Membuatku menjadi ayah yang tidak berguna. Karena itu aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-anakku. Kalau dulu, aku bukanlah suami yang baik untuk Sari, tapi sekarang aku akan menjadi ayah yang baik.
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Sudah Sadar

"Mas Keenan," gumam Liqa. Ia bingung dengan situasi ini. Ada Keenan, juga ayahnya."Kamu mau pergi ya?" tanya Keenan pada Liqa."I-iya Mas," jawab Liqa pelan. "Ehem!" Suara deheman Farhan membuat Liqa menoleh ke ayahnya. Ia tampak tersipu malu, Farhan yang melihat situasi ini hanya tersenyum."O ya, Mas Keenan, kenalin, ini ayahku," kata Liqa memperkenalkan Farhan pada Keenan."Oh, iya. Kenalin Om, saya Keenan." Keenan mengulurkan tangannya."Farhan, ayahnya Liqa," jawab Farhan sambil tersenyum."Jadi kedatanganku tidak tepat ya?" tanya Keenan."Eh, sebenarnya kami mau ke pesantren, menjenguk Aksa," jawab Liqa."Oh, bagaimana kalau aku antar?" tawar Keenan. Liqa bingung mau menjawab apa. Rupanya Farhan paham dengan situasi ini."Apa tidak merepotkan Keenan kalau mau mengantar kami?" tanya Farhan."Enggak kok Om, dengan senang hati." Keenan menjawab dengan mantap."Kalau Liqa nggak keberatan ya nggak apa-apa. Ayah ngikut Liqa saja." Farhan menyerahkan keputusan pada Liqa. Akhirnya Liq
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Punya Bukti

"Ayah, kalau ada waktu lagi, jenguk Aksa ya? Ayah datang saja, Aksa sudah bahagia," kata Aksa ketika Farhan berpamitan mau pulang. Farhan tampak memeluk Aksa cukup lama."Insyaallah, ya Nak. Kalau Ayah sehat dan ada waktu, pasti Ayah kesini lagi." Farhan berkata sambil melepaskan pelukannya. Akhirnya mereka pun pulang, tampak raut kebahagiaan terpancar di wajah Farhan. Ia sangat lega telah menjenguk Aksa dan memastikan kalau Aksa sehat dan bahagia di pesantren."Kok kesini?" tanya Liqa ketika melihat mobil Keenan berhenti di sebuah rumah makan."Kita makan dulu. Aku kan pernah janji sama kamu mau mengajakmu wisata kuliner. Disini makanannya enak-enak dan murah meriah," jawab Keenan."Ayo Om, kita makan dulu," ajak Keenan, kemudian ia keluar dari mobilnya. Farhan dan Liqa pun ikut keluar dari mobil. Mereka masuk ke rumah makan dan memesan makanan."Pindang tempoyaknya enak lho Om. Ada ikan baung juga ikan patin," kata Keenan berpromosi. "Tempoyak baung saja," jawab Farhan."Kamu pes
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Pernah Mengancam

"Melia pernah mengancam Liqa, kalau sampai Liqa mengadukan tentang video itu, ia akan membuat hancur hidup Liqa. Tapi Liqa kan nggak bercerita sama ayah tentang video itu?" kata Liqa menjelaskan pada ayahnya."Iya, ayah tahu video itu dari teman kantor.""Bu Rosita juga pernah mengancam Liqa, katanya Liqa iri dengan Melia. Jadi menurutnya Liqa merekayasa video itu.""Ayah percaya sama kamu." Farhan berkata untuk meyakinkan Liqa.Akhirnya sampai juga di depan kost Melia, sebuah tempat kost yang dari luar tampak mewah. Seperti apartemen atau malah menyerupai hotel. Mobil Keenan pun berhenti di depan kost Liqa."Wah, kostnya Melia mewah ya? Pasti mahal bayarnya," celetuk Liqa berdecak kagum.Hati Farhan berdesir mendengar ucapan Liqa, ia merasa tertampar. Ucapan Liqa terdengar seperti menyindir Farhan, karena ia membedakan perlakuan antara Liqa dan Melia. Selama ini Melia memang selalu menjadi prioritas Farhan dibandingkan Liqa dan Aksa. Tentu saja atas desakan Rosita."Kamu mau pindah k
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Surga Dunia

Mobil merah yang diikuti Keenan masuk ke dalam sebuah hotel dan berhenti di tempat parkir. Keenan pun mengikuti laju mobil merah itu, dan berhenti tidak jauh dari tempat parkir mobil merah itu. Tampak seorang perempuan keluar dari mobil merah dengan dandanan yang terlalu terbuka."Melia," gumam Farhan."Melia!" panggil Farhan dari dalam mobil dengan spontan. Ia lupa kalau teriakannya tidak bakal terdengar dari luar, karena mobil Keenan masih terkunci dari dalam."Teriakan Ayah nggak bakal di dengar Melia," kata Liqa, Farhan baru tersadar, kemudian tertawa menyadari kebodohannya. Melia tetap berjalan ke dalam hotel itu, dengan langkah yang terburu-buru, mungkin takut kalau ada yang mengenalnya. Farhan, Liqa dan Keenan segera keluar dari mobil. Mereka berusaha mengikuti Melia. Melia mulai menghilang dari pandangan mata. Keenan yang sigap segera berlari mencari jejak Melia. Tinggallah Farhan dan Liqa yang tampak kebingungan. Mereka berdua hanya duduk di kursi yang ada."Mobil tadi punya
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status