Beranda / Urban / Sang Pewaris Konsorsium / Bab 241 - Bab 250

Semua Bab Sang Pewaris Konsorsium: Bab 241 - Bab 250

522 Bab

Bab 241

Daffa mendengar seseorang mengerang di luar, jadi dia melihat ke luar dan mendapati Leo terkapar di tanah, berlumuran darah lagi. Ini bukanlah sesuatu yang dia kira. Dia menaikkan alis dan bertatapan dengan tatapan Leo yang dipenuhi oleh kebencian. Dia menghela napas.Bakrie menatapnya dengan mata yang tersenyum. “Kukira kamu akan mengambil nyawanya seperti yang kamu lakukan pada wanita tua itu.”“Berhenti mencoba menjebakku. Kematian dia tidak ada hubungannya denganku.”Bakrie menyipitkan matanya. “Bukankah menurutmu itu terdengar aneh?”Daffa mengangguk, menyangga kepalanya dengan lengannya di jendela. “Memang aneh.” Dia menyilangkan tangannya di lutut dan mengetuk jari-jarinya di sandaran tangan kursinya.“Kamu tidak perlu mengetesku karena yang akan kamu dapatkan hanyalah kebohongan lainnya.” Dia menggerakkan alisnya dan memejamkan mata, tidak mengatakan apa-apa lagi.Bakrie mengerutkan dahinya melihat sikapnya itu. Reaksinya tidak seperti yang Bakrie duga, jadi dia tidak tah
Baca selengkapnya

Bab 242

Bakrie mengikuti Daffa. Dia memiliki pendapatnya sendiri mengenai hal ini, tapi dia tidak bisa melakukannya.Di sisi lain, saat Edward mendengar Daffa memanggil namanya, dia melempar Leo ke samping tanpa ragu untuk pergi menghampirinya. Namun, saat dia memunggungi Leo, Leo tiba-tiba menerkamnya dan melingkarkan lengannya pada kaki Edward.Dia mulai melolong, “Aku tahu aku telah membuat banyak kesalahan, tapi kuharap kamu bisa memaafkanku kali ini.”Edward menggoyang-goyangkan kakinya. Leo berpegangan pada kakinya dengan begitu erat sampai aliran darahnya terhambat. Dia menarik napas dalam dan berkata melalui gertakan giginya, “Lepaskan aku atau aku bersumpah aku tidak akan pernah memaafkanmu!”Leo perlahan melepaskannya. Edward bergerak menjauh dan menatapnya sebelum beranjak ke kamar Daffa. Dia disambut oleh pemandangan yang mengejutkan, membuat matanya membelalak—Bakrie sedang memegang tangan Daffa dengan erat dan dia sedang menangis.Itu adalah kebalikan dari kesan dinginnya ya
Baca selengkapnya

Bab 243

Aku Tidak BisaDaffa mendengar beberapa suara dari ujung telepon, lalu suara kakeknya yang tegas terdengar. “Beri tahu semua yang kamu ketahui.”Dia tahu dia tidak bisa menyembunyikan apa pun, jadi dia memberi tahu Jauhar semua hal yang telah dia dan Bakrie lihat dan alami. Jauhar terdengar makin suram setelah mendengarkannya.“Jadi, maksudmu kalian tidak bersentuhan dengan siapa pun? Tidak ada yang menyuntikkan apa pun pada kalian atau memaksa memakan sesuatu? Namun, hal ini tetap terjadi?”Daffa mengusap pelipisnya. “Iya, Kakek. Aku telah berusaha sebisa mungkin untuk mengingat setiap detail, tapi aku tidak mengingat apa pun yang tampak aneh.”“Baiklah.” Jauhar mematikan telepon. Daffa meletakkan ponselnya dan menatap Edward. “Obat yang kamu teliti—bagaimana cara pemakaiannya?”Edward bertatapan dengannya. “Ada beberapa cara. Bisa diminum, disentuh, atau bahkan dihirup.”“Kapan hilang ingatannya dimulai?”“Saat obatnya mulai bekerja. Itulah mengapa obatnya tidak diproduksi—ka
Baca selengkapnya

