All Chapters of Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku: Chapter 31 - Chapter 40

142 Chapters

Bukan Mimpi

Farhan tampak pucat dan jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Sesekali ia mengusap wajahnya. Ia sedang melihat video di ponselnya yang dikirim oleh Aris. Video tentang Melia dan laki-laki hidung belang. Ia sangat syok, bingung mau melakukan apa. “Bagaimana kalau bapak dan ibu tahu tentang video ini? Pasti mereka akan mengejekku habis-habisan.”Ia tidak menyadari kalau ada yang dari tadi memperhatikan perubahan wajahnya. Terlihat sekali kalau Farhan sangat cemas. "Kenapa, Mas?" tanya Tama, teman satu ruangannya.Farhan kaget dan menoleh ke arah Tama."Enggak apa-apa, memangnya kenapa?" Gantian Farhan yang bertanya."Dari tadi wajah Mas Farhan tampak tegang sambil melihat ponsel. Sepertinya mencemaskan sesuatu. Apakah ada masalah?”"Nggak apa-apa kok, aku hanya capek saja."Drtt…drtt..ponsel Farhan berdering, sebuah panggilan dari Aris, teman baiknya.“Maaf aku mau menerima telpon ini.” Farhan berkata dengan pelan.“Iya, silahkan,” sahut Tama, kemudian ia pergi meninggalkan Farha
Read more

Open BO?

Drtt…drtt ponsel Farhan bergetar lagi, sebuah nama terpampang di layar ponselnya."Pasti ini masih berhubungan dengan Video itu." Farhan bermonolog dalam hati.Drtt …drtt…Farhan pun mengangkat panggilan itu."Mas, sudah lihat videonya Melia?" tanya Farida, adik Farhan."Video apa ya?" Farhan pura-pura tidak tahu."Melia dilabrak sama anak pacarnya. Ternyata Mas, Melia itu jadi simpanan om-om. Kecil-kecil jadi pelakor, kayak ibunya. Memalukan sekali.""Sudah selesai?" tanya Farhan."Selesai apanya?""Ngocehnya! Kalau sudah selesai, aku tutup telponnya." Farhan pun mengakhiri percakapan itu. Kepalanya terasa sangat berdenyut. "Farida memang keterlaluan. Sudah tahu aku sedang ada masalah malah menghinaku.""Sebentar lagi pasti ada yang bertanya lagi tentang video itu. Mau ditaruh dimana mukaku ini? Apakah ini karmaku?"Farhan hanya bermonolog dalam hati, ia memikirkan apa yang mungkin terjadi nanti."Mimpi apa aku semalam?" kata Farhan dalam hati.Farhan pun berjalan menuju ke kamar ma
Read more

Teror Untuk Melia

Di rumah, Rosita mengalami hal yang sama. Ada sebuah video di grup WA sosialitanya. Rosita menonton video itu, matanya membelalak lebar melihat siapa yang ada di video itu."Nggak mungkin itu Melia. Melia itu anak yang baik," gumam Rosita berusaha untuk menghibur dirinya sendiri. Ternyata sudah banyak yang berkomentar di grup WA itu.[Anak-anak jaman sekarang, mencari kepuasan dengan suami orang.][Iya, mungkin menjadi sugar baby itu menguntungkan baginya. Mendapatkan materi dari sugar Daddy yang tidak didapatkan dari orang tuanya.][Anak salah pergaulan.][Astaghfirullah, simpanan laki-laki itu seusia dengan anaknya. Apa ia nggak mikir ya, bagaimana kalau anaknya menjadi simpanan suami orang.][Semoga anak-anak kita tidak ada yang seperti itu.][Kayaknya aku pernah melihat perempuan itu lho. Tapi dimana ya?][Itu kejadiannya di Palembang, Jeng. Bukan disini.][Oh, iya ya. Mungkin hanya mirip saja.]Masih banyak lagi percakapan di grup itu, Rosita sudah tidak sanggup lagi membacanya.
Read more

