Share

Bab 560

Author: Benjamin
Briana menghela napas lega, otot wajahnya menjadi relaks. Dia kemudian mengarahkan matanya yang membelalak pada Edward sambil tersenyum dengan sangat tipis.

Di sampingnya, Edward merasakan niat membunuh menghilang dari dalam penghalang itu. Setelahnya, dia merasa Briana memandangnya, jadi dia balas tersenyum. “Kamu tahu, aku tidak pernah melihatmu sebahagia ini sejak kita mulai berlatih bersama selama bertahun-tahun.”

“Duh.” Senyuman Briana makin lebar. “Aku tersenyum karena aku ingin membantu menyelesaikan tugas Tuan Halim dan aku hanya berharap dia mencapai tujuannya dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa kesulitan.”

Dengan begitu, Briana memalingkan kepalanya dan memastikan Prima tidak dapat melihat mereka sebelum memelototinya dengan dingin. “Si Prima Badiran yang busuk itu! Beraninya dia memberi kita informasi yang salah!”

Mulut Edward menganga setelah dia mendengarnya. Dia berasumsi Briana akan mengatakan, “Beraninya dia memikirkan hal-hal tidak senonoh mengenaiku!” Meskipun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 561

    Yarlin menghela napas dalam-dalam dengan kebencian yang membara di matanya. Setelah ragu-ragu cukup lama, dia berkata, “Aku perlu tahu kenapa kamu menginginkannya sebelum aku memberikannya padamu. Lagi pula, kamu masih muda. Aku tahu sebesar apa kekuatan inti magis ini, tapi itu juga mengapa aku tidak bisa memberikannya kepadamu.”Langsung setelahnya, dia merasa kekuatan di tubuhnya lenyap. Pada titik itu, dia tidak yakin apakah dia masih berdiri karena semua organ dan bagian tubuhnya terasa terpisah dari kesadarannya. Tubuhnya pun terjatuh ke tanah.Kemudian, dia mengumpulkan seluruh kekuatannya yang tersisa untuk menyipitkan matanya pada Daffa yang sedang memegang inti magis itu dan berdiri di samping seakan-akan tidak ada yang terjadi.Yarlin mengernyit dan memejamkan matanya, ingin mengabaikan hal buruk apa yang akan terjadi selanjutnya.Di sisi lain, Daffa tidak mengindahkan Yarlin. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada inti magis itu untuk alasan yang sangat berbeda dari apa y

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 562

    Briana menoleh untuk melihat penghalang itu lagi.“Kekuatan jiwa semua orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,” jelasnya dengan tenang. “Kusarankan kamu gali lebih dalam apa saja cara kamu bisa menggunakan kekuatan jiwamu alih-alih meniru kemampuan orang lain.”Mata Edward berbinar setelah mendengarnya. Dia pun berseru, “Oh! Jadi itulah mengapa kamu adalah ahli bela diri yang hebat!”Briana tidak mengucapkan sepatah kata pun karena dia tidak ingin mengiyakan maupun menyangkal klaim itu.“Kamu benar-benar rekan terbaik dan paling luar biasa yang pernah kumiliki!” Edward tersenyum lebar.Mendengarnya, Briana memamerkan gigi putihnya pada Edward dengan puas. “Iya, kamu juga. Bukan hanya itu, tapi kamu adalah bawahan paling setia di antara yang lain.”Senyuman Edward langsung terhapus ketika dia melihat seringai mengejek Briana. Demikian pula, Edward tidak berbicara apa-apa lagi dan hanya fokus pada penghalang itu sambil memanggil kekuatan jiwanya. Namun, dia mau tidak mau menyad

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 563

    Pupil Prima menyempit pada Edward. Mulutnya terbuka untuk berteriak secara naluri. Namun, teriakan kesakitannya hanya bertahan satu detik karena dia tidak dapat merasakan tenggorokannya lagi.Edward menyaksikan mata ketakutan Prima menegang dan menjadi datar. Edward lalu menepukkan kedua tangannya, membersihkannya dengan arogan. Edward akhirnya menyadari Prima masih berada di posisi yang sama. Prima begitu kaku sehingga mayatnya sedikit merosot. Menaikkan sebelah alisnya, Edward mengulurkan tangannya untuk memencolek Prima.Saat itulah tubuh Prima jatuh ke belakang dan mendarat di tanah. Prima bahkan tidak bersuara sedikit pun. Matanya tetap terbuka lebar dengan ketakutan.“Nah.” Edward mengusap tangannya sebelum menoleh ke arah Briana. “Semuanya sudah selesai dan bersih. Semoga kamu berhenti memasang senyuman canggung itu lagi. Senyumanmu membuatku takut.”Briana memutar bola matanya dan ingin membalas, tapi Edward mendahuluinya.“Ada yang aneh dengan aura di dalam penghalang,” k

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 564

    Sebelumnya, Daffa menyembuhkan luka Yarlin dengan bulatan emas dari kekuatan jiwanya. Namun, gas hitam dan emas tiba-tiba muncul di telapak tangan Daffa, menandakan bahwa Daffa sudah tidak dapat mengendalikan kekuatan jiwa di dalam tubuhnya.Yarlin khawatir, tapi dia terlalu lemah untuk berterima kasih maupun menyelamatkan Daffa karena luka di punggungnya. Ketika dia mendapatkan kembali kesadarannya, yang dia tahu hanyalah dia telah menjadi manusia biasa, tapi Daffa sedang di ambang kematian.“Ini semua seharusnya tidak terjadi!” serunya dalam hati. Hatinya sakit seakan-akan ribuan pisau sedang menusuknya sekaligus. Dia tidak dapat menghentikan rasa sakit itu dan hanya ingin meringkuk dan menjambak rambutnya untuk mengalihkan rasa sakitnya.Sayangnya, itu semua tidak akan berhasil. Kekuatan jiwa Daffa terus merembes ke dalam tubuh Yarlin, menyembuhkannya.Pada akhirnya, gas emas di dalam tubuh Daffa berkurang, sementara gas hitam bertambah.Yarlin tahu itu adalah akhir dari permai