Bab 244

Eksperimen Tidak Etis“Namun, saya tidak memiliki uang, tempat untuk pergi, teman, ataupun keluarga. Tidak ada yang bisa saya mintai tolong,” lanjut Edward.“Saya menelusuri jalanan selama tiga hari, begitu kelaparan dan kedinginan sampai saya ingin meminta bantuan dari profesor saya. Namun, saat saya tiba di rumahnya, saya menyadari pintunya terkunci dan tampaknya tidak ada siapa pun yang meninggali rumah itu dalam waktu yang lama. Saya bertanya-tanya ke sekitar, tapi seorang tetangga tiba-tiba memanggil nama saya dan menyerahkan kunci rumah profesor saya. Saya bertanya pada mereka apa yang telah terjadi pada profesor saya, tapi tidak pernah mendapatkan jawaban apa-apa. Jadi, saya tinggal di rumah profesor saya selama tiga tahun sambil mencarinya. Para pihak berwenang baru mengungkap kebenarannya saat saya hampir putus asa.”Dia berhenti sejenak untuk bernapas sebelum menambahkan, “Ternyata, profesor saya mencoba mencari saya dan menemukan eksperimen tidak etis perusahaan itu dalam
Baca selengkapnya

Bab 245

Sambil berbicara, Daffa mengarahkan pandangannya pada Bakrie. “Dia adalah anggota kepolisian yang hebat. Sayangnya, karena dia berasal dari Keluarga Halim, lebih mudah bagiku untuk mendapatkan informasi pribadinya daripada kamu ataupun anggota kepolisian lainnya.”Banyak ekspresi terkejut, ragu, tidak percaya, dan panik memutari mata Mulyono. Perasaannya yang kacau sangat berbeda dengan ekspresi Daffa yang datar.Helaan napas panjang keluar dari bibir Daffa. “Melihat bahwa dia adalah seorang Halim, aku tidak akan meneruskan masalah ini lagi. Meski begitu, aku ingin kepolisian mengetahui ini—mustahil bagi kalian untuk menyalahkan kematian wanita tua itu padaku. Lagi pula, jika aku mau, aku bisa dengan mudah membunuh seseorang.”Dengan begitu, Daffa mengetuk meja di hadapannya, memberi perintah, “Briana, kamu bisa membawa mereka pergi sekarang.”Briana muncul saat itu juga. Tatapannya yang setajam belati menusuk Mulyono. Dia lalu mengisyaratkan ke arah pintu. “Lewat sini.”Mulyono t
Baca selengkapnya

Bab 246

Erin melihat sebuah pesan muncul di layar laptopnya. Di dalamnya, Daffa menjelaskan situasinya saat ini, membuatnya mengerutkan dahi.Dia menatap Briana, menyiagakan, “Tuan Halim sepertinya sedang dalam masalah. Aku tidak yakin apakah dia akan mengalami cedera fisik akibat situasi yang tidak terduga ini.”Saat Briana mendengar kalimat pertamanya, dia menyingkirkan peta yang sedang dia pegang dan bangkit berdiri untuk pergi. Dia baru mendengar kalimat terakhir saat sudah berdiri di pintu. Karena itu, dia berhenti untuk berkata, “Aku memiliki beberapa keraguan.”Erin tersenyum, mengangguk. “Aku mengerti apa yang membuatmu kebingungan, tapi kamu tidak akan merasa begitu setelah membaca keseluruhan dari apa yang Tuan Halim kirimkan pada kita.”Ketenangan Erin meringankan kecemasan Briana saat itu juga. Dia berpikir, “Di antara semua orang yang kukenal, tidak ada yang lebih memedulikan Daffa daripada Erin. Jadi, jika dia tenang, itu berarti Daffa tidak sedang dalam bahaya sungguhan.”B
Baca selengkapnya

Bab 247

Daffa meletakkan tangannya di sakunya, memandang rendah Bilgi dan meludah. Tanpa berpikir panjang, dia melayangkan kakinya pada perut pria itu, lalu kembali berjalan ke sofa.Bilgi berbaring di lantai. Dia kesulitan menolehkan kepalanya pada Daffa sebelum batuk darah. Barulah saat itu suara seraknya terdengar. “Sepertinya kamu tidak terlalu cerdas, jadi aku akan menghukummu sekarang!”Dia menolehkan kepalanya untuk menghadap kumpulan pria dengan berbagai setelan jas formal di belakangnya. Mereka menatapnya dengan tatapan kosong, membuat napasnya berpacu. Dia menghantamkan kedua telapak tangannya ke lantai, memaksakan dirinya untuk bangkit dari lantai.“Kenapa kalian tidak melakukan apa-apa?” geramnya dengan lantang pada mereka, ludahnya berceceran ke mana-mana seraya dia menunjuk pada Daffa.“Apakah kalian lupa siapa bos yang menghidupi kalian? Aku sekarang memerintahkan kalian semua untuk mematahkan kaki lelaki mainan ini! Mari kita lihat bagaimana dia akan menggunakan tubuhnya un
Baca selengkapnya

