All Chapters of Istri Yang Kau Sia-siakan Ternyata Wanita Terhormat : Chapter 41 - Chapter 50

103 Chapters

Suami limited edition.

Pov Nur CahyaniMbak Lia menatap kami penuh tanya namun aku hanya diam tanpa mau membuka suara. Aku sudah terlanjur kesal dengan Mamak namun masih berharap bisa tinggal lebih lama bersama Mbak Lia."Ini lo Nur belum ingin pulang tapi Bapak sama Mamaknya maksa untuk pulang," sahut Bu Salma."Oalah gitu. Ya udah Nur di sini aja, pulang bareng Ibuk dan Bapak kan juga enggak apa-apa. Atau mau pulang kapan aja juga enggak apa-apa biar nanti di antar Pak supir," balas Mas Heri menatapku. Aku menatapnya penuh harap karena hal itu memang yang ku inginkan."Mamak, boleh ya. Boleh lah." Aku kembali memelas pada Mamak berharap ia akan kasihan dan akhirnya mengizinkan."Tapi, Nur...." Mamak masih nampak ragu."Mak, disini aku juga mau ngonten dengan suasana yang berbeda. Followers ku pasti akan lebih suka dengan konten dan suasana baru. Ini juga bisa membantu meningkatkan engagement di media sosialku, Mak. Lagipula, aku akan tetap berhati-hati dan mengikuti semua aturan di keluarga Mas Heri kok.
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Keberkahan Rumah Tangga

Pov LiaSamar-samar terdengar suara adzan subuh berkumandang dari masjid terdekat, aku segera membuka mata. Tak ku sangka tidur ini sangat nyenyak karena berada di pelukan suamiku, meski baru satu minggu kami menikah dan belum melakukan hal yang intim tetapi aku bisa merasakan sentuhan hangat Heri.Aku tersenyum, dengan pelan-pelan ku singkirkan tangan Heri yang melingkar di perutku. Aku beranjak dari tempat tidur dengan hati-hati agar tidak membangunkan Heri. Aku mengambil air wudhu dan segera menunaikan shalat subuh. Setelah selesai, aku duduk sejenak di atas sajadah, merenungi perjalananku selama ini. Tidak pernah terbayang sebelumnya aku akan menikah dengan Heri, teman masa kecilku yang sudah lama tidak berjumpa.Aku berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Ternyata sudah ada mbok Nah yang sedang sibuk memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci."Pagi, Bi," sapaku kepada wanita yang ku tafsir berusia lima puluh tahun itu."Pagi juga, Bu. Udah bangun ya," balasnya sembari te
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Ipar Adalah Maut

Aku benar-benar bingung menyematkan panggilan manis untuk suamiku. Kini aku beralih menatap Heri dan menanyainya, "Her, kamu mau di panggil apa?"Heri menatapku sekilas, lalu kembali melanjutkan sarapannya. "Terserah!"Benar-benar jawaban yang singkat, padat, dan membuatku kesal. Kata terserah adalah kata yang paling tak ku sukai.Aku mendesah, menahan kesal. "Terserah itu bukan pilihan, Her," gumamku setengah bercanda, meski dalam hati tetap merasa jengkel.Heri mengangkat bahu, tampaknya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. "Ya sudah, panggil apa saja yang kamu suka," katanya sambil menyesap kopinya.Aku berpikir sejenak. Panggilan apa yang bisa membuatku senang memanggilnya dan membuatnya merasa dihargai? Sesuatu yang tidak terlalu berlebihan tapi tetap manis.Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekat dan teriakan yang sudah ku hapal, "Hai, semua selamat pagi. Maaf, aku bangunnya kesiangan."Nur dan Shaka muncul, mereka langsung duduk di kursi kosong. Benar-benar tuh
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Mereka akan menyesal

