Share

Mengamankan Aset

Penulis: YuRa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mas, lihat nih! Farida mengirim foto Liqa yang sedang pakai seragam catering. Bikin malu saja, kayak ayahnya nggak sanggup membiayainya. Apa kata teman-teman Mas Farhan kalau tahu Liqa kerja kayak gini," omel Rosita.

"Lho kita kan memang nggak sanggup membiayai Liqa, buktinya kamu nggak pernah ngasih uang ke anak-anakku. Hanya Melia saja yang kamu urusin!" Farhan menjawab dengan ketus.

"Tapi memang Melia sedang butuh banyak biaya untuk kuliahnya," kilah Rosita.

"Ya sudah nggak usah banyak komentar!" bentak Farhan.

Rosita kaget mendengar bentakan Farhan.

"Kenapa sih sekarang Mas suka marah-marah sama aku? Nggak kayak dulu! Pasti orang tuamu yang suka menghasut ya? Memang mereka tidak pernah menyukaiku." Rosita berkata dengan wajah yang dibuat sendu. Seperti itulah yang sering dilakukan Rosita untuk menarik simpati Farhan.

"Nggak usah berlebihan, pakai drama segala! Seharusnya kamu sadar diri!" Farhan pun berlalu dari hadapan Rosita. Ia masuk ke kamar, berganti pakaian, mengambil sesu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Butuh Uang

    "Mau kemana sih Mas Farhan, mencurigakan sekali. Jangan-jangan ia punya selingkuhan? Awas saja kalau sampai ia berselingkuh! Akan aku kuasai dulu hartanya," kata Rosita dalam hati. Ia masih kesal dengan Farhan yang pergi tanpa memberitahu kemana ia pergi. Klunting-klunting, ponsel Rosita bergetar. Sebuah pesan dari Melia.[Bu, kirim uang dong!][Bulan ini kan sudah dikirim?] Rosita menjawab pesan Melia dengan kesal.[Iya, Bu! Tapi kebutuhanku juga banyak. Tugas-tugas kuliah banyak pakai uang juga.][Ya, sudah. Nanti Ibu bicara sama Ayah, ya? Jangan sampai kuliahmu tidak selesai!]Melia sudah tidak menjawab pesan ibunya lagi."Melia ini bisanya cuma minta uang saja!" gerutu Rosita. Ia sedang memikirkan cara bagaimana bicara dengan Farhan. Rosita berjalan menuju ke kamar dan membuka laci ada beberapa kertas jatuh. Ia mengambil kertas itu, dan matanya terbelalak melihat isi kertas itu. Ia menjadi sangat geram."Bisa-bisanya Mas Farhan menyembunyikan ini padaku? Awas saja ya?" Rosita be

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Hati Busuk

    "Mas menghina aku dan Melia ya?" Rosita sangat tersinggung dengan ucapan Farhan, walaupun yang diucapkan Farhan itu memang kenyataan."Kenyataan kok! Sekarang aku tanya, uang yang aku kasih untuk bayar kredit mobil itu kemana?" "Aku pakai untuk keperluanku?""Keperluan apa?" bentak Farhan."Untuk perawatan biar terlihat glowing. Malu dengan teman-teman kalau kusam dan nggak fashionable.""Malu itu ketika kamu ketahuan nyolong. Penampilan glowing tapi hati sangat busuk! Ingat ya, aku nggak akan membayarkan cicilannya sebelum kamu bayar cicilan yang dua bulan itu. Kalau nggak mau, ya resiko kalau mobilnya ditarik leasing."Rosita diam, ia ingat tadi menemukan kertas di laci lemari."Bilang nggak punya uang, tapi ini apa?" kata Rosita sambil menunjukkan kertas yang ia ambil di laci lemari tadi. Sebuah struk pengiriman uang atas nama Liqa."Kamu menggeledah lemari ya? Mencari apa?" selidik Farhan. Rosita gelagapan."E-enggak, aku tadi pas membuka lemari ada kertas yang jatuh." Rosita men

