Share

109. Sama-Sama Keras

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Kakek,” sapa Aurora seraya mengintip di balik pintu kamar sang Kakek. “Sudah bangun?”

“Apa yang kamu lakukan? Masuklah, Aurora.” Kakek Viscout menggeleng melihat sikap kekanakkan cucunya.

Leonora tersenyum. Aurora melirik wanita cantik itu. Di balik senyum manisnya, ia tau ada duka di sana.

Aurora naik ke ranjang Kakek Viscout, lalu berbaring miring. Lelaki tua itu sedang menggunakan masker oksigen. Tangan keriputnya terjulur untuk menggenggam tangan Aurora.

“Biar aku saja yang menemani Kakek, Leonora. Kamu bisa istirahat atau melakukan hal lain.” Aurora berkata pada Leonora.

Wanita cantik itu mengangguk, lalu berpamitan. Tinggallah Aurora berdua dengan sang Kakek.

“Kakek, Aurora mau photoshoot lagi. Zack sudah memberi izin.”

“Oh ya? Kapan?”

“Dua minggu lagi. Kakek mau lihat Aurora difoto?”

Dengan rinci, Aurora menceritakan proses pemotretan yang biasanya ia lakukan. Karena pemilik agensi sangat mengenal Zack, biasanya Aurora mendapat keistimewaan.

“Zack memberikan banyak syarat dan K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   110. Demi Sahabat

    “Kamu mau cuti satu bulan dari tugas sosial kebangsawanan?” Kakek Viscout membaca lembar permohonan cuti Vigor.“Benar, Kakek. Aku mau berlibur sejenak.”Setelah membaca dan menimbang sejenak, tangan Kakek Viscout akhirnya membubuhkan tanda tangan. Seorang asisten kebangsawanan memberikan cap pada kertas tersebut yang artinya, Vigor diperkenankan cuti.“Mau ke mana?” Kakek Viscout mencoba memancing Vigor.“Aku dan sahabatku akan berlibur bersama. Seperti agenda kami setiap tahunnya.”“Beserta para istri?”Vigor menggeleng. Ia mengatakan acara tersebut sengaja mereka tetap adakan meskipun telah berumah tangga agar persahabatan mereka tetap erat.Tahun ini, para sahabat membuat liburan bersama dalam rangka menghibur Vigor.“Mmm … itu sebabnya, Zack meminta adiknya Alzard yang menemani Aurora photoshoot?”“Iya, benar, Kakek. Kami pergi hanya tiga hari. Para suami bucin itu juga tidak bisa terlalu lama berjauhan dengan keluarga masing-masing.” Vigor merujuk para sahabatnya.Kakek Viscout t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   111. Liburan

    “Selamat datang di Pulau Chantal.” Louis melebarkan tangannya saat mereka mendarat di pulau tersebut.Dengan menggeret koper masing-masing, para sahabat mengekori Louis. Lelaki itu memimpin perjalanan menuju villa yang mereka sewa. Lalu tangan Louis terentang lebar.Detik berikutnya, para sahabat melihat Louis berpelukan dengan wanita berpakaian transparan tanpa penutup dada. Rambut keriting panjang berwarna hitamnya tampak menambah keeksotikan pemiliknya.“Louis, senang sekali melihatmu kembali.” Suara wanita itu mendayu mesra pada Louis yang langsung tergelak.Para sahabat mengerutkan kening. Terkejut oleh sambutan yang mereka terima dan tidak mengerti apa yang Louis tertawakan.Elvis berbisik pada Zack. “Gawat ini. Apa Lily tau kelakuan suaminya begini?”“Jangan khawatirkan Louis. Kita seharusnya mengkhawatirkan diri sendiri. Apa pendapat istri-istri kita jika mereka tau kita ternyata berada di pulau yang para wanitanya tidak mengenakan penutup dada.” Zack balas berbisik.Mereka ma

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   112. Pemotretan

    “Louis! Bangun!” teriak Zack sambil menepuk-nepuk kaki sahabatnya yang masih tidur nyenyak.“Hem.” Desahan kecil terdengar dari mulut Louis.“Bangun! Mana Vigor?” Kali ini Elvis yang bertanya dengan nada khawatir.“Tidak ada di seluruh villa. Aku sudah mencarinya!” Zavian yang ditugaskan berkeliling villa mencari Vigor datang tergesa ke kamar Louis.“Kau gila, Louis! Apa Vigor benar-benar bermalam dengan wanita pulau hingga tidak pulang ke villa semalam?” Teriakan Zack tidak membuat Louis bangun hingga membuat ketiga sahabatnya kesal.Zavian dan Elvis memaksa Louis bangun. Mereka menarik lengan Louis lalu mendudukkan lelaki yang masih terpejam matanya itu. Elvis lalu memukul-mukul pipi Louis.“Bangun! Atau kutelepon Lily dan mengatakan padanya bahwa kau menonton stripper semalam!”Louis membuka matanya mendengar ancaman Zack. Lelaki itu memicingkan mata menatap ketiga sahabatnya yang berwajah garang.“Aku tidak tau di mana Vigor.” Dengan suara parau, Louis akhirnya menyahut.“Kau bers

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   113. Jauhi Istriku!

