"Ovariumnya atau indung telurnya terluka, kita tidak menyebutnya parah. Namun kami yakin, hal itu bisa jadi hambatan saat kalian ingin punya anak. Stop pil KB-nya. Kalau Nadine bisa hamil, biarkan saja. Usiamu berapa, sudah waktunya punya anak."Rafael termenung di sisi tempat tidur Nadine. Lelaki itu terus menggenggam tangan Nadine yang masih tidur, lebih tepatnya ditidurkan. Kenapa hal ini terjadi lagi? Kenapa orang yang dekat dengannya selalu terluka.Apa ini sebuah kutukan? Kakaknya, adiknya, istrinya malah dua kali atau entah berapa kali terluka. Juga orang itu bahkan sampai meninggal, jadi korban pelampiasan emosinya. Semua karena dirinya.Apa dirinya pembawa sial? Tanya itu kembali muncul, seiring dengan jiwa Rafael yang bergejolak. Dia tidak mau hal ini terjadi, dia hanya ingin hidup tenang, tidak lebih. Tapi kenapa? Musibah itu datang silih berganti, bahkan terjadi di depan mata."Maafkan aku," lirih Rafael dengan netra kelamnya mula berembun."Aku tidak mau melukai kalian, t
Last Updated : 2024-09-13 Read more