Share

Bab 554

Author: Benjamin
“Pasti membutuhkan banyak tekad bagi Briana untuk tidak membunuhmu dan bawahanmu. Pastikan untuk berterima kasih padanya nanti,” tambah Edward. Dia lalu menghampiri sisi Briana untuk berkata, “Tunggu di sini. Aku akan membantu Tuan Halim.”

Edward hendak beranjak ke lantai atas ketika seseorang menarik lengan bajunya, menghentikannya. Dia berbalik sambil mengernyit karena dia bisa merasakan tatapan cemburu seseorang terpaku padanya. Begitu dia menghadap Briana lagi, Edward menaikkan sebelah alisnya seakan-akan mempertanyakan reaksinya yang tidak profesional.

Itu membuat Briana mengangkat alisnya sebelum memasang kembali ekspresi datarnya. Briana lalu membuka mulutnya untuk berbicara dalam suara yang lembut. “Kamu yang tunggu di sini. Kemampuan bertarungmu tidak sebagus aku, jadi sebaiknya aku yang pergi dan membantu Tuan Halim.”

Dia lalu melihat ke belakangnya tempat Prima berada dan matanya membelalak sesaat. Ketika dia melihat Prima gemetar ketakutan, tatapan Briana kembali tidak b
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 555

    Wajah Briana berkerut kebingungan ketika dia mendengar apa yang Daffa katakan. Namun, Daffa menggelengkan kepalanya dan tidak menjelaskan dirinya sendiri.Pria itu, yang diduga Shelvin, berdiri di hadapan mereka berdua sepanjang waktu. Pada saat itu, bibirnya melengkung saat dia mencibir, “Aku tidak percaya kamu bisa sekeji ini.”Itu langsung menarik perhatian Daffa.Setelah egonya terdongkrak, pria itu melanjutkan, “Apakah Shelvin pernah melihat sisi dirimu yang ini? Dia tampaknya tidak memiliki kesan negatif apa pun darimu—yah, setidaknya tidak ada dari yang bisa kuakses.”Tatapan mematikan datang dari Daffa ketika nama Shelvin disebutkan oleh pria di balik kabut hitam itu yang sekarang mengendalikan tubuh Shelvin.Namun, “Shelvin” yang ini tampaknya tidak keberatan dengan pelototan Daffa. Senyum pria itu makin lebar saat dia menambahkan, “Aku tidak menyangka kamu akan menjadi seperti ini, Daffa.”Briana awalnya mengerutkan bibirnya karena tidak nyaman. Namun, dia segera kehila

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 556

    Daffa menggumamkan nama itu pada dirinya sendiri sebelum menatap pria itu lagi. “Kamu orang asing?”Yarlin mengedipkan mata untuk sesaat sebelum mengangguk. Menunjukkan senyuman getir sambil memerahkan matanya, dia menjelaskan, “Aku telah terjebak di sini begitu lama hingga aku tidak dapat mengingat banyak hal lagi.”“Terjebak?” Daffa mengangkat sebelah alisnya.Yarlin mengangguk, wajahnya makin tegang saat dia menoleh ke samping dan melambaikan tangannya, menghentikan semua kabut di sekitar tubuhnya.Kerutan terbentuk di wajah Daffa seketika.Ternyata, ada ruangan tersembunyi di belakang Yarlin selama ini. Daffa bisa melihat ruangan yang menyala dengan terang dan terdapat perabotan yang lengkap, tempat Yarlin tinggali selama ini, karena kabutnya telah terangkat.Itu langsung membuat alis Daffa menyempit menjadi berbentuk V. Tidak ada yang terdengar aneh dari penjelasan Yarlin, tapi dia tahu perabotan itu berasal dari era yang berbeda dan ada tanda-tanda keausan akibat penggunaan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 557

    “Margaku adalah Weis. Pernahkah kamu mendengarnya?”Daffa mengangkat sebelah alisnya. Namun, dia segera menyipitkan matanya dan mengangguk tanpa berbicara.Senyuman getir terukir di wajah Yarlin lagi seraya dia menjelaskan lebih lanjut, “Aku terlahir saat perang, tapi aku memiliki masa kecil yang cukup bahagia dibandingkan orang lain di negaraku karena margaku.”Walaupun Daffa mengangguk, dia masih menahan diri untuk tidak berkomentar mengenai subjek itu.Melihatnya, Yarlin merasa lebih tenang dan tidak keberatan dengan kedinginan Daffa, jadi dia melanjutkan, “Negaraku akhirnya mendapatkan kemerdekaan ketika aku masih muda dan kami menjalani kehidupan yang lebih baik. Kukira kebahagiaan kami akan bertahan lama. Sayangnya, aku pun menyadari bahwa kenyataannya tidak begitu.”Sambil berbicara, dia memejamkan matanya. “Aku dipercayakan dengan misi suci oleh negaraku untuk pergi ke negara timur misterius dan mempelajari pembebasan dan kemerdekaan suatu wilayah tertentu. Pada awalnya, k

