Beberapa minggu yang lalu, di kampung halaman, suasana tidak jauh lebih baik. Tedy duduk termenung di dalam gubuk kayu sederhana miliknya di sawah. Desir angin sore membawa aroma sawah basah yang biasanya menenangkannya, namun tidak kali ini. Tekanan dari keluarganya semakin membuat hidupnya berat. Utang yang menumpuk, konflik dengan saudara, serta tanggung jawab sebagai anak bungsu yang terus menghantuinya.Pikirannya berkecamuk ketika sang Mamak, memintanya untuk segera membantu melunasi hutang keluarga. Namun, sumber penghasilan di kampung sangat terbatas, dan dia merasa tidak ada jalan keluar.“Aku tidak sanggup lagi, Mak. Semua ini terlalu berat, mau dapat dari mana uang sebanyak itu," gumam Tedy kala itu, suaranya hampir tak terdengar di tengah keheningan sore.Mak Sarmi hanya diam, menatap Tedy dengan sorot mata penuh harap, namun tanpa kata-kata. Bukan Mak Sarmi yang terlilit hutang namun, Surti menantu yang selama ini ia banggakan karena cantik."Kita jual saja separuh sawah
Last Updated : 2024-09-06 Read more