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Nggak Selevel

    Keenan dan Liqa makan sambil bercerita, suasana yang sempat kaku menjadi cair. Mengalir cerita dari mulut Keenan dan Liqa, menceritakan tentang berbagai hal.Cukup lama Keenan bertandang ke kost Liqa. Sekitar jam setengah sepuluh, Keenan berpamitan pulang. Liqa membereskan sisa-sisa makanan yang ada di meja. Kemudian membawa piringnya ke belakang. "Liqa, kok kamu kenal dengan Kak Keenan?" tanya Ana, teman satu kosnya. Liqa sedang mencuci piring ketika Ana mendekatinya."Oh, dia itu sepupunya temanku.""Ngapain dia kesini?" "Hanya mampir saja kok. Kamu kenal dengan Mas Keenan ya?" tanya Liqa."Kenal sih enggak, tapi dia itu kakak tingkatku. Dia cukup terkenal di angkatanku. Orangnya kan ganteng, pintar lagi. Eh Kak Keenan sudah punya pacar belum ya? Tapi kayaknya nggak mungkin deh kalau belum punya pacar.""Katanya sih sudah punya pacar," jawab Liqa."Baru pacaran kan, belum menikah. Selama janur kuning belum melengkung, berarti masih milik bersama, haha." Ana tertawa.Liqa ikut tert

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Tulus Berteman

    "Ehem!" Suara deheman tidak saja mengagetkan Clara dan Salsa, tapi juga Liqa. Clara dan Salsa menoleh ke belakang, ternyata ada Liqa yang sedang berdiri. Mereka berdua kaget melihat Liqa, Liqa juga kaget. "Kenapa kaget?" tanya Keenan yang berdiri di belakang Liqa. Liqa tidak menyadari kalau Keenan ternyata berdiri di belakangnya. Pasti Keenan tadi juga mendengar ucapan Clara."Kok kalian berdua bisa ada di belakang kami?" tanya Clara."Aku baru saja datang, sedangkan Liqa sudah dari tadi. Tapi kalian berdua tidak menyadarinya." Keenan menjelaskan."Maaf, Salsa. Aku mau pulang," kata Liqa sambil mengambil tas yang ada di meja. Suara Liqa terdengar bergetar, karena ia memang sedang berusaha menahan tangisnya. "O ya, Salsa, makanan sudah aku bayar. Perlu kamu ingat, aku tulus berteman denganmu. Bukan mau memanfaatkanmu." Liqa berkata sambil beranjak pergi, ia kemudian menghentikan langkah kakinya. Berputar ke belakang lagi."Mbak Clara, memang aku nggak selevel dengan Salsa. Tapi kamu

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Tamu Tak Diundang

    "Melia ini selalu saja uang yang ada dipikirannya. Kenapa ia nggak kuliah sambil kerja, kayak Liqa. Jadi nggak terlalu merepotkan orang tua. Eh jangan lah, masa kerja di catering? Kasihan skin carenya mahal-mahal tapi malah kerja kayak gitu," kata Rosita."Pasti semua ini gara-gara Liqa. Seandainya Liqa nggak meminta uang pada Mas Farhan, pasti segala kebutuhan Melia terpenuhi. Dasar Liqa sok munafik! Katanya nggak perlu uang dari ayahnya, ternyata masih juga minta uang."Rosita memang dibutakan oleh harta, seharusnya ia sadar, kalau Liqa lebih berhak mendapatkan uang dari Farhan daripada Melia. Tapi Rosita tidak ikhlas jika Farhan memberi Liqa uang, Farhan paham akan hal itu. Makanya ia selalu diam-diam memberikan uang untuk anak-anaknya.Cukup lama Rosita membongkar-bongkar isi lemari, tapi apa yang ia cari tidak ketemu juga. "Kemana aku harus mencari uang? Dasar Farhan pelit, sama istri sendiri saja kok perhitungan sekali. Awas saja, nanti kalau ia pulang, akan aku ambil uang di d

