Share

Bab 241

Author: Benjamin
last update Last Updated: 2024-09-24 18:00:01
Daffa mendengar seseorang mengerang di luar, jadi dia melihat ke luar dan mendapati Leo terkapar di tanah, berlumuran darah lagi. Ini bukanlah sesuatu yang dia kira. Dia menaikkan alis dan bertatapan dengan tatapan Leo yang dipenuhi oleh kebencian. Dia menghela napas.

Bakrie menatapnya dengan mata yang tersenyum. “Kukira kamu akan mengambil nyawanya seperti yang kamu lakukan pada wanita tua itu.”

“Berhenti mencoba menjebakku. Kematian dia tidak ada hubungannya denganku.”

Bakrie menyipitkan matanya. “Bukankah menurutmu itu terdengar aneh?”

Daffa mengangguk, menyangga kepalanya dengan lengannya di jendela. “Memang aneh.” Dia menyilangkan tangannya di lutut dan mengetuk jari-jarinya di sandaran tangan kursinya.

“Kamu tidak perlu mengetesku karena yang akan kamu dapatkan hanyalah kebohongan lainnya.” Dia menggerakkan alisnya dan memejamkan mata, tidak mengatakan apa-apa lagi.

Bakrie mengerutkan dahinya melihat sikapnya itu. Reaksinya tidak seperti yang Bakrie duga, jadi dia tidak tah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 242

    Bakrie mengikuti Daffa. Dia memiliki pendapatnya sendiri mengenai hal ini, tapi dia tidak bisa melakukannya.Di sisi lain, saat Edward mendengar Daffa memanggil namanya, dia melempar Leo ke samping tanpa ragu untuk pergi menghampirinya. Namun, saat dia memunggungi Leo, Leo tiba-tiba menerkamnya dan melingkarkan lengannya pada kaki Edward.Dia mulai melolong, “Aku tahu aku telah membuat banyak kesalahan, tapi kuharap kamu bisa memaafkanku kali ini.”Edward menggoyang-goyangkan kakinya. Leo berpegangan pada kakinya dengan begitu erat sampai aliran darahnya terhambat. Dia menarik napas dalam dan berkata melalui gertakan giginya, “Lepaskan aku atau aku bersumpah aku tidak akan pernah memaafkanmu!”Leo perlahan melepaskannya. Edward bergerak menjauh dan menatapnya sebelum beranjak ke kamar Daffa. Dia disambut oleh pemandangan yang mengejutkan, membuat matanya membelalak—Bakrie sedang memegang tangan Daffa dengan erat dan dia sedang menangis.Itu adalah kebalikan dari kesan dinginnya ya

    Last Updated : 2024-09-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 243

    Aku Tidak BisaDaffa mendengar beberapa suara dari ujung telepon, lalu suara kakeknya yang tegas terdengar. “Beri tahu semua yang kamu ketahui.”Dia tahu dia tidak bisa menyembunyikan apa pun, jadi dia memberi tahu Jauhar semua hal yang telah dia dan Bakrie lihat dan alami. Jauhar terdengar makin suram setelah mendengarkannya.“Jadi, maksudmu kalian tidak bersentuhan dengan siapa pun? Tidak ada yang menyuntikkan apa pun pada kalian atau memaksa memakan sesuatu? Namun, hal ini tetap terjadi?”Daffa mengusap pelipisnya. “Iya, Kakek. Aku telah berusaha sebisa mungkin untuk mengingat setiap detail, tapi aku tidak mengingat apa pun yang tampak aneh.”“Baiklah.” Jauhar mematikan telepon. Daffa meletakkan ponselnya dan menatap Edward. “Obat yang kamu teliti—bagaimana cara pemakaiannya?”Edward bertatapan dengannya. “Ada beberapa cara. Bisa diminum, disentuh, atau bahkan dihirup.”“Kapan hilang ingatannya dimulai?”“Saat obatnya mulai bekerja. Itulah mengapa obatnya tidak diproduksi—ka

