Home / Pernikahan / Dibuang Suami Dinikahi Sultan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Dibuang Suami Dinikahi Sultan: Chapter 71 - Chapter 80

115 Chapters

Bab 71

 Namun, sebagai pria dia tidak ingin disakiti oleh wanita yang sama sebanyak dua kali. Meski rasa cintanya ke Senja masih ada, tapi Biru memilih untuk menguburnya perlahan. Untuk apa mencintai wanita yang bisa menyukai dua orang pria sekaligus.Sementara Senja sendiri, dia sadar bahwa dirinya hanya anak angkat yang seharusnya tahu diri bukannya serakah. Keserakahan hanya akan mendatangkan kehancuran, sama seperti apa yang terjadi padanya sekarang. Ia masih bisa dibilang beruntung karena Nic hanya mengirimnya ke luar negeri.Mendapati Senja tak mau bangun juga, Biru pun mendekat dan menarik ke dua lengan gadis itu. Senja sendiri tak berani mendongakkan kepala untuk memandang Biru, dia malu.“Aku datang berniat menemui kak Ega untuk meminta bantuan untuk membujuk kakak memaafkanku, tapi jika aku melakukannya bukankah kakak pasti akan semakin membenciku karena tidak tulus?” “Senja!”“Entah kakak mau mem
Read more

Bab 72

Beruntung, Rafa sedikit bodoh sampai tidak menyadari bahwa yang di depannya bukanlah Biru. Pria itu meminta maaf dan menundukkan pandangan. Sedangkan Nona sendiri langsung meremas tangan Segara, dan pria itu malah menggenggamnya erat. Nona melotot, dia menoleh dengan tatapan menusuk sambil menarik tangannya agar Segara mau melepaskan. Meskipun tetap saja terjadi tarik menarik karena Segara tak mau melepas begitu saja.“Pak Biru, tolong pikirkan lagi! Saya pasti akan memperbaiki kesalahan yang sudah saya buat.”“Memperbaiki? Artinya kamu mengaku kalau benar-benar salah,”cibir Segara.Rafa yang mati langkah hanya bisa mengepalkan tangan, dia sadar posisinya saat ini sangat tidak menguntungkan, jika sampai dia melayangkan protes, bisa jadi Segara yang dia anggap Biru ini malah akan semakin menekannya.“Berikan saya kesempatan lagi!” Pinta Rafa dengan mimik memelas, bukannya membuat simpati dia malah semakin me
Read more

Bab 73

 Malam harinya, Nona dibuat repot merapikan tumpukan baju yang baru saja dia beli dan dicuci kering di jasa laundry. Beberapa baju yang kusut hendak dia setrika di belakang tadi, tapi mbok Munah melarang.“Non sekarang sudah menjadi nyonya di sini, bagaimana bisa mau setrika baju sendiri, kalau sampai kulit Non kena setrika, kami bisa kehilangan pekerjaan karena Tuan Ega pasti akan langsung memecat kami.”Nona memajukan bibir mengingat larangan mbok Munah padanya tadi, dia menata beberapa baju tidur dan juga lingerie yang dipilihnya sendiri. Nona seketika malu melihat baju kekurangan bahan itu, dia bahkan menjatuhkannya dari tumpukan karena bahannya bisa terbilang licin.Nona menggaruk telinga, dia hampir memungut baju itu tapi sebuah tangan lebih dulu meraihnya. Nona masih membungkuk menyadari Segara sudah selesai mandi, aroma sabun yang menguar dari tubuh suaminya itu bahkan bisa dia cium dengan sangat jelas. Nona menelan saliva, dia y
Read more

Bab 74

 Senja menunduk, dia cukup merasa bersalah dan beruntung Nic mau memaafkannya setelah apa yang terjadi. Senja juga berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh sehingga bisa membalas kebaikan Nic dan Mina yang selama ini sudah dengan tulus merawatnya.“Lalu, apa kamu akan berangkat sebelum menghadiri pesta kami? Tunda dulu!”Permintaan Segara ke Senja membuat semua orang yang mendengar heran, begitu juga Nona yang merasa aneh, bukankah seharusnya biarkan saja Senja pergi, bagaimana kalau gadis itu malah mengacaukan pesta nanti.“Tidak Kak, aku sudah membeli tiket.”“Reschedule saja,”ucap Mina dengan semangat. Jujur, dia masih ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan putrinya itu. “Kamu bisa terbang dari Bali, bagaimana?”Mina melihat keraguan di mata Senja, dia menoleh Nic yang sejak Senja pulang selalu memasang muka datar, tapi kali ini Nic setuju, Senja boleh menghadiri pesta Segara d
Read more

Bab 75

Nona menggeleng dengan senyuman lebar, dia cukup dibuat tak percaya saat Mina memberitahu kalau hewan yang paling ditakuti Segara adalah capung.“Kenapa bisa? Dia memang aneh,”ucap Nona.“Karena aku dan papanya dulu sering menakut-nakuti, kalau dia masih suka ngompol, maka kami akan mencarikan capung untu menggigit pusernya,”jawab Mina.Nona tak percaya mendengar hal ini, dia bisa tertawa terbahak-bahak tanpa rasa malu.Sebagai bentuk ucapan terima kasih sudah memberitahu rahasia kelam sang suami, dengan penuh perhatian Nona menuangkan minuman ke gelas ibu-ibu itu. Padahal dia bukan sang tuan rumah.“Apa ada lagi kelakuan mas Ega yang lucu?” Tanya Nona. Mendengar aib sang suami benar-benar menjadi hiburan tersendiri baginya.“Banyak! Sini duduk dan akan aku ceritakan!”Segara sendiri bingung, dia keluar dari kamar mandi dan tak mendapati keberadaan Nona di sana. Tidak ada tanda-tanda ada
Read more