Musuh Kita Sama

"Bukan Jeng, Melia itu dijebak sama anak tiri saya. Memang benar-benar kurang ajar Liqa itu. Saya sudah berusaha menjadi ibu tiri yang baik, ternyata balasannya seperti ini."".......""Iya, nanti kalau saya ke Palembang, saya akan melaporkan Liqa ke polisi. Biar ia tahu rasa. Ayahnya saja sudah sangat malu dengan kelakuan anaknya itu. Pembangkang, persis kayak ibunya.""......""Enggak Jeng! Dulu saya tidak berselingkuh dengan Mas Farhan. Mas Farhan itu sudah muak dengan kelakuan Sari. Pemalas, tidak mau melayani suami, boros dan hobinya itu shopping menghamburkan uang Mas Farhan. Makanya Mas Farhan menceraikannya.""......""Iya, orang tahunya kalau saya yang berselingkuh dengan Mas Farhan. Biarlah orang mau bicara apa, yang penting saya bukan orang seperti itu."Farhan yang mendengarkan pembicaraan itu hanya menggelengkan kepala. Rosita memang ular berkepala dua, pintar memutar balikkan fakta."Eh, Mas, sudah bangun ya? Tadi aku mau membangunkanmu, tapi kamu tidurnya pulas sekali.
Read more

Perempuan Ular

"Kost kamu dimana Liqa?" tanya Keenan yang menyetir mobil.Liqa menyebutkan alamat kostnya.Sepanjang perjalanan Liqa hanya mendengarkan Salsa dan Keenan yang berbicara. Sesekali ia tersenyum ketika ada cerita yang lucu. Liqa tidak sadar kalau Keenan sering melihatnya dari spion. Jantungnya berdetak dengan kencang ketika ia beradu pandang di kaca spion. Ia pun mengalihkan pandangan ke arah samping, seolah-olah sedang melihat jalan.“Ngapain juga aku tadi ngeliat spion, nanti dipikirnya aku memperhatikan Mas Keenan terus. Benar-benar memalukan” kata Liqa dalam hati.“Mas, berhenti di sana ya, aku mau beli minum,” kata Salsa sambil menunjuk ke arah Indomaret.“Oke.”Mobil pun berhenti di depan Indomaret.“Tunggu sebentar ya?” Salsa langsung keluar dari mobil.“Aku nggak nyangka kalau kamu juga Nyambi kerja,” kata Keenan membuka obrolan.“Iya, Mas, mengisi waktu luang.”“Apa nggak capek? Kerja di catering itu capek banget lho.”“Lama-lama juga terbiasa kok, Mas.”Pintu mobil dibuka, Sal
Read more

Saling Menguntungkan

Drtt…drtt… ponsel Liqa bergetar lagi. Liqa melirik ke arah ponselnya. Ternyata ayahnya yang menelpon."Halo Ayah?" sapa Liqa dengan bahagia. Suaranya terdengar sangat ceria."Liqa, kamu jangan sembarangan berbicara ya? Melia tidak seperti itu, dia jauh lebih baik darimu." Terdengar suara penuh kemarahan di seberang, membuat Liqa tidak mau berbicara lagi.Liqa memutuskan panggilan itu, karena tidak sesuai dengan harapan. Liqa pikir yang menelpon tadi ayahnya, ternyata istri dari ayahnya. Itulah yang membuat Liqa sangat kesal.Salsa menoleh ke arah belakang."Kenapa Liqa? Ayahmu kan yang menelpon?" tanya Salsa."Bukan! Pelakor itu, tapi menggunakan ponsel ayahku.""Sabar ya, Liqa. Aku yakin, setelah cobaan dan ujian yang kamu hadapi sekarang, akan ada waktunya kamu bahagia." Salsa menguatkan Liqa."Terima kasih, semoga kamu nggak malu berteman denganku.""Enggak kok! Aku malah bangga!" Salsa mencoba menghibur Liqa."Mas, berhenti disini saja," kata Liqa pada Keenan."Lho bukannya tempat
Read more

Sok Perhatian

Suara desahan memenuhi ruangan ini, dinginnya AC ruangan tak mampu mendinginkan hasrat mereka berdua. Dua anak manusia yang melakukan perbuatan Zina. Setan pun bersorak karena sudah berhasil membuat dua orang itu melakukan perbuatan yang penuh dengan dosa."Sudah aku transfer ya sayang," bisik Ibra sebelum Melia keluar dari kamar ini."Terima kasih, Om. Kalau butuh aku, kabari ya?" sahut Melia dengan suara yang dibuat manja.Melia pun keluar dari kamar."Melia!" panggil seseorang dengan ragu-ragu. Melia menoleh ke belakang dan terbelalak melihat siapa yang memanggilnya.Melia pura-pura tidak melihat Liqa. Liqa yakin kalau itu Melia, ia hanya shock melihat penampilan Melia yang menurut Liqa terlalu berani. Mengumbar aurat, yang membuat Liqa malu sendiri."Melia, ngapain disini? Kok pakaianmu seperti itu?" tanya Liqa lagi. Melia semakin pucat wajahnya. Tak lama kemudian keluar laki-laki dari kamar yang sama dengan Melia. Melia yang masih terpaku melihat Liqa, sangat terkejut dengan sos
Read more