    Last Updated : 2024-09-25
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 244

    Eksperimen Tidak Etis“Namun, saya tidak memiliki uang, tempat untuk pergi, teman, ataupun keluarga. Tidak ada yang bisa saya mintai tolong,” lanjut Edward.“Saya menelusuri jalanan selama tiga hari, begitu kelaparan dan kedinginan sampai saya ingin meminta bantuan dari profesor saya. Namun, saat saya tiba di rumahnya, saya menyadari pintunya terkunci dan tampaknya tidak ada siapa pun yang meninggali rumah itu dalam waktu yang lama. Saya bertanya-tanya ke sekitar, tapi seorang tetangga tiba-tiba memanggil nama saya dan menyerahkan kunci rumah profesor saya. Saya bertanya pada mereka apa yang telah terjadi pada profesor saya, tapi tidak pernah mendapatkan jawaban apa-apa. Jadi, saya tinggal di rumah profesor saya selama tiga tahun sambil mencarinya. Para pihak berwenang baru mengungkap kebenarannya saat saya hampir putus asa.”Dia berhenti sejenak untuk bernapas sebelum menambahkan, “Ternyata, profesor saya mencoba mencari saya dan menemukan eksperimen tidak etis perusahaan itu dalam

    Last Updated : 2024-09-25
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 245

    Sambil berbicara, Daffa mengarahkan pandangannya pada Bakrie. “Dia adalah anggota kepolisian yang hebat. Sayangnya, karena dia berasal dari Keluarga Halim, lebih mudah bagiku untuk mendapatkan informasi pribadinya daripada kamu ataupun anggota kepolisian lainnya.”Banyak ekspresi terkejut, ragu, tidak percaya, dan panik memutari mata Mulyono. Perasaannya yang kacau sangat berbeda dengan ekspresi Daffa yang datar.Helaan napas panjang keluar dari bibir Daffa. “Melihat bahwa dia adalah seorang Halim, aku tidak akan meneruskan masalah ini lagi. Meski begitu, aku ingin kepolisian mengetahui ini—mustahil bagi kalian untuk menyalahkan kematian wanita tua itu padaku. Lagi pula, jika aku mau, aku bisa dengan mudah membunuh seseorang.”Dengan begitu, Daffa mengetuk meja di hadapannya, memberi perintah, “Briana, kamu bisa membawa mereka pergi sekarang.”Briana muncul saat itu juga. Tatapannya yang setajam belati menusuk Mulyono. Dia lalu mengisyaratkan ke arah pintu. “Lewat sini.”Mulyono t

    Last Updated : 2024-09-25
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 246

    Erin melihat sebuah pesan muncul di layar laptopnya. Di dalamnya, Daffa menjelaskan situasinya saat ini, membuatnya mengerutkan dahi.Dia menatap Briana, menyiagakan, “Tuan Halim sepertinya sedang dalam masalah. Aku tidak yakin apakah dia akan mengalami cedera fisik akibat situasi yang tidak terduga ini.”Saat Briana mendengar kalimat pertamanya, dia menyingkirkan peta yang sedang dia pegang dan bangkit berdiri untuk pergi. Dia baru mendengar kalimat terakhir saat sudah berdiri di pintu. Karena itu, dia berhenti untuk berkata, “Aku memiliki beberapa keraguan.”Erin tersenyum, mengangguk. “Aku mengerti apa yang membuatmu kebingungan, tapi kamu tidak akan merasa begitu setelah membaca keseluruhan dari apa yang Tuan Halim kirimkan pada kita.”Ketenangan Erin meringankan kecemasan Briana saat itu juga. Dia berpikir, “Di antara semua orang yang kukenal, tidak ada yang lebih memedulikan Daffa daripada Erin. Jadi, jika dia tenang, itu berarti Daffa tidak sedang dalam bahaya sungguhan.”B