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 558

    “Makhluk itu memiliki mata di lengannya dan beberapa kaki panjang yang berdiri menyamping seperti kepiting. Lalu, dia memiliki tangan yang sangat kecil. Makhluk itu berada di dalam kandang dan memiliki banyak luka di tubuhnya. Bahkan salah satu kakinya tidak dapat berdiri dengan baik lagi. Aku mencium aroma darah menyengat yang membuatku lemas. Tidak lama, orang-orang berjubah hitam itu meletakkanku di atas meja operasi. Saat itulah aku mendengar instruksi paling mengerikan dalam hidupku.”Lagi-lagi, kabut hitam merembes keluar dari Yarlin yang menjadi emosional mengingat hal itu.Helaan napas datang dari Daffa yang meletakkan tangannya di pundak Yarlin. Dia melepaskan beberapa kekuatan jiwa hangatnya di saat yang bersamaan. Itu seketika menenangkan Yarlin dan membuat gas kekuatan jiwa hitamnya menghilang.Yarlin terduduk lemas di tepi ranjangnya, mencengkeram kain di sekitar lututnya dengan begitu erat hingga robek. Barulah saat itu dia tersadarkan kembali.Meskipun demikian, dia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 559

    “Kemudian, aku tiba-tiba bertemu seseorang di suatu malam. Dia memberiku stempel dengan simbol kekayaan dan harta Grup Maru. Itu stempel yang kamu ambil dari Damar Maru. Kemudian, orang itu memberitahuku semua ahli bela diri berjubah hitam merupakan milikku dan aku bebas memerintah mereka dengan satu syarat.” Tatapan Yarlin menajam tanpa kehangatan sedikit pun, suaranya menjadi kian serak tiap detiknya. “Aku harus melatih setidaknya 500 makhluk terampil dan bertekad seperti diriku setiap tahun.”Daffa tahu Yarlin sedang menahan dirinya, tapi dia tidak memiliki hati untuk bertanya kenapa. Alih-alih, persyaratan itu begitu mengejutkan Daffa hingga mulutnya melongo dan dia menggumam, “Berapa banyak ahli bela diri berjubah hitam yang sudah kamu latih selama bertahun-tahun yang telah berlalu sejak saat itu?”Setelah mendengarnya, Yarlin menipiskan bibirnya menjadi garis panjang yang melintasi wajahnya sambil menatap Daffa dengan dingin.Itu langsung membuat mata Daffa menyipit menjadi be

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 560

    Briana menghela napas lega, otot wajahnya menjadi relaks. Dia kemudian mengarahkan matanya yang membelalak pada Edward sambil tersenyum dengan sangat tipis.Di sampingnya, Edward merasakan niat membunuh menghilang dari dalam penghalang itu. Setelahnya, dia merasa Briana memandangnya, jadi dia balas tersenyum. “Kamu tahu, aku tidak pernah melihatmu sebahagia ini sejak kita mulai berlatih bersama selama bertahun-tahun.”“Duh.” Senyuman Briana makin lebar. “Aku tersenyum karena aku ingin membantu menyelesaikan tugas Tuan Halim dan aku hanya berharap dia mencapai tujuannya dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa kesulitan.”Dengan begitu, Briana memalingkan kepalanya dan memastikan Prima tidak dapat melihat mereka sebelum memelototinya dengan dingin. “Si Prima Badiran yang busuk itu! Beraninya dia memberi kita informasi yang salah!”Mulut Edward menganga setelah dia mendengarnya. Dia berasumsi Briana akan mengatakan, “Beraninya dia memikirkan hal-hal tidak senonoh mengenaiku!” Meskipun

