All Chapters of Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita: Chapter 31 - Chapter 40

220 Chapters

Jangan sampai Jatuh Cinta

“Meera, tenanglah, ada aku di sini. Atur napasmu,” ujar Kaisar. Pria itu segera meletakkan senter yang ia bawa di lantai, agar bisa menopang tubuh Almeera. Dari temaram cahaya senter, Kaisar bisa melihat gadis itu belum mengenakan apa-apa. Buru-buru, ia menyambar handuk yang terletak di wastafel untuk menutupi tubuh polos Almeera. Tanpa memikirkan satu tangannya yang masih terluka, Kaisar segera menggendong gadis yang sedang tak berdaya itu menuju ke kamar. Beruntung, ia sempat menyalakan senter ponselnya di atas meja untuk menerangi kamar. Meski tidak tidak terlalu terang, tetapi cukup untuk memandu jalannya menuju ke tempat tidur. Dengan hati-hati, Kaisar lantas merebahkan Almeera di atas ranjang lalu menyelimuti tubuh gadis itu dengan bed cover. “Aku akan mengambil senter dan bajumu sebentar,” kata Kaisar.Almeera melihat kepergian Kaisar sembari meringkuk di bawah bed cover. Ia tidak menyangka lagi-lagi Kaisar-lah yang muncul sebagai pahlawan di kala ia terjebak dalam kesulita
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Tolong Bawa Almeera Pulang!

Di kampung, Gayatri baru selesai membuat makan malam sederhana untuk dirinya sendiri. Biarpun ia masih mencemaskan kondisi Almeera, paling tidak sudah ada Mirza yang bersedia mencari sang cucu. Apalagi, Mirza juga sudah mengakui perasaannya terhadap Almeera. Lelaki muda itu telah berjanji akan segera menemukan Almeera, lalu menikahinya atas restu dari Gayatri. Sembari memikirkan kebahagiaan sang cucu, Gayatri pun meletakkan nasi goreng buatannya di atas meja. Baru saja ia hendak makan, terdengar suara ketukan yang berulang di pintu. Sontak, jantung perempuan tua itu berdebar kencang. Ia takut bila Kasman datang untuk mengganggunya lagi. Atau mungkin Harsono yang sengaja berkunjung di malam hari, demi memaksanya memberitahukan keberadaaan Almeera. Meski begitu, Gayatri tidak akan pernah membuka mulut sedikit pun. Mendengar bunyi ketukan yang tidak berhenti, Gayatri terpaksa berjalan menuju ke pintu. Ia sudah bersiap untuk menghadapi para penjahat yang berniat mencelakai Almeera. Tak
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Hanya Khayalan

Sembari melepaskan pelukannya, Kaisar berpikir bagaimana caranya supaya Almeera berhenti menangis. Pasalnya, suara gadis itu membuatnya sulit untuk memejamkan mata. Entah mengapa Almeera tidak berhenti mengusik ketenangannya, bahkan dalam kondisi tidur sekalipun. Andai saja Almeera tidak dalam kondisi lemah, mungkin dia akan segera membangunkan gadis tersebut. “Nenek ….”Mendengar suara Almeera yang mengigau, Kaisar menebak bila gadis ini bermimpi mengenai neneknya. Pastilah di dalam hati Almeera masih mencemaskan kondisi sang nenek di kampung, hingga terbawa ke alam mimpi. Hanya saja, gadis itu tidak berani bertanya secara langsung. Kaisar pun teringat akan Willy yang ia tugaskan untuk mendatangi rumah Almeera di kampung. Hingga saat ini, orang kepercayaannya itu belum memberikan laporan apa-apa. Namun, Kaisar yakin bila Willy sudah bertemu dengan neneknya Almeera.‘Besok, aku akan bertanya kepada Willy apa dia sudah membereskan masalah hutang piutang itu,’ pikir Kaisar. ***Di da
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Diremehkan Ibu Mertua

