Semua Bab Istri Yang Kau Sia-siakan Ternyata Wanita Terhormat : Bab 31 - Bab 40

103 Bab

Bersyukur

Siang harinya tepat jam satu siang aku membawa kedua anakku untuk mengunjungi wisata yang ada di kecamatan. Wisata Geoprak namanya, di sana ada kolam renang, main bola, dan wahana laiiny. Aku bersama Kayla membawa motor sendiri sedangkan Shaka membonceng Nur, Buliknya.Mereka terlihat begitu semangat, untuk mengunjungi Geoprak. Suara riuh tawa anak-anak terdengar sepanjang perjalanan, membuat hatiku ikut bahagia.Sesampainya di Geoprak, Kayla dan Shaka langsung berlari menuju kolam renang. "Ibu, ayo cepat! Kita mau berenang!" teriak Kayla penuh antusias.Nur dan aku membantu mereka berganti baju renang. Tidak lama kemudian, Kayla dan Shaka sudah bermain air dengan riang, cipratan air dan tawa mereka memenuhi udara.Setelah puas berenang, kami melanjutkan ke area bermain bola. Shaka tampak sangat menikmati tendangan demi tendangan, sementara Kayla berlari-lari mengejar bola dengan semangat."Seru sekali di sini, Bu!" kata Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

Hari H

Rumah Bapak sudah penuh dengan persiapan. Dua ekor kambing sudah siap di korbankan. Tetangga dan kerabat mulai berdatangan, membawa baskom. Biasanya itu berisi beras, gula, mie, atau lainnya sesuai keikhlasan mereka. Para kerabat akan membantu masak buat makan bersama dan doa bersama untuk Shaka.Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan mulai terasa di halaman rumah.Tepat jam delapan pagi, aku dan Bapak bersiap-siap mengantar Shaka ke dokter khitan. Shaka tampak cemas namun berusaha tetap tenang. Kami semua masuk ke dalam mobil, dengan Lek Agus yang mengemudi. Perjalanan menuju klinik dimulai, dengan suasana hati yang campur aduk."Bagaimana perasaanmu, Shaka?" tanyaku sambil menoleh ke belakang, melihat Shaka yang duduk di kursi belakang bersama Bapak dan Nur. Sedangkan Kayla duduk di pangkuanku.Shaka tersenyum kecut, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya. "Sedikit tegang, Bu. Tapi aku sudah siap."Bapak yang duduk di sampingnya mencoba menenangkan Shaka. "Jangan khawatir, Shaka. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

Kenyataan

"Astaghfirullah!" Aku membekap mulutku, tak percaya. Di dalam foto itu ada Mas Tedy yang sedang memeluk mesra Mbak Sutri dari belakang. Bahkan Mas Tedy terlihat mencumbu leher Mbak Sutri, aku tak bisa memastikan keberadaan mereka dimana. Mbak Sutri tersenyum menatap kamera, satu tangannya nampak menggenggam rambut Mas Tedy dan sudah ku pastikan kalau tangan satunya memegang hp, meski wajah lelaki itu tak menghadap kamera tetapi aku hafal betul bentuk dan ciri khas mantan suamiku. Pemandangan itu membuatku kecewa, marah, dan menduga Mas Tedy selingkuh dengan si Sutri.Aku membalas status Mbak Sutri, "Kalian mesra sekali, apa kalian selingkuh?"Pesan itu langsung terkirim dan centang dua. Tak menunggu lama, pesanku langsung dibuka Mbak Sutri dengan tanda centang berubah warna biru.Profil Mbak Sutri sedang mengetik. Tak lama kemudian ada balasan yang membuat darahku mendidih. Mbak Sutri blak-blakan mengakui perselingkuhannya dengan Mas Tedy b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

