Semua Bab Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya: Bab 181 - Bab 190

229 Bab

BAB SERATUS DELAPAN PULUH SATU

Rafael melengkungkan bibir, duduk dengan santai seraya melihat ke arah Mega yang hanya memandang sekilas pria yang berdiri di hadapannya."Setidaknya aku bertemu di keramaian, tidak di kamar berduaan," jawaban Rafael telak membakar emosi David juga Eva yang berdiri di sisi lain ruangan. Mencoba sembunyi, tapi ternyata Rafael cukup jeli menyadari jika David tidak akan pergi ke tempat ini tanpa tujuan.David sendiri sudah Rafael pindahkan ke sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan alat-alat kesehatan juga distribusi obat. Satu bidang yang akan sangat mendukung profesi Mega. Rafael berharap, suatu hari David bisa meng-handle hospitalisasi bersama Reva sang adik."Kau ...."Kalimat David terpotong ketika Rafael mengangkat tangan, pertanda dia tidak mau mendengar ucapan apapun dari sang sepupu."Apa jadinya jika istrimu tahu kalian bertemu diam-diam," David rupanya telah mengambil foto Rafael dan Mega yang tengah duduk berdua meski berbeda tempat. Pria itu lantas mengirimkanny
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH DUA

Nadine memasukkan ponsel ke dalam tas begitu membalas pesan David. Nadine tidak boleh terpengaruh apapun itu yang berasal dari David. Pria itu plin plan, apalagi ada Eva di belakang David saat ini."Isinya pasti rayuan maut, bisik-bisik pitenah. Kayak gak ada yang lain aja buat kamu ajakin bobo bareng. Eva lagi, Eva lagi. Demen bener sama yang bekas kalau ada yang original punya depan mata."Nadine ngedumel sepanjang sisa waktu kerja. Hari ini dia harus pulang ke rumah Hermawan. Rencana pernikahan Sita dan Sandy tinggal menghitung hari. Pria itu memang tidak mau menunggu lebih lama lagi. Sandy berujar, sudah lumutan nungguin dari zaman lamaran sampai kata oke meluncur dari bibir Sita untuk segera disahkan secara agama dan negara.Rencananya akhir minggu nanti akad akan digelar dengan resepsi bakal dihelat dua minggu setelahnya. Sandy ingin resepsi di rumahnya sendiri sekalian peresmian kediamannya yang baru.Saat itu juga Rafael berniat mengumumkan pada publik siapa istrinya. Tentunya
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH TIGA

"Ibu tetap tidak setuju!""Tidak setujunya di mana?"Sandy memijat pelipisnya, bersamaan dengan Nadine dan Rafael yang muncul dari arah depan. "Kenapa?" Nadine berbisik, menilik orang tuanya yang tampak berdebat sendiri."Soal mahar," balas Sandy dengan wajah mendung."Ibu tidak mau yang mencolok, sederhana tapi bernilai," tambah Sandy tak lama kemudian."Emang mau kamu kasih apa?""Rumah itu mau aku kasihkan atas nama Sita, tapi ibu bilang berlebihan."Percakapan bisik-bisik Rafael, Nadine dan Sandy terjeda ketika dari arah Hermawan dan Heni ketegangan perdebatan keduanya makin meningkat. Sita yang sejak tadi mencoba menengahi tidak berhasil melerai adu argumen dua orang tuanya."Ehem, makan dulu, Pak, Bu."Kalimat Rafael sontak membuat dua orang itu menoleh, baru sadar akan kedatangan putri dan menantunya."Cicipi dulu, ini enak. Aman buat jantung, Bapak dan darah tinggi Ibu." Nadine meletakkan seporsi seblak di depan Hermawan dan Heni. Juga martabak serta siomay yang sudah dipinda
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH EMPAT