Bab 248

Daffa menatap arlojinya sebelum dengan tenang berkata, “Pestanya akan dimulai dalam empat jam. Kita tidak punya waktu untuk meladeni pria ini lagi. Berdasarkan apa yang dia katakan, penjaga keamanan hotel sedang dalam perjalanan. Kita akan biarkan mereka memutuskan siapa yang harus dipercaya saat mereka tiba.”Erin mengangguk, lalu menepuk tangannya.Staf yang menunggu di luar kamar hotel dan memegangi nampan segera memasuki ruangan. Mereka berdiri dengan rapi di hadapan Daffa, sedikit membungkuk supaya Daffa bisa melihat apa yang ada di atas nampan mereka.Bilgi baru hendak berteriak pada mereka, tapi menutup mulutnya rapat-rapat saat dia melihat sikap para staf itu. Dia tahu perlakuan staf terhadap Daffa di luar gapaiannya, bahkan dengan kekayaannya saat ini.Dugaannya makin meyakinkan saat dia melihat apa yang ada di nampan para staf itu. Mulutnya menganga lebar, membuatnya tidak bisa berkata-kata.Sementara itu, perhatian Daffa tertuju pada nampan-nampan itu.Erin juga memper
Baca selengkapnya

Bab 249

Mata Bilgi dipenuhi oleh kepercayaan diri. “Daffa Halim, kamu mungkin memiliki kekayaan yang tidak terhitung, tapi ini adalah Kota Almiron! Di sini, kekayaan Keluarga Halim tidak bisa bersanding dengan kekayaan Keluarga Ganendra!”Daffa mengerutkan dahinya, tidak mengatakan sepatah kata pun karena dia merasa bahwa dia tidak perlu mengkonfirmasi ataupun membantah pernyataan Bilgi.Beberapa saat yang panjang berlalu, tapi Bilgi tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Kepercayaan dirinya meningkat pesat karena Daffa tidak bereaksi maupun terus memberikan tekanan pada tubuhnya. Dia mengangkat dagunya, dengan bangga berkata, “Jadi, tidak penting sebesar apa kekayaan keluargamu karena kamu harus menghargai peraturannya di sini! Lalu, aku bekerja untuk Keluarga Ganendra. Aku telah melayani mereka dalam waktu yang lama, jadi kamu harus menunjukkan rasa hormat padaku untuk memastikan keamananmu di kota ini.”Dia begitu percaya diri sampai dia melupakan kehadiran Kate sepenuhnya.Kate mengangkat
Baca selengkapnya

Bab 250

Diskusi Bisnis“Kamu telah membenciku sejak kita pertama bertemu. Ditambah, aku telah melakukan banyak hal jahat padamu. Aku bahkan tidak pernah menawarkan bantuan padamu.” Suara Kate perlahan melembut. Pada saat itu, dia tidak berani untuk menatap mata Daffa.Melihat segugup apa dia, Daffa tersenyum dan dengan tenang berkata, “Itu tidak benar. Kamu sudah membantuku, kamu hanya tidak menyadarinya dan itu membuktikan bahwa kamu adalah orang yang baik. Tindakanmu tidak seburuk itu. Ditambah, Kamu sudah meminta maaf dan menebusnya. Kamu sudah melakukan banyak hal sehingga pantas untuk dimaafkan.”Kate tidak menyangka dia akan mendapatkan perlakuan seperti itu dari Daffa. Namun, dia mau tidak mau merona saat dia mengingat saat terakhir kali Daffa menunjukkan kebaikan padanya. Kate ingin situasinya berjalan sesuai keinginannya, tapi dia tidak berani menyuarakannya.Napasnya berpacu seraya dia berdiri dan menatap Daffa dengan tegas. “Benar. Aku sangat membutuhkan bantuanmu, Daffa Halim.”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
53
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status