All Chapters of Istri Yang Kau Sia-siakan Ternyata Wanita Terhormat : Chapter 91 - Chapter 100

103 Chapters

Rencana Licik Tedy

Mobil mewah milik Heri memasuki kawasan perumahan kebon agung. Perumahan elit itu tak sembarang orang bisa masuk, sebab orang baru pasti akan di mintai KTP dan data diri oleh satpam penjaga. Orang-orang yang mencurigakan tak diizinkan masuk. Seperti Tedy tak mendapat izin masuk, meski sudah menunjukkan KTP dan berbagai alasan ia tetap tak bisa masuk.Tedy memarkirkan motornya tak jauh dari gerbang perumahan Kebon Agung. Ia mengamati dari kejauhan, melihat bagaimana satpam menjaga gerbang dengan ketat. Ia tahu, tak ada cara mudah untuk masuk ke perumahan elit itu. "Mas, pulang aja lah. Kita enggak bisa masuk, kalau saya di suruh menunggu lama lagi maka bayarannya akan lebih mahal lagi," ujar sopir ojek onlein itu.Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Teddy menyetujui untuk pulang, dan akan memikirkan rencana berikutnya.Sesampai di kosan, bukannya mandi atau bebersih diri Tedy langsung merebahkan tubuhnya memikirkan bagaimana caranya ia bisa masuk ke dalam perumahan itu.Setelah be
last updateLast Updated : 2024-09-14
Read more

Angin Segar di Tengah Kegelisahan

**Angin Segar di Tengah Kegelisahan**Sore itu, Tedy duduk di kursi teras kosnya, menatap layar ponsel dengan penuh fokus. Jarinya terus-menerus menggulir layar aplikasi media sosial berwarna biru, mencari-cari informasi yang menurutnya bisa mengubah nasibnya. Dia mencari kata kunci tentang dukun sakti yang bisa membantunya mendapatkan sesuatu yang ingin ia diraih. Namun, hasil pencariannya nihil. Tak ada petunjuk yang jelas, dan dia mulai merasa frustrasi.Saat Tedy hampir menyerah, telinganya menangkap suara siulan riang dari arah gerbang kos. Dia menoleh dan melihat tetangga kosnya, seorang pria berwajah cerah, baru saja pulang dari luar. Wajah lelaki itu terlihat penuh kebahagiaan.“Eh, kenapa lu keliatan seneng banget, Raf?” tanya Tedy penasaran, sambil menyimpan ponselnya.Pria itu tersenyum lebar dan mendekat. “Gue lagi dapet jackpot, bro! Akhirnya gue bisa dapetin cewek yang selama ini gue pengenin,” balas Rafa.Tedy mengangkat alis, setengah tak percaya. “Maksudnya cewek yang
last updateLast Updated : 2024-09-14
Read more

Siapa Dia?

Tedy terdiam. Pikirannya berkecamuk. Ia tahu permintaan ini bisa mengubah segalanya, dan tidak ada jalan kembali jika ia melangkah terlalu jauh. Namun bayangan Heri, yang selalu mendapatkan apa pun dengan mudah, dan Lia, wanita yang pernah menjadi miliknya, terus menghantui. Dia merasa tak punya pilihan lain."Saya siap, Mbah," kata Tedy akhirnya, meski hatinya masih diliputi kegelisahan.Mbah Marni mengangguk, kemudian mengambil beberapa benda dari balik kain hitam yang menutupi sebuah meja di sampingnya. Sebuah mangkuk kecil dari tanah liat, botol kecil berisi cairan kental berwarna merah, dan beberapa helai bulu hitam. Ia meletakkan benda-benda itu di depan Tedy."Ini bukan sekadar meminta. Mengubah takdir butuh pengorbanan besar. Untuk nyawa Heri, kau akan memberikan sesuatu yang berharga dari hidupmu. Dan untuk membuat Lia jatuh cinta padamu, jiwamu harus terikat pada satu janji yang tak bisa kau cabut," Mbah Marni berbicara dengan nada penuh misteri.Tedy menatap benda-benda itu
last updateLast Updated : 2024-09-14
Read more