Keriwehan kantor kembali jadi makanan Nadine dan yang lain. Mereka benar-benar sibuk. Apalagi untuk Rafael, Nadine, Sandy dan Rion. Keempatnya harus kerja ekstra keras. Sebab mereka punya rencana mengambil cuti di hari yang sama. Saat Sandy dan Sita menikah.Tak pelak hal ini membuat kesibukan mereka bertambah. Semua hal harus diselesaikan sebelum hari itu. Nadine dan Rafael makin sering keluar bersama. Imbasnya, gosip miring itu makin santer berhembus. Bahkan di lantai dua puluh lima sendiri. Beberapa staf sudah mulai berbisik-bisik jika ada waktu luang. Saling melempar kode untuk membahas bos mereka. Hal ini membuat Rey dan Tia sempat dilanda emosi.Namun keduanya belum bicara pada Nadine terkait hal ini. Mereka tahu, Nadine dilanda kerepotan tingkat tinggi. Sibuk bekerja juga riweuh membantu mengurusi persiapan pernikahan Sita. Tia tentu mengetahui hal ini dibanding siapapun.Perempuan itu bahkan beberapa kali juga terlibat, dimintai pendapat soal ini dan itu. Tia jelas tidak kebe
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH LIMA

H-1 sebelum pernikahan Sita. Seharusnya Nadine sudah tidak masuk kerja. Namun apalah daya ketika Rafael mengirim pesan, dia minta ditemani untuk menemui tuan Chen, klien yang dari Cina hari itu.Nadine datang ke kantor hampir pukul sembilan. Dia pikir tidak ngantor jadi dia hanya menyiapkan keperluan Rafael lalu membantu sang ibu yang sibuk di dapur. Tidak banyak yang diundang ke akad nikah Sita, mengingat rumah mereka memang tidak besar. Namun resepsi akbar Sandy siapkan dengan mengundang warga komplek perumahan tempat tinggal Hermawan. Kedatangannya langsung mendapat tatapan tidak suka dari Rena. Nadine tidak peduli, sesuai saran dari Rafael, abaikan saja mereka. Seperti yang Nadine lakukan saat ini. Dia diam saja ketika Rena terus menatapnya. Perempuan itu tidak mengajaknya bicara, dia pun tidak mau repot-repot membuang tenaga untuk mencari perhatian.Dulu dia sudah kenyang dibuli dan dicemooh, setidaknya sekarang dia lumayan siap mental untuk menghadapi semua itu. "Ya, halo." R
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH ENAM

Rafael dipaksa berlari sejak keluar dari lift menuju mobil yang sudah Rion persiapkan. Lelehan darah segar terlihat dari paha Nadine terus melewati betis wanita itu. Bagaimana Rafael tidak panik, ditambah wajah Nadine mulai pucat sejak mereka masuk lift di lantai dua puluh lima."Raf ....""Ssst, diam. Maafkan aku, lagi-lagi karena aku kamu terluka. Kutukan kali ya jadi istriku."Ingin rasanya Nadine tertawa, tapi yang keluar justru ringisan kesakitan. "Iyalah, kutukan. Kan lakinya dari pertama suka bohong.""Iya, iya, aku minta maaf untuk itu. Enggak-enggak lagi bohongin kamu, takut kualat aku." Rafael berulang kali mencium kening dan kepala Nadine. Rasa sakit itu masih terasa, bahkan makin menjadi. Namun dalam pelukan Rafael, Nadine merasakan nyaman, hingga dia sanggup menahan rasa itu sampai mereka sampai di rumah sakit lima belas menit kemudian. Di mana ada Reva yang langsung menyambut kedatangan kakak dan kakak iparnya."Sakit, Re," rintih Nadine. Perempuan itu tertegun sejenak
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH TUJUH

"Ovariumnya atau indung telurnya terluka, kita tidak menyebutnya parah. Namun kami yakin, hal itu bisa jadi hambatan saat kalian ingin punya anak. Stop pil KB-nya. Kalau Nadine bisa hamil, biarkan saja. Usiamu berapa, sudah waktunya punya anak."Rafael termenung di sisi tempat tidur Nadine. Lelaki itu terus menggenggam tangan Nadine yang masih tidur, lebih tepatnya ditidurkan. Kenapa hal ini terjadi lagi? Kenapa orang yang dekat dengannya selalu terluka.Apa ini sebuah kutukan? Kakaknya, adiknya, istrinya malah dua kali atau entah berapa kali terluka. Juga orang itu bahkan sampai meninggal, jadi korban pelampiasan emosinya. Semua karena dirinya.Apa dirinya pembawa sial? Tanya itu kembali muncul, seiring dengan jiwa Rafael yang bergejolak. Dia tidak mau hal ini terjadi, dia hanya ingin hidup tenang, tidak lebih. Tapi kenapa? Musibah itu datang silih berganti, bahkan terjadi di depan mata."Maafkan aku," lirih Rafael dengan netra kelamnya mula berembun."Aku tidak mau melukai kalian, t
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH DELAPAN