Kebebasan yang Berharga

"Ya sudah, yang penting kalian sehat dan bahagia," kata Mas Tedy akhirnya.Kami melanjutkan langkah menuju ruang sidang. Aku bisa merasakan tatapan keluarga mantan suamiku yang masih tertuju pada kami, namun aku memilih untuk fokus ke depan. Sesampainya di dalam ruang sidang, kami duduk di tempat yang telah ditentukan. Keluargaku duduk di barisan pendukung, memberikan semangat yang tak ternilai harganya. Hari ini, aku siap untuk menghadapi apapun yang terjadi dan melangkah ke depan dengan harapan baru.Di dalam gedung pengadilan, suasana lebih formal dan serius. Aku segera menuju ruang sidang yang sudah ditentukan. Keluargaku duduk di kursi yang disediakan untuk penonton, sementara aku mengambil tempat di depan, bersiap menghadapi sidang terakhir ini.Saat hakim memasuki ruangan, semua berdiri sejenak sebelum dipersilakan duduk kembali. Sidang dimulai, dan aku merasa seluruh perasaan campur aduk. Namun, dengan dukungan keluargaku dan keyakinan dalam diriku, aku tahu bahwa apapun hasil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

Akhirnya Sah

Pov HeriSesuai kesepakatan awal, setelah Lia sah menjanda aku akan segera menikahinya. Hari ini ia sudah dirias oleh MUA terbaik yang ku sewa. Pernikahan di adakan di Jakarta tepatnya di hotel bintang lima, dua hari yang lalu Lia dan keluarganya berangkat dari kampung dan mereka tiba kemarin siang. Mereka semua menginap di hotel tepat acara pernikahan kami di gelar, semua biaya tentu saja aku yang menanggung.Ijab qobul ku ucapkan dengan satu kali tarikan napas. Saat sang penghulu mengucapkan kata sah para pengunjung membalas dengan kalimat hamdalah. Kini akhirnya aku sah menjadi imam Lia, teman kecilku.Suasana semakin lengkap saat aku melihat Lia yang berjalan diapit oleh Ibuku dan Ibunya. Lia nampak anggun dengan balutan kebaya berwarna emas yang dihiasi dengan sulaman bunga-bunga yang indah. Senyumnya yang manis menambah kesan elegan pada penampilannya. Rambut Lia disanggul rapi dengan riasan bunga melati yang menghiasi sanggulnya, menambah kesan tradisional dan anggun pada penam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

Malam Pertama

Aku hanya bisa mematung dan tak percaya saat tiba-tiba Heri memberi ciuman pada bibirku. Ciuman itu terasa hangat dan lembut, walau hanya sebentar namun aku bisa menikmati bahkan darahku rasanya berdesir halus.Heri menyudahi ciumannya dan mengusap bibirku dengan jarinya, ia tersenyum simpul menatapku. Meski aku gugup namun aku juga bisa melihat dengan jelas wajah Heri yang sama gugupnya."Kamu mau ganti baju duluan?" tanya Heri."Hah, a-apa?" Aku yang gugup justru melontarkan pertanyaan padahal dengan jelas aku mendengar perkataan Heri. Duh kenapa pertanyaan Heri membuat jantungku berulah sih."Kamu mau ganti baju dan bersih-bersih badan duluan, atau aku dulu," ulang Heri. Aku benar-benar canggung berada di situasi seperti ini, "Emm, kamu duluan aja deh, Her." Aku benar-benar tak bisa melakukan hal pribadi di kamar orang lain, meski pun Heri sudah sah menjadi suamiku namun aku belum terbiasa. Pernikahan kedua ini terasa seperti pernikahan pertama padahal kami sudah sama-sama pernah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

Hari pertama menjadi nyonya Heri

*Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu.*______Aku keluar dari kamar mandi sudah memakai baju tidur, saat keluar terlihat Heri menoleh ia menatapku tanpa berkedip. Aku terdiam sejenak, merasa canggung dengan tatapan Heri yang begitu intens. "Ada apa, Her? Apa ada yang aneh denganku?" tanyaku dengan suara pelan, mencoba memecah keheningan.Heri menggelengkan kepala sedikit, seolah baru tersadar dari lamunannya. "Nggak apa-apa," jawabnya singkat, tetapi tatapannya masih belum lepas dariku.Aku merasa pipiku memerah. "Kamu kok menatapku begitu?" tanyaku lagi, setengah bercanda untuk mengurangi rasa canggung.Heri akhirnya tersenyum tipis, meski matanya masih menunjukkan sesuatu yang tak biasa. "Kamu terlihat berbeda malam ini," katanya pelan.Aku tersenyum balik, meski masih penasaran dengan perubahan sikapnya. "Maksudmu?"Heri menggeleng lagi, kali ini dengan senyum yang lebih jelas. "Nggak ada. Cuma...
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Menyesal setelah kehilangan

