Mata Daffa membelalak. Bahkan tulangnya gemetar di balik kulitnya karena amarah yang membara di dalam dadanya. Meskipun demikian, Daffa tidak melakukan apa pun dan hanya tersenyum pada Shelvin.Walaupun begitu, Shelvin tahu kalau Daffa hanya berpura-pura. Shelvin melengkungkan satu sisi bibirnya ke atas, mencibir, “Kamu terus berpura-pura seperti kamu sangat ingin bekerja bersamaku, tapi di lubuk hatimu, yang kamu inginkan hanyalah menekan tombol jeda untuk pertarungan kita hari ini.”Suaranya tetap datar sepanjang waktu.“Dari apa yang kuingat, aku selalu memandangmu sebagai orang yang cukup baik. Memang, kamu bisa bersikap arogan dan memiliki potensi yang kurang untuk perkembangan karakter, tapi aku bisa mengerti kenapa.”Shelvin mengangguk dengan pengertian, tapi itu hanya meninggalkan rasa pahit di mulut Daffa. Walaupun Daffa mengernyit, Shelvin mengabaikan Daffa dan melanjutkan perkataannya.“Itu normal. Lagi pula, kamu dulu sangat miskin.” Dia menatap Daffa dengan tatapan be
Read more