Share

117. Sudah Siap

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mereka belum keluar juga?" Kakek Viscout bertanya pada Leonora yang menemaninya sarapan.

"Belum, Kakek. Sepertinya mereka tidak perlu ditunggu." Leonora membalas dengan senyum santun.

Lelaki tua itu menggeleng dan tersenyum bersamaan. Sudah tiga hari Zack dan Aurora mengurung diri di kamar. Makanan mereka pun selalu diantar para pelayan.

Tidak ada yang melihat keduanya keluar dari kamar sejak Zack kembali dari berlibur.

“Ya, sudah. Kamu temani Kakek ke gedung parlemen bangsawan. Tetapi, tidak perlu ikut rapat. Jadi, setelah Kakek masuk, kamu menunggu di perpustakaan saja.” Kakek Viscout memerintah pada Leonora.

“Mmm … apa boleh Leonora bertemu teman yang bekerja di sana?”

“Tentu boleh.” Kakek Viscout mengangguk.

Mereka kemudian sarapan tanpa banyak bicara lagi. Hanya suara pelan pelayan yang menawarkan makanan yang terdengar.

Di dalam kamar, Aurora sedang duduk berhadapan di pangkuan Zack. Wanita cantik itu sedang serius mencukur bulu-bulu di wajah sang suami.

"Tiga hari saja tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   118. Kejutan

    Saat Aurora akan berpamitan, Kakek Viscout ternyata sudah berangkat ke parlemen bangsawan. Ia hanya menitipkan pesan kepada pelayan bahwa ia kan pergi dengan Zack.Aurora dan Zack kini menunggu di sofa nyaman di sebuah klinik pribadi milik seorang dokter kandungan. Zack sengaja tidak membawa istrinya ke rumah sakit agar privasi mereka tetap terjaga.Meski begitu, ada saja yang mengenali Aurora. Untungnya semua pasien di klinik itu terlihat mengerti tentang menjaga privasi masing-masing karena mereka juga orang-orang yang cukup terkenal.“Menurut yang aku baca, dokter ini adalah salah satu dokter termuda yang berprestasi. Ia seringkali membantu kelahiran yang sulit.” Zack berbisik pada istrinya.“Oh, pantas saja pasiennya cukup banyak.”Zack mengangguk. “Menurut informasi, dokter ini juga memiliki darah bangsawan dari ibunya.”Spontan, Aurora menoleh dan memicingkan mata pada sang suami. “Darimana kam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   119. Mencari Informasi

    Dalam perjalanan kembali ke kastil, Aurora dan Zack masing-masing mengemukakan pendapat. Penampakan Henry dan Farah di restoran membuat mereka berspekulasi macam-macam."Siapa tau mereka bersaudara?""Atau bersahabat?"Tetapi kemudian baik Aurora maupun Zack menggeleng. Dilihat dari interaksi keduanya, mereka ragu Henry dan Farah bersaudara ataupun bersahabat.Tidak mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di pikiran, akhirnya Aurora dan Zack memutuskan menunda diskusi.Kakek Viscout telah kembali dari parlemen kebangsawanan. Lelaki tua itu tersenyum melihat Aurora dan Zack yang baru saja pulang."Kakek." Aurora menyapa lalu menghampiri Kakek Viscout.Zack mengamati kakek dan cucunya yang saling berpelukan dan mencium pipi masing-masing."Kalian sudah makan?" Kakek Viscout bertanya seraya menatap Aurora dan Zack bergantian."Sudah, Kek." Berbarengan Aurora dan Zack menjawab.Kakek Viscout mengan

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   120. Peran Pengganti

    Kakek Viscout menyadari perubahan yang terjadi pada cucunya. Aurora terlihat datar dan lebih pendiam.Saat dokter kandungan datang dan banyak bertanya tentang usaha apa saja yang sudah mereka lakukan agar dapat hamil, Zack lebih banyak menjawab. Sementara Aurora hanya mengangguk dan tersenyum tipis.Selesai menerima tamu, Aurora langsung berpamitan dan kembali ke kamar. Zack hanya bisa mengembuskan napas berat lalu turut mengantar kepulangan dokter hingga ke pintu kastil bersama Kakek Viscout.Tatapan Kakek Viscout menuntut penjelasan tentang perubahan sikap cucunya pada Zack. Lelaki tampan itu kembali mengembuskan napas berat dan menceritakan tentang kemungkinan ia dan Aurora akan menjalani hubungan jarak jauh.“Kakek juga tidak setuju!” Lelaki tua itu dengan tegas berkata.“Jadi, menurut Kakek aku harus bagaimana?” Zack mendesah serba salah.Melalui gerak tangan, Kakek Viscout memberi kode untuk mengikutinya ke ruan

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   121. Tugas Pertama

    Baru kali ini, Zack bekerja sebagai bangsawan. Ia menemani Aurora melakukan kunjungan ke sebuah pusat pendidikan anak-anak.Saat mobil berhenti, telah banyak orang yang menanti di depan gedung. Bahkan ada yang membawa karangan bunga.Zack turun lebih dulu. Ia memutari mobil dan mengulurkan tangan untuk membantu Aurora keluar dari mobil.Seketika suara riuh rendah memanggil-manggil nama Aurora. Sejak diumumkan bahwa cucu satu-satunya bangsawan Adorra telah kembali memang banyak sekali yang penasaran.“Aku mau menyapa mereka.” Aurora berbisik pelan pada sekertaris di sampingnya yang langsung mengangguk dan mengarahkan jalan.Sambil tetap menjaga Aurora dari belakang, Zack memperhatikan sekitar. Begitu banyak yang ingin menyalami Aurora. Hingga kemudian ia mendengar namanya disebut.“Sir Zackery. Sir, tolong berikan ini pada Lady Aurora!” teriakan itu terdengar oleh Zack.Setelah berkordinasi dengan keamanan, akhi