    Jenny sampai datang ke luar negeri untuk melihat pemotretan Aurora. Bukan sekedar untuk mendekatkan diri dengan Alzard yang sedang menggantikan Zack. Namun, ia juga merasa memiliki kesempatan untuk bisa berkenalan dengan agensi modelling.Mereka tiba di rumah Zack yang mewah. Lagi-lagi, Jenny berdecak kagum. Dalam hati mendesah, mengapa Aurora sangat beruntung?“Ini rumah Zack dan Aurora. Jika aku dan Mami berada di negara ini, biasanya kami tinggal di sini.” Alzard menjelaskan pada Jenny.Clara menyambut mereka. Ia lalu sibuk bertanya tentang pemotretan Aurora. Alzard memperlihatkan beberapa hasil foto pada Mami-nya.“Cantik sekali putri sekaligus menantu Mami.” Clara memuji Aurora.“Terima kasih Mami yang cantik juga. Aku permisi mau bersih-bersih dulu.” Aurora mencium pipi Clara lalu berjalan ke kamarnya.Jeff, pelayan setia Zack datang dan menawarkan makanan dan minuman ringan. Clara mengangguk lalu me

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   114. Gairah yang Hilang

    Vigor duduk sendirian di depan villa. Ingatannya berputar kembali saat sebelum berangkat, ia, Zack dan Elvis berkunjung ke kediaman Leonora.Dengan santun—setelah berbasa-basi, Vigor mengatakan terus-terang bahwa ia mencintai Leonora. Kedua orang tua Leonora tentu saja sangat terkejut. Namun begitu, Vigor juga berkata bahwa ia tidak mendesak keputusan orang tua tersebut untuk menerimanya.Dan tentu saja ayah Leonora menolak mentah-mentah cinta tulus Vigor pada putrinya. Tegas ia berkata bahwa Vigor terlambat karena mereka sudah menerima lamaran keluarga bangsawan lain.Ucapan Elvis dan Zack yang mendukung Vigor hanyalah dianggap angin oleh ayah Leonora. Meskipun lelaki setengah baya itu sedikit gentar mengingat gelar bangsawan Elvis dan Zack merupakan gelar para pejuang.“Terima kasih atas kejujuranmu. Aku menghargai itu.” Amora, Ibu Leonora menjabat tangan Vigor dengan tatapan terharu.“Maafkan atas ketidaksopananku. Aku hanya ingin perasaan ini sedikit lega karena telah meminta Leon

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   115. Demi Cinta

    “Jadi benar kamu juga mencintai Vigor?”Leonora menunduk mendapat pertanyaan dari ayahnya. Sementara Aurora yang duduk di sampingnya melirik dan mengangguk, memberi kode agar Leonora berani menjawab dengan jujur.“Iya, Papa. Nora mencintai Vigor.” Lenonora berkata sambil tetap menundukkan kepala.Hembusan napas berat terdengar dari hidung ayah Leonora. Tanpa berkata-kata lagi, lelaki itu keluar dari ruang keluarga.Saat ini Aurora sedang mengantar Leonora pulang ke rumahnya. Ia berhasil membujuk Leonora untuk memperjuangkan cintanya pada Vigor. Meskipun, kecil kemungkinan keluarga Leonora merestui.Leonora kini menangis di bahu Aurora. Ibunya menghampiri dan mengelus rambut sang putri. Aurora yang merasa Leonora butuh bicara empat mata pada ibunya memilih keluar dari ruangan.“Terima kasih, Lady Aurora.” Dengan santun ibu Leonora menunduk pada Aurora sebelum ia pergi.Leonora menatap sendu sang ibu yang tersenyum prihatin padanya. Sesaat tidak ada kata yang keluar dari wanita berwajah

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   116. Rencana Baru

    “Kita harus menjaga Vigor. Dia tidak boleh sendirian.” Zack berkata pada para sahabatnya.Saat ini mereka sedang menunggu Vigor. Salah satu pegawai villa memberi informasi sahabat mereka itu sedang berada di restoran bersama Chantal.“Jangan terlalu khawatir. Chantal tidak seliar yang kalian duga.” Louis berkata santai.“Tidak liar bagaimana? Wanita berkeliaran tanpa busana, kau bilang tidak liar? Otakmu mulai geser, Lou!” Elvis menggeleng tak setuju dengan pernyataan Louis.“Hey, dia pakai baju.” Louis terkekeh.“Kau sebut yang dipakainya itu baju? Sebenarnya apa definisi baju untukmu? Sesuatu yang dipakai di tubuh tetapi kau masih bisa melihat isinya?” Zavian menyindir sinis.“Apa yang kalian ributkan?”Saking seriusnya bertengkar dan saling menyindir, mereka tak sadar Vigor datang. Lelaki itu dengan santai duduk di samping Zack dan merangkul bahu sahabatnya.

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   117. Sudah Siap

    "Mereka belum keluar juga?" Kakek Viscout bertanya pada Leonora yang menemaninya sarapan."Belum, Kakek. Sepertinya mereka tidak perlu ditunggu." Leonora membalas dengan senyum santun.Lelaki tua itu menggeleng dan tersenyum bersamaan. Sudah tiga hari Zack dan Aurora mengurung diri di kamar. Makanan mereka pun selalu diantar para pelayan.Tidak ada yang melihat keduanya keluar dari kamar sejak Zack kembali dari berlibur. “Ya, sudah. Kamu temani Kakek ke gedung parlemen bangsawan. Tetapi, tidak perlu ikut rapat. Jadi, setelah Kakek masuk, kamu menunggu di perpustakaan saja.” Kakek Viscout memerintah pada Leonora.“Mmm … apa boleh Leonora bertemu teman yang bekerja di sana?”“Tentu boleh.” Kakek Viscout mengangguk.Mereka kemudian sarapan tanpa banyak bicara lagi. Hanya suara pelan pelayan yang menawarkan makanan yang terdengar.Di dalam kamar, Aurora sedang duduk berhadapan di pangkuan Zack. Wanita cantik itu sedang serius mencukur bulu-bulu di wajah sang suami."Tiga hari saja tidak

Bab terbaru

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

DMCA.com Protection Status