Semua Bab Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku: Bab 61 - Bab 70

142 Bab

Pembuat Masalah

Farida langsung melotot matanya. Terasa tidak tertelan lagi kue yang ada di mulutnya. Tapi kalau dibuang, nanti bakal dimarah, akhirnya ia makan juga."Jangan-jangan ini kue dari toko KW," sahut Farida."Kamu kenapa sih? Kalau yang beli kue ini Liqa memangnya kenapa? Uangnya kan halal. Apa rasanya beda ketika kamu mengambil kue yang pertama dan yang kedua? Tinggal makan saja kok banyak komentar. Masih mending Liqa, mau membelikan neneknya ini makanan. Kalau anak-anakmu, boro-boro membelikan makanan, menjenguk kami saja nggak mau," kata Bu Tari sambil beranjak dari duduknya dengan membawa kue yang tadi ada di meja. Kemudian berjalan masuk ke belakang "Memangnya salahnya Liqa apa? Kok kamu sampai segitunya tidak menyukai Liqa. Liqa kan nggak pernah bikin masalah sama kamu!" kata Farhan dengan marah. Sekarang ia memang sensitif jika ada orang yang tidak menyukai atau membenci anak-anaknya."Pak, aku mau pulang. Sudah nggak nyaman gara-gara kedatangan dia," pamit Farhan sambil beranjak d
Baca selengkapnya

Putusnya Urat Malu

"Anak?" gumam Melia lagi.Ia teringat ketika pernah hamil dengan pacarnya waktu masih kuliah semester awal. Ia meminta sang pacar untuk bertanggung jawab. Tapi ternyata malah menyuruhnya menggugurkan kandungan. Dengan segepok uang yang diberikan sang pacar, akhirnya Melia menggugurkan kandungan pada seorang dukun. Setelah itu sang pacar menghilang entah kemana. Sampai sekarang pun ia belum pernah bertemu lagi dengan pacarnya itu.Sejak saat itu, Melia menjadi liar seperti sekarang ini. Ia pun menggunakan wajah dan tubuhnya yang menarik untuk menggaet laki-laki dengan dompet tebal. Langganan tetapnya ayahnya Mira yg ia sebut dengan Papi dan Om ganteng yang ia sapa Om Ibra."Om Ibra lama sekali sih," gerutu Melia. Melia pun membuka ponselnya, ada sebuah pesan dari Ibra.[Om OTW sayang. Bersiaplah, Om sudah nggak sabar!]Melia tersenyum membaca pesan itu. "Tenang saja Om, aku akan melakukan gaya baru yang akan membuat Om ketagihan," gumam Melia memuji dirinya sendiri.Melia mendengar su
Baca selengkapnya

Tidak Mengenal

"Sekarang, kamu pilih keluar sendiri atau perlu aku panggilkan satpam," ancam Ersa. Melia diam, ia tampak menantang istri Ibra."Om, jangan pura-pura Om tidak mengenalku. Bukankah Om tidak puas dengan istri Om? Katanya istri Om itu tidak menggairahkan di ranjang?" sindir Melia. Ibra tampak pucat wajahnya.Ersa sebenarnya juga mulai emosi, tapi ia tidak mau terlihat marah dan kecewa di depan Melia. Menurutnya Melia bukan levelnya."Hei, kamu dengar nggak, kalau tadi suamiku tidak mengenalmu? Jangan ngaku-ngaku kamu. Sudahlah, keluar sana, cari mangsa yang lain. Suamiku ini laki-laki baik dan setia. Tidak mungkin ia ada hubungan denganmu," kata Ersa pura-pura memuji suaminya, padahal ia sangat emosi."Apa aku perlu membuktikan padamu hubunganku dengan Om Ibra?" kata Melia sambil membuka ponselnya dan mencari foto mesranya dengan Ibra.Ersa segera merampas ponsel Melia, seketika wajahnya merah padam menahan amarah. Melia tampak puas melihat ekspresi wajah Melia. Melia membiarkan Ersa me
Baca selengkapnya

Hina Mana?