Mengamankan Aset

"Mas, lihat nih! Farida mengirim foto Liqa yang sedang pakai seragam catering. Bikin malu saja, kayak ayahnya nggak sanggup membiayainya. Apa kata teman-teman Mas Farhan kalau tahu Liqa kerja kayak gini," omel Rosita. "Lho kita kan memang nggak sanggup membiayai Liqa, buktinya kamu nggak pernah ngasih uang ke anak-anakku. Hanya Melia saja yang kamu urusin!" Farhan menjawab dengan ketus."Tapi memang Melia sedang butuh banyak biaya untuk kuliahnya," kilah Rosita."Ya sudah nggak usah banyak komentar!" bentak Farhan.Rosita kaget mendengar bentakan Farhan."Kenapa sih sekarang Mas suka marah-marah sama aku? Nggak kayak dulu! Pasti orang tuamu yang suka menghasut ya? Memang mereka tidak pernah menyukaiku." Rosita berkata dengan wajah yang dibuat sendu. Seperti itulah yang sering dilakukan Rosita untuk menarik simpati Farhan."Nggak usah berlebihan, pakai drama segala! Seharusnya kamu sadar diri!" Farhan pun berlalu dari hadapan Rosita. Ia masuk ke kamar, berganti pakaian, mengambil sesu
Read more

Butuh Uang

"Mau kemana sih Mas Farhan, mencurigakan sekali. Jangan-jangan ia punya selingkuhan? Awas saja kalau sampai ia berselingkuh! Akan aku kuasai dulu hartanya," kata Rosita dalam hati. Ia masih kesal dengan Farhan yang pergi tanpa memberitahu kemana ia pergi. Klunting-klunting, ponsel Rosita bergetar. Sebuah pesan dari Melia.[Bu, kirim uang dong!][Bulan ini kan sudah dikirim?] Rosita menjawab pesan Melia dengan kesal.[Iya, Bu! Tapi kebutuhanku juga banyak. Tugas-tugas kuliah banyak pakai uang juga.][Ya, sudah. Nanti Ibu bicara sama Ayah, ya? Jangan sampai kuliahmu tidak selesai!]Melia sudah tidak menjawab pesan ibunya lagi."Melia ini bisanya cuma minta uang saja!" gerutu Rosita. Ia sedang memikirkan cara bagaimana bicara dengan Farhan. Rosita berjalan menuju ke kamar dan membuka laci ada beberapa kertas jatuh. Ia mengambil kertas itu, dan matanya terbelalak melihat isi kertas itu. Ia menjadi sangat geram."Bisa-bisanya Mas Farhan menyembunyikan ini padaku? Awas saja ya?" Rosita be
Read more

Hati Busuk

"Mas menghina aku dan Melia ya?" Rosita sangat tersinggung dengan ucapan Farhan, walaupun yang diucapkan Farhan itu memang kenyataan."Kenyataan kok! Sekarang aku tanya, uang yang aku kasih untuk bayar kredit mobil itu kemana?" "Aku pakai untuk keperluanku?""Keperluan apa?" bentak Farhan."Untuk perawatan biar terlihat glowing. Malu dengan teman-teman kalau kusam dan nggak fashionable.""Malu itu ketika kamu ketahuan nyolong. Penampilan glowing tapi hati sangat busuk! Ingat ya, aku nggak akan membayarkan cicilannya sebelum kamu bayar cicilan yang dua bulan itu. Kalau nggak mau, ya resiko kalau mobilnya ditarik leasing."Rosita diam, ia ingat tadi menemukan kertas di laci lemari."Bilang nggak punya uang, tapi ini apa?" kata Rosita sambil menunjukkan kertas yang ia ambil di laci lemari tadi. Sebuah struk pengiriman uang atas nama Liqa."Kamu menggeledah lemari ya? Mencari apa?" selidik Farhan. Rosita gelagapan."E-enggak, aku tadi pas membuka lemari ada kertas yang jatuh." Rosita men
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status