    Last Updated : 2024-09-26
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 247

    Daffa meletakkan tangannya di sakunya, memandang rendah Bilgi dan meludah. Tanpa berpikir panjang, dia melayangkan kakinya pada perut pria itu, lalu kembali berjalan ke sofa.Bilgi berbaring di lantai. Dia kesulitan menolehkan kepalanya pada Daffa sebelum batuk darah. Barulah saat itu suara seraknya terdengar. “Sepertinya kamu tidak terlalu cerdas, jadi aku akan menghukummu sekarang!”Dia menolehkan kepalanya untuk menghadap kumpulan pria dengan berbagai setelan jas formal di belakangnya. Mereka menatapnya dengan tatapan kosong, membuat napasnya berpacu. Dia menghantamkan kedua telapak tangannya ke lantai, memaksakan dirinya untuk bangkit dari lantai.“Kenapa kalian tidak melakukan apa-apa?” geramnya dengan lantang pada mereka, ludahnya berceceran ke mana-mana seraya dia menunjuk pada Daffa.“Apakah kalian lupa siapa bos yang menghidupi kalian? Aku sekarang memerintahkan kalian semua untuk mematahkan kaki lelaki mainan ini! Mari kita lihat bagaimana dia akan menggunakan tubuhnya un

    Last Updated : 2024-09-26
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 248

    Daffa menatap arlojinya sebelum dengan tenang berkata, “Pestanya akan dimulai dalam empat jam. Kita tidak punya waktu untuk meladeni pria ini lagi. Berdasarkan apa yang dia katakan, penjaga keamanan hotel sedang dalam perjalanan. Kita akan biarkan mereka memutuskan siapa yang harus dipercaya saat mereka tiba.”Erin mengangguk, lalu menepuk tangannya.Staf yang menunggu di luar kamar hotel dan memegangi nampan segera memasuki ruangan. Mereka berdiri dengan rapi di hadapan Daffa, sedikit membungkuk supaya Daffa bisa melihat apa yang ada di atas nampan mereka.Bilgi baru hendak berteriak pada mereka, tapi menutup mulutnya rapat-rapat saat dia melihat sikap para staf itu. Dia tahu perlakuan staf terhadap Daffa di luar gapaiannya, bahkan dengan kekayaannya saat ini.Dugaannya makin meyakinkan saat dia melihat apa yang ada di nampan para staf itu. Mulutnya menganga lebar, membuatnya tidak bisa berkata-kata.Sementara itu, perhatian Daffa tertuju pada nampan-nampan itu.Erin juga memper

    Last Updated : 2024-09-26
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 249

    Mata Bilgi dipenuhi oleh kepercayaan diri. “Daffa Halim, kamu mungkin memiliki kekayaan yang tidak terhitung, tapi ini adalah Kota Almiron! Di sini, kekayaan Keluarga Halim tidak bisa bersanding dengan kekayaan Keluarga Ganendra!”Daffa mengerutkan dahinya, tidak mengatakan sepatah kata pun karena dia merasa bahwa dia tidak perlu mengkonfirmasi ataupun membantah pernyataan Bilgi.Beberapa saat yang panjang berlalu, tapi Bilgi tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Kepercayaan dirinya meningkat pesat karena Daffa tidak bereaksi maupun terus memberikan tekanan pada tubuhnya. Dia mengangkat dagunya, dengan bangga berkata, “Jadi, tidak penting sebesar apa kekayaan keluargamu karena kamu harus menghargai peraturannya di sini! Lalu, aku bekerja untuk Keluarga Ganendra. Aku telah melayani mereka dalam waktu yang lama, jadi kamu harus menunjukkan rasa hormat padaku untuk memastikan keamananmu di kota ini.”Dia begitu percaya diri sampai dia melupakan kehadiran Kate sepenuhnya.Kate mengangkat

    Last Updated : 2024-09-27

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 493

    Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 492

    “Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku

DMCA.com Protection Status