POV Nur Cahyani Hari ini aku benar-benar sangat bahagia, bagaimana tidak bahagia kalau seharian aku dimanjakan dengan bersenang-senang dan berlibur yang belum pernah ku lakukan. Selain itu aku juga berbelanja banyak, lumayan kan nanti bisa jadi bahan endors. Mas Heri benar-benar baik, sungguh pria idaman. Aku berharap Tuhan menyisakan lelaki di dunia ini satu saja untukku yang sepertinya.Setelah puas berbelanja, kami memutuskan untuk makan di restoran yang cukup mewah. Suasana di sana nyaman dan makanannya tidak mengecewakan. Sambil menikmati hidangan penutup, Mas Heri mengajak Mbak Lia berbicara tentang hari esok."Li, besok kan aku udah kerja lagi. Besok kamu dianterin Pak Mulyo untuk mendaftarkan sekolahnya Shaka sama Kayla. Maaf, aku enggak bisa menemani," ujar Mas Heri."Iya, Her, enggak apa-apa. Makasih ya," balas Mbak Lia."Makasih? Untuk?" Mas Heri menatap Mbak Lia, tatapan matanya begitu teduh dan menggetarkan jiwa, terasa adem."Makasih untuk semuanya, kamu udah baik bange
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Awas Baper!!

POV AuthorSetelah keluar dari kamar Nur, Lia segera masuk ke dalam kamarnya yang ada di lantai dua. Ia hendak menyusul sang suami yang sudah menunggunya sejak tadi.Kriet...!!Bunyi pintu terdengar saat Lia membuka pintu kamarnya. Di dalam, nampak Heri yang duduk di atas ranjang sembari menghadap laptop. Ia menatap sekilas ke arah Lia dan bertanya, "Udah selesai, Li?""Udah, Her, ku kira kamu sudah tidur," ujar Lia. Ia hendak duduk di depan meja rias."Belum, aku masih ngecek laporan yang masuk dari perusahaan ku," balas Heri. Ia kembali sibuk menghadap laptopnya."Mau ku bikinin kopi?" Lia mengurungkan niatnya untuk membersihkan wajah yang sudah menjadi kebiasaannya setelah berpisah dengan Tedy."Aku enggak suka kopi, tapi kalau kamu enggak keberatan buatin susu, boleh kok," balas Heri."Boleh," balas Lia. Ia segera keluar dari kamar hendak menuju dapur. Keadaan rumah juga sudah sepi karena penghuni rumah sudah masuk ke dalam kamar masing-masing. Saat ini waktu menunjukan jam sebe
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

Kecanduan

Pagi harinya Heri terbangun lebih awal, pertama kali yang ia lihat saat membuka mata adalah wajah cantik Lia yang masih ada di dalam pelukannya sembari memeluk dirinya. Heri tersenyum, ia tak langsung bergerak tetapi, memainkan anak rambut sang istri sembari bergumam, "Aku tak menyangka, gadis kecil yang hitam dan dijuluki bau eek kambing kini menjelma menjadi wanita cantik dan tangguh. Bahkan dirinya sekarang menjadi istriku dan tidur dalam pelukanku."Karena gerakan Heri yang tak henti membuat tidur Lia terganggu, ia mengerjap dan perlahan membuka mata."Her-ri?" ucap Lia sedikit terkejut. Ia berusaha menjauhkan dirinya dari tubuh Heri, namun dengan cepat sang suami memeluknya erat."Good morning, Li," sapa Heri lalu mencium kening sang istri dengan lembut.Lia tersenyum malu-malu kucing, "Morning too, Heri." Lia bergerak ia ingin bangun dan segera membuka selimut, namun kedua matanya langsung melotot saat melihat tubuhnya tidak memakai apa-apa. Ia segera menutup kembali tubuhnya
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Aku Datang Melamarmu

*Hati-hati jangan suka main kode-kodean. Salah tiga kali langsung diblokir.*____________"Cie, cie, pada keramas pagi-pagi nih, seger banget eak....!" seru Nur menggoda saat melihat sang kakak menuruni tangga bersama suaminya.Pak Sugi dan Bu Salma hanya senyum-senyum sendiri menanggapi celotehan Nur, berbeda dengan Lia dan Heri yang salah tingkah."Emang kenapa kalau keramas pagi? Kamu kalau mau mandi dan keramas pagi enggak ada yang ngelarang kok," ujar Lia dengan wajah sedikit memerah."Halah, sudah deh, gak usah ditanya. Pasti semalem udah pada mimpi basah semua tuh, makanya bangun kesiangan," goda Nur lagi, sambil tertawa kecil."Kamu ini, Nur! Jangan gitu ahh, lihat tuh wajah Mbakmu udah kayak kepiting di rebus," tegur Bu Salma dengan lembut tapi tegas. "Ayo, sarapan dulu, sudah disiapkan di meja."Lia dan Heri segera mengalihkan perhatian mereka ke meja makan, mencoba menghilangkan rasa malu. Sementara itu, Nur masih tersenyum-senyum sendiri, merasa puas dengan keusilannya pag
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Dijodohkan