POV Tedy Malam ini aku sangat gelisah memikirkan Lia yang menikah lagi. Aku tak menyangka secepat itu dirinya menerima pinangan lelaki lain, apa dia benar-benar sudah melupakanku? Padahal, baru beberapa bulan lalu kami berpisah.Setiap sudut kamarku terasa sesak oleh kenangan-kenangan bersamanya. Aku mencoba menenangkan diri, tetapi bayangan wajahnya terus mengganggu pikiranku. Aku ingat saat-saat kami tertawa bersama, berbagi mimpi dan harapan. Semua itu kini terasa seperti ilusi yang rapuh.Aku bertanya-tanya, apakah aku terlalu mudah dilupakan? Apakah semua yang kami lalui bersama tidak berarti baginya? Ataukah aku yang terlalu sulit melepaskan? Rasanya seperti ada lubang besar dalam hatiku yang tidak bisa diisi oleh apa pun.Ku rebahkan tubuh di ranjang, mencoba mencari kenyamanan. Namun, bayangan Lia yang berbahagia dengan pria lain terus menghantui pikiranku. Mungkin, sudah saatnya aku menerima kenyataan bahwa kami memang bukan ditakdirkan untuk bersama. Meskipun berat, aku har
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

Kecelek

Pov Author*Jika kamu tidak menyerah, berarti kamu masih memiliki kesempatan. Menyerah adalah kegagalan terbesar.*_____Tepat jam tiga sore Sutri berkumpul di gazebo bersama Ibu-Ibu arisan lainnya. Saat arisan berkumpul mereka ada yang membawa mangga, timun, bengkoang, pepaya, bumbu serta cobeknya, mereka akan menggelar menu rujaan. Tak ketinggalan ada yang membawa es teh dan cemilan gorengan.Sambil menunggu yang lain datang mereka mengupas buah, membuat bumbu, dan memotong buah-buahan. Hari ini Surti membawa es teh berjumlah sepuluh cup, padahal Ibu-ibu yang lain sudah menyarankan untuk membuat teh satu teko biar hemat. Namanya juga Surti ia lebih memilih praktis tanpa ribet, akhirnya ia membeli es teh tiga ribuan per cup."Waah nggak salah tah, ini si Lia beneran? Eh, Sur, apa Lia udah nikah lagi?" Wanti, berambut panjang warna coklat sejak tadi hanya bermain hp sesekali ia memvidio dan membagikannya di sosial media sebagai vidio reels."Enggak tahu," balas Sutri acuh. Ia masih ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-10
Baca selengkapnya

Permintaan Nur

POV Author *Belajarlah dari bulu ketek, walaupun selalu terhimpit, tapi tetap tegar bertahan dan tetap tumbuh.*_____"B4ngs4* Lo, ngapain pakai dorong-dorong segala. Kalau enggak ngerasa enggak usah b4c*t! Hidup numpang aja belagu! Mau gue sebarin aib elo yang suka mer4mpas itu! Hah!" Utami menantang Sutri, ia mendorong balik wanita berambut smoting tetapi sudah mulai kriting itu. Jiwa singanya meronta-ronta tak terima di perlakukan seperti orang rendahan.Kedua mata Sutri sudah memerah menahan air mata, ia tak menyangka kejadian ini akan menimpanya di hadapan banyak orang. Perasaannya campur aduk antara malu, sedih, dan marah. Ia berdiri kaku, mencoba menenangkan diri, tapi rasanya semakin sulit mengendalikan emosi. Tepat di depannya, orang-orang mulai berbisik, menambah beban di hatinya. Sutri tak menyangka Utami yang ia kira kalem ternyata memiliki jiwa bar-bar."Napa diam aja elo, takut! Nangis aja sana, dasar cengeng! Munafik elo!" Utami terus mengatai Sutri dengan kalimat kasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status