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 561

    Yarlin menghela napas dalam-dalam dengan kebencian yang membara di matanya. Setelah ragu-ragu cukup lama, dia berkata, “Aku perlu tahu kenapa kamu menginginkannya sebelum aku memberikannya padamu. Lagi pula, kamu masih muda. Aku tahu sebesar apa kekuatan inti magis ini, tapi itu juga mengapa aku tidak bisa memberikannya kepadamu.”Langsung setelahnya, dia merasa kekuatan di tubuhnya lenyap. Pada titik itu, dia tidak yakin apakah dia masih berdiri karena semua organ dan bagian tubuhnya terasa terpisah dari kesadarannya. Tubuhnya pun terjatuh ke tanah.Kemudian, dia mengumpulkan seluruh kekuatannya yang tersisa untuk menyipitkan matanya pada Daffa yang sedang memegang inti magis itu dan berdiri di samping seakan-akan tidak ada yang terjadi.Yarlin mengernyit dan memejamkan matanya, ingin mengabaikan hal buruk apa yang akan terjadi selanjutnya.Di sisi lain, Daffa tidak mengindahkan Yarlin. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada inti magis itu untuk alasan yang sangat berbeda dari apa y

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 562

    Briana menoleh untuk melihat penghalang itu lagi.“Kekuatan jiwa semua orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,” jelasnya dengan tenang. “Kusarankan kamu gali lebih dalam apa saja cara kamu bisa menggunakan kekuatan jiwamu alih-alih meniru kemampuan orang lain.”Mata Edward berbinar setelah mendengarnya. Dia pun berseru, “Oh! Jadi itulah mengapa kamu adalah ahli bela diri yang hebat!”Briana tidak mengucapkan sepatah kata pun karena dia tidak ingin mengiyakan maupun menyangkal klaim itu.“Kamu benar-benar rekan terbaik dan paling luar biasa yang pernah kumiliki!” Edward tersenyum lebar.Mendengarnya, Briana memamerkan gigi putihnya pada Edward dengan puas. “Iya, kamu juga. Bukan hanya itu, tapi kamu adalah bawahan paling setia di antara yang lain.”Senyuman Edward langsung terhapus ketika dia melihat seringai mengejek Briana. Demikian pula, Edward tidak berbicara apa-apa lagi dan hanya fokus pada penghalang itu sambil memanggil kekuatan jiwanya. Namun, dia mau tidak mau menyad

Pinakabagong kabanata

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 624

    “Keluarga Sanjaya memarkirkan mobil mereka di depan kami dan memohon bantuan kami. Kami berpikir kami bisa berusaha membantu mereka karena mereka adalah anggota keluarga Puspa. Itulah sebabnya kami memakan waktu yang lebih lama untuk kembali.”Setelah mendengarkan penjelasan Briana, otot-otot Daffa yang sebelumnya tegang menjadi relaks. Dia menegakkan punggungnya dan meregangkan tubuhnya sambil memberi instruksi dengan dingin, “Erin, beri tahu mereka mengenai kejadian yang terjadi ketika mereka sedang tidak ada dan alasan kenapa aku pergi ke luar sekarang.”“Tuan Halim sedang menuju Keluarga Sanjaya sekarang.” Raut wajah bersimpati terpampang di wajah Erin seraya dia menghadap kedua pengawal itu. Kemudian, Erin melangkah lebih dekat dan memberi tahu mereka tentang segala hal yang telah dia pelajari sebelumnya.Kepala Edward dan Briana langsung mendongak ketika mereka mendengar bagaimana Keluarga Sanjaya telah melacak Ansel hanya karena penolakan Daffa. Mata membelalak terkejut, mere

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 623

    Itu sudah cukup untuk menghentikan napas Camilla selamanya.Kate berdiri di atas puing-puing dan melihat semua itu terjadi. Dia membuka mulutnya, tapi tidak lama menutupnya lagi. Kate memejamkan matanya rapat-rapat, tidak tahan melihat kejadian mengerikan itu, tapi dia tidak menyuarakan ketidaknyamanannya karena dia tidak berhak untuk angkat bicara.Meletakkan kedua tangan di balik punggungnya, dia pada akhirnya membuka matanya untuk memandang tanah. Napasnya menjadi kian dalam dan hening seiring waktu berlalu.…Di sisi lain, Daffa akhirnya sudah kembali ke hotel. Meskipun rasanya seperti banyak hal telah terjadi, kejadian-kejadian itu hanya memakan sedikit waktunya. Namun, gelombang rasa lelah yang besar mengenainya dan dia tidak memiliki energi untuk mengolah kemampuannya setelah kembali ke hotel.Yang dia ingin lakukan hanyalah berbaring di ranjang. Pada saat itu, dia tidak peduli sama sekali tentang urusan perusahaan. Memejamkan matanya, Daffa bernapas dengan lebih dalam dan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 622