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Tentang Uang

    Riswan kesal kalau Yana mulai mengungkit-ungkit kebaikan mereka. Semenjak orang tua Sari meninggal, memang Sari tinggal bersama mereka. Ibunya Sari itu adalah adik kandung Riswan. Tapi tanpa Sari ketahui, aset-aset orang tua Sari sudah mereka jual. Ada beberapa aset yang masih tersisa, yang tahu hanya Riswan saja. Kalau sampai Yana tahu, pasti semua aset peninggalan orang tua Sari sudah dijual semua oleh Yana.Riswan memang sengaja menyembunyikan aset yang tersisa, karena suatu saat nanti, ia akan menyerahkan aset itu pada Sari. Ia merasa sangat berdosa pada keponakannya itu, merampas harta anak yatim-piatu."O ya, Rosita, kapan kamu mau menjenguk Melia? Ibu ingin ikut," kata Yana."Untuk apa, Bu?""Oh, kamu nggak mau ngajak Ibu ya? Apa kamu khawatir kalau aku akan selalu meminta uangmu di sana nanti? Jangan bersikap pelit pada orang tua, nanti rezekimu akan sempit." Yana jadi emosi sendiri mendengar ucapan Rosita."Bukan begitu, Bu. Palembang itu jauh, takutnya nanti Ibu akan kecapek

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Sebuah Kesalahan

    "Pasti Rosita mencari barang-barang berharga. Untung saja sudah aku titipkan pada Yudhi dan Esti." Farhan berkata dalam hati, kemudian ia membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Berusaha memejamkan mata supaya sakit kepalanya sedikit reda. Rosita masuk ke kamar, ia kaget karena ia tadi lupa membereskan kamar, gara-gara orang tuanya datang. Rosita pun segera membereskan kamar, karena Farhan tampaknya sudah terlelap dalam tidurnya. Selesai membereskan, ia bingung, mau membangunkan Farhan atau tidak. Kalau tidak membangunkannya, dari mana ia punya uang karena ibunya memaksa minta uang. "Mas," panggil Rosita. Farhan tidak merespon panggilan Rosita."Mas," panggil Rosita lagi, Farhan hanya menggeliat saja."Mas," panggil Rosita sambil menggoyangkan badannya. Farhan perlahan membuka matanya."Ada apa?" tanya Farhan."Bapak dan Ibu mau pulang.""Ya sudah, pulang saja. Kenapa mesti bangunin aku?" decak Farhan dengan kesal. Sedang enak-enaknya tidur, malah dibangunkan."E-e…Ibu minta uang, u

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Makan Tuh Gengsi!

    "Memangnya kenapa? Aku mengirim uang untuk bayar SPP Aksa tiga bulan sekaligus, mumpung ada uang. Apa itu salah? Kalau salah, salahnya dimana?" tanya Farhan dengan suara yang mengejek Rosita."Tentu saja salah. Kenapa mesti bayar tiga bulan, satu bulan saja kan bisa.""Terus sisa uangnya untuk bayar cicilan mobil Melia, begitu ya?" ejek Farhan."Bisa untuk yang lain Mas?" "Sama saja, bayar satu bulan atau tiga bulan. Toh memang harus dibayarkan SPP Aksa? Makanya, seharusnya kamu itu kalau cari mangsa jangan laki-laki beranak dua sepertiku? Ya tentu saja aku masih memikirkan biaya untuk anak-anakku.""Kenapa sekarang Mas berubah? Sikap Mas sama aku benar-benar jauh berbeda.""Aku justru bersyukur bisa berubah. Selama ini aku dibutakan oleh kata-katamu yang penuh dengan racun. Membuatku menjadi ayah yang tidak berguna. Karena itu aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-anakku. Kalau dulu, aku bukanlah suami yang baik untuk Sari, tapi sekarang aku akan menjadi ayah yang baik.

