Semua Bab Kakak, Jangan Merayuku Terus!: Bab 101 - Bab 110

258 Bab

101. Tuntutan Dua Keluarga

Setelah panjang lebar mendoktrin putra-putrinya untuk segera memiliki anak, Mami keluar dari ruang keluarga. Tinggallah Zack, Aurora dan Alzard yang terpaku menatap pintu yang baru saja ditutup Clara.“Memangnya ada tema perkumpulan seperti itu?” Zack menoleh pada Aurora.Tentu saja, Aurora menaikturunkan bahu. “Mana ku tau? Aku kan belum memiliki circle pertemanan dengan ibu-ibu.”Mata Zack lalu menatap Alzard yang tampak santai bermain ponsel.“Hey, Al. Mami itu berkumpul dengan ibu-ibu mana, sih? Kenapa tema pertemuannya aneh begitu?”Tanpa mengalihkan matanya dari layar ponsel, Alzard bercerita bahwa perkumpulan Mami itu memang memiliki tema pertemuan. Suatu ketika temanya, ‘Anak Lelakiku.’ Lalu tahun berikutnya, ’Anak Perempuanku.’ Pernah juga, ’Peliharaanku.’“Pokoknya begitu deh. Waktu tema anak lelaki, aku yang diseret. Tahun berkutnya Aurora saat tema anak
Baca selengkapnya

102. Live Music

Sesaat, Aurora hanya terpaku di tempat. Sementara Zack mengerutkan kening melihat wanita yang datang bersama Alzard. Ia melirik adik kandungnya dengan tatapan tak suka.“Jenny, kenalkan ini kakakku, Zack dan istrinya.” Alzard memperkenalkan wanita yang dibawanya pada Zack tanpa memberitahu nama Aurora.Mereka berjabatan tangan. Aurora memperhatikan, Jenny sepertinya tidak mengenali bahwa ia adalah wanita yang sering ia bully saat sekolah dulu.Tentu saja, Aurora dulu dan sekarang memang berbeda. Mereka berjabatan tangan, lalu masuk ke dalam.Demi menghormati tamu dan ingin tau apa maksud Alzard membawa wanita itu ke rumah, Aurora dan Zack ikut duduk bersama di ruang tamu. Tak lama kemudian, Mami datang.“Mami, kenalkan. Ini, Jenny, temanku.” Alzard segera menghampiri sang Mami.“Hallo.” Clara tersenyum senang lalu mempersilahkan semua duduk.“Ini teman atau kekasihmu, Al?” Clara berkata sambil melirik putra keduanya.Spontan, Aurora melirik Zack. Jenny adalah kekasih Alzard? Pantas saj
Baca selengkapnya

103. Apa Rencanamu?

Konser mini itu sukses membuat Aurora bersenang-senang sejenak. Ia kini ikut bernyanyi bersama sang suami. Bahkan Mami bisa mendengar suara mereka dari luar kamar dan tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Huhf … Jangan bilang kamu akhirnya termakan rayuan Elvis untuk membuat single album. Suaramu semakin bagus, Zack.” Aurora duduk bersandar di sofa setelah selesai bernyanyi beberapa lagu.Zack yang masih terengah karena habis bernyanyi dengan semangat menggeleng keras. “Tidak akan. Tetapi, akhirnya aku mengizinkan Elvis merilis lagu tersebut.”“Oh ya?”“Iya. Dengan syarat, Elvis sendiri yang menyanyikannya.”“Aku tidak sabar ingin membeli albumnya.”Mendengar pernyataan Aurora, Zack jadi teringat bahwa ia menyimpan banyak CD Elvis. Lelaki itu beranjak ke salah satu lemari dan mengambil setumpuk CD serta memberikannya kepada Aurora.“Sebelum single terbar
Baca selengkapnya