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   122. Negosiasi

    Dua lelaki duduk berhadapan. Masing-masing berwajah ningrat dan memiliki kelebihan yang unik. Mereka menyesap teh dengan sikap elegan."Jadi, kau tau hubunganku dengan Farah?""Anda juga tau hubunganku dengan Leonora."Vigor dan Henry bertemu dalam sebuah kompetisi bisnis. Vigor dibantu sahabat-sahabatnya memenangkan project tersebut.Sebelumnya, Zack sudah memancing agar Henry ikut dalam kompetisi dan berhasil. Lelaki ningrat itu bertaruh banyak namun gagal karena Vigor yang unggul.Saat ini keduanya bertemu. Henry cukup terkejut mendapati kenyataan bahwa saingannya adalah Vigor."Aku tidak bisa menarik lamaranku pada Leonora." Henry bisa menebak dengan tepat arah pertemuan yang diprakarsai Vigor."Lalu, Farah? Anda mencintainya, tetapi membuatnya terluka?""Farah tidak keberatan.""Belum. Cinta akan memudar jika tidak diprioritaskan."Kedua bangsawan muda itu saling berdebat. Demi nama keluarga, Henry mengatakan tak mungkin membatalkan lamaran.Namun, Vigor tidak langsung percaya be

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   123. Pantas untuk Diperjuangkan

    "Bugh, bugh."Aurora memukul pelan lengan atas Zack. Wanita itu sangat gemas mendengar cerita bagaimana Zack bicara pada Leonora."Jahat! Pantas saja, wajah Leonora terlihat shock begitu. Kasihan,'kan.""Aku juga kesal dengan sikapnya, Sayang. Masa pasrah begitu dengan perjodohan."Aurora mengembuskan napas panjang. Memang benar juga yang diucapkan Zack. Leonora seperti tidak ada berjuang sama sekali untuk menyatukan cintanya dengan Vigor."Kamu saja saat itu menolak kita berhubungan sembunyi-sembunyi. Seringkali kamu ingin mengungkapkan pada keluarga bahwa kita sudah bersama dan saling mencintai. Seharusnya jika Leonora benar-benar mencintai Vigor, paling tidak ia menunjukkan sikap tegasnya." Panjang lebar Zack berpendapat."Iya, itu ada benarnya. Tetapi, kamu juga harus mengerti posisi Leonora yang seorang putri bangsawan. Sejak lahir, mereka seperti sudah ditentukan takdirnya oleh keluarga."Zack mengerutkan kening mendengar pernyataan Aurora. Ia menggeleng tak setuju. Baginya kini

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   124. Gelar Kehormatan

    Vigor mengerutkan kening. Ia baru saja datang ke kastil bangsawan Adorra. Saat masuk ke ruang keluarga, ia melihat Kakek Viscout, orang tuanya, Aurora dan Zack berkumpul.Mereka hanya berbasa-basi sejenak. Setelahnya, Kakek Viscout mengulurkan sebuah berkas yang langsung dibaca Vigor.Kening Vigor kembali berkerut dalam. Ia memandang Kakek Viscout dengan mata terharu. Kemudian melipat surat tersebut.“Apa aku pantas menerima ini, Kakek?” Dengan sikap tegap dan menghadap Kakek Viscout, Vigor menunduk dalam.Kakek Viscout memegang bahu Vigor dan membalas, “Kamu selalu ada selama pencarian cucuku. Tidak pernah bosan, menolak, bahkan selalu mendukung dan memotivasi jika aku menyerah dan putus asa.”Lelaki tua itu lalu menatap Aurora dengan mata berkaca-kaca. “Kamu juga yang akhirnya menemukan petunjuk tentang keberadaan Aurora, cucuku.”Dengan data perjuangan Vigor itulah, Kakek Viscout mengajukan pada parlemen kebangsawanan untuk memberi gelar kehormatan pada Vigor. Juga untuk mengangkat

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   125. Perdebatan

    Dengan bergabungnya Vigor menjadi bangsawan Adorra, kini Aurora bisa membagi tugas. Vigor akan lebih aktif menggantikan Aurora saat wanita itu harus mengikuti suaminya bekerja.“Terima kasih karena Kakek mengizinkan Aurora untuk ikut bersamaku.” Zack berkata pada Kakek Viscout.Saat ini Aurora dan Vigor sedang mengadakan kunjungan sosial ke berbagai yayasan sosial. Zack menemani Kakek Viscout membereskan beberapa file kebangsawanan di runag kerja kastil.“Salah satu alasan Kakek mengangkat Vigor juga karena mempertimbangkan rumah tangga kalian. Kakek tidak ingin kalian menjalani hubungan jarak jauh.”“Ya. Vigor sudah mengatakan padaku bahwa beberapa tugas Aurora akan dialihkan kepadanya.”Sambil mengangguk, Kakek Viscout menyerahkan dua buah buku passport kepada Zack.“Ini passport diplomatik. Jika Aurora melakukan kunjungan ke negara lain dalam rangka menghadiri kegiatan sosial kebangsawanan kalian bisa menggunakan passport tersebut.”Zack memeriksa passport tersebut. Sangat terkesan

Bab terbaru

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

DMCA.com Protection Status