Excel tak menyangka ternyata yang membuka pintu bukanlah sosok seorang ibu-ibu melainkan seorang gadis yang ia taksir berumur belasan tahun. Tanpa sadar kedua matanya membulat tak berkedip menyaksikan pemandangan di depannya, gadis dengan tampilan sederhana membuka pintu dan menyapanya. Di kota besar biasanya ia akan selalu bertemu dengan gadis yang menor atau pun dandan seperti biduan, tetapi kali ini yang ia lihat gadis berkulit kuning langsat, beralis asli tanpa coretan pensil, bibirnya terdapat lipstik tipis dan pipinya tanpa blouse on.Sedangkan Nur merasa bingung sebab ada lelaki asing yang tiba-tiba datang ingin bertemu dengannya. Ia menatap Excel dari atas hingga bawah, menyaksikan lelaki berkulit putih, tinggi, tegap, tampan, mata sipit dan berhidung mancung, apalagi bola matanya yang berwarna kebiru-biruan. Dirinya merasa tak mengenali lelaki tersebut."Cari saya, ada perlu apa?" tanya Nur lagi. Ia menatap lelaki di depannya dari atas hingga bawah."Melamarmu," balas Excel t
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Dasar Pelakor

"Li, kamu udah selesai apa belum urusannya. Kalau udah selesai mampir dulu ke salon Safira, perawatan lah disana. Ajak juga Nur, minta pak Supri mengantarkan, dia udah tahu tempatnya. Uangnya akan aku transfer ke rekening kamu." Begitulah pesan masuk ke WhatsApp Lia dari sang suami.Lia menatap pesan itu dengan perasaan campur aduk, namun lebih didominasi oleh kebahagiaan. Senyum lebar terlihat di wajahnya dan Nur berteriak antusias karena terlalu senang. Tak lama kemudian, ada notifikasi masuk dari m-banking menunjukkan uang masuk sebesar lima belas juta rupiah. Shaka dan Kayla, yang menyaksikan kegembiraan Lia dan Nur, tampak bingung."Eheem...!!" Pak Supri berdehem, menarik perhatian Lia dan Nur."Maaf, Pak, kita cari tempat makan dulu ya. Setelah itu antar kami ke salon Safira, Pak Supri sudah tahu tempatnya kan?" tanya Lia mengambil alih situasi.Pak Supri mengangguk, "Ya, saya tahu tempatnya, Bu. Mari kita berangkat sekarang."Pak Supri melajukan mobil menuju sebuah restoran ter
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Pengakuan Heri

*Berjalanlah, jangan berlari. Karena hidup adalah tentang perjalanan, bukan pelarian.*_____"Dasar pelakor! Wanita murahan kayak elo wajib diberi pelajaran," ucap wanita modis itu.Nur beranjak berdiri dan tak terima kakaknya di perlakukan seperti itu."Punya mata enggak elo, enak aja ngatain saudara gue pelakor. Emang elo kenal siapa kita?!" bentak Nur berusaha melepaskan kan jambakan wanita berambut pirang itu. "Diam elo anak ingusan! Saudara elo udah ngerebut Heri dari gue!! Dan sampai kapan pun gue enggak bakal ikhlas, kalau elo enggak mau ninggalin Heri, siap-siap kalian akan ku buat menderita," ancam wanita itu dengan tatapan tajam.Nur dan Lia terkejut saat mendengar pengakuan wanita yang tak mereka ketahui namanya. Lia meringis kesakitan karena jambakan itu terasa sangat kuat seakan-akan rambutnya ingin lepas dari kulit kepala."Merebut Mas Heri?" Apa maksud elo?" Nur tak paham. Karena yang ia tahu istri Heri yang sebelumnya sudah almarhum.Wanita modis itu tertawa sinis. "J
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status