Bab terbaru

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Ending

    Farida terdiam mendengar kata-kata Liqa, tapi ia masih penasaran dengan keluarga Keenan.Tiba-tiba muncul Keenan, ia mendengar Liqa berkata dengan suara yang agak keras. Ia khawatir jika Liqa sedang marah. Ia pun mendekati Liqa, yang tampak terengah-engah karena berbicara panjang lebar.“Sabar, Sayang,” bisik Keenan. Mata Liqa sudah berkaca-kaca, ia sudah sangat kesal dengan Farida.“Ajak Liqa masuk ke kamar, biar dia tenang,” kata Sari pada Keenan.“Ayo Sayang,” ajak Keenan sambil menggandeng tangan Liqa. Mereka berdua berjalan menuju ke kamar.Sampai di kamar Liqa langsung menangis tersedu-sedu.“Kenapa Tante Farida sangat jahat pada Liqa dan Ibu? Selalu saja menghina dan mengejek kami. Nanti kalau aku buka semua aib suaminya, bisa stroke dia.” Liqa berkata dengan pelan.“Aib suaminya? Om Hendri?”Liqa mengangguk. Dengan perlahan Liqa menceritakan tentang Hendri. Ketika dulu Hendri mendekati Sari. Keenan mendengarkan dengan seksama, walaupun ia sangat terkejut dengan fakta yang ia d

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Keluarga Terpandang

    Terdengar suara orang mengucapkan salam, Hendri dan Liqa langsung menoleh ke arah pintu. “Waalaikumsalam,” sahut Liqa, ia tidak terkejut karena ia hafal betul suara itu. Hendri sangat terperanjat melihat siapa yang datang, begitu juga dengan Farhan. Ia tak kalah syoknya melihat Hendri ada disini.“Kok kamu ada disini, memangnya pernah kesini ya, dengan siapa? Farida mana?” Farhan memberondong Hendri dengan beberapa pertanyaan. Farhan baru saja pulang dari menemui Rosita, diantar oleh Aksa.“Aku memang pernah kesini, mengunjungi Liqa. Farida sedang bertemu dengan teman-temannya.” Hendri menjawab pertanyaan Farhan. Ia merasa heran dengan kehadiran Farhan disini, apalagi ini rumahnya Sari. Ia ingin bertanya, tapi takut nanti malah menjadi bumerang bagi dirinya.Farhan merasa kalau ada yang aneh dengan sikap Hendri, ia pun menemani Hendri ngobrol. Kesempatan ini dimanfaatkan Liqa untuk masuk ke dalam.“Kok Hendri kamu tinggal?” tanya Pak Umar.“Ayah sudah pulang, biar ngobrol sama Ayah s

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Kedatangan Hendri

    “Apa kabar Rosita,” sapa Farhan ketika mengunjungi Rosita di rumah Citra, sehari setelah Liqa menikah. Rosita dan Yana yang sedang duduk tampak kaget dengan kedatangan Farhan. Farhan datang kesini diantar oleh Aksa.“Mas Farhan.” Dengan terbata-bata Rosita memanggil nama Farhan. Farhan tampak tersenyum, walaupun dalam hatinya ia sangat terkejut melihat kondisi Rosita dan Yana. Farhan duduk di kursi yang ada di kamar itu.“Aku kesini karena Melia bercerita padaku kemarin. O ya, kemarin Liqa sudah menikah. Alhamdulillah, anak yang dulu selalu kamu anggap musuh ternyata malah bisa membanggakan orang tuanya. Aku juga bangga dengan Melia, sejak ia putus komunikasi denganmu, jalan hidupnya menjadi terarah. Lihatlah Melia sekarang, ia menjadi anak yang berbakti dan penurut. Ia menuruti semua kata-kataku, akhirnya ia bisa selesai kuliah dan bekerja.” Farhan berkata dengan bangga.Rosita hanya terdiam.“Liqa menikah? Kapan pestanya? Kenapa Sari tidak mengundangku?” Yana yang mengomentari ucapa