"Kamu itu perempuan, jual mahal dikit. Kalau laki-laki sudah tidak mau denganmu, lupakan! Jangan menyakiti diri sendiri dengan mengharapkan orang yang tidak peduli denganmu." Terdengar suara seseorang, Clara pun menoleh. Ia terdiam mendengar kata-kata Irwan. Memang yang dikatakan Irwan itu benar semua."Ketika Keenan masih bersama denganmu, kamu tidak mempedulikannya. Kamu memaksa Keenan untuk mengerti kamu, sedang kamu tidak pernah mau mengerti Keenan. Sekedar mendengarkan keinginan Keenan saja kamu tidak mau." Citra menimpali ucapan suaminya."Penyesalan itu memang selalu datang terlambat. Kalau datang diawal namanya pendaftaran," celetuk Stefan."Nggak usah ikut campur kamu!" Clara menatap kesal pada Stefan, Stefan hanya cengengesan. Karena suasana mulai panas, akhirnya Citra mengajak anak-anaknya untuk menyimak rangkaian acara resepsi. Acara demi acara pun mulai berlalu dan akhirnya tiba waktunya untuk menyantap hidangan. Kru catering langsung bersiap-siap untuk melayani para ta
Baca selengkapnya

Mobil Kesayangan

"Itu gara-gara Mas tidak mampu memenuhi kebutuhan Melia," teriak Rosita."Oh, jadi kamu menyalahkan aku karena kelakuan Melia? Tentu saja aku nggak mampu, karena aku bukan orang kaya raya yang memiliki banyak harta. Kamu menyesal kan menikah denganku, karena aku tidak sekaya yang kamu pikirkan."Drtt..drtt ponsel Farhan berdering, pertengkaran pun terhenti.Ponsel Farhan berdering lagi, Farhan pun melirik ke arah layar ponselnya. Sebuah nama yang sudah ditunggu kabar beritanya."Halo," kata Farhan menyapa orang yang menelponnya. Ia pun mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang yang menelponnya.Rosita menatap Farhan dengan penasaran karena Farhan tampak sangat serius. Tentu saja ia tidak bisa mendengar percakapan itu, dan membuat Rosita semakin penasaran."Oke, sesuai rencana ya? Terima kasih." Farhan mengakhiri pembicaraan."Siapa Mas?" tanya Rosita dengan penasaran."Dikasih tahu pun kamu nggak bakal tahu." Farhan menjawab dengan ketus."Mas aku tuh tanya baik-baik, kok jawabnya
Baca selengkapnya

Kiriman Uang

Liqa masih duduk di taman kampus menunggu jadwal kuliah selanjutnya. Ia sedang menyelesaikan tugas yang tadi diberikan oleh dosen. Padahal tugas itu dikumpulkan Minggu depan, tapi daripada bengong, ia pun mengerjakan tugasnya.Biasanya kalau ada waktu luang seperti ini, ia menghabiskannya bersama dengan Salsa. Tapi semenjak Salsa marah padanya waktu itu, ia tidak pernah berinteraksi dengan Salsa lagi. Bahkan di kelas pun mereka duduknya berjauhan. Sekedar menoleh pun Salsa sudah tidak mau. Salsa sekarang dekat dengan Mira dan Andin. Liqa sedih merasakan semua ini. Ia berpikir kenapa persahabatannya selalu berakhir seperti ini. Nesya, Ara dan sekarang Salsa. Tapi Liqa bertekad kalau ia bisa sendiri dan tidak bergantung dengan teman-temannya.Liqa sudah mulai terbiasa melakukan semua hal sendirian tanpa Salsa. Ia memang tidak pandai bergaul, jadi teman-teman kuliahnya hanya sekedar teman saja, tidak ada yang dekat dengannya seperti Salsa.Liqa sekarang sedang giat belajar, Minggu depan
Baca selengkapnya

Dosen Pengganti

"Assalamualaikum, selamat siang!" sapa Keenan."Waalaikumsalam, selamat siang Pak!" Para mahasiswa dengan semangat menjawab salam Keenan."Hari ini saya menggantikan Pak Wira karena Pak Wira sedang umroh. Perkenalkan nama saya Keenan Pradipta, saya masih kuliah di jurusan Akuntansi semester tujuh.""Pantas saja ia menggantikan Pak Wira, sekarang kan mata kuliah Akuntansi Dasar," kata Liqa dalam hati.Liqa menoleh ke arah Salsa yang sedang berbisik-bisik dengan Andin dan Mira. Hatinya terasa berdesir melihat keakraban mereka."Kamu bisa tanpa mereka Liqa," kata Liqa dalam hati menyemangati dirinya sendiri."Pak, mau tanya," kata Linda, perempuan yang sangat modis di kelas Liqa."Iya, silahkan! Sebutkan nama!" Keenan merespon pertanyaan Linda."Nama saya Linda, mau tanya, Pak Keenan masih single atau sudah punya pacar?" tanya Linda, beberapa perempuan di kelas ini mengacungkan jempol pada Linda."Padahal aku juga mau tanya kayak gitu, Lin," celetuk Brina, yang nama panjangnya Sabrina."
Baca selengkapnya