Dalam perjalanan pulang, Almeera mendengar Kaisar mendapat telepon dari Willy. Ia tidak tahu apa yang dibicarakan oleh mereka, tetapi wajah Kaisar terlihat tegang. Almeera pun berpikir bahwa telepon tersebut mungkin ada kaitannya dengan sang nenek, mengingat Kaisar mengutus Willy untuk mengunjungi kampungnya. Diam-diam, gadis itu berusaha mencuri dengar. Sayangnya, Kaisar lebih banyak mendengarkan daripada bicara, sehingga Almeera tidak tahu apa isi percakapan tersebut. Bahkan, Kaisar kemudian menyuruh Willy untuk menghubunginya lagi di sore hari.Jujur, Almeera sangat ingin menanyakan kabar Gayatri. Terlebih, semalam ia baru saja bermimpi buruk mengenai sang nenek yang menghilang dalam kegelapan. Hanya saja sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bicara, sebab Kaisar sedang terburu-buru. Usai menerima panggilan dari Willy, Kaisar kembali menyibukkan diri dengan berbalas pesan. Sedangkan Almeera masih setia melemparkan pandangan ke arah jalan raya. Berbeda dengan interaksi mereka d
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Dijadikan Pelayan

“Almeera, kalau ada yang bersikap tidak baik padamu di mansion ini, kamu bisa melaporkannya kepada Opa. Nanti Opa akan menyuruh Hamdan untuk mengirimkan nomor ponsel Opa yang baru padamu,” sindir Tuan Barata seraya melirik sekilas ke arah Hana. Sudah jelas ia ingin memberikan peringatan kepada menantunya itu.Almeera hanya membalas dengan anggukan kecil. Ia tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Tuan Barata, entah itu Kaisar atau Hana. Yang pasti ia tidak ingin memperkeruh keadaaan. Apalagi, dia bukanlah siapa-siapa selain seorang yang menumpang hidup pada keluarga Syailendra. Jika bukan karena belas kasihan Tuan Barata, mungkin dirinya dan sang adik akan hidup terlantar seperti gelandangan. “Kita harus berangkat sekarang, atau Opa akan ketinggalan pesawat,” sela Kaisar. Lelaki itu nampak sudah tidak sabar untuk mengajak sang kakek ke bandara.Sempat terdengar helaan napas berat dari pria tua itu sebelum beranjak dari sofa. Meski berat meninggalkan rumahnya, Tuan Barata akhirnya melang
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Rencana Licik

Ketika mengerjapkan mata, Gayatri terkejut melihat dirinya ada di sebuah ruangan serba putih. Perempuan tua itu melihat sekelilingnya dengan bingung, berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Seingatnya semalam ia masih berada di rumah. Namun kedatangan lelaki muda yang memberikan kabar mengejutkan tentang sang cucu, membuat ia mendadak pusing dan hilang kesadaran. Mungkinkah pria itu yang membawanya kemari?Melihat selang infus yang terpasang di tangannya, Gayatri baru mengerti bahwa ia berada di kamar rumah sakit. Tadi pagi ia juga sempat membuka mata sebentar. Namun, kondisi tubuh yang masih lemah membuat perempuan tua itu tertidur lagi. Gayatri pun berusaha untuk turun dari brankar, meski kepalanya terasa seringan kapas. Namun, ia berhenti saat mendengar langkah kaki yang mendekat ke pintu. Tak berselang lama, dua orang masuk bersamaan ke kamarnya. Yang satu adalah pria yang kemarin bertamu ke rumahnya, dan satu lagi adalah seorang perawat. “Nenek sudah bangun?” Willy bergegas men
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bertindaklah Sebagai Istriku!

Harum bau masakan tercium di seluruh dapur. Setelah menghidangkan makanan di atas meja makan, Almeera duduk sebentar untuk mengistirahatkan diri. Mungkin akibat kakinya yang belum pulih dengan sempurna, gadis itu mudah lelah. Sembari menyeka keringatnya, Almeera meminum seteguk air untuk melepas dahaga. Namun, ia hampir tersedak saat mendengar suara Hana yang menggelegar. Almeera pun menoleh ke arah peremuan paruh baya itu dengan tatapan bingung. Begitu pula dengan Bi Yuli dan para pelayan yang baru pulang dari berbelanja. “Almeera!”Bibir Hana tertarik kencang dalam satu garis lurus yang tegas. Tangan kanannya menggenggam blazer berwarna putih, sementara tangan kirinya mengepal di sisi tubuh. Mata perempuan paruh baya itu menyala dengan api kemarahan, seakan ingin membakar habis gadis berkacamata di hadapannya. "Kecerobohan macam apa yang kamu lakukan ini? Bagaimana bisa kamu tidak hati-hati?" suara Hana keluar serak, penuh dengan kemarahan yang tertahan. Dengan gerakan cepat, p
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Menebus Kesalahanmu