Malam Yang Tak Terduga

** Malam yang Tak Terduga**Ketukan pintu yang keras membuat Tedy mengurungkan tidurnya. Malam itu seharusnya menjadi malam biasa baginya, melewati waktu di kamar kos yang sempit dan sepi. Namun, suara ketukan itu tidak memberikan pilihan lain. Ia bangkit dengan rasa kesal yang tak bisa ia tahan."Iya, sebentar!" seru Tedy, suaranya berat karena kantuk. Dengan cepat, ia merapikan sarung yang melilit tubuhnya dan berjalan ke arah pintu.Gerutuannya melayang di udara, "Siapa sih, malam-malam begini bertamu? Dasar enggak tahu waktu."Saat pintu terbuka, Tedy mendapati sesuatu yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Di depannya berdiri seorang wanita dengan kecantikan yang memikat, tersenyum malu-malu, memegang sebuah paper bag. Wanita yang selama ini memenuhi pikirannya, yang sering ia bayangkan akan datang di saat-saat seperti ini."Lia!" ucap Tedy dengan suara bergetar, campuran antara kegembiraan dan keterkejutan.Ia hampir
last updateLast Updated : 2024-09-14
Read more

Semakin Terjerumus

Pagi itu, Tedy terbangun dengan mata yang masih berat. Ia meraba tempat tidur di sebelahnya, mencari sosok Lia yang biasanya selalu ada di sana. Namun, yang ia temukan hanyalah dinginnya kasur tanpa kehadiran Lia. Ia bangkit setengah terhuyung, menatap jam dinding yang menunjukkan pukul satu siang.Tedy bergumam pelan, “Gila, gue ketiduran sampe siang gini.”Tedy menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, mencoba mengingat kejadian semalam. Senyum tipis mengembang di wajahnya. Ia teringat betapa berbeda malam tadi. Lia benar-benar berbeda, begitu liar dan menggairahkan. Bahkan, ia merasa heran pada dirinya sendiri—senjatanya, yang biasanya hanya bertahan sepuluh menit, kini kuat dan bertahan sepanjang malam. Ia keluar lebih dari sekali, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam hidupnya.Tedy tertawa kecil, “Lia emang ganas semalam… tapi kenapa aku bisa sekuat itu, ya?”Tedy mengangkat bahu, tak terlalu memikirkan jawabannya. Baginya, semalam adalah malam yang sempurna. Lia pasti sudah
last updateLast Updated : 2024-09-15
Read more

Teddy Bergaya Sok Bos

Pagi itu, Tedy berdiri di depan cermin di kosannya, memandangi penampilannya yang baru. Lia baru saja membelikannya kemeja putih dan celana panjang hitam yang tampak lebih rapi dari biasanya. Sarapan pun sudah disiapkan oleh Lia dengan penuh perhatian. Tedy merasa seperti raja, yakin bahwa hari ini adalah awal dari sesuatu yang besar.Lia tersenyum sambil membereskan sisa sarapan, “Mas Tedy, udah waktunya kamu ambil alih posisi Heri. Kamu lebih pantas dari dia. Aku yakin kamu bisa.”Tedy tersenyum lebar, merasa puas dengan perkataan Lia. Ia mengangguk, mengikat dasinya dengan gaya yang baru saja diajarkan oleh Lia. Dengan penampilan yang lebih rapi dari biasanya, ia merasa siap menaklukkan dunia. Dalam pikirannya, Heri hanyalah langkah kecil menuju kekuasaan yang lebih besar. "Aku udah siap jadi bos, Li," kata Tedy sambil merapikan kemejanya. "Mulai hari ini, semua orang bakal liat siapa yang lebih pantas," imbuhnya lagi.Dengan percaya diri yang tinggi, Tedy melangkah keluar dari
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Kesaksian

Tedy dengan tangan gemetar meraih ponselnya, bersiap menelepon Lia untuk datang dan mendukungnya di kantor. Ia masih yakin, selama Lia ada di pihaknya, semua akan baik-baik saja. Tapi sebelum sempat menekan nomor, pintu kantor terbuka, dan di sanalah Heri bersama Lia masuk dengan wajah tersenyum.Kehadiran mereka membuat ruangan yang tadinya penuh ketegangan seketika menjadi hening. Heri dan Lia terlihat santai, seolah tidak ada masalah apa pun yang terjadi di antara mereka. Keduanya tampak harmonis, bercakap-cakap ringan sambil berjalan masuk.Heri menatap ke arah Excel dan Pak Budi, lalu bertanya dengan nada heran,“Lagi ada apa ini? Kok ramai?”Excel dan Pak Budi saling pandang sejenak sebelum Pak Budi angkat bicara. “Pak Heri, maaf mengganggu, Tedy ini karyawan OB baru, tadi bikin ulah di kantor. Dia datang dan berani mengancam kami semua. Dia bilang mau mengambil alih posisi Anda dan mengusir kami.”Mendengar penjelasan itu, Heri memandang Tedy dengan wajah terkejut. “Apa? Te
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Menyiapkan Rencana Selanjutnya