Tugas Kuliah

"Siapa yang nyebelin?" tanya Arman dengan agak keras hingga didengar oleh Keenan. Keenan pun menoleh ke arah Arman, tapi Arman tidak menyadarinya. Tanpa sengaja Liqa menatap ke arah Keenan, yang sedang menatapnya dan Arman, Liqa langsung gelagapan."Eh, nggak ada. Nggak apa-apa," jawab Liqa dengan gugup."Kok hanya separuh saja yang mengumpulkan? Yang lainnya?" tanya Keenan. Semua tampak terdiam, terutama yang belum mengumpulkan tugas."Ingat ya, yang tidak mengumpulkan tugas, tidak bisa mengikuti ujian. Tanda tangan inilah yang nantinya bisa digunakan oleh Pak Wira, dalam menentukan siapa yang bisa ikut ujian dan siapa yang tidak bisa ikut ujian." Keenan melanjutkan berbicara sambil menunjukkan tanda terima pengumpulan tugas."Pak, bisa mengumpulkan besok nggak?" tanya Mira."Harus hari ini, begitu pesan Pak Wira." Keenan menegaskan lagi."Salsa, gimana dong? Kita belum sempat membuatnya," kata Andin pada Salsa. Ia tampak sangat cemas."Tenang saja, nanti aku akan bilang sama Mas Kee
Baca selengkapnya

Difitnah

"Pak!" panggil orang itu lagi. Keenan tampak kaget."Liqa?" tanya Keenan."Bukan, Pak. Saya Linda, mau mengumpulkan tugas" kata Linda dengan suara yang dibuat-buat untuk menarik perhatian Keenan."Oh, Linda! Ini tolong ditandatangani," jawab Keenan sambil menyodorkan kertas tanda terima pengumpulan tugas."Teman-teman yang lainnya mana?" tanya Keenan."Masih mengerjakan tugas, Pak.""Ingatkan temannya, saya tunggu sampai jam empat.""Iya, Pak! Permisi." Linda pun berpamitan pada Keenan. Keenan melanjutkan lagi membaca tugas Liqa, ia merasa sangat puas dengan tugas yang dikerjakan Liqa. Keenan memeriksa tugas yang lainnya, sambil menunggu yang akan mengumpulkan tugas.Satu persatu mahasiswa mulai mengumpulkan tugas, termasuk Salsa. Salsa adalah orang terakhir yang mengumpulkan tugas. Keenan pun membawa semua tugas itu untuk diantar ke rumah Pak Wira."Sa, jangan diulangi lagi ya? Kalau ada tugas, langsung dikerjakan. Mengerjakan sendiri itu lebih baik, daripada bersama teman-teman mal
Baca selengkapnya

Pulang

"Assalamualaikum." Liqa mengucapkan salam. "Waalaikumsalam." Terdengar suara yang selama ini sangat ia rindukan. Kemudian pintu perlahan dibuka."Nenek!" Liqa langsung memeluk neneknya. "Liqa? Benar ini Liqa?" tanya Bu Tari."Iya Nek.""Kamu pulang kok nggak bilang-bilang. Ayo masuk."Liqa melepaskan pelukannya dan membawa barang-barangnya masuk ke dalam rumah. Liqa baru sampai di rumah neneknya. Liqa pulang karena memang sudah libur, satu semester sudah ia jalani di bangku kuliah. Tinggal menunggu nilai hasil kerja kerasnya selama satu semester.Tadi malam Liqa berangkat dari Palembang, seharusnya jam empat tadi ia sampai. Tapi karena ada kecelakaan di jalan, membuat jalanan menjadi macet, akhirnya setelah subuh baru sampai."Liqa?" sapa Pak Umar."Kek, Kakek sehat?" Liqa berjalan mendekati kakeknya kemudian mencium tangan keriput kakeknya. "Alhamdulillah, berkat doa kamu."Mereka pun bercerita saling melepas rindu. Siang ini Liqa datang ke rumah ayahnya, ia memang memberitahu a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status