104. Masih Pura-Pura

Alzard melakukan pertemuan intens dengan Jenny. Ia selalu berusaha memberi kesan yang baik dan penuh pengertian. Lelaki itu yakin, Jenny pun senang menerima segala perhatiannya.“Aku pikir kamu akan mengajakku ke rumahmu lagi.” Jenny berkata saat mereka sedang berjalan-jalan menghabiskan waktu akhir minggu.“Tidak ada yang istimewa di rumahku.” Alzard membalas singkat. “Bahkan rumahmu lebih megah dibanding rumahku itu.”Setelah berkata begitu, Alzard melirik Jenny. Melihat ekspresi wajah wanita di sampingnya. Jenny tampak hanya tersenyum sedikit.“Paling tidak di rumahmu ada Mami, kakak dan istrinya. Rumahku yang kamu bilang megah itu sangat sepi karena penghuninya selalu sibuk beraktifitas di luar rumah, bahkan saat akhir pekan.”“Sepertinya semua keluarga sama saja. Apalagi jika anak-anak sudah tumbuh dewasa pasti memiliki acara sendiri.”Kepala Jenny menoleh pada Alzard. “Tapi, saat itu di rumahmu bisa berkumpul lengkap. Bahkan kakakmu yang tinggal di luar negeri pun datang.”Senga
Baca selengkapnya

105. Minta Maaf

Jenny terlihat mengerjap sebentar lalu mengangguk. Setelahnya, wanita itu memilih memperhatikan jalanan di depan mereka.Sampai di supermarket, Alzard meminta Jenny memilih buah-buahan dengan dalih selama ini ia jarang melakukannya.“Biasanya aku pergi dengan Aurora dan dia lah yang memilih. Aku tinggal bawa keranjang saja.” Alzard menjelaskan pada Jenny.“Tetapi, aku juga tidak tau cara memilih buah yang bagus. Kita minta pegawainya saja, ya.”Saat menunggu pegawai mengambilkan buah-buahan, Alzard menemani Jenny mengambil beberapa makanan ringan. Wanita cantik itu terlihat beberapa kali bertanya pada pegawai tentang produk yang ia cari.“Memangnya kamu jarang berbelanja di supermarket?”Kan ada pelayan. Jadi, biasanya pelayan yang membeli semua kebutuhanku.”Semakin lama, Alzard semakin tidak menyukai Jenny. Memang wanita di sampingnya ini berasal dari keluarga kaya raya. Tetapi, dari cara bicaranya terlihat selalu membanggakan diri.Keberuntungan sedang berpihak pada Alzard. Saat me
Baca selengkapnya

106. Pemulihan Nama Baik

Urusan dengan Jenny berakhir. Wanita itu berjanji di depan keluarga Morgan untuk memperbaiki sikap. Semua ia lakukan karena ia memang menyukai Alzard.Esok paginya, Aurora dan Zack sudah berada di pesawat. Sesuai janji, mereka akan mengunjungi Kakek Viscout.Dalam penerbangan, Zack menyempatkan memeriksa email-email pekerjaan. Sementara Aurora bersandar santai sambil bermain games pada ponsel Zack.“Sayang,” panggil Zack.“Ya?” Aurora menjawab sambil tetap menatap layar ponsel. “Kenapa?”“Kamu mendapat tawaran lagi untuk photoshoot kosmetik produksi Kak Sacha. Ini aku sedang membaca penawarannya.”“Oke. Aku tunggu hasil renunganmu saja.” Aurora terkekeh sendiri mendengar pernyataannya.Tak lama kemudian, Zack menutup laptop. Aurora menoleh menatap suaminya.“Bagaimana? Boleh aku photoshoot lagi?”“Boleh. Kak Sacha sendiri yang mengirim email, j
Baca selengkapnya

107. Hukuman dari Tuhan

“Kita bisa membatalkannya, jika kamu ingin.” Zack berkata sambil mengamati Aurora yang sedang diberi alat perekam kecil di blusnya.“Kamu sudah mengatakan ini berpuluh kali dan aku akan tetap menjawab sama. Aku harus melakukannya.”“Well, maksudku, kita bisa saja menghindar, bukan?”“Sampai kapan, Zack? Aku tidak mau menyimpan masalah berlarut-larut.”Zack tetap menggeleng. Ia berkata, mereka bisa saja bersikap bahwa masalah ini tidak pernah ada. Yang terpenting sekarang, Trevor dan keluarganya tidak akan berani mendekati Aurora lagi.Namun begitu, Aurora tetap pada pendiriannya. Ia merasa harus bertemu dengan Trevor. Melihat sendiri bagaimana keadaan lelaki tersebut dan mendengar langsung penjelasannya.“Ya, sudah. Aku di ruang sebelah. Hati-hati.” Zack mengecup bibir sang istri sebelum keluar dari ruang pertemuan.Aurora memeluk Zack erat. Menempelkan sisi wajahnya di dada
Baca selengkapnya