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Menikah

    "Kenapa sekarang? Bukankah rencananya hari Minggu?" protes Liqa. Ia tetap berusaha tersenyum, karena semua mata tertuju padanya."Lebih cepat lebih baik, Mbak," celetuk Aksa."Pantas saja, semua kok hadir disini," gumam Liqa. Ia tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Kaget, shock, terharu atau bahagia, semua menjadi satu. Akhirnya sampai juga di meja yang sudah disediakan. Sudah ada Keenan yang tampak gagah mengenakan jas berwarna gelap. Juga penghulu dan dua orang saksi. Irwan sebagai saksi dari Liqa dan papanya Salsa sebagai saksi dari pihak Keenan.Liqa pun duduk disamping Keenan. Keenan tampak tersenyum bahagia melihat Liqa yang sangat cantik hari ini. Acara pun dimulai, Farhan sempat meneteskan air mata sebelum menikahkan Liqa. Ia sangat terharu melihat Liqa yang sebentar lagi akan istri orang. Anak yang pernah ia abaikan ternyata bisa menjadi seperti sekarang ini.Dengan lancar, Keenan mengucapkan ijab kabul. Setelah saksi berkata sah, semua yang hadir tampak lega. Dilanjutk

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Wisuda

    “Seperti dulu yang pernah ia lakukan pada Ibu. Dia mencoba untuk merayu Ibu dengan iming-iming materi. Itulah sebabnya kenapa kita dulu beberapa kali pindah kontrakan, karena untuk menghindari Om Hendri.” Sari berkata dengan pelan.Liqa merasa syok mendengar kata-kata yang terucap dari mulut ibunya. Walaupun ia sudah mengira kalau Hendri akan melakukan itu.“Apakah dulu Tante Farida tahu?” “Enggak. Makanya sebelum ia tahu, Ibu berusaha untuk pindah. Sampai akhirnya Ibu memutuskan untuk menjadi TKW. Selain karena Ibu butuh biaya untuk kehidupan kita, alasan lainnya juga untuk menghindari gangguan Om Hendri.”“Kenapa jadi janda selalu dipandang sebelah mata ya?” lanjut Sari dengan mata berkaca-kaca. Hatinya sangat sedih, karena sepanjang hidupnya sering dipenuhi dengan air mata. Liqa memeluk erat ibunya.“Biarlah orang memandang Ibu dengan sebelah mata. Yang penting kita baik di mata Allah. Jangan pedulikan penilaian orang lain. Liqa pernah mengalaminya, Bu. Penghinaan dan ejekan dari

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Tawaran

    “Maaf, sebenarnya apa maumu?” tanya Sari, ia memberanikan diri untuk menatap Hendri. Hendri sangat senang melihat Sari menatap dirinya, ia pun tersenyum menggoda, membuat Sari merasa jijik dengan Hendri.Sari merasa heran, kenapa Hendri selalu tahu dimana Sari berada? Bukankah jarak kota tempat Hendri tinggal sangat jauh dengan kota dimana Sari berada? Apakah Farida tidak merasa curiga ketika suaminya sering pergi ke kota? Pertanyaan-pertanyaan itu melintas dipikiran Sari.“Seperti yang aku bilang tadi, aku hanya ingin membantu meringankan bebanmu.” “Aku tidak merasa terbebani dengan jualanku ini. Tidak perlu mengasihaniku.”“Jangan angkuh seperti itu. Bagaimanapun juga seorang perempuan itu akan butuh laki-laki sebagai pelindung. Aku siap untuk melindungi mu.”Sari sudah dapat menebak apa yang ada di pikiran Hendri.“Hendri, kamu itu sudah memiliki istri. Lindungilah keluargamu sendiri. Untuk saat ini aku bisa melindungi diriku sendiri.”Hendri tersenyum.“Nggak usah malu-malu, Sari