Bab 76

Biru merasa kasihan ke Senja, tapi dia juga tidak ingin terluka lagi untuk ke dua kalinya.Biru melangkah naik, hingga Senja sadar ada orang yang berjalan di belakangnya lalu menoleh.“Kak Biru,”panggil Senja.“Apa kamu sudah berkemas? Kapan kamu akan pergi?” Tanya Biru yang tak tahu Senja akan menghadiri private party Segara dan Nona lebih dulu."Dia tidak akan pergi, karena aku memintanya datang di private party di Bali."Kini giliran Biru yang menoleh ke arah belakang. Dia agaknya tak suka mendapati Segara membela Senja. Hal ini seolah menunjukkan kepadanya bahwa pantas saja Senja bisa mendua, karena Segara pun sejatinya masih memerhatikan adik angkatnya itu. "Oh... Kamu mengundangnya?" Biru menjawab dengan santai, dia tak bicara lagi dan memilih berlalu menuju kamar. Senja sendiri hanya bisa pasrah menyaksikan Biru yang benar-benar tak mau lagi berbaikan dengannya. Di sisi lain Segara tak sadar,
Read more

Bab 77

Nona kaget, dia tak menyangka pria dingin dan sombong seperti si raja tega bisa juga berlagak seperti anak kecil."Kalau kamu tidak mau memaafkan aku, aku akan mogok makan!" Ancam Segara.Nona memulas senyum tipis sebagai bentuk akhir drama cemburu dan ngambeknya. Namun, dia juga merasa mengerjai Segara tak pernah semenyenangkan ini. Dengan tanpa beban Nona berkata kalau Segara boleh saja mogok makan, dan dia akan mogok memberi jatah ranjang."Silahkan mogok makan tapi jangan minta jatah ranjang!""Apa?"Nona melenggang tanpa beban menuju kasur, dia merebah dan kembali dengan kegiatannya melihat video yang dikirimkan oleh anggota geng sultini blok kamboja, berbeda dengan saat masih muda dulu yang sedikit gesrek. Sekarang mereka lebih waras dan bahkan tetangga Mina yang bernama Bianca itu mengirim video motivasi pernikahan.Nona memiringkan badan ke samping untuk membelakangi Segara. Dia sibuk melihat video itu tanpa suara, Segara sendiri pen
Read more

Bab 78

 "Saya mau minta izin keluar sebentar, saya mau mengajak pacar saya makan siang," jawab Emir malu-malu. "Cih... Aku tidak yakin kamu punya pacar, pacarmu benar-benar perempuan 'kan? Atau jangan-jangan mahkluk jadi-jadian?"Emir membuang napas kasar, dia seperti sedang meredam emosi sebelum berkata ke Segara. "Pacar saya wanita tulen pak, dia bukan kuyang atau babi ngepet."Segara menahan tawanya mendengar jawaban Emir, dia tahu sekretarisnya kini sedang sebal, dari pada membuat Emir semakin emosi jiwa, Segara pun mengizinkan pria itu bergegas pergi. "Terima kasih, Pak. Anda memang sangat baik hati dan tidak sombong." Emir tersenyum lebar, dia pergi setelah mendapat izin, meninggalkan Segara sendirian di ruangan. Setelah pintu tertutup Segara baru sadar kalau dirinya juga butuh makan siang. Jangan sampai tipesnya kambuh karena telat makan atau Nona akan berubah menjadi reog memarahinya. Segara melirik jam di pergelanga
Read more

Bab 79

Segara menyingkirkan piring makan dan mulai mengamati apa yang istrinya lakukan. Nona perlahan membuka kotak itu, bahkan meminjam gunting dari penjaga kantin. Ia penuh keyakinan membuka, berpikir bahwa isinya tidak mungkin hal-hal yang membahayakan. Namun, dugaan Nona keliru. Ia menutup kembali kotak itu lalu mundur ke belakang karena kaget. "Apa? Apa isinya?" Tanya Segara dengan wajah panik karena Nona tampak ketakutan. Pria itu berdiri untuk mengecek, tapi Nona melarangnya. "Jangan buka!""Kenapa?""Isinya mengerikan," kata Nona. Segara yang menyadari wajah Nona berubah pucat pun tak menurut. Ia tetap membuka kotak itu dan terperangah. "Siapa yang mengirim barang seperti ini untukmu?" gumamnya. Ia memanggil OB yang kebetulan sedang mengepel lantai di dekat sana, memintanya membuang barang itu ke tempat sampah. Setelah membuka kotak itu, Nona kehilangan nafsu makan, dia berjalan kembali ke r
Read more

Bab 80

 Nona pun terkejut mendengar jawaban Segara, mungkinkan Senja benar-benar bisa bersikap sekejam itu. Emir juga tidak kalah terkejutnya dengan Nona, karena dia selama ini hanya tahu jika Senja adalah wanita yang lembut dan sopan.Segara langsung menarik pria itu untuk ikut, Nona dan Emir sama-sama takut jika Segara murka dan membuat keributan di rumah orangtuanya.**Begitu sampai di rumah Mina. Nona menatap mobil abu-abu dengan plat nomor yang disebutkan kurir tadi. Tidak mungkin itu sebuah kebetulan atau karangan, karena yang disebutkan pria itu cocok dengan plat nomor mobil milik Senja.Nona sendiri benar-benar tidak menyangka jika yang menerornya adalah Senja, hal ini membuat Nona berpikir kenapa bisa sebenci itu Senja kepadanya.Segara langsung masuk rumah mencari keberadaan Senja, sedangkan Emir menahan pria yang bersama mereka agar tidak kabur.“Ada apa ini, Ga?” tanya Mina yang keheranan karena Segara datang d
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status