    “Aku tidak berurusan dengan apa pun yang terjadi selanjutnya,” lanjut Daffa.Dengan sebuah anggukan, Teivel melambaikan tangannya dengan acuh tidak acuh dan menjawab, “Baiklah. Kamu boleh kembali ke Keluarga Aruna dan selesaikan permasalahan mereka sekarang.”Daffa menaikkan sebelah alisnya, tapi pada akhirnya dia mengangguk dan berbalik untuk pergi dari tempat dia masuk. Itu juga kebetulan mengarah ke vila Keluarga Aruna.Ketika Daffa tiba, dia terkejut melihat Kate dan William menunggu dirinya di depan rumah mereka meskipun rumah mereka sudah hancur. Bibir melengkung ke atas, Daffa berkata, “Aku tidak berpikir akan melihat kalian berdua di sini. Kukira kalian sudah pergi sekarang.”William menoleh untuk bertemu pandang dengan Daffa. Kata-kata Daffa yang terus terang membuat William tidak nyaman, tapi William masih bersikap dengan penuh hormat. Dia menggerakkan seluruh otot wajahnya untuk membentuk senyuman yang sopan, yang hampir mustahil, jadi dia pada akhirnya gagal melakukanny

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 621

    Daffa memejamkan matanya rapat-rapat, menyembunyikan seberapa besar penderitaan yang dia rasakan di dalam. Dia bisa saja lebih memperhatikan gas hitam yang menyelinap melewatinya. Alih-alih, satu hal yang Daffa bisa lakukan adalah menjaga penghalang itu dengan lebih baik dan mencegah lebih banyak gas hitam melarikan diri.Pikiran berhamburan dari setiap sudut benaknya saat dia memikirkan cara untuk menjadi lebih efisien.Saat itulah suara Teivel terdengar. “Daffa, aku membutuhkan bantuanmu seperti sebelumnya. Jika kamu tidak mau kita kembali lagi ke awal—harus terus-menerus memburu pria tua berjubah hitam itu—dan jika kamu tidak mau diburu oleh pria tua itu, tenangkan dirimu dan bersihkan pikiranmu sekarang juga!”Itu adalah pertama kalinya Daffa mendengar Teivel berbicara dengan nada yang mendesak. Daffa mengernyit dan menyadari dia tidak pernah mengalami emosi yang berkedip dan gejolak batin sebelumnya. Daffa selalu tegas dan fokus, mau dia kaya ataupun miskin.Demikian pula, dia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 620

    Teivel berbicara dengan suara yang serak tapi puas. “Pria tua itu belum pernah bisa melepaskan kekuatan penuhnya. Dia belum pernah bisa dan masih tidak bisa mengalahkanku meskipun aku sudah menjadi lemah dan tidak dapat lagi menggunakan kekuatanku seperti dulu. Lagi pula, kekuatannya sekarang lebih lemah daripada kekuatanku.”Daffa mengangkat sebelah alisnya terkesan. Dia menoleh ke arah Teivel lagi dan bertanya, “Yah, karena dia telah mengubah dirinya menjadi kabut hitam ini, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Wajah menggelap dengan muram, Teivel menjawab, “Bukankah kamu sudah tidak sabar untuk bertanya padaku tentang mantranya? Aku bisa memberitahumu tentang itu sekarang. Ketika kamu dan Yarlin Weis berbincang di dalam ruang kurungan di balik tembok batangan emas itu, energi yang kamu lepaskan—yang mirip seperti lapisan air—adalah sebuah penghalang bermantra.”Daffa mengangguk, tatapan fokusnya tertuju pada Teivel tanpa berpindah sekali pun.“Aku terkesan kamu sudah menguasai

