Home / Romansa / Kakak, Jangan Merayuku Terus! / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kakak, Jangan Merayuku Terus!: Chapter 111 - Chapter 120

258 Chapters

111. Liburan

“Selamat datang di Pulau Chantal.” Louis melebarkan tangannya saat mereka mendarat di pulau tersebut.Dengan menggeret koper masing-masing, para sahabat mengekori Louis. Lelaki itu memimpin perjalanan menuju villa yang mereka sewa. Lalu tangan Louis terentang lebar.Detik berikutnya, para sahabat melihat Louis berpelukan dengan wanita berpakaian transparan tanpa penutup dada. Rambut keriting panjang berwarna hitamnya tampak menambah keeksotikan pemiliknya.“Louis, senang sekali melihatmu kembali.” Suara wanita itu mendayu mesra pada Louis yang langsung tergelak.Para sahabat mengerutkan kening. Terkejut oleh sambutan yang mereka terima dan tidak mengerti apa yang Louis tertawakan.Elvis berbisik pada Zack. “Gawat ini. Apa Lily tau kelakuan suaminya begini?”“Jangan khawatirkan Louis. Kita seharusnya mengkhawatirkan diri sendiri. Apa pendapat istri-istri kita jika mereka tau kita ternyata berada di pulau yang para wanitanya tidak mengenakan penutup dada.” Zack balas berbisik.Mereka ma
Read more

112. Pemotretan

“Louis! Bangun!” teriak Zack sambil menepuk-nepuk kaki sahabatnya yang masih tidur nyenyak.“Hem.” Desahan kecil terdengar dari mulut Louis.“Bangun! Mana Vigor?” Kali ini Elvis yang bertanya dengan nada khawatir.“Tidak ada di seluruh villa. Aku sudah mencarinya!” Zavian yang ditugaskan berkeliling villa mencari Vigor datang tergesa ke kamar Louis.“Kau gila, Louis! Apa Vigor benar-benar bermalam dengan wanita pulau hingga tidak pulang ke villa semalam?” Teriakan Zack tidak membuat Louis bangun hingga membuat ketiga sahabatnya kesal.Zavian dan Elvis memaksa Louis bangun. Mereka menarik lengan Louis lalu mendudukkan lelaki yang masih terpejam matanya itu. Elvis lalu memukul-mukul pipi Louis.“Bangun! Atau kutelepon Lily dan mengatakan padanya bahwa kau menonton stripper semalam!”Louis membuka matanya mendengar ancaman Zack. Lelaki itu memicingkan mata menatap ketiga sahabatnya yang berwajah garang.“Aku tidak tau di mana Vigor.” Dengan suara parau, Louis akhirnya menyahut.“Kau bers
Read more

113. Jauhi Istriku!

Jenny sampai datang ke luar negeri untuk melihat pemotretan Aurora. Bukan sekedar untuk mendekatkan diri dengan Alzard yang sedang menggantikan Zack. Namun, ia juga merasa memiliki kesempatan untuk bisa berkenalan dengan agensi modelling.Mereka tiba di rumah Zack yang mewah. Lagi-lagi, Jenny berdecak kagum. Dalam hati mendesah, mengapa Aurora sangat beruntung?“Ini rumah Zack dan Aurora. Jika aku dan Mami berada di negara ini, biasanya kami tinggal di sini.” Alzard menjelaskan pada Jenny.Clara menyambut mereka. Ia lalu sibuk bertanya tentang pemotretan Aurora. Alzard memperlihatkan beberapa hasil foto pada Mami-nya.“Cantik sekali putri sekaligus menantu Mami.” Clara memuji Aurora.“Terima kasih Mami yang cantik juga. Aku permisi mau bersih-bersih dulu.” Aurora mencium pipi Clara lalu berjalan ke kamarnya.Jeff, pelayan setia Zack datang dan menawarkan makanan dan minuman ringan. Clara mengangguk lalu me
Read more

