Semua Bab Istri Yang Kau Sia-siakan Ternyata Wanita Terhormat : Bab 61 - Bab 70

103 Bab

Arti sebuah Sahabat

Sesampainya Heri dan Lia di kantor polisi, mereka disambut oleh petugas yang siap membantu. Heri segera bertanya tentang keberadaan Sandra dan Dewi, tetapi petugas tersebut mengatakan bahwa keduanya masih berada di ruangan penyelidikan. Petugas meminta mereka untuk menunggu di ruang tunggu sementara proses penyelidikan berlangsung. Heri dan Lia duduk di ruang tunggu, dengan Heri yang tampak gelisah sementara Lia mencoba untuk tetap tenang dan bersabar. Dua jam telah berlalu namun Sandra dan Dewi tak kunjung keluar dari ruangan penyelidikan membuat Lia merasa jenuh. "Ternyata lama juga ya, Bang?" ujar Lia yang sudah merasa bosan. Sedangkan Heri sejak tadi mondar-mandir tak tenang. "Iya, mungkin mereka susah saat diinterogasi," balas Heri. Entah kenapa dirinya merasa begitu cemas seakan-akan ada gejolak emosi yang merasuki dirinya padahal ia sama sekali tak mau su'udzon dengan Sandra. Hati dan pikirannya benar-benar sedang bertolak belakang. Tak lama kemudian Sandra dan Dewi bese
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-16
Baca selengkapnya

Jangan ya dek ya. Jangan!

Heri dan Lia duduk di hadapan penyidik, meja kayu besar di antara mereka. Ruangan itu terasa sunyi, hanya terdengar suara detak jam dinding yang berdetak pelan. Lia memegang tangan Heri erat, memberikan dukungan agar suaminya tetap tenang.Penyidik, seorang pria paruh baya dengan rambut yang mulai memutih, membuka berkas di depannya dan mengangkat wajahnya untuk menatap pasangan itu. "Selamat sore Bapak dan Ibu, silakan duduk. Apa ada yang bisa kami bantu?"Heri dan Lia mengangguk pelan, mereka duduk di kursi di hadapan petugas tersebut. "Sore juga, Pak. Kami ingin tahu lebih banyak tentang korban bernama Wijayanti Ratnasari. Bolehkah saya mengetahui identitasnya lebih lengkap?" tanya Heri, suaranya bergetar sedikit.Penyidik menatap Heri dan Lia penuh tanya, "Apakah Anda keluarga korban?"Heri menatap penyidik dengan mata penuh determinasi. "Perkenalkan, saya Heri Sugiarto. Almarhumah istri saya bernama Wijayanti Ratnasari dan ini Liani, istri saya yang sekarang. Sandra dan Dewi ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-19
Baca selengkapnya

Tragedi Kepanikan di kolam renang

Brug....!!! Lia dan Heri tak sengaja menabrak seseorang. "Eh, maaf. Kami tidak sengaja," ucap Lia. Lelaki dan perempuan yang ada di hadapan Lia itu menatapnya dengan garang, ia khawatir orang itu akan murka dengan hal sepele. "Kalian keluarga Dokter iblis itu?" tanya lelaki muda yang Lia tafsir berumur dua puluh lima tahun. "Bukan," balas Heri dengan datar. Sebab rasa emosinya masih begitu tinggi, ia ingin segera pulang dan menceburkan diri ke dalam kolam agar bisa mendinginkan tubuhnya. Padahal ia tak tahu siapa yang di maksud lelaki muda itu. "Kalau bukan kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya lelaki itu lagi. "Apa urusanmu! Ayo, Li, kita pulang," ajak Heri segera menyeret tangan sang istri untuk meninggalkan kantor polisi. Heri melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Lia merasa cemas dan takut. Ia terus melafalkan istighfar, namun Heri seakan tak mau tahu dengan ketakutan sang istri. "Bang, jangan ngebut-ngebut, aku takut," ucap Lia dengan gemetar. Namu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-20
Baca selengkapnya