"Mereka kenapa lagi, perasaan kemarin sudah oke. Kenapa sekarang kelihatannya Nadine marah?"Rion berbisik melihat Rafael dan Nadine duduk di barisan depan kursi yang disiapkan untuk anggota inti keluarga Hermawan. Akad nikad Sandy dan Sita akan dimulai beberapa saat lagi.Nadine dan Rafael memang terlihat baik-baik saja. Namun bagi yang jeli, jelas dua orang itu sedang perang dingin. Keduanya turut menyambut tamu yang hadir, terutama Paramita, Reva dan Rion juga Arya yang secara mengejutkan mau datang.Plus Mega dan David yang juga datang berdua, tapi tetap membentang jarak ribuan mil antara keduanya."Rafael terpaksa ngaku soal pil KB yang dikonsumsi Nadine setahun ini," bisik Reva."Oalah pantas, ngamuk lagi. Itu belum keadaan kemarin kan?"Reva mengangguk. Maksudnya Rafael belum memberitahu kondisi ovarium Nadine yang sedang bermasalah. Pria itu mungkin tidak akan membuka yang satu ini. Rafael sendiri secara pribadi telah bicara pada Paramita terkait kondisi Nadine.Perempuan itu
Baca selengkapnya

BAB SERATUS DELAPAN PULUH SEMBILAN

"Saya minta maaf atas ketidaknyamanannya."Begitu yang Rafael ucapkan saat dia terpaksa memboyong seluruh keluarga Nadine plus pengantin baru ke rumahnya, gegara akad nikah Sandy dan Sita berubah ricuh.Sejumlah warga yang mengenali Rafael sebagai orang kaya, pemilik DA Grup yang terkenal tajir melintir, mulai merangsek masuk ke area rumah Hermawan.Jika mereka tertib, Rafael tidak masalah. Persoalannya, beberapa berubah anarkis, mereka merusak gerbang, main terobos masuk rumah, hanya untuk bertemu, melihat dia dan keluarganya.Keluarga Rafael memang tidak menyembunyikan diri dari publik. Mereka kerap tampil di banyak acara yang dihelat untuk umum. Hanya saja Rafael memang tidak pernah ada, baru beberapa bulan ini dia kembali menduduki posisinya sebagai CEO di kantornya. Belum sempat bersua muka dengan media, apalagi memperkenalkan istrinya ke khalayak ramai.Terang saja kemunculan Rafael di tengah komplek perumahan kelas menengah menarik perhatian warga yang melek berita. Mereka ten
Baca selengkapnya

BAB SERATUS SEMBILAN PULUH

Satu tamparan mendarat di wajah David. Saking kuatnya, hingga bunyi kulit bertemu kulit terdengar nyaring untuk keduanya. Nadine menatap tajam pada David, napasnya memburu menahan amarah yang terpatik karena ulah David barusan."Kau lancang menciumku!" Suara Nadine berdesis penuh emosi tertahan.Sementara David hanya diam membatu dengan rasa perih serta panas menyebar dari pipi ke seluruh wajah. "Dengar David De Angelo. Kisah kita sudah lama tamat, tidak akan ada sequel dalam bentuk apapun. Kau harus ingat kalau kau sendiri yang mengakhiri hubungan kita bukan aku. Mulai saat ini, menjauh dariku. Aku tidak mau melihatmu lagi!" Nadine berbalik arah, dua tangannya mengepal menahan gebu hati yang ingin menghajar pria di belakangnya. Sekuat hati Nadine menahan, demi menjaga perasaan Mega. Dia yakin, perempuan itu sangat tertekan dengan kelakuan David."Kau dengar ucapanku, Nad. Akan ada kesempatan di mana Rafael sendiri yang bakal membuangmu, aku pastikan. Dan itu tidak lama lagi."Nadin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status