114. Gairah yang Hilang

Vigor duduk sendirian di depan villa. Ingatannya berputar kembali saat sebelum berangkat, ia, Zack dan Elvis berkunjung ke kediaman Leonora.Dengan santun—setelah berbasa-basi, Vigor mengatakan terus-terang bahwa ia mencintai Leonora. Kedua orang tua Leonora tentu saja sangat terkejut. Namun begitu, Vigor juga berkata bahwa ia tidak mendesak keputusan orang tua tersebut untuk menerimanya.Dan tentu saja ayah Leonora menolak mentah-mentah cinta tulus Vigor pada putrinya. Tegas ia berkata bahwa Vigor terlambat karena mereka sudah menerima lamaran keluarga bangsawan lain.Ucapan Elvis dan Zack yang mendukung Vigor hanyalah dianggap angin oleh ayah Leonora. Meskipun lelaki setengah baya itu sedikit gentar mengingat gelar bangsawan Elvis dan Zack merupakan gelar para pejuang.“Terima kasih atas kejujuranmu. Aku menghargai itu.” Amora, Ibu Leonora menjabat tangan Vigor dengan tatapan terharu.“Maafkan atas ketidaksopananku. Aku hanya ingin perasaan ini sedikit lega karena telah meminta Leon
Read more

115. Demi Cinta

“Jadi benar kamu juga mencintai Vigor?”Leonora menunduk mendapat pertanyaan dari ayahnya. Sementara Aurora yang duduk di sampingnya melirik dan mengangguk, memberi kode agar Leonora berani menjawab dengan jujur.“Iya, Papa. Nora mencintai Vigor.” Lenonora berkata sambil tetap menundukkan kepala.Hembusan napas berat terdengar dari hidung ayah Leonora. Tanpa berkata-kata lagi, lelaki itu keluar dari ruang keluarga.Saat ini Aurora sedang mengantar Leonora pulang ke rumahnya. Ia berhasil membujuk Leonora untuk memperjuangkan cintanya pada Vigor. Meskipun, kecil kemungkinan keluarga Leonora merestui.Leonora kini menangis di bahu Aurora. Ibunya menghampiri dan mengelus rambut sang putri. Aurora yang merasa Leonora butuh bicara empat mata pada ibunya memilih keluar dari ruangan.“Terima kasih, Lady Aurora.” Dengan santun ibu Leonora menunduk pada Aurora sebelum ia pergi.Leonora menatap sendu sang ibu yang tersenyum prihatin padanya. Sesaat tidak ada kata yang keluar dari wanita berwajah
Read more

116. Rencana Baru

“Kita harus menjaga Vigor. Dia tidak boleh sendirian.” Zack berkata pada para sahabatnya.Saat ini mereka sedang menunggu Vigor. Salah satu pegawai villa memberi informasi sahabat mereka itu sedang berada di restoran bersama Chantal.“Jangan terlalu khawatir. Chantal tidak seliar yang kalian duga.” Louis berkata santai.“Tidak liar bagaimana? Wanita berkeliaran tanpa busana, kau bilang tidak liar? Otakmu mulai geser, Lou!” Elvis menggeleng tak setuju dengan pernyataan Louis.“Hey, dia pakai baju.” Louis terkekeh.“Kau sebut yang dipakainya itu baju? Sebenarnya apa definisi baju untukmu? Sesuatu yang dipakai di tubuh tetapi kau masih bisa melihat isinya?” Zavian menyindir sinis.“Apa yang kalian ributkan?”Saking seriusnya bertengkar dan saling menyindir, mereka tak sadar Vigor datang. Lelaki itu dengan santai duduk di samping Zack dan merangkul bahu sahabatnya.
Read more