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 619

    “Kamu membuang-buang energimu untuk pikiran-pikiran yang tidak perlu sekarang.” Teivel menekan pundak Daffa, menambahkan, “Aku seharusnya sudah mati sejak lama. Akan tetapi, ajaibnya, kesadaranku tetap ada di dalam buku ini. Maka dari itu, pertemuan kita itu tidak normal dan seharusnya tidak pernah terjadi.”Teivel tidak lagi berbicara. Dia menurunkan tangannya, menyaksikan gas hitam menguap, lalu melihat ke depan ke arah larinya pria tua berjubah hitam itu.Dengan tatapan datar pada Daffa, Teivel berkata, “Kita harus mengejarnya dan membunuhnya sekarang juga—dia selalu terlibat dalam semua penderitaan selama bertahun-tahun. Dapat dikatakan bahwa dia merencanakan benih pertama dari banyak tragedi ini. Jika dia kabur, dia bisa menyamar menjadi siapa pun dan terus melakukan hal-hal buruk. Kita tidak akan ada di sekitar untuk menghentikan dia. Meskipun kamu dan aku adalah ahli bela diri terbangkit dan memiliki jangka hidup yang lebih panjang dibandingkan sebagian besar orang, kita tetap

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 618

    Daffa menghirup bau lebih banyak darah dari retakan itu. Itu mengirimkan sensasi mengerikan di tenggorokannya dan dia ingin muntah. Daffa terus membuka matanya, tidak ingin melewatkan apa yang telah terjadi.Namun, dia langsung mengernyit, terkejut oleh kolam darah tak berujung dan tumpukan-tumpukan mayat yang tinggi. Saat penghalang hitam itu perlahan lenyap, mayat-mayat itu berhamburan ke luar seperti air yang mengalir deras dari bendungan yang bocor.Bibir berkedut, Daffa tidak dapat menerima pemandangan mengerikan dan tidak adil di hadapannya. Napasnya menjadi cepat dan benaknya penuh oleh amarah membunuh.Saat itu, Teivel angkat bicara. Satu-satunya yang berubah adalah kali ini suaranya terdengar dari hadapan Daffa. Teivel membentak, “Daffa, mayat-mayat itu adalah orang-orang berjubah hitam. Kamu mungkin merasa kasihan pada mereka sekarang, tapi pada akhirnya kamu akan mengetahui bahwa mereka tidak pantas menerima ibamu.”Teivel berbicara dengan suara yang tegang dan hampir ma

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 617

    “Meskipun begitu, kamu cukup berani untuk mengetes batasanku pada saat ini,” ujar Daffa, hidungnya berkerut dengan meremehkan.Pria tua itu membeku yang terasa lama sekali. Pada akhirnya, dia menggertakkan giginya dan menundukkan kepalanya sambil melangkah mundur.Daffa yakin pria itu pasti akan langsung berlutut untuk memohon ampun jika pria itu tidak berusaha kabur. Maka, pandangannya tertuju pada pria itu dengan ragu. “Apa yang kamu coba lakukan?”Bertemu pandang dengan Daffa, pria tua itu menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Bukan apa-apa. Hanya saja orang-orang itu telah menelantarkan aku, jadi ….”“Jadi, kamu berniat membuatku mengejar mereka dan membunuh mereka,” jawab Daffa yang mengerutkan alisnya.Pria itu mengangguk.“Apakah kamu yakin?” tanya Daffa, matanya sedikit membelalak. “Kamu merasa puas meskipun kamu akan tetap mati nantinya?”Tanpa ragu, pria tua itu mengangguk.Seringai lebar merekah di wajah Daffa pada saat itu. Dia tahu pria itu tidak memiliki niat ter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 616

    Edward mengedipkan matanya, matanya tertuju pada Daffa dan fokus. Lalu, bibirnya mulai gemetar saat dia berkata, “Tuan Halim, saya tidak menyangka bisa melihat Anda lagi.”Daffa memutar bola matanya. “Maksudmu, kamu akan mati atau apakah kamu takut aku akan mati?”Edward terhuyung, lalu menggelengkan kepalanya. “Bukan itu yang saya maksud, Tuan.”Daffa tersenyum. “Aku tahu itu, tentu saja. Aku hanya merasa caramu mengatakannya lucu.” Mereka saling bertatapan dan melihat kelegaan di mata satu sama lain. Briana masih berdiri di atas tumpukan puing seraya dia mengamati mereka berdua berbincang di samping tornado. Briana menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.Kemudian, dia menangkupkan kedua tangannya di sekitar mulutnya, menyalurkan kekuatan jiwanya ke tenggorokannya, dan berkata dengan lantang, “Ayo turun! Tuan Halim, mentor Anda dan pria tua itu telah pergi. Kita harus mengejar mereka.”Daffa mengernyit. Dia pikir Teivel dan pria tua itu telah berpindah ke tempat lain, mirip

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status