“Tolong … ambilkan obat alergi di laci,” pinta Kaisar berusaha mengatur napasnya.“Alergi?” beo Almeera. Ia masih belum mengerti apa yang membuat Kaisar mendadak sakit seperti ini. “Cepat, aku mulai sesak napas,” desak Kaisar dengan wajah memerah. “I-iya, Tuan.”Tanpa bertanya lagi, Almeera bergegas membuka setiap laci yang ada di kamar dan mengecek satu per satu isinya. Namun, ia belum menemukan obat yang dimaksud oleh Kaisar. Gadis itu malah menjatuhkan beberapa dokumen yang tersimpan di dalamnya.“Tidak ada, Tuan. Bentuk dan warna obatnya seperti apa?” tanya Almeera dilanda kepanikan. “Warna putih dan kecil,” jawab Kaisar masih berpegangan pada dinding. Pantang menyerah, Almeera kembali melakukan pencarian sampai ke laci yang ada di walk in closet. Beruntung, usahanya kali ini tidaklah sia-sia. Almeera berhasil menemukan lima butir pil berwarna putih yang tersimpan di dalam kotak. “Apa benar ini obatnya, Tuan?” tanya Almeera menunjukkan obat yang dibawanya. Mendapat anggukan
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Carikan Gadis itu!

“Bagaimana caranya, Tuan?” cicit Almeera gugup. Jantung gadis itu serasa bertalu-talu di dalam sana. Bagaimana tidak. Hanya beberapa senti lagi dan bibirnya akan bersentuhan dengan bibir Kaisar. Ditambah lagi, Kaisar menatap lekat wajahnya tanpa berkedip. Seakan mengalami dejavu, Almeera teringat akan kenangan manis bersama Kaisar dalam mimpinya. Hingga detik ini, ia bahkan bisa merasakan ciuman lembut yang diberikan lelaki itu. Mungkinkah khayalan satu malam itu sungguh akan terwujud di dunia nyata?“Kamu sungguh ingin tahu?” balas Kaisar.Alih-alih memberikan penjelasan yang dapat dimengerti, pria itu malah semakin mendekatkan wajahnya. Tak mampu melarikan diri, Almeera hanya bisa memejamkan mata. Sambil menahan napas, gadis itu menunggu detik-detik di mana Kaisar akan mendaratkan kecupan di bibirnya.Namun dalam situasi yang mendebarkan itu, tiba-tiba terdengar bunyi ketukan di pintu. Sungguh, siapapun yang datang kali ini telah menyelamatkan dirinya dari pesona berbahaya seorang
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Janji untuk Diingkari

Manik mata Willy langsung menyipit saat mendengar kalimat tak senonoh yang diucapkan Harsono. Sungguh, lelaki ini benar-benar tidak tahu diri. Dengan usianya yang hampir setengah abad, ia malah menginginkan seorang gadis muda. Pantas saja jika Almeera sampai melarikan diri ke Jakarta demi menghindari Harsono.“Lupakan saja keinginan Anda, karena Almeera sudah menikah di Jakarta,” tegas Willy sembari melepaskan tangan preman yang dicekal olehnya. Kini, giliran Harsono yang dibuat terperangah. Pria botak itu maju beberapa langkah seraya menatap Willy dengan seksama. Berdasarkan jam terbangnya sebagai seorang rentenir, ia bisa membedakan mana orang yang berkata jujur dan mana yang berbohong, hanya dari sorot mata. “Jangan coba-coba menipuku,” ancam Harsono. “Apa saya kelihatan seperti pembohong? Saya datang menemui Anda atas perintah dari bos saya, yang merupakan suami Almeera. Tolong sebutkan saja berapa jumlah yang harus saya lunasi,” desak Willy tidak sabaran. Anak buah Harsono y
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status