117. Sudah Siap

"Mereka belum keluar juga?" Kakek Viscout bertanya pada Leonora yang menemaninya sarapan."Belum, Kakek. Sepertinya mereka tidak perlu ditunggu." Leonora membalas dengan senyum santun.Lelaki tua itu menggeleng dan tersenyum bersamaan. Sudah tiga hari Zack dan Aurora mengurung diri di kamar. Makanan mereka pun selalu diantar para pelayan.Tidak ada yang melihat keduanya keluar dari kamar sejak Zack kembali dari berlibur. “Ya, sudah. Kamu temani Kakek ke gedung parlemen bangsawan. Tetapi, tidak perlu ikut rapat. Jadi, setelah Kakek masuk, kamu menunggu di perpustakaan saja.” Kakek Viscout memerintah pada Leonora.“Mmm … apa boleh Leonora bertemu teman yang bekerja di sana?”“Tentu boleh.” Kakek Viscout mengangguk.Mereka kemudian sarapan tanpa banyak bicara lagi. Hanya suara pelan pelayan yang menawarkan makanan yang terdengar.Di dalam kamar, Aurora sedang duduk berhadapan di pangkuan Zack. Wanita cantik itu sedang serius mencukur bulu-bulu di wajah sang suami."Tiga hari saja tidak
Read more

118. Kejutan

Saat Aurora akan berpamitan, Kakek Viscout ternyata sudah berangkat ke parlemen bangsawan. Ia hanya menitipkan pesan kepada pelayan bahwa ia kan pergi dengan Zack.Aurora dan Zack kini menunggu di sofa nyaman di sebuah klinik pribadi milik seorang dokter kandungan. Zack sengaja tidak membawa istrinya ke rumah sakit agar privasi mereka tetap terjaga.Meski begitu, ada saja yang mengenali Aurora. Untungnya semua pasien di klinik itu terlihat mengerti tentang menjaga privasi masing-masing karena mereka juga orang-orang yang cukup terkenal.“Menurut yang aku baca, dokter ini adalah salah satu dokter termuda yang berprestasi. Ia seringkali membantu kelahiran yang sulit.” Zack berbisik pada istrinya.“Oh, pantas saja pasiennya cukup banyak.”Zack mengangguk. “Menurut informasi, dokter ini juga memiliki darah bangsawan dari ibunya.”Spontan, Aurora menoleh dan memicingkan mata pada sang suami. “Darimana kam
Read more

119. Mencari Informasi

Dalam perjalanan kembali ke kastil, Aurora dan Zack masing-masing mengemukakan pendapat. Penampakan Henry dan Farah di restoran membuat mereka berspekulasi macam-macam."Siapa tau mereka bersaudara?""Atau bersahabat?"Tetapi kemudian baik Aurora maupun Zack menggeleng. Dilihat dari interaksi keduanya, mereka ragu Henry dan Farah bersaudara ataupun bersahabat.Tidak mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di pikiran, akhirnya Aurora dan Zack memutuskan menunda diskusi.Kakek Viscout telah kembali dari parlemen kebangsawanan. Lelaki tua itu tersenyum melihat Aurora dan Zack yang baru saja pulang."Kakek." Aurora menyapa lalu menghampiri Kakek Viscout.Zack mengamati kakek dan cucunya yang saling berpelukan dan mencium pipi masing-masing."Kalian sudah makan?" Kakek Viscout bertanya seraya menatap Aurora dan Zack bergantian."Sudah, Kek." Berbarengan Aurora dan Zack menjawab.Kakek Viscout mengan
Read more

120. Peran Pengganti

Kakek Viscout menyadari perubahan yang terjadi pada cucunya. Aurora terlihat datar dan lebih pendiam.Saat dokter kandungan datang dan banyak bertanya tentang usaha apa saja yang sudah mereka lakukan agar dapat hamil, Zack lebih banyak menjawab. Sementara Aurora hanya mengangguk dan tersenyum tipis.Selesai menerima tamu, Aurora langsung berpamitan dan kembali ke kamar. Zack hanya bisa mengembuskan napas berat lalu turut mengantar kepulangan dokter hingga ke pintu kastil bersama Kakek Viscout.Tatapan Kakek Viscout menuntut penjelasan tentang perubahan sikap cucunya pada Zack. Lelaki tampan itu kembali mengembuskan napas berat dan menceritakan tentang kemungkinan ia dan Aurora akan menjalani hubungan jarak jauh.“Kakek juga tidak setuju!” Lelaki tua itu dengan tegas berkata.“Jadi, menurut Kakek aku harus bagaimana?” Zack mendesah serba salah.Melalui gerak tangan, Kakek Viscout memberi kode untuk mengikutinya ke ruan
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
26
DMCA.com Protection Status