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Bertobatlah

    "Lihatlah Liqa, banyak orang yang menyayangimu dan mendukungmu. Hapuskan rasa benci dan dendam di dalam hatimu. Kalau kamu biarkan dendam itu, lama kelamaan akan menggerogoti mentalmu. Yang rugi kamu sendiri. Masa depanmu masih panjang, banyak impian yang ingin kamu raih. Bukankah kamu mau punya usaha dan menikah muda?" Sari menggenggam tangan Liqa. "Tarik nafas panjang, masukkan sugesti positif di pikiranmu. Ibu tahu kalau kamu mampu melakukan semua ini."Liqa menuruti semua kata-kata ibunya. Perlahan ia mulai bisa tenang."Ayo, kita kesana, biarkan Bu Rosita istirahat dan memikirkan semua yang telah ia lakukan." Citra mengajak Liqa keluar dari kamar Rosita. Liqa dan Sari berjalan melewati Yana yang duduk di kursi roda. Ada Clara yang mendorong kursi roda Yana. Sari pun berhenti sejenak menghampiri Yana."Apa kabar, Wak Yana?" sapa Sari sambil memegang tangan Yana."Ba-baik," sahut Yana dengan mata berkaca-kaca, sepertinya ia tadi juga mendengar kemarahan Liqa. "Alhamdulillah, semo

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Menghilangkan Dendam

    Hari ini Sari mengajak Liqa untuk mengunjungi Yana dan Rosita. Sari berusaha untuk tidak membenci mereka, tapi untuk memaafkan perbuatan mereka, masih butuh waktu.Rosita sudah mulai bisa duduk, kata Sita tadi. Ia sudah mulai bisa berbicara walaupun masih terbatas. "Halo Rosita, apa kabar?" sapa Sari yang masuk ke kamar Rosita bersama dengan Liqa. Tampak Melia duduk di pinggir tempat tidur ibunya sedangkan Rosita duduk bersandar. Melia kaget melihat Sari dan Liqa datang mengunjungi ibunya."Ba-baik," sahut Rosita dengan suara yang terbata-bata. Wajah Rosita lebih cerah dari waktu Sari menjenguknya.Liqa tampak terkejut melihat Rosita, ia memang baru pertama ini menjenguk Rosita. Liqa seakan tak percaya, dari tadi matanya menatap Rosita tanpa berkedip. Tadi ibunya bilang hanya menjenguk Yana, jadi Liqa benar-benar tidak tahu kondisi Rosita.Rosita tampak tertunduk, menghindari tatapan mata Liqa."Ini Bu Rosita ya, Bu. Kok lain sekali? Yang Liqa tahu Bu Rosita itu penampilannya glamor

  • Pembalasan Terindah untuk Wanita yang Menyakiti Ibuku   Melamar

    Hari ini pertama kali warung Sari buka, butuh waktu dua Minggu untuk mempersiapkan semuanya. Sari dan Liqa tinggal di rumah sebelah warung, setelah sedikit direnovasi. Rumah dengan tiga kamar itu dicat ulang, begitu juga dengan warung makan. Dengan sentuhan Keenan, warung berubah menjadi lebih kekinian. Sebelum subuh tadi, Sari sudah menyiapkan berbagai bumbu masakan. Liqa ikut membantu karena hari ini ia tidak ke kampus. Kemarin Sari dan Dewi, karyawan Sari, belanja ke pasar untuk membeli sayuran dan bahan-bahan yang diperlukan di warung. Warung mulai sibuk, beberapa pelanggan mulai berdatangan. Mereka adalah pelanggan lama, tapi mereka tahu kalau terjadi pergantian pemilik. Liqa menunggu di meja kasir, sesekali ia membantu membuatkan minuman yang dipesan. Liqa mulai memikirkan untuk menambah minuman yang kekinian.Liqa sangat bahagia melihat ibunya tampak bersemangat menjemput rezeki. Memang ibunya hobi memasak, jadi wajar saja kalau bisnis yang dirintisnya ini berhubungan dengan

DMCA.com Protection Status