Jangan melawan arus

Heri dan Lia tersentak kaget mendengar suara Kayla, mereka saling berpandangan dengan panik, mencari cara untuk segera mengatasi situasi yang memalukan ini. "Sayang, tunggu sebentar ya! Papa dan Ibu sedang… ehm, berenang sebentar. Kamu tunggu di luar dulu ya, kan kamu enggak bisa renang," ujar Heri dengan nada setenang mungkin meskipun hatinya berdebar keras. "Tapi kan aku pakai pelampung, Pa. Jadi bisa renang! Aku pengen bisa renang juga," serunya dengan penuh antusiasme, tidak menyadari ketegangan yang dirasakan kedua orang tuanya.Lia menelan ludah, mencoba memikirkan alasan lain. "Iya, tapi Papa dan Ibu lagi latihan gerakan yang... agak sulit. Kamu nanti aja ikut, biar aman," tambah Lia, berusaha keras terdengar meyakinkan.Kayla yang tidak mengerti sepenuhnya apa yang terjadi masih saja protes, "Tapi aku mau ikut berenang, Bu!" katanya sambil melangkah mendekat."Sebentar ya, Kak. Kita ganti baju dulu, habis itu kamu boleh ikut berenang sama Papa dan Ibu," tambah Heri sambil me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya

Tangis pilu putra Lely

Seketika tubuh Heri mematung sejenak, ia meresapi ucapan polisi yang sedang menghubunginya. Menyakinkan dirinya bahwa ia tidaklah sedang bermimpi atau berhalusinasi."Baik, Pak, saya akan segera kesana," ucap Heri. Saat itu juga ia mengakhiri teleponnya."Ada apa, Bang?" tanya Lia sangat penasaran."Le-Lely bunuh diri," balas Heri dengan lirih.Saat itu juga Lia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan, ia tak menyangka hidup wanita itu berakhir tragis."Aku akan segera kesana, dan melihat keadaannya. Bagaimana pun juga dia mantan sahabat Ratna dan aku yang menyeret namanya ke dalam penjara," imbuh Heri. Lia mengangguk setuju."Aku ikut ya, Bang," pinta Lia ikut beranjak turun dari ranjang saat suaminya sudah turun terlebih dulu."Tapi ini udah malam, sebaiknya kamu tidur saja. Kalau anak-anak terbangun dan mencarimu gimana? " tanya Heri."Enggak apa-apa, nanti aku izin sama mbak Eny dulu,""Ya sudah lah."Setelah berganti pakaian sebentar Heri dan Lia keluar kamar dan menuju kama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Nostalgia

Bulan Agustus telah tiba, semua orang di berbagai daerah dan berbagai wilayah Indonesia beramai-ramai merayakan hari kemerdekaan dengan beraneka ragam perlombaan untuk semua kalangan di mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu hingga anak-anak. Bulan Agustus memang selalu menjadi momen yang penuh semangat di Indonesia. Setiap sudut negeri, dari kota besar hingga pelosok desa, dipenuhi dengan berbagai perlombaan yang meriah untuk merayakan Hari Kemerdekaan. Ada lomba panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, voly, sepak bola, hingga pawai karnaval yang melibatkan semua lapisan masyarakat. Suasana kebersamaan dan cinta tanah air sangat terasa, membuat perayaan ini menjadi salah satu momen yang paling dinantikan setiap tahunnya."Kalian udah pada tahu belum mulai tanggal sepuluh nanti akan ada berbagai perlombaan hingga sampai tanggal delapan belas loh. Jeng Lia kamu ikut ya," ujar Alifah. Wanita seumuran dengan Lia ini sudah akrab dengannya semenjak sekolah di taman kanak-kanak.Para ibu-ibu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Tumbal Di Hari Kemerdekaan

Tanggal delapan telah tiba, para panitia di kawasan perumahan yang di tempati Heri sedang berkeliling dari rumah ke rumah, mereka meminta donasi untuk memeriahkan suasana kemerdekaan.Seperti saat ini Alifah bersama salah satu pemuda yang bernama Bayu mengunjungi rumah Heri, mereka sedang duduk membicarakan niat kedatangannya. "Baiklah, sebutkan nomer rekeningnya," ujar Heri langsung membuka ponsel saat Alifah sudah selesai mengutarakan niatnya."62775******, itu nomer rekening donasi, Mas Heri," balas Alifah.'Brimo' setelah notif sukses Heri memperlihatkan layarnya pada Alifah dan Bayu."Udah sukses ya," ucap Heri.Alifah dan Bayu seketika tersenyum sumringah saat melihat nominal yang Heri transfer."Oke Mas Heri menyumbang sepuluh juta ya, seperti biasa selalu yang paling banyak. Terima kasih ya, Mas, semoga selalu di murahkan rezekinya, sekarang silakan tanda tangan di sini," balas Bayu. Setelah mencatat nama Heri dan besar nominalnya Bayu menyerahkan buku tersebut pada Heri. Den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-25
Baca selengkapnya