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 565

    Ketika pikiran itu muncul di benak Daffa, dia menyadari dia bisa mengolah dan menyuling gas hitam inti magis itu seperti yang makhluk itu lakukan dengan gas musuh-musuhnya. Begitu dia menyerap sebagian besar gas hitam itu, dia perlahan-lahan mendapatkan kembali kesadarannya dan dapat mendengar percakapan Briana dan Yarlin.Itu membuat bibir Daffa berkedut. Dia baru saja menyuling semua gas hitam yang menyerang tubuhnya, jadi dia tentu saja terlalu lemah untuk menyerap lebih banyak gas dari Yarlin yang ingin menyembuhkannya dengan itu sekarang. Tidak ada yang tahu berapa lama Daffa akan pingsan jika itu terjadi. Ditambah, dia harus mempertimbangkan bahwa hampir tidak ada gas kekuatan jiwa yang tersisa di dalam diri Yarlin. Sambil mengernyit, Daffa menyuruh gas hitam tubuhnya untuk melindungi tubuhnya.…Yarlin dan Briana akhirnya mencapai kesepakatan.Jengkel, Briana menggeram padanya, “Jadi? Kenapa kamu masih berdiri saja? Cepat lakukan!”Helaan napas muncul dari Yarlin yang kemud

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 566

    Itu adalah teriakan kesakitan—Briana tidak pernah melihat Daffa berteriak seperti itu. Briana menegang di tempatnya berdiri, hidungnya berkerut karena kesedihan yang tidak tertahankan sementara air mata mengalir dari matanya. Briana belum pernah menangis selama bertahun-tahun, tapi situasi sekarang ini membuatnya membuatnya sangat sedih.Edward dan Yarlin memperhatikannya dari kejauhan saat gas emas Daffa meninggalkan tubuhnya dengan beberapa dagingnya yang tercabik. Mereka berdua membeku dalam waktu yang lama.Saat itulah gedung Grup Maru roboh, menghasilkan begitu banyak debu dan puing-puing sehingga tidak ada yang bisa melihat siapa yang ada di sekitar mereka.Setelah terlempar ke tanah, barulah Edward tersadar kembali. Alisnya berkerut mendekat ketika dia mendengar banyak teriakan dan panggilan kesakitan yang meminta tolong. Edward memejamkan matanya dan mengirimkan sinar kekuatan jiwanya untuk berkomunikasi dengan semua orang hingga teriakan semua orang berkurang.Alih-alih be

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 567

    Yarlin melangkah perlahan sebelum matanya melengkung kegirangan melihat Daffa. “Lama tidak berjumpa, Daffa.”Edward berjalan mundur beberapa langkah sebelum kesadaran menghatamnya. Bibirnya membulat menjadi bentuk O besar. Dia menunjuk Yarlin dengan jari yang gemetar, terbata-bata, “K … kamu ….”“Aku tidak menyangka butuh selama ini bagimu untuk menyadari siapa aku.” Tawa bergemuruh dari tenggorokan Shelvin. Dia meletakkan tangannya di balik punggung sambil berjalan ke arah Daffa dan menghela napas dalam-dalam.“Yarlin Weis mengorbankan nyawanya. Dia memadatkan gas kekuatan jiwa hitamnya yang tersisa dan menggunakannya untuk menyembuhkanmu, Daffa. Namun, kamu bilang kamu tidak membutuhkannya dan menghentikannya. Pada saat yang sama, dia masih memiliki kesempatan tipis untuk menarik kembali kekuatan jiwanya untuk bertahan hidup, tapi dia menyerahkannya—karena dia sudah sangat siap untuk mati ketika kamu pertama kali menanyakan namanya. Pada titik itu, dia telah memutuskan dia tidak i

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 568

    “Benar, kami semua melihat itu terjadi, tapi kami tidak merasa sedih karena hal itu.” Pria itu menelan ludah sebelum dengan hati-hati melihat ke arah Daffa di atasnya melalui bulu matanya. Dia kemudian berbicara dengan sangat berhati-hati, tidak ingin membuat Daffa marah.“Kami sudah marah jauh sebelum hari ini karena kami tahu ini akan terjadi.” Suaranya mulai gemetar. “Dia bilang pada kami bahwa ini adalah kemungkinan besar hasilnya dan bilang dia akan mengakhiri nyawanya dengan tangannya sendiri kalaupun kalian tidak membunuhnya.”Dia gemetar begitu hebat hingga air mata terkumpul di ujung matanya, lalu dia mengelap air matanya. Setelah itu, dia melanjutkan, “Bosku bilang keberadaannya akan menghalangi kami menjanjikan kesetiaan kami pada Anda dan dia tidak dapat menjamin apakah kalian akan menerima kami semua jika dia masih ada. Bukan hanya itu, dia bilang hidup itu merepotkan.”Pria itu berhenti menangis pada saat itu. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat mata Daffa sambil me

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status