108. Damai

“Kecuali … jika tanganmu jijik menyentuh kulitku. Mungkin orang lain bisa melakukannya untukmu. Zack pasti mau. Aku pasrah.”Aurora menggeleng samar. “Kamu benar-benar salah menilai kami. Zack bahkan tidak seperti yang kamu duga.”“Yang jelas ia sangat marah padaku, bukan?”Tidak ada yang tidak murka mendengar cerita malam itu. Jika keluarga Trevor bukanlah salah satu petinggi pemerintahan, bahkan semua sahabat Zack akan menyerbu kediaman Trevor.Mereka semua harus membela Zack sengan strategi. Untungnya berhasil hingga Zack hanya sebulan berada di penjara atas hukuman yang tidak pernah ia lakukan.“Ayolah, Aurora. Aku harus bagaimana agar kamu memaafkanku.” Manik mata Trevor kembali mengeluarkan air mata.“Sudah kubilang tadi bahwa aku memaafkanmu.”Dengan terisak, Trevor berkata, “Kenapa kamu begitu baik?”Tidak langsung menjawab, Aurora mengamati perawat meredakan emosi Trevor. Lelaki itu masih beruntung karena keluarganya kaya raya hingga bisa melakukan pengobatan terbaik.Aurora
Baca selengkapnya

109. Sama-Sama Keras

“Kakek,” sapa Aurora seraya mengintip di balik pintu kamar sang Kakek. “Sudah bangun?”“Apa yang kamu lakukan? Masuklah, Aurora.” Kakek Viscout menggeleng melihat sikap kekanakkan cucunya.Leonora tersenyum. Aurora melirik wanita cantik itu. Di balik senyum manisnya, ia tau ada duka di sana.Aurora naik ke ranjang Kakek Viscout, lalu berbaring miring. Lelaki tua itu sedang menggunakan masker oksigen. Tangan keriputnya terjulur untuk menggenggam tangan Aurora.“Biar aku saja yang menemani Kakek, Leonora. Kamu bisa istirahat atau melakukan hal lain.” Aurora berkata pada Leonora.Wanita cantik itu mengangguk, lalu berpamitan. Tinggallah Aurora berdua dengan sang Kakek.“Kakek, Aurora mau photoshoot lagi. Zack sudah memberi izin.”“Oh ya? Kapan?”“Dua minggu lagi. Kakek mau lihat Aurora difoto?”Dengan rinci, Aurora menceritakan proses pemotretan yang biasanya ia lakukan. Karena pemilik agensi sangat mengenal Zack, biasanya Aurora mendapat keistimewaan.“Zack memberikan banyak syarat dan K
Baca selengkapnya

110. Demi Sahabat

“Kamu mau cuti satu bulan dari tugas sosial kebangsawanan?” Kakek Viscout membaca lembar permohonan cuti Vigor.“Benar, Kakek. Aku mau berlibur sejenak.”Setelah membaca dan menimbang sejenak, tangan Kakek Viscout akhirnya membubuhkan tanda tangan. Seorang asisten kebangsawanan memberikan cap pada kertas tersebut yang artinya, Vigor diperkenankan cuti.“Mau ke mana?” Kakek Viscout mencoba memancing Vigor.“Aku dan sahabatku akan berlibur bersama. Seperti agenda kami setiap tahunnya.”“Beserta para istri?”Vigor menggeleng. Ia mengatakan acara tersebut sengaja mereka tetap adakan meskipun telah berumah tangga agar persahabatan mereka tetap erat.Tahun ini, para sahabat membuat liburan bersama dalam rangka menghibur Vigor.“Mmm … itu sebabnya, Zack meminta adiknya Alzard yang menemani Aurora photoshoot?”“Iya, benar, Kakek. Kami pergi hanya tiga hari. Para suami bucin itu juga tidak bisa terlalu lama berjauhan dengan keluarga masing-masing.” Vigor merujuk para sahabatnya.Kakek Viscout t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
26
DMCA.com Protection Status