Berbagai Kejutan Datang Silih Berganti

Tiba-tiba ada seseorang yang memeluk tubuh Lia sangat erat, ia bisa merasakan embusan nafas yang kasar itu seolah-olah seorang itu sangat panik."Lia, kamu baik-baik aja kan," ucap Heri. Lelaki itu sangat panik tiada tara. Saat orang-orang menjerit dan histeris, Heri yang ada dibelakang langsung ikut lari ke depan saat ada yang mengatakan kalau soun horeg-nya jatuh dan khawatir kalau-kalau soun itu mengenai istrinya.Orang-orang berbondong-bondong menggotong tubuh Rendi yang terkulai lemas tak berdaya. Pemuda itu memejamkan kedua matanya, kepalanya terlihat memar namun tak berdarah hanya saja luka lecet. Rendi langsung dibawa ke atas sepeda motor bersama dua orang hendak berobat ke klinik. Beruntung pemuda yang bernama Faiz yang berjalan tepat di belakang engkel itu tidak tertimpa soun yang jatuh sebanyak tiga buah. "Darah, la kenapa tangan gue berdarah. Apa ini darahnya Rendi?" tanya Faiz keheranan."Iz, itu darah elo. Tuh tangan elo sobek," balas Reno dengan panik. Pemuda yang ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-26
Baca selengkapnya

Kenyataannya

Semua peserta jalan sehat sudah sampai di garis finish, mereka duduk beristirahat di tempat yang sudah di sediakan sambil minum dan makan jajan sembari menunggu pembagian hadiah kupon sedangkan hadiah lomba akan di bagikan nanti malam setelah pentas seni."Jeng Lia, borong hadiah banyak nih ya. Orang baru malah dapat hadiah paling banyak bikin iri aja," celutak Ely sambil tertawa. "Meski ini hanya buat seseruan sih," imbuhnya."Iya, mana Kayla juga dapat beberapa lagi. Bener kan, Jeng," timpal Sekar.Mereka tertawa sambil mengobrol sekedar untuk menghilangkan penat. "Rezki enggak ada yang tahu, ini termasuk rezki kok," balas Lia dengan santai. Ia akui saat masih kecil hingga tinggal di kampung Teddy dirinya selalu banyak memenangkan lomba meski tidak semua."Iya, deh pasti rezki kamu bagus. Nular-nular," sahut Ely. Suaminya yang seorang manajer di sebuah perusahan itu berharap memiliki usaha besar yang tidak terikat dengan orang lain."Amin," balas Lia dan Sekar bersamaan."Orang gil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-27
Baca selengkapnya

Hal Sepele yang Membuat Hati Istri Senang

Suasana di rumah Rendi terasa sangat berat, hampir seperti udara di dalamnya dipenuhi dengan rasa duka yang tak tertanggungkan. Rendi, seorang siswa kelas 12 SMK swasta, dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul bahkan banyak prestasi yang ia dapatkan. Keaktifannya di organisasi silat Pagar Nusa membuatnya memiliki banyak teman, baik dari kalangan sekolah maupun komunitas silat. Kini, rumah itu dipenuhi oleh pemuda-pemudi yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir, namun kehadiran mereka tidak bisa menghapus kesedihan yang menyelimuti ruangan.Di sudut ruang tamu, Ibu Rendi terduduk lemas, air mata terus mengalir tanpa henti dari matanya yang bengkak. Tangisannya tak pernah berhenti, bahkan suaranya mulai serak karena terlalu banyak menangis. Setiap orang yang mendekatinya hanya bisa merasakan ketidakberdayaan, karena tidak ada kata-kata yang bisa meredakan rasa sakit seorang ibu yang baru saja kehilangan anaknya. Di dekatnya, Nenek Rendi sudah berusaha menenangkan pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status