Lia tak menghiraukan Tedy, ia segera membuka vidio itu. Di mulai dari ruang depan. Tak lupa Heri juga ikut menonton, Excel, pak Budi dan beberapa karyawan sebisa mungkin ikut mengintip saat mereka berdua mengamati vidio tersebut mereka justru dibuat kaget. Bagaimana tidak, dalam rekaman itu tidak kelihatan seorang wanita, hanya terlihat Tedy yang sedang mendesah dan bergoyang sendirian di ruang tamu. Vidionya terlihat menjijikkan sebab Tedy tak memakai sehelai benang apapun. Mereka berdua menonton sampai selesai tiga vidio itu, namun hanya terlihat Tedy sendirian yang seperti prang kesurupan atau mabuk. Sangat jelas vidio itu tak ada siapapun kecuali Tedy sendirian. Setelah selesai menonton vidio tersebut Heri langsung merebutnya dari tangan sang istri dan melemparnya ke arah Tedy, "Sudah nuduh-nuduh enggak jelas ternyata vidio orang stres lagi birahi. Lihat saja sendiri vidio itu sampai selesai, apa kamu enggak merasa malu! Dasar laki-laki berkelainan bikin orang jijik aja!"Menden
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more

Pertanda di Jalan Raya

Hari mulai beranjak sore ketika Lia dan Heri keluar dari restoran menuju mobil, mereka baru saja mengahadiri sebuah undangan kerja sama. Langit sedikit mendung, dan suasana di dalam mobil terasa tenang. Namun, di sudut lain kota, di sebuah jalan raya dekat lampu merah, Tedy sedang menunggu dengan sabar di bawah pohon pinggir jalan seperti yang diperintahkan oleh Mbah Marni. Pohon bringin yang besar itu sifatnya sangat kuat dan membuat kota terlihat hijau, serta akarnya yang kuat mampu menahan erosi tanah."Jangan khawatir, Ted. Jin yang kuberi tugas akan memastikan Heri celaka. Kamu hanya tinggal menunggu," bisik Mbah Marni melalui sambungan telepon yang sudah disiapkan sejak tadi.Tedy menatap jam di HP-nya. “Saya sudah tidak sabar, Mbah. Lia harus segera jadi milik saya lagi.”Di sisi lain, di dalam mobil Heri, Pak Supri, tiba-tiba merasa tidak nyaman. Keningnya berkerut dan sesekali ia menengok ke kaca spion, seolah sedang mencari sesuatu yang tak terlihat oleh mata.Lia, yang dud
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Kembali ke Rumah

Mobil Heri akhirnya berhenti di halaman rumah mereka. Lampu-lampu di luar rumah menyala terang, seolah menjadi satu-satunya tanda kehangatan di tengah ketegangan yang masih menyelimuti pikiran mereka. Lia dan Heri keluar dari mobil dengan tubuh yang masih bergetar, terutama Lia, yang merasa seolah napasnya belum benar-benar kembali normal."Alhamdulillah, kita selamat," gumam Lia pelan sambil menutup pintu mobil dengan tangan gemetar. Dia menatap Heri dengan mata penuh kecemasan. Wajahnya masih pucat setelah kejadian mencekam yang baru saja mereka alami.Heri diam beberapa saat, mencoba mengatur napasnya yang masih memburu. “Ya Allah, tadi itu... aku benar-benar tidak bisa berpikir. Kalau saja kita terlambat sedikit, untung saja Pak Supri sangat sigap...” ucapnya, suaranya serak.Lia mengangguk, lalu menatap rumah mereka. “Aku... aku masih merasa ada yang tidak beres. Tadi itu bukan hanya kecelakaan biasa, Bang.. ada sesuatu yang lebih dari itu.”
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status