All Chapters of Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita: Chapter 11 - Chapter 20

220 Chapters

Tertidur di Kamar Pengantin

“Itu saja yang ingin Opa katakan. Sekarang istirahatlah di kamar, Almeera. Jam tujuh malam kita akan berkumpul untuk makan malam bersama,” ucap Tuan Barata. Pria tua itu lantas beranjak dari duduknya. Dengan ditemani oleh Hamdan, Tuan Barata kembali ke kamarnya sendiri. Sementara itu, Almeera masih menatap lamat sosok Karenina yang terlelap dalam tidur panjang. Tanpa sadar, bulir bening mengalir dari kedua sudut matanya. Gadis itu pun mendekat ke ranjang, lalu menyentuh ringan punggung tangan Karenina. “Maafkan saya, Nyonya. Saya tidak bermaksud merusak rumah tangga Nyonya. Saya berjanji akan pergi secepat mungkin setelah melahirkan bayi. Semoga Nyonya segera sadar dan bisa bersama lagi dengan Tuan Kaisar.”Usai mengucapkan permintaan maaf yang tulus, Almeera menutup pintu kamar Karenina. Ia berjalan sambil menyeka air matanya yang mengalir dari balik kacamata. Tak tahu harus ke mana, gadis itu menaiki tangga untuk menuju ke kamar pengantin. Sebab, hanya ruangan itulah satu-satunya
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Pura-Pura Mesra

Saking terkejutnya, Almeera langsung turun dari tempat tidur. Beruntung, gadis itu tidak terjatuh karena sempat berpegangan pada pinggiran ranjang. Bagi Almeera, Kaisar bukanlah manusia biasa, melainkan seorang penguasa diktator yang siap menindasnya kapan saja. “Siapa yang menyuruhmu tidur di sini?” hardik Kaisar.“Ini bukan kemauan saya, tapi Opa Barata yang mengaturnya,” jawab Almeera apa adanya. “Jangan sentuh tempat tidurku! Aku tidak mau kamu mengotorinya,” tukas Kaisar dengan nada penuh peringatan. Daripada membuat Kaisar semakin murka, Almeera buru-buru menyingkir. Ia bermaksud untuk meninggalkan kamar itu. Namun sebelum mencapai pintu, Kaisar tiba-tiba menghadang langkahnya. “Mau ke mana? Apa kabur sudah menjadi kebiasaanmu?” tanya Kaisar dengan mata menyipit. “Bukankah Tuan ingin saya pergi?” tanya Almeera bingung. Sungguh, ia tidak bisa menebak apa isi pikiran pria ini. “Aku menyuruhmu jangan menyentuh tempat tidurku, bukan meninggalkan kamar ini,” dengus Kaisar.Sam
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Bulan Madu yang Tak Terduga

Darah Hana serasa naik ke ubun-ubun. Setelah mematikan sambungan telepon, perempuan paruh baya itu melempar ponselnya ke atas ranjang. Gara-gara ulah sang ayah mertua, sekarang ada seorang pengganggu dalam kehidupan rumah tangga Karenina. Dengan langkah yang menghentak, Hana keluar dari kamarnya. Ia duduk di ruang tengah apartemen, menunggu putra kesayangannya pulang dari berolahraga. Bagaimanapun, ia tidak akan membiarkan seorang gadis kampungan menghancurkan rencana yang telah ia susun selama ini. Beberapa menit kemudian, seorang pria muda membuka pintu. Ia terkejut melihat Hana memijit pangkal hidungnya sendiri. Dari raut wajahnya, sang ibu nampak sedang menghadapi masalah yang berat. “Kenapa Mama bangun pag-pagi begini? Apa kepala Mama pusing?”“Mama mendapat kabar buruk dari Jakarta, Reval,” sahut Hana.“Kabar buruk? Apa Opa Barata sakit atau kondisi Kak Nina memburuk?” tanya Reval khawatir. “Bukan, ini tentang kakakmu, Kaisar. Dia menikah lagi.”Sontak, kening lelaki tampan
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Perintah yang Aneh

”Terima kasih banyak, Opa,” tutur Almeera dengan tulus. Baginya, Tuan Barata adalah sosok kakek yang penuh pengertian dan selalu siap untuk melindunginya. “Sekarang, cepat susul Kaisar ke kamar. Jangan membuat dia menunggumu terlalu lama,” ucap Tuan Barata menyunggingkan senyum. Almeera mengangguk kecil seraya meremas jarinya sendiri. Hampir saja ia kelepasan bicara bahwa Kaisar tidak akan sudi menunggunya. Sebaliknya, pria itu mungkin akan menendangnya keluar dari kamar pengantin. Namun, Almeera menahan diri untuk tidak mengatakan kebenaran itu kepada Tuan Barata. Pada akhirnya, Almeera beranjak dari kursi. Tak ada pilihan lain, ia memang harus masuk ke kamar pengantin karena tidak ada tempat lain yang bisa menampungnya. Gadis itu pun meninggalkan ruang makan dan berjalan pelan menuju tangga. Gerakannya menjadi lambat akibat makan secara berlebihan, bahkan perutnya serasa akan meledak saat ini. Ketika sampai di lantai dua, pintu kamar pengantin tertutup rapat. Almeera merasa ragu
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Tragedi di Balik Pengkhianatan

Mendengar suara bariton milik Kaisar, Almeera berjengit kaget. Ia tidak menyangka orang yang sedang ada di pikirannya tiba-tiba muncul di belakangnya. Saking paniknya, gadis itu pun memundurkan tubuh hingga membentur dada bidang Kaisar. Almeera langsung memejamkan mata saat merasakan napas hangat Kaisar menerpa tengkuknya. Namun sebelum ia sempat menyingkir, Kaisar sudah menaikkan tangan ke atas. Hanya dalam hitungan detik, pria bertubuh jangkung itu mampu meraih dua botol sekaligus dari rak. “Ck, begini saja tidak bisa. Percuma aku mengutus gadis pendek sepertimu,” ejek Kaisar.Sesudah mendapatkan apa yang dia inginkan, Kaisar bergerak menjauh dari Almeera. Sementara, Almeera masih berusaha menetralkan detak jantungnya. Entah mengapa ia selalu saja menabrak Kaisar di waktu dan tempat yang salah. “Sampai kapan kamu mau berada di situ, Mata Empat?” tegur Kaisar.“I-iya, Tuan,” jawab Almeera tersadar.Gadis itu segera mengikuti Kaisar menapaki anak tangga. Setibanya di kamar, Kaisar
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Salah Paham

Kaisar membasuh wajahnya dengan air berulang kali. Rasa penyesalan kembali bergelayut di hatinya setiap kali mengingat peritiwa itu. Bagaimana tidak. Secara tidak langsung, dia adalah penyebab Karenina mengalami koma. Seharusnya, ia mencari bukti-bukti lebih dulu daripada melakukan tindakan yang gegabah. Ditambah lagi, sang ibu tiri selalu membela Karenina dan Jerico. Hana mengatakan bahwa berpelukan dan berciuman adalah hal yang lumrah bagi sang keponakan, sebab Karenina tumbuh besar di luar negri.Berusaha menghapus kenangan pahit itu, Kaisar menarik napas panjang. Setelah menenangkan diri beberapa saat, lelaki itu pun kembali ke kamar. Ketika melewati sofa, Kaisar melihat Almeera sudah berbaring dengan posisi miring. Mengingat malam semakin larut, pria itu lantas naik ke atas ranjang dan mematikan lampu. Namun, ia terkejut karena Almeera tiba-tiba membuka suara. “Tuan, tolong jangan matikan lampunya.”“Kenapa?” tanya Kaisar heran.“Saya … takut gelap, Tuan,” jawab Almeera jujur.
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Hati yang Dingin Mulai Mencair

Melihat Almeera masih termenung, Tuan Barata lantas menyuruh sang asisten untuk mengantar gadis itu. “Hamdan, bawakan koper-koper ini, dan antarkan Almeera ke mobil,” titah Tuan Barata kepada sang asisten.“Baik, Tuan Besar.”Sebelum mengikuti langkah Hamdan, Almeera menghampiri Tuan Barata untuk berpamitan. “Opa, saya berangkat dulu. Jangan lupa menjaga kesehatan,” pesan Almeera. “Pasti, Almeera. Opa akan bertahan sampai anakmu dan Kaisar lahir ke dunia. Semoga bulan madu kalian bisa mewujudkan harapan Opa.”Almeera mengangguk kecil sambil mencium punggung tangan pria tua itu. Memang ia ingin memenuhi permintaan Tuan Barata dengan melahirkan seorang bayi. Namun bukan lewat acara bulan madu, melainkan dengan inseminasi buatan yang sudah mereka sepakati. Dengan diantar oleh Hamdan, Almeera menuju ke mobil pribadi Kaisar. Lelaki paruh baya itu memasukkan koper ke bagasi, sementara seorang sopir berseragam hitam membukakan pintu untuk Almeera. Gadis itu memilih duduk di dekat jendela,
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Tetap Satu Kamar

Sesudah mengakhiri panggilan telepon dengan Akbar, Kaisar bermaksud menghubungi Jerico. Namun, mendadak ada semacam gelombang emosi yang menahannya. Jujur, setiap kali mengingat perbuatan Jerico dan Karenina darahnya seakan berhenti mengalir. Entah mengapa gambaran peristiwa itu begitu jelas, seolah-olah baru terjadi kemarin.Perasaan dikhianati oleh dua orang yang paling dekat dengannya, bagaikan mimpi buruk yang sulit untuk dihindari. Namun, ia tidak boleh mementingkan perasaan di atas logika. Justru, ia harus memberikan ganjaran yang setimpal kepada orang-orang yang telah menusuknya dari belakang. Dengan satu tarikan napas panjang, Kaisar lantas menekan nomor ponsel Jerico. Tak butuh waktu lama, panggilannya pun tersambung. Sebelum ia angkat bicara, Jerico menyapa terlebih dulu dari balik telepon.“Kaisar, apa kabar? Aku tidak menyangka CEO yang sibuk sepertimu bersedia meluangkan waktu untukku,” kata Jerico. Pria itu bersikap seakan-akan tidak memiliki dosa sama sekali. “Kabarku
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Sendiri di dalam Hutan

Percakapan antara Kaisar dan Almeera terhenti, karena Pak Udin sudah kembali dari dapur bersama sang istri. Sama halnya dengan Pak Udin, perempuan paruh baya itu menatap Almeera dengan ekspresi penuh tanya. Jelas terlihat, bahwa ia sangat penasaran dengan sosok gadis berkacamata ini. “Ini Almeera, istri kedua saya,” jelas Kaisar. Ia tidak ingin Pak Udin dan istrinya salah paham mengenai keberadaan Almeera di vila. Sontak, Pak Udin dan istrinya mengangguk bersamaan. Bagi mereka tidaklah mengherankan jika seorang tuan muda seperti Kaisar memiliki istri lebih dari satu. Hanya saja, yang membuat mereka tidak habis pikir mengapa Kaisar memilih seorang gadis yang penampilannya tidak menarik. Berbeda jauh dengan istri pertama Kaisar yang berparas cantik dan berpenampilan anggun. “Selamat sore, Nyonya Muda. Perkenalkan, saya Bi Ningrum. Mari kita ke ruang makan,” ajak istri dari Pak Udin tersebut. Almeera menjawab dengan anggukan kecil, lalu mengikuti langkah Bi Ningrum ke bagian belakang
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Sisi Lain dari Dirinya

Sesudah Bi Ningrum tak terlihat lagi, Almeera memilih duduk di tepi danau. Ia meletakkan payung dan senter yang dipinjamkan Bi Ningrum di sampingnya. Kemudian, gadis itu mengarahkan tatapan ke air danau yang berwarna keperakan. Entah mengapa ia tertarik untuk merasakan kesegarannya. Tak peduli hawa dingin yang masih mendera, Almeera nekat membuka sepatu. Mencoba mencelupkan kakinya satu per satu ke dalam air. Dalam hitungan detik, Almeera merasakan dinginnya air yang menjalar dari telapak kaki hingga ke tungkai. Tubuhnya sedikit merinding, tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk bersentuhan langsung dengan air. Berendam di danau, Almeera merasakan kelegaan yang luar biasa. Seperti seorang anak kecil, ia menggerakkan kakinya ke atas dan ke bawah secara bergantian. Menimbulkan bunyi kecipak, hingga tercipta pusaran gelombang air yang tak beraturan. Melihat ulahnya, Almeera menyunggingkan senyum kecil. Hanya di danau ini, ia merasa bebas untuk menjadi